FARMAKOLOGI NEUROMUSKULOSKELETAL

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Tentang Mineral Gizi tielumphd.
Advertisements

SK & SD Standar Kompetensi Memahami penyakit parkinson
Farmakologi Sistem Saraf Otonom
Pendahuluan Interaksi obat adalah perubahan efek suatu obat akibat pemakaian obat lain (interaksi obat-obat) atau oleh makanan, obat tradisional dan senyawa.
H E A R T F A I L U R E. My Heart………………… Heart Failure : tjd apabila cardiac output tdk mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh, walaupun.
OBAT OTONOM Laboratorium Farmakologi
SISTIM SYARAF.
Interaksi obat Buku teks yang dapat dipelajari : 1. Hansten, P.D, J.R. Horn, Drug Interactions Monograph Ivan Stockley, Drug Interaction, 5th.
Antidiabetika Obat antidiabetik digunakan untuk mengontrol diabetes melitus. DM : suatu penyakit dimana terjadi kegagalan total atau parsial dari sel beta.
Tiga dari hal2 yg ada dibawah ini terdapat pd klien
ASSALAMU ALAIKUM WW. 1.
PENYAKIT PARKINSON.
II. MEKANISME KERJA OBAT A. FASE/NASIB OBAT DALAM TUBUH 1
OBAT DAN NASIB OBAT DALAM TUBUH
SISTEM SARAF IX / I Standart Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
Kelompok 8 Idham Ilhami Gumilar Rani Sri Yulianti Regina Bilqis
ADRENOCORTICOSTEROID
FARMAKOLOGI MOLEKULER
OLEH: Rina Yuniarti, S.Farm, Apt.
Parasimpatomimetik / Kolinergik Simpatomimetik / Adrenegik
Migrain.
FARMAKOLOGI.
PATOFISIOLOGI DIABETES MELITUS
FASE FARMASETIK FASE FARMAKOKINETIK FASE FARMAKODINAMIK
Session 4 Obat dan Sistem Saraf Tujuan Instruksional :
Oleh : FERRYANSYAH ILHAM SYAH MELISSA MANDATASARI.
Tekanan Darah (TD,Tensi)
HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS OBAT KARDIOVASKULAR
HUBUNGAN STRUKTUR – AKTIVITAS SENYAWA STIMULAN SISTEM SARAF PUSAT
MAHMUDDIN & MARIO LAURENZA MD
FARMAKOLOGI MOLEKULER
ANTI EMESIS Tim Farmakologi Jurusan Farmasi Poltekkes Makassar.
Antimetic Nausea Vomiting Pregnancy

Ninis Indriani,M.Kep., Ns.Sp.Kep.An
Parasimpatomimetik / Kolinergik Simpatomimetik / Adrenegik
Rahmatini Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
FARMAKOTERAPI PADA LANSIA
SK & SD Standar Kompetensi Memahami penyakit parkinson
Demam Tifoid Eggi Arguni.
PERINTANG GANGLION DISUSUN OLEH : KELOMPOK V FANI NOVITA FIRDA ARISNA
PENYAKIT PARKINSON.
Pengantar Farmakologi: Farmakodinamik
HIPNOTIK SEDATIF.
KELOMPOK 1 : AZHARUDDIN AGUSRIYANTI
PENYAKIT HIPOKALEMIA.
Sindrom Guillain–Barré
E P I L E P S I.
GOLONGAN ANTI SPASMODIK
OBAT OTONOM Laboratorium Farmakologi
ASKEP PARKINSON.
P.A.R.K.I.N.S.O.N. Parkinsonisme or Gejala Ekstrapiramidal
POKOK BAHASAN III FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS.
FARMAKOKINETIKA 7 September 2013
INFEKSI AKUT KASUS OBSTETRI
Calcium Channel Blocker
Obat Otonom Oleh : Ida Mukhlisa,s.farm.,Apt.
Obat Otonom Oleh : Ida Mukhlisa,s.farm.,Apt.
ANESTESI NAMA KELOMPOK: ARDIAN YUDHITAMA DINA WIDYA ASMARA SOLIN
Nama: Franciska Danik Sandrayanti NPM:
KELOMPOK 1 Yunika Kasyaningrum indriana Rahma Meimuna Siti m Prisma
FARMAKOTERAPI PADA LANSIA
Awal P.Kusumadewi B2P2TOOT
OBAT OTONOM Laboratorium Farmakologi
NASIB OBAT/ RACUN DALAM TUBUH
TINJAUAN MEDIS PUASA TERHADAP BEBERAPA PENYAKIT
II. MEKANISME KERJA OBAT A. FASE/NASIB OBAT DALAM TUBUH 1
Syok anafilaktik PKM ANREAPI. Syok Suatu sindrom klinik yang mempunyai cici-ciri berupa : Hipotensi Takikardi Hipoperfusi (urine
Applied Biopharmacetic
BIOFARMASETIKA Awal P.Kusumadewi B2P2TOOT MATERI KULIAH BIOFARMASETIKA.
Transcript presentasi:

FARMAKOLOGI NEUROMUSKULOSKELETAL OLEH Dr. Firdalena Meutia M.KES.,SpM 132 158 515 BAGIAN FARMAKOLOGI DAN TERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNSYIAH DARUSSALAM – BANDA ACEH

Obat2 yg mempengaruhi neuromuskuloskletal: Muscle Relaxan = Neuromuscular blocker Obat-obat yang merelaksasi otot serat lintang/skelet Ada yang bekerja secara perifer dan sentral Ganglion blocker Obat-obat yang menghambat pada ganglion

NEUROMUSCULAR-BLOCKER (Musclerelaxan): Obat2 yg melumpuhkan (relaksasi) otot skelet pencegahan sintesis atau pelepasan asetilkholin FARMAKODINAMIK: Bekerja dg menduduki tempat kholinergik di membr. Sel otot lurik  m’halangi kerja asetilkholin

SISTEM SARAF SISTEM SARAF PUSAT SISTEM SARAF PERIFER OTAK MEDULLA SPINALIS SSO SS-SOMATIK SS-SIMPATIS SS-PARASIMPATIS ACETYLCHOLINE EPINEFRIN/NE ACETYLCHOLINE ACETYLCHOLINE KEL EKSOKRIN JTG, P.DRH,SAL NAFAS,DLL GIT, URETER, MATA, DLL SAMBUNGAN SARAF OTOT (Neuromuscular Junction)

(Neuromusculer blocker) Musclerelaxan (Neuromusculer blocker)

Bekerja secara perifer Presinap: Menghambatan proses sintesis Asetilkholin Mencegahan pelepasan Asetilkholin

2. Postsinap: Memblok reseptor Asetilkholin (Reseptor Nikotinik) pd membran postsinap dengan Antagonis kompetitif asetilkholin (musclerelaxanmenstabilkan (Nondepolarisasi musclerelaxan) Mendepolarisasi scr kontinyu ujung plat motorik (musclerelaxan pendepolarisasi)

Indikasi Penggunaan Relaksasi otot pd pembedahan (rongga perut dan rongga dada) Memperkecil risiko penggunaan anestetik Intubasi Dl kasus psikiatri digunakan utk mencegah putusnya serabut otot atau fraktur tulang pd terapi elektrosyok

Pada pembedahan, digunakan ada 2: Muscle relaksan yg bersifat menstabilkan membran (nondepolarisasi) Senyawa yg mencegah tjdnya depolarisasi Tipe kurare Musclerelaxan yg bersifat pendepolarisasi Senyawa yg menstimulasi depolarisasi scr terus menerus  Tipe Suksametonium (Suksinilkholin)

Musclerelaxan nondepolarisasi Tubokurarin, Alkuronium, Pankuronium, Vekuronium Memiliki affinitas pd reseptor nikotinik-muscle (R-Nm) Bkj scr antagonis kompetitif dg mengusir Asetilkholin  tdk tjd depolarisasi dan kontraksi otot Urutan paralisis dimulai dr otot mata, lidah, jari, tengkuk, ekstrimitas dan otot pernafasan

4. Pd penggunaan obat-obat ini, hrs tersedia alat bantu pernafasan Musclerelaxan nondepolarisasi (lanjutan…………………) 4. Pd penggunaan obat-obat ini, hrs tersedia alat bantu pernafasan 5. Pengg musclerelaxan stlh dihlgkan kesadaran dg pemberian anestesi 6. Efek: dpt diantagonis oleh Neostigmin dg mengikat enz. kholinesterase, shg tdk tjd peruraian asetilkholin & konsentrasi Asetilkholin ↑↑ 7. Tdk melewati BBB dan plasenta

Farmakokinetik: Umumnya cara pemberian melalui IV Mdh terionisasi shg distribusinya terbatas Metabolisme di hepar dg hsl metabolit aktif Interaksi Obat lain dg Musclerelaxan: Dg antimikroba aminoglikosid, amfoterisin B Sulfas, Colistin, Linkomisin, Klindamisin, Polimiksin B Sulfas, Kuinidin (antiarrithmia) dan diuretik

Tubokurarin HCl dan Metocurine Alkaloid dr tumbuhan Chondrodendron tomentosum Turunan benzilisoquinolin Biasanya pemberian scr IV, durasi kerja 30-60 mnt Half life 3 jam, pd pemberian berulang perlu dipertimbangkan adanya akumulasi Dosis 0,2 mg/kg BB, dosis ulang stlh 30 menit mula2 ½ kmd ¼ dosis awal Mekanisme kerja: Antagonis kompetitif pd reseptor Nikotinik NMJ

Efek samping: Melepaskan histamin dl jlh > dpt dicegah dg Prometazin HCl, Penurunan tekanan darah krn memblok ganglion dan melepaskan histamin, tp pd metocurine < Bronkhokonstriksi Hipersalivasi/hipersekresi bronkhus dpt diatasi dg Sulfas atropin 0,25-0,5 mg scr IV Kontraindikasi: Penderita Myasthenia gravis, kerusakan hati dan insuffisiensi ginjal

Alkuronium HCl Pembebasan histamin < Efek pelumpuh otot > dan lbh singkat dp tubokurarin Dosis awal 0,15 mg/kg scr IV, Dosis ulang 0,025 mg/kg IV Kontraindikasi sama dg tubokurarin

Pankuronium Bromida Mrpkn musclerelaxan yg memiliki struktur steroid Tdk melepaskan histamin dan memblok ganglia - Onset of action cepat, duration of action sedang Digunakan pd pasien bedah jantung Dosis awal 0,05 mg/kg, dosis ulang 0,03 mg/kg Memblok reseptor muskarinik (M2)  takhikardia

Atracurium Durasi kerja 15 – 30 menit Stabil pd temperatur dan pH rendah Melepaskan histamin dl jlh sedikit dan timbul efek hipotensi jg krn bersifat ganglion bloker Dimetabolisme oleh kholinesterase plasma dan hepar Memiliki t 1/2 pjg dan mdh mell BBB  kejang

Rocuronium Onset of action cepat 1 – 2 menit stlh pemberian Durasi 30 menit Tdk menimbulkan efek pd sist. cardiovasculer Jarang menimbulkan toksisitas Gallamin Tdk memblok ganglia Melepaskan histamin Efek yg tdk diinginkan timbulnya takhikardia (blok reseptor M2)

Rapacuronium Onset of Action cepat, durasi singkat Efek yg tdk diinginkan timbulnya takhikardia (blok reseptor M2 Vekuronium Bromida Tdk memiliki efek ganglion bloker Plg sering digunakan, efek pd cardiovaskuler (-) Obat ini cocok utk pasien insuffisiensi ginjal Durasi 20 – 30 menit Dosis awal 0,08 – 0,1 mg/kgBB, dosis ulangan 0,02–0,05mg/kgBB

MUSCLERELAXAN PENDEPOLARISASI MK mendepolarisasi ujung plat motorik Antikholinesterase malah akan memperkuat efek relaxan otot

Suksamethonium khlorida (Suksinilkholin) Mula kerja cepat 1-2 menit, durasi singkat 3-7 mnt Dl tbh diurai oleh pseudokholinesterase  asam suksinat dan kholin Dignkan pd intubasi atau elektrosyok  kerjanya sgt singkat Dosis utk intubasi 1 mg/kg secara IV Efek samping: nyeri otot  tarikan otot pd awal relaksasi Pd kerusakan hati perlu hati2 krn kerjanya akan lbh pjg akibat kadar enzim esterase <

Efek samping Suksinilkholin Hiperkalemia Peningkatan tekanan intraokuler Emesis Nyeri otot Stimulasi cardiac muscarinic reseptor  bradikardia Menimbulkan interaksi dg aminoglikosid

GANGLION BLOCKER Heksametonium Klorisondamin HCl tidak umum lagi Pentolinium tartrat digunakan Mekamilamin Saat Th/ dapat terjadi: Absorpsi oral yg sangat irregular (2-3x)  Obstipasi, ileus paralitik, mulut kering,retensi urine, hipotensi ortostatik (krn blokade ganglion)

FARMAKODINAMIK Obat Gol ini menghambat pada ganglion (simpatik dan parasimpatik) Hambatan tergantung tonus awal dominan dihambat lebih jelas absorpsi oral irregular (sukar melewati membran sel  krn gerak usus dihambat Mekamilamin diserap lengkap oleh usus (diekskresi dalam lumen usus melalui empedu & diserap kembali) dapat lewat BBB & sawar uri >> diekskresi oleh Ginjal (bentuk Asli)kumulasi (payah ginjal)

SE: hipotensi ortostatik sembelit  ileus paralitik Retensi urine

CENTRALLY ACTING MUSCLE RELAXANTS

Spatik otot   Relaksasi 1. Neuromuskular blocking 2. Centrally Acting muscle relaxants Spatisitas otot skeletal tjd krn adanya kenaikan abnormal REFLEKTORIS terhadap tonus otot

MEFENESIN Menekan transmisi sejumlah lintas / jarak polisinaps spinal dan supraspinal Menekan fasilitasi dan penghambatan refleks peregangan otot sbg hasil stimulasi daerah terkait di formasio retikularis Memperpanjang waktu recovery sinaptik dan me (-) discharge beruntun dr interneuron. Efek sedativ minimal Kondisi neuronal, transmisi neuromuskular & eksitabilitas otot buth dosisi “Lethalis”

BENZODIAZEPIN Bermanfaat pada spasmus nyeri otot fleksor Aksi lebih selektif pada mekanisme neuronal retikular (mengontrol tonus otot) daripada aktivitas interneural spinal Mekanisme molekular belum jelas Bersifat sedatif

BAKLOFEN Derivat neurotransmiter GABA Dipakai pd spatisitas sklerosis multiple & pd cedera / penyakit medula spinalais Hiperpolarisasi terminal ser. aferen primer Oral (absorbsi Cepat), waktu paruh 3-4 jam, ekskresi mell urine (bentuk tidak diubah) SE; ngantuk, insomnia, dizziness, kelemahan, bingung. Penghentian mendadak: cemas dan takhikardi, halusinasi pendengaran dan penglihatan, Dosis >>: kejang, depresi respirasi, koma.

Mengganggu kemampuan berdiri dan berjalan Tidak dianjurkan untuk th/ spastisitas pada: (rematik, stroke, cerebral, palsy & parkinson SIKLOBENZAPRIN Efek blm jelas (dekat dgn anti depresan) Tidak berefek baik pada neuromuscular junction maupun otot skelet SE (antikholinergik): ngantuk, pandangan kabur, mulut kering, takikardi, parestesi. KI: pasien dlm pengobatan MAO inhibitor (2minggu), aritmia kardial & blocking jantung Dosis: 10 mg (3 x sehari)

DANTROLEN Efek langsung pada otot skelet << kontraksi otot skelet scr langsung (<< jlh ion Ca yg dilepas dr retikulum sarkoplasma) Tdk m’pengaruhi transmisi neuromuskular/ merubah kondisi elektris membran otot skelet. Penghentian mendadak: takhikardi dan cemas, halusinasi pendengaran & penglihatan. Dosis >>: kejang, depresi respirasi, koma. Srg timbul kelemahan otot umum

DANTROLEN (lanjutan………………………) Waktu paruh: 9 jam (dosis 100 mg) Metabolisme di hepar SE:  Hepatotoksik (45 hr perbaikan (-)Stop  Kelemahan  Euforia, ngantuk, dizziness, lesu, diare Dosis: 25 mg/hr dpt dinaikkan 50-100 mg/hr, max; 400 mg/hr (dosis terbagi 4) Anak: 1 mg/kgBB/hr, max 3 mg/kg ( ≤ 400 mg/hr)

PENGGUNAAN KLINIK Paraplegi, hemiplegi, klonus, mass-reflex movements. Sklerosis multipel, cerebral palsy athetoid Tdk tjd toleransi (pengurangan efek ) pd th/ Spastisitas blm ada th/ yg memuaskan SE: kelemahan, mengantuk sulit dihindarkan

EPERISONE HCL Hati-hati pada pemakaian SE; kelemahan, pusing, sulit tidur, gangguan fungsi hati dan ginjal, gangguan sal. cerna, dan sal. kencing dan perubahan hematologis Dosis: dewasa 3x 50 mg

TIZANIDIN Senyawa derivat imIdazolin Kerja: menghambat sist. eksitasi neuronal. Menghambat pelepasan L-aspartat, L- glutamat, & substansi P, tdk mempengaruhi GABA Konsentrasi puncak  plasma (oral:2 jam) Waktu paruh 2-3 jam SE; ngantuk, lelah, mulut kering, mual, ↓TD ringan KI: kehamilan, Efek th/ pd nyeri kepala tegang (hari ke-3 th/)

ANTIPARKINSON Parkinson: Keadaan klinis akibat disfungsi sistem dopaminergik pd SSP. Umumnya muncul pd usia 40-70 thn, rata2 pd usia 60 tahunan. Di USA, populasi peny ini 1% dr orang yg berusia 50 thn ke atas

Patologi: Akibat defisiensi dopamin pd daerah Medulla spinalis yaitu: Substantia nigra Defisiensi dopamin menyebabkan eksitasi Saraf kholinergik menjd lbh dominan, sdgkn dl keadaan normal inhibisi dibwh kontrol saraf dopaminergik dan pengaruh eksitasi dibwh kontrol saraf kholinergik berada dl keseimbangan Paska radang otak, pengg neuroleptik

TERAPI: Th/ bersifat simptomatik sbgi usaha menanggulangi kekurangan dopamin atau dg mergsg reseptor dopamin Pemberian antikholinergik dignkn utk menekan aktifitas saraf kholinergik yg sgt dominan pd penderita (atropin, benzotropin) - Menghilangkan penyebab

TUJUAN TERAPI: Utk mghlgkn ggn fs agar OS dpt menjlnkn aktivitas dg baik

Peningkatan aktifitas dopaminergik: Meningkatkan dopamin dg: Levodopa, Levodopa Dekarbokilase inhibitor Mergsg reseptor dopamin: Bromokriptin, pergolid, lergotril, lisurid, piridil dan apomorfin Pelepasan dopamin endogen; Amantadin, amfetamin Menghambat ambilan dopamin: Benzotropin dan Benzheksol Penghambat MAO-B: Selegilin dignkn dg levodopa dan dekarboksilase inhibitor (karbidopa, benzerazid)

Levodopa Farmakokinetik Dapat menembus BBB Mengalami dekarboksilasi  dopamin Mudah diabsorbsi dari usus halus tergantung GET & PH lambung Makanan memperlambat kadar levodopa dlm plasma Kadar puncak 1-2 jam post oral Waktu paruh 1-3 jam

Drug holiday (3-21 hari)  mengurangi ES neurologik & perilaku Levodopa (lanjutan…………………………………….) Indikasi Parkinson Kombinasi dg penghambat dopa dekarboksilase perifer (karbidopa)  kadar dlm plasma mjd lbh tinggi Efek samping : Diskinesia, depresi, anoreksia, nausea, muntah, takikardi, hipotensi, midriasis Drug holiday (3-21 hari)  mengurangi ES neurologik & perilaku

Piridoksin meningkatkan mentabolisme ekstraserebral levodopa Levodopa (lanjutan………………………………….) Interaksi Obat : Piridoksin meningkatkan mentabolisme ekstraserebral levodopa MAO I  krisis hipertensi Kontraindikasi Gang.psikotik  memacu mental disorder Glaukoma sudut sempit Dosis : diawali dg dosis kecil 25-100 mg 3x1 ditingkatkan perlahan

BROMOKRIPTIN Agonis parsial dopamin turunan ergot Indikasi : Parkinson hiperprolaktinemia Farmakokinetik Kadar puncak plasma : 1-2 jam post oral Eksresi  empedu & feses Kombinasi dg levodopa  diskinesia ↓ ↓

Dosis : 7,5-30 mg  diawali 2x1,25 mg slama 2-3 bulan BROMOKRIPTIN (lanjutan………………………………… ES : kolaps vaskular, disritmia jantung, gang.psikiatrik, mual, muntah, konstipasi, hipotensi Dosis : 7,5-30 mg  diawali 2x1,25 mg slama 2-3 bulan Kontraindikasi : Gang.psikotik Miokard infark Penyakit vaskular perifer Ulkus peptik

MONO AMIN OKSIDASE –INHIBITOR Selegilin Utk memperlambat progresivitas penyakit MKO  hambat degradasi dopamin Efek potensiasi dg levodopa Selegilin spesifik tdk memiliki efek thdp katabolisme dopamin, tp menimbulkan efek potensiasi dg levodopa Selegilin dignkn bl levodopa or kombinasi levodopa + benzerazid kurang memuaskan

Efek Samping: Kombinasi Selegilin + Levodopa : Diskinesia, mual dan halusinasi, hal ini dpt dihindari dg menurunkan dosis levodopa atau benzerazid Dismpg itu dpt jg timbul insomnia, pusing dan bingung, hipotensi ortostatik, arrythmia,angina dan hipertensi Pd sediaan tunggal efek samping spt diatas tdk dijumpai

Triheksifenidil (antikolinergik) Utk usia muda dg gejala disabilitas ringan dan tremor kuat ES: Paranoid, bingung, reaksi lambat, agitasi, disorientasi, delirium, mulut kering, midriasis, takhikardia, konstipasi, retensi urin & psikosis Dpt memperberat OS dg glaukoma & hipertropi prostat

Amantadin MKO: Meningkatkan pelepasan dopamin dr ujung saraf Memperlambat re-uptake domapin ke dl terminal pre-sinap Memiliki efek antikholinergik

Indikasi: Stadium disabilitas ringan parkinson, baik monoterapi / kombinasi Kombinasi dpt dg antikholinergik lain atau levodopa Efek samping: Gelisah,pusing, sulit konsentrasi, ataksia, insomnia, letargi, mulut kering, retensi urin, penglihatan kabur,hipomotilitas saluran cerna dan tdk aman utk ibu hamil dan ibu menyusui

Interaksi Obat: Bl dikombinasi dg antikholinergik lain bersifat potensiasi FK: Absorpsi sempurna, ekresi 85-90% dl btk utuh melalui ginjal. Waktu paruh pd dewasa muda 14 jam, pd lansia 29 jam. Hati2 pengg obat ini pd gangguan fungsi ginjal Hemodialisis kurang effektif untuk mengeluarkan amantadin

TERIMA KASIH

Bekerja secara perifer Presinap: Menghambatan proses sintesis Asetilkholin Mencegahan pelepasan Asetilkholin oleh a.Toksin botulinus (Clostridium botulinum) b.Antimikroba aminoglikosid (gentamisin menghambat Ca-influks) c.Anastetik lokal dosis tinggi, ion Mg dan Cobal  menghambat Ca- influks

Bagian-bagian dari Serabut Saraf: - Otak, Medulla spinalis - Serabut saraf pre ganglion - Serabut saraf post ganglion - Ganglion Serabut SSO (PS dan S) pd preganglion melepaskan Acetylcholin dan bersifat Nikotinik Sdgkan serabut saraf postganglion pada Sistem Saraf Simpatis (SSS) melepaskan NorAdrenalin /Adrenalin dan bersifat adrene Serabut saraf pd postganglion Serabut Saraf Parasimpatis (SSPS) melepaskan Acetylcholin dan bersifat Muskarinik Serabut saraf somatik tidak memiliki ganglion, melepaskan Asetilkholin dan Bersifat Nikotinik

ANTIPARKINSON Parkinson: Keadaan klinis  disfungsi sist. dopaminergik pd SSP. Umumnya muncul pd usia 40-70 thn, rata2 pd usia 60 tahunan. Di USA, populasi peny ini 1% (usia >> 50 thn)

Patologi: Akibat defisiensi dopamin pd daerah Med. spinalis yaitu: Substantia nigra  terjadi kerusakan di traktus nigrostriatum Defisiensi dopamin  eksitasi Saraf kholinergik menjd lbh dominan, sdgkn dl keadaan normal inhibisi dibwh kontrol saraf dopaminergik dan pengaruh eksitasi dibwh kontrol saraf kholinergik berada dl keseimbangan Paska radang otak, pengg neuroleptik

Penyebab: Penggunaan obat2 neuroleptik (fenotiazin, butirofenon, CPZ, Cu, Mn, CO, metoklopramid & Metil Phenyl Tetrahidro Piridin (MPTP = neurotoksin yg yg membutuhkan MAO –B utk merusak saraf dopaminergik) MPTP mrpkn turunan meperidin yg mampu merusak dopamin pd Substantia nigra Gejala Klinik: Postur tbh kaku, gerakan lambat, muka tegang, tremor alat gerak

Perkembangan Penyakit Parkinson: Stadium dini: Gejala tremor dan bradikinesia, OS msh dpt menjalani fungsinya dg baik Stadium disabilitas awal: OS mengalami ggn fungsi dan tdk dpt mengurus dirinya sendiri, bradikinesia, gangguan gerak dan instabilitas postur. OS sdh hrs diberi levodopa Stadium lanjut: OS mengalami fluktuasi motorik,pd stadium ini penambahan agonis dopamin sgt bermanfaat dan dpt mengurangi diskinesia. Selain itu dpt digunakan amantadin, selegelin

TERAPI: Terapi bersifat simptomatik menanggulangi kekurangan dopamin atau dg mergsg reseptor dopamin Pemberian antikholinergik dignkn utk menekan aktifitas saraf kholinergik yg sgt dominan pd penderita (atropin, benzotropin) - Menghilangkan penyebab TUJUAN TERAPI: - Mghlgkn ggn fs agar dpt menjlnkn aktivitas dg baik

Terapi Non Farmakologi; Latihan fisik/ olah raga Fisioterapi Psikoterapi

Terapi Farmakologi: Stadium Dini: Selegilin, Antikholinergik (Triheksifenidil), amantadin Stadium Disabilitas awal: Selegilin, levodopa + benzerazid, levodopa + karbidopa dan bromokriptin Stadium lanjut: Levodopa + benzerazid, karbidopa + levodopa, Bromokriptin dan selegilin

Peningkatan aktifitas dopaminergik: Meningkatkan dopamin dg: Levodopa, Levodopa + Dekarboklilase inhibitor Mergsg reseptor dopamin: Bromokriptin, pergolid, lergotril, lisurid, piridil dan apomorfin Pelepasan dopamin endogen; Amantadin, amfetamin

3. Menghambat ambilan dopamin: Benzotropin dan Benzheksol Peningkatan aktifitas dopaminergik (lanjutan……………………….. 3. Menghambat ambilan dopamin: Benzotropin dan Benzheksol 4. Penghambat MAO-B: Selegilin dg levodopa dan dekarboksilase inhibitor (karbidopa, benzerazid)

MONO AMIN OKSIDASE –INHIBITOR Selegilin Utk memperlambat progresivitas penyakit MKO dg menghambat degradasi dopamin Memiliki efek potensiasi dg levodopa MAO ada 2 tipe yi: Tipe A dan B, selegilin spesifik utk MAO tipe B tdk memiliki efek thdp katabolisme dopamin, tp menimbulkan efek potensiasi dg levodopa Selegilin dignkn bl levodopaatau kombinasi levodopa + benzerazid kurang memuaskan Selegelin dg MAO-B terbukti

Efek Samping: Kombinasi Selegilin + Levodopa : Diskinesia, mual dan halusinasi, hal ini dpt dihindari dg menurunkan dosis levodopa atau benzerazid Dismpg itu dpt jg timbul insomnia, pusing dan bingung, hipotensi ortostatik, arrythmia,angina dan hipertensi Pd sediaan tunggal efek samping spt diatas tdk dijumpai

Antikholinergik Triheksifenidil Utk usia muda dg gejala disabilitas ringan dan tremor kuat ES: Paranoid, bingung, reaksi lambat, agitasi, disorientasi, delirium, mulut kering, midriasis, takhikardia, konstipasi, retensi urin dan psikosis. Dpt memperberat glaukoma dan hipertropi prostat

Amantadin MKO: Meningkatkan pelepasan dopamin dr ujung saraf Memperlambat re-uptake domapin ke dl terminal pre-sinap Memiliki efek antikholinergik

Indikasi: Stadium disabilitas ringan parkinson, baik monoterapi / kombinasi Kombinasi dpt dg antikholinergik lain atau levodopa. Efek samping: Gelisah,pusing, sulit konsentrasi, ataksia, insomnia, letargi, mulut kering, retensi urin, penglihatan kabur,hipomotilitas saluran cerna dan tdk aman utk ibu hamil dan ibu menyusui

Interaksi Obat: Bl dikombinasi dg antikholinergik lain bersifat potensiasi FK: Absorpsi sempurna, ekresi 85-90% dl btk utuh melalui ginjal. Waktu paruh pd dewasa muda 14 jam, pd lansia 29 jam. Hati2 pengg obat ini pd gangguan fungsi ginjal Hemodialisis kurang effektif untuk mengeluarkan amantadin

Levodopa Parkinson  defisiensi dopamin di ganglia basal, tetapi dopamin tdk dpt diberikan (tdk dpt menembus BBB) Levodopa mrpkn prekursor dopamin (dpt msk BBB), meskipun di daerah perifer ditemukan enzim pengurai dopa decarboksilase (levodopa  dopamin). Sisa levodopa dl btk utuh di dl darah msk ke otak. Kombinasi levodopa akan lbh baik bl diberikan dg obat penghambat enzim dopa dekarboksilase spt karbidopa, benzerazid dan alfametildopa (mencegah perombakan levadopa jd dopamin di perifer  levodopa msk ke otak)

FK: Cepat diabsorpsi diusus halus 90-955 Kdr puncak dicapai setelah 0,5 – 2 jam (oral) Half life 1 – 3 jam Absorpsi levodopa tgtg wkt pengosongan lambung Dosis Kombinasi: levodopa 100 mg + benzerazid 25 mg Dosis awal dimulai 25mg – 100 mg, 2 – 4 kali/hr Stadium disabilitas ringan 200-400 mg/hr.

Catatan: Penderita perlu dirawat di RS bl: disabilitas terganggu, sukar memantau pd saat penyesuaian dosis, ada gangguan sistemik lainnya yg perlu dimonitor setiap hari. Penyesuaian dosis plg cpt 3 hari Efek samping: Mual, muntah, anorexia, gangguan respirasi spt batuk, post nasal dripping, takhipnea, bradipnea, pilek dan dada rasa tertekan ini timbul akibat diskinesia diafragma

Kontra Indikasi: Pd ibu hamil. Interaksi Obat: Pemberian dg metokhlopramid , CPZ, alkaloid rauwolfia  menurunkan effektifitas levodopa Efek levodopa akan meningkat dg pemberian agonis dopamin, amantadin dan selegilin.

Hipertensi  jk bersama dg MAO-I & sebaiknya MAO-I dihentikan 2 minggu sebelum penggunaan levodopa Efek antiparkinson levodopa akan ↓ dg pemberian vit. B6 (piridoksin)  ↑ aktifitas enzim dopa dekarboksilase di perifer. Kombinasi dg karbidopa atau benzerazid  pengaruh vit B6 jd minimal

Agonis Dopamin Bromokriptin Lbh aktif effektif dr antikholinergik & amantadin, Kurang effektif jk dibandingkan dg levodopa Mampu mrgsg reseptor D2 dan D3

Indikasi Utama: Mrpkn terapi tambahan pd OS yg sdg diobati dg levodopa dan benzerazid (inhibitor dopa dekarboksilase) Sbgi upaya utk menurunkan insiden diskinesia akibat penggunaan levodopa Bermanfaat utk menurunkan fluktuasi motorik Sbgi obat alternatif/pengganti bl levodopa dikontraindikasikan atau toleransi pasien yg buruk Bl penggunaan bromokriptin dosis besar, mk pengg levodopa hrs diturunkan Dosis: 10 – 50 mg

Efek Samping: Pusing, hipotensi, gangguan saluran cerna, bl mual sgt menganggu dpt diberikan Domperidon Interaksi Obat: Pemberian bersama Eritromisin akan menurunkan bersihan Bromokriptin

Farmakokinetik Levodopa : cpt diabsorpsi di duodenum mencapai sirkulasi darah relatif sedkit (cepat mengalami pemecahan di lambung, diujung bgn distal oleh flora usus , dalam ddg usus & lambatnya mekanisme di bgn distal duodenum Absorbsi dihambat oleh makanan kaya protein (kompetisi asam amino dgn L-dopa Oral: yg m’capai sirkulasi ± 22-30%, ≥ 60%  biotransformasi di sal. Cerna & hepar

>> Hati, jaringan dan dinding kapiler & otak levodopa: enzim dopa-dekarboksilase (dekarboksilase asam amino-1-aromatik, DC >> Hati, jaringan dan dinding kapiler & otak levodopa:  sdkt sekali (1%) yang mencapai otak (SSP),  95% terjadi dekarboksilasi di perifer

(5,4- Dihidroksifenil asetat (5-metoksi-4-hidroksifenil asetat levodopa Dopamin 3-0 metildopa melanin 3-metoksitiramin norepinefrin DOPAC (5,4- Dihidroksifenil asetat HVA (5-metoksi-4-hidroksifenil asetat

MEKANISME KERJA: Mengisi kekurangan dopamin korp. Striatum Deff dopamin ≈ beratnya gejala parkinson ES th/levodopa  terbtk dopamin di perifer Th/ butuh dosis >> utk dpt efek dopamin di nigrostriatum Parkinson (paralisis agitans): Suatu sindroma dg gejala utama berupa trias ggn neuromuskular: tremor, rigiditas dan akinesia (hipokinesia)

MIASTENIA GRAVIS

2. Piridostigmin antikolinesterase 3. Ambenonium MIASTENIA GRAVIS Peny. Neuromuscular: ditandai dgn kelemahan & keletihan otot skeletal (otot rangka) yg jelas Terapi: 1. Neostigmin 2. Piridostigmin antikolinesterase 3. Ambenonium SE (-)  SSP (tidak menembus BBB

Pada Miastenia Gravis: terlibat neurotransmiter asetilkholin Semua akhiran syaraf preganglion (parasimpatetik maupun simpatetik) dr sistem syaraf otonom Semua akhiran syaraf parasimpatetik pasca ganglionik Neuromuscular junction (dari sy. volunter ke otot) Skeletal. Medulla Adrenalis

Sistem syaraf pusat Akhiran syaraf simpatetik pasca ganglionik (kel. keringat) Penyebab MG: proses autoimun  imunosupresif Berkurangnya reseptor asetilkolin pd memb. pasca sinaptik.  prednison 40mg/hr + asetilkolinesterase (MP 2 gr / 250 cc garam fisiologis)  12 jam

SINDROMA GUILAIN BARRE

Landry-Guillan-Barre syndrome Acute Inflamatory Polyneuropathy SINDROMA GUILAIN BARRE (lanjutan……………………. Nama lain: Landry-Guillan-Barre syndrome Acute Inflamatory Polyneuropathy Acute Autoimune Neuropathy polyneuritis Pasca Infeksi Suatu kondisi neuropathy akut dimana terjd paralisis asenderen (Paralisis Laundry) akibat proses autoimune dgn respon inflamasi pada radiks & saraf tepi (poliradikulopati)

FARMAKOTERAPI SGB Terapi Spesifik Penggantian Plasma 200-250 ml/kgBB (4-6 x pemberian selang sehr dgn cairan kombinasi garam dan 5% albumin. Imunoglobulin IV 0.4 gr/kg BB/hr (5 hr) komplikasi: ggl ginjal, proteinuri, meningitis aseptik (jarang)  nyeri kepala berat Kortikosteroid IV  dosis tinggim’hentikan perkembangan penyakit (Victor & Ropperv 2001) Dihindari pd SGB akut

ETIOLOGI, PATOLOGI, dan DIAGNOSIS SGB Rx autoimune  infeksi (virus, unknown) Pascabedah, virus (cytomagalovirus, Epstein-Barr virus, HIV), infeksi bakteri, limfoma, vaksin rabies, swine influenza vaccine, camphylobacter jejuni Ab yang terbentuk  demielinisasi segmental Infiltrat limfositik, perivaskular Rx inflamasi dan edema  kompresi Transudasi protein serum ke subarakhnoid dan CSS (Protein ↑  CSS) inflamasi  hiperemi & dilatasi pemb. drh  protein >> di CSS