SISTEM KOMUNIKASI PEDESAAN
Ciri khusus sistem komunikasi di pedesaan adalah komunikasi interpersonal. Karena masyarakat desa belum percaya sepenuhnya terhadap media massa sehingga informasi dari orang lain lebih dipercaya. Komunikasi interpersonal disebut dengan gethok tular, artinya komunikasi dilakukan dengan lisan (word of mouth)
Ada 3 media yang berpotensi dalam menyebarkan informasi di pedesaan : Koran Masuk Desa (KMD), koran yang dicetak di kota untuk masyarakat desa. Media Rakyat (MR), media profil pedesaan dari, oleh dan untuk rakyat pedesaan. Di Indonesia belum pernah ada. MR = KMD (Robert de lawrence) Media Tradisional (MT), kentongan, bedug, angklung, dll.
MEDIA RAKYAT Menurut Berrigan (1979), definisi media rakyat adalah ; Media yang bertumpu pada landasan yang lebih luas dari kebutuhan khalayak. Adaptasi media untuk digunakan oleh masyarakat yang bersangkutan Media yang memberikan kesempatan kepada rakyatnya untuk memperoleh informasi & pendidikan. Media yang menampung partisipasi masyarakat sebagai perencanaan, produksi & pelaksana. Sasaran bagi masyarakat untuk mengemukakan sesuatu, bukan untuk menyatakan sesuatu.
FUNGSI MEDIA RAKYAT : Memberi saluran alternatif sebagai sarana untuk mengemukakan kebutuhan & kepentingan. Menyeimbangkan pemihakan. Menjembatani kesenjangan antara pusat & pinggiran. Mencegah membesarnya rasa kecewa & keterasingan di daerah pedesaan. Mengembangkan keswadayaan, kemampuan menolong diri sendiri & mempu mengambil keputusan sendiri. Berguna bagi feedback, sistem pemantauan & pengawasan
KORAN MASUK DESA Tujuannya : Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai aspek-aspek pembangunan & pembaruan. Karena masyarakat pedesaan masih berpegang teguh pada norma, value yg bertolak belakang dengan pembangunan. Meningkatkan skill cara hidup & cara memenuhi kebutuhan hidup. Memotivasi masyarakat untuk menimbulkan keinginan mengubah nasibnya serta bergerak dalam partisipasi pembangunan. Meratakan informasi dalam rangka peningkatan arus komunikasi ke pedesaan.
Dari segi reportase ada perbedaan secara signifikan, seperti; target, tujuan, misi & sasarannya. Isi dari KMD lebih memprioritaskan pada informasi / pemberitaan, kemudian menyusul penerangan, penyuluhan, pendapat umum, dan artikel-artikel yang punya makna sosial budaya & sosial ekonomi pedesaan.
RUANG LINGKUP BERITA KMD Berita-berita pedesaan regional (desa, kecamatan, kebupaten, propinsi) – 80% Berita nasional –15% Internasional (insidental) – 5%
2 KARAKTERISTIK KMD Perhatikan & pertimbangkan calon pembaca yang akan dicapai Pertimbangkan bagaimana menggunakan bahasa (sense of audience)
Berita KMD akan diminati jika lebih dekat dengan pembacanya Berita KMD akan diminati jika lebih dekat dengan pembacanya. (proximity) Berita akan menarik jika berhubungan dengan diri, keluarga / teman dekat. Secara psikologis hal ini dapat menentukan efektif tidaknya KMD.
PERAN PEMERINTAH DAERAH Beberapa kalangan memandang dengan munculnya otonomi daerah (otda) akan membuka peluang pertumbuhan KMD, artinya pemerintah pusat tidak lagi berurusan dengan kebijakan daerah terlalu besar, termasuk pengembangan KMD-nya. Pemda diharapkan mengalokasikan dananya untuk pengembangan KMD. Karena dianggap dapat mendorong kemajuan masyarakat desa.
Agar KMD bisa berkembang lebih baik, ada beberapa permasalahan yang layak diperhatikan; Perlu dukungan penuh pemda, terutama dana. Masing-masing daerah harus punya inisiatif untuk berlangganan dan memasang iklan ke media KMD.
HAMBATAN PENGEMBANGAN KMD Masyarakat akan bergerak maju dari tradisional ke modern. Semakin maju tingkat pendidikan masyarakat semakin banyak pilihan media yang akan mereka cari. Peran pemda masih kecil. Hal ini karena wilayah / cakupan media itu yg terbatas dan terkait dengan masyarakat desa yang tidak memiliki pola hidup konsumtif sehingga slit untuk mendapatkan iklan.
KMD terancam dengan adanya koran lokal. Masyarakat lebih menikmati KMD untuk mencari hiburan, padahal ide awalnya lebih menitikberatkan untuk mendorong masyarakat maju, berpola pikir maju ke depan dan merangsang untuk membangun daerahnya.