Bab 10: Biaya Modal (Cost of Capital) Pengertian biaya modal Biaya modal merupakan tingkat pendapatan minimum yang disyaratkan pemilik modal. Dari sudut pandang perusahaan yang memperoleh dana, tingkat pendapatan yang disyratkan tersebut merupakan biaya atas dana yang diperoleh perusahaan. Macam biaya modal: komponen biaya modal (Component cost of capital) biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital)
Component Cost of Capital Biaya modal saham biasa (cost of common stock) atau sering disingkat (ke), dapat dihitung dengan beberapa pendekatan: Pendekatan pendapatan investasi bebas risiko ditambah premi risiko ke = Rf + premi risiko - Pendekatan Capital Asset Pricing Model (CAPM) ke = Rf + βi {E(Rm) – Rf } ke = biaya modal saham biasa Rf = pendapatan investasi bebas risiko E(Rm) = pendapatan pasar yang diharapkan βi = risiko sistematis saham i - Pendekatan dividen a. Jika dividen diasumsikan tetap: D D Po = ------ atau ke = -------- ke Po
Po = harga saham perdana b. jika dividen diharapkan tumbuh dengan tingkat yang konstan sebesar g D1 D1 Po = ----------- atau ke = ---------- + g ke – g Po Po = harga saham perdana ke = tingkat pendpatan yang diharapkan g = tingkat pertumbuhan dividen dan ke lebih besar dari g c. Jika tingkat pertumbuhan dividen tidak tetap 3 Do(1+g1)t 6 D3(1+g2)t ~ D7(1+g3)t Po = Σ ------------ + Σ ------------- + Σ ------------- t=1 (1+ke)t t=4 (1+ke)t t=6 (1+ke)t g1 = pertumbuhan dividen tahun 1 s/d 3 g2 = pertumbuhan dividen tahun 4 s/d 6 g3 = pertumbuhan dividen tahun 7 dan seterusnya
Biaya Modal Penerbitan Saham Biasa Baru Dalam proses penerbitan saham biasa baru, perusahaan harus menanggung biaya emisi (flotation costs / f ), sehingga harga bersih saham yang diterima perusahaan menjadi: D1 Net proseeds = Po (1 – f) = ------------ atau ke – g ke = ---------------- + g atau Po( 1 – f ) D1/Po ke = ------------ + g ( 1 – f ) Dividen yield ke = ------------------- + g (1 – f)
Biaya Modal Utang (cost of debt) Biaya modal utang (kd) dapat dihitung dengan rumus: n It + Pt Po = Σ ---------------- t=1 (1 + kd )t Po = harga jual surat utang pada saat diterbitkan n = jangka waktu jatuh tempo It = besarnya bunga yang dibayarkan pada periode t Pt = Nilai pelunasan pokok utang pada periode t kd = biaya modal utang sebelum pajak kd* = kd ( 1 – t ) kd* = biaya modal utang setelah pajak
Jika obligasi dijual tidak sama dengan nilai nominal dapat terjadi premi atau diskonto Besarnya biaya modal setelah pajak dapat dihitung dengan rumus: (1- T) { It + 1/n (P – P0) } kd* = ---------------------------------- ½ ( P + P0 ) P = Nilai nominal obligasi P0 = Harga jual obligasi n = Umur obligasi It = Biaya bunga atau kupon obligasi T = tarif pajak
Biaya Modal Saham Istimewa (Cost of preferred stock) Biaya modal saham istimewa (kp) dapat dihitung dengan rumus : D kp = --------- x 100% P0 P0 = harga jual saham istimewa D = dividen saham istimewa Biaya modal laba ditahan (kr), besarnya dianggap sama dengan biaya modal saham biasa yang telah beredar
Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang (Weighted average cost of capital) atau disingkat WACC e d p WACC = ---------- (ke) + ---------- (kd*) + --------- (kp) e+d+p e+d+p e+d+p e = jumlah modal saham biasa d = jumlah utang p = jumlah modal saham istimewa ke = biaya modal saham biasa kd* = biaya modal utang setelah pajak kp = biaya modal saham istimewa
Marginal Cost of Capital (MCC) Perusahaan yang telah menentukan struktur modal optimal, misalnya terdiri dari: 30% utang, 10% saham preferen dan 60% saham biasa, agar struktur modalnya tetap bisa dipertahankan, maka setiap tambahan dana baru yang diperoleh sebesar Rp 1 (marginal), harus terdiri dari 30 sen utang, 10 sen saham istimewa, dan 60 sen saham biasa. Jika component cost of capital-nya tetap, maka biaya modal rata-rata tertimbangnya akan tetap sama.
Break, or Jumps, in The MCC Schedule Besarnya biaya modal rata-rata tertimbang tidak akan bisa tetap dipertahankan, jika kebutuhan dana perusahaan dalam satu periode tertentu semakin besar, karena component cost of capital juga akan mengalami peningkatan, sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran. Permasalahannya adalah kapan terjadi perubahan WACC ?
Contoh: Anggap perusahaan merencanakan investasi sebasar Rp 100 juta. Kebutuhan dana tersebut akan dibiayai dengan utang 30%, saham istimewa 10% dan modal sendiri 60%. Modal sendiri dapat dipenuhi dari dua sumber,yaitu laba ditahan dan penerbitan saham biasa baru. Biaya utang setelah pajak 6%, saham istimewa 10% dan laba ditahan 15% Jika modal sendiri dipenuhi dari sumber laba ditahan, maka WACC = 0,3 (6%) + 0,1(10%) + 0,6 (15%) = 11,8%
WACC dengan menerbitkan saham baru menjadi: Jika laba ditahan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dana modal sendiri, maka perusahan akan menerbitkan saham baru dengan biaya 16%. WACC dengan menerbitkan saham baru menjadi: WACC = 0,3 (6%) + 0,1 ( 10%) + 0,6 (16%) = 12,4% Dengan demikian akan terjadi peningkatan WACC dari 11,8 % menjadi 12,4% Permasalahannya, berapa jumlah dana baru yang dapat diperoleh perusahaan, sebelum melebihi laba ditahan yang dimiliki perusahaan dan memaksa perusahaan menerbitkan saham biasa baru?
Anggap perusahaan memperoleh laba sebesar Rp 20 juta, dan perusahaan menetapkan kebijakan membayar dividen sebesar 40% atau (Rp 8 juta), dan laba ditahan sebesar 60% atau (Rp 12 juta). Berapa banyak jumlah dana baru yang terdiri dari utang, saham istimewa dan laba ditahan Rp 12 juta yang bisa diperoleh sebelum jumlah laba ditahan terlampaui dan memaksa perusahaan menerbitkan saham biasa baru (break point)? Misalkan jumlah dana baru sebesar Rp X, dan 0,6(RpX) = laba ditahan = Rp 12 juta, maka X dapat dihitung: Retained earning Rp 12 juta Break point = X = ---------------------- = --------------- Equity fraction 0,6 = Rp 20 juta
Total dana yang dapat diperoleh perusahaan sebelum terjadi peningkatan WACC adalah sebesar Rp 20 juta, yang terdiri dari : - Utang baru (0,30) Rp 20 juta = Rp 6 juta - Saham istimewa (0,10) Rp 20 juta = Rp 2 juta - Laba ditahan (0,60) Rp 20 juta = Rp 12 juta ------------------ Rp 20 juta Jika kebutuhan dana perusahaan lebih besar dari Rp 20 juta, maka 60%-nya harus berupa modal sendiri yang diperoleh dari penerbitan saham baru dengan biaya modal sebesar 16%, sehingga WACC akan meningkat menjadi 12,4%.
Marginal cost of capital schedules MCC Schedule WACC(%) WACC2 = 12,4% WACC1 = 11,8% MCC New capital Point where RE are used up = Rp 12 juta
Combining the MCC and IOS schedule to determining the optimal capital budget Percent New capital raised and invested during the year 14 13 12 11 IOS MCC A = 14% B =13,5% C= 13% D = 11,2% WACC1 = 11,8% WACC2 = 12,4 25 50 75 100
SOAL :1 PT WIDYA, memiliki struktur modal sebgai berikut: - Utang bank Rp 20 juta - Saham istimewa Rp 30 juta - Saham biasa Rp 35 juta - Laba ditahan Rp 15 juta Utang bank mensyaratkan perusahaan membayar bunga sebesar Rp 4 juta tiap tahun dan jatuh tempo 5 tahun yang akan datang. Saham istimewa memiliki nilai nominal Rp 1.000 dijual dengan harga Rp 2.000 per saham dan dividen sebesar Rp 500 per saham. Saham biasa dengan nominal Rp 1.000 memiliki nilai beta (β) 2,0 , pendapatan investasi bebas risiko (Rf) 10% dan pendapatan pasar (Rm) 20%. Laba ditahan biaya modalnya dianggap sama dengan saham biasa. Pajak pendapatan perusahaan sebesar 20%. Pertanyaan: Berapa biaya modal masing-masing sumber dana tersebut? b. Berapa biaya modal rata-rata tertimbang perusahaan WIDYA?
Soal:2 - Utang Rp 30 juta - Saham biasa Rp 30 juta -------------- Pada 1 Januari 2008, nilai pasar perusahaan BENCANA, sebesar Rp 60 juta. Pada tahun 2008 perusahaan merencanakan untuk melakukan investasi pada proyek baru senilai Rp 30 juta. Struktur modal perusahaan sebagaimana disajikan berikut ini dipertimabangkan sebagai struktur modal yang optimal: - Utang Rp 30 juta - Saham biasa Rp 30 juta -------------- Total Rp 60 juta Utang perusahaan berupa utang obligasi dengan kupon 8% dan dijual dengan harga sama dengan nominal. Saham biasa sekarang dijual dengan harga Rp 300 per saham dan hasil penjualan bersih yang diterima peusahaan Rp 270 per saham. Tingkat keuntungan yang disyaratkan pemegang saham 12 %, terdiri dari dividend yield 4% dan pertumbuhan dividen yang tetap sebesar 8%. Laba ditahan pada tahun ini diperkirakan sebesar Rp 3 juta dan tarif pajak perusahaan 40%. Untuk mempertahankan struktur modal yang sekarang, berapa banyak investasi baru yang harus didanai dengan modal sendiri ? Barapa banyak modal sendiri baru yang harus diperoleh dari sumber internal dan eksternal ? Berapa biaya modal masing-masing sumber modal sendiri tersebut ? Berapa batas jumlah investasi, yang akan menaikan WACC perusahaan ? Berapa WACC perusahaan jika: 1) dibiayai dengan laba ditahan ? dan 2) dibiayai dengan saham biasa baru ?