SISTIMATIKA AL-QUR’AN Terdiri dari dua bagian: A. Ayat. Secara etimologi bermakna: mu’jizat (QS. 2/211), alamat/tanda (QS. 2/248), ibrah (QS. 2/248), menakjubkan (QS. 23/50), bukti/ petunjuk (QS. 30/22). Secara terminologi bermakna: sekumpulan lafaz yang memiliki permulaan dan akhiran yang terhimpun dalam sebuah surat dalam al-Qur’an.
SISTIMATIKA AYAT Ulama sepakat menyatakan bahwa sistimatika ayat-ayat al-Qur’an adalah bersifat Tauqifi: yakni berdasarkan petunjuk Nabi SAW dan Nabi tentu melalui petunjuk Tuhan. Alasanya karena setiap tahun sekali Malaikat Jibril datang kepada Nabi SAW untuk mentadarus ulang hafalan Nabi sekaligus memberi petunjuk susunan ayat-ayatnya. Banyak hadis yang menjelaskan tentang hal itu: Nabi sering membaca al-Baqarah, Ali Imran dan an-Nisa dalam sholat jum’at.
B. Surat. Secara etimologi bermakna: tempat pemberhentian, kemuliaan, bangunan yang tinggi, indah, tanda, tulang bangunan tembok. Secara terminologi bermakna: sekumpulan ayat-ayat al-Qur’an yang berdiri sendiri dan memiliki pembuka dan penutup. Surat2 al-Qur’an diklasifikan menjadi 4: at-tiwal (surat yang panjang),al-mi’un (terdiri dari 100 ayat lebih), al-matsani (ayatnya kurang dari 100 ayat), al-mufashshal (surat2 pendek).
SISTIMATIKA SURAT Ada tiga pendapat: Tauqifi: yakni berdasarkan petunjuk Nabi SAW. Alasannya karena: 1) adanya kesepakatan sahabat untuk menerima mushaf Usmani, 2) adanya hadis yang menjelaskan bahwa Nabi yang menentukan urutannya. (Ibnu Hajar dll) Ijtihadi: yakni berdasarkan ijtihad sahabat. Alasannya karena: 1) adanya perbedaan mushaf Usmani dengan mushaf para sahabat, 2) adanya ijtihad tim kodifikasi dalam menentukan urutan surat al-anfal dan at-taubah masuk ke dalam kelompok at-tiwal dan tidak dipisah dengan basmalah. Tauqifi dan Ijtihadi. Alasannya seperti yang di atas.
Contoh hadis: Bersumber dari Usman: Nabi berkata: telah datang Jibril padaku dan memerintahkan agar aku meletakkan ayat ini di tempat anu dari surat ini, kemudian Nabi membaca QS Nahl ayat 90. Bersumber dari Umar: Nabi pernah berkata: tidak cukup bagimu ayat yang turun pada musim panas yang terdapat di akhir QS Nisa. Banyak hadis lain yang menjelaskannya. Nabi sering membaca QS Sajadah dan Dahr setiap subuh hari jum’at.
Perbedaan jumlah ayat terjadi karena berkaitan dengan persoalan waqaf dan washal. Basmalah dalam setiap surat adalah tauqifi. Pemberian nama-nama surat adalah tauqifi dan ijtihadi Hikmah al-harf al-muqaththa’ah: sebagai tantangan (tidak ada artinya, Nasafi), dan daya tarik tersendiri bagi mukhattab (al-Qasimi). Ada yang menafsirkan dengan asmaul husna (Syaltut), Al-Qur’an turun dalam bahasa Arab, karena: Nabi orang Arab dan sasaran dakwah yang pertama adalah bangsa Arab.