PERANAN TIM MEDIS DALAM OLAHRAGA PRESTASI Oleh : dr. Junaidi, SpKO
peranan tim medis sangat penting olahraga prestasi Tim medis disini berperan dalam ; a) Menjaga kesehatan atlet b) Evaluasi kesehatan atlet sebelum sesi latihan c) Conditioning d) Pendidikan kesehatan e) Pencegahan cedera, pengobatan f) Rehabilitasi medik. Tim medis untuk olahraga harus didukung berbagai jenis profesi kesehatan
Organisasi Tim medis dalam olahraga prestasi terdiri dari : Dokter Dokter gigi Physioterapist Masase terapis Paramedic Sport nutrisionist Sport Psychologist
Physical trainer Exercise Physiologist Podiatrist Strength dan conditioning Specialist. Asisten dokter Atletic trainer Ahli biomekanika Pelatih Pekerja sosial
Peran tim medis dibagi dalam tiga fase, yaitu : Fase prakompetisi Fase kompetisi Fase post kompetisi
Fase Prakompetisi Pemeriksaan kesehatan awal ( Pre Participation Examination) Pemeriksaan kesehatan tahunan (annual medical examination).
Pemeriksaan kesehatan awal (ppe) Dilakukan pada waktu atlit partama kali akan masuk kedalam tim Pemeriksaan kesehatan meliputi : a) Tinggi dan berat badan, dilakukan oleh pelatih. b) Pemeriksaan visus dan tanda vital, dilakukan oleh paramedic. c) Riwayat penyakit dahulu,.pemeriksaan fisik umum, dilakukan oleh dokter d) Pengukuran anthropometri dan lemak tubuh dilakukan oleh sport nutrisionist. e) Pemeriksaan ortopedik yang dilakukan oleh dokter spesialis ortopedi, spesialist olahraga atau spesialis rehabilitasi medik.
f) Pemeriksaan fleksibility dan strength, dilakukan oleh physioterapist. g) Pemeriksaan laboratorium darah rutin dan urine lengkap, pemeriksaan laboratorium kimia darah (HBsag, anti HAV, anti HCV, glukosa, ureum/creatinin oleh dokter spesialist patologi klinik. h) Pemeriksaan rontgen thorax oleh dokter spesialist radiologi, dan bagi atlet tinju yang mempunyai riwayat trauma kepala, perlu pemeriksaan EEG atau MRI i) Pemeriksaan resting EKG oleh Physiologist dan dokter j) Pemeriksaan Speed, agility, power, balance, dan endurance, dilakukan oleh pelatih.
Fase Kompetisi Menghadapi cedera yang masih belum sembuh selama masa fase pra kompetisi. Menghadapi lingkungan tempat pertandingan: cuaca dingin, dan cuaca panas. Cuaca dingin dapat menyebabkan frostbite Cuaca panas dapat menyebabkan Heat stroke.
Pada atlet yang baru sembuh dari cedera, sistem muskuloskeletal rentan t trauma. Physioterapis harus mengkoreksi kelemahan – kelemahan sistem muskuloskeletal Masase terapis mempersiapkan sistem tubuh menghadapi beban yang berat.
Pada waktu tim sedang bertanding cedera dapat terjadi: Luka lecet luka tajam Fraktur Dislokasi Sprain Strain trauma kepala serangan jantung
Setiap kejadian dilapangan, dokter segera mendiagnosa dan mengobatinya. Penanganan selanjut diserahkan kepada physioterapis dan masase terapis. Physioterapis harus mahir melakukan manual terapinya. Pemasangan taping dan bandage tidak jarang diperlukan. RICE adalah satu – satu penanganan cedera akut dilapangan.
Perlengkapan tim medis yang harus disiapkan adalah; a) Tas dokter. - Alat untuk diagnosa. Termometer Stetoskop Tensimeter Otoskop/Opthalmoskop Senter kecil
- Obat-obatan. Analgesic/antipiretik tablet Analgesic/antipiretik injeksi NSAID/COX2-inhibitors tablet Adrenalin injeksi Tablet Antasida, anti emetik, antibiotika, antihistamin, hypnotik/sedativ, antitusive, throat-lozenges, antidiare Antiasma inhalasi Salep antibiotika, kortikosteroid, antiinflamatory. Obat tetes mata, tetes telinga.
- Es Disposable ice-pack, reuseable ice-pack, cryocuff for knee & ankle injury. - Alat operasi. Minor Surgery kits.
- Peralatan Oral airway, splints, triangular sling bandage, tounge depressors. Rigid sports tape, hypoallergenic tape, elastic sportstape, compression bandage. Adhesive felt, adhesive foam. Skin care pad Adhesive spray, coolant spray. Finger splint, cervical collar, steril gloves, masker. Suncream, massage oil. Intravenous fluid & infusion needles.
Fase Post Kompetisi Tim medis harus menangani cedera, baik cedera akut , atau cedera kronik. Perbedaan penanganan cedera pada atlet dengan bukan atlet, adalah waktu penanganan Penanganan cedera yang tepat dan cepat , deficit fungsional yang sudah terjadi dapat segera dikoreksi. Rehabilitasi yang tepat dapat mengembalikan fungsi system musculoskeletal dengan sempurna,
Tujuan dari rehabilitasi dapat dibagi dalam; Menetapkan diagnose yang tepat Meminimalisir efek local yang merugikan pada cedera akut. Mempercepat terjadinya penyembuhan Mempertahankan fitness level Mengembalikan fungsi normal system musculoskeletal.
Factor yang harus dipertimbangkan oleh tim medis : tim medis harus mampu mengambil keputusan, kapan seorang atlet yang telah mengalami cedera dapat kembali berbertanding Factor yang harus dipertimbangkan oleh tim medis : 1) Kondisi atlet sebelum, seperti ; keadaan kesehatan jantung dan system musculoskeletal sudah diperiksa, dan dinyatakan sudah baik Seluruh factor predisposisi terjadinya cedera sudah dikoreksi. Tingkat kompetisi memang memungkin untuk atlet kembali bertanding.
2) Kondisi selama pertandingan; Diagnosa sudah tepat. keadaan atlet tidak bertambah buruk selama pertandingan. Cedera yang dialami oleh atlet tidak memberi efek negative pada atlet yang lain.
3) Kondisi setelah pertandingan. Semua fungsi yang terganggu akibat cedera segera dipulihkan. Psikologis atlet harus segera dipulihkan. Di Indonesia, tim medis yang seminat dalam bidang kesehatan olahraga terhimpun dalam PPKORI