KONSEPSI DAN STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS NASIONAL
Peningkatan produktivitas dan keberlanjutan pertumbuhan merupakan proses, produk, dan sekaligus pula merupakan bagian dari evolusi budaya manusia dan bangsa Indonesia.
Titik tolak , tujuan, sasaran dan instrumen peningkatan produktivitas nasional Yaitu penumbuhan dan aktualisasi nilai-nilai budaya produktif masyarakat kedalam pelbagai perwujudan empiriknya.
Daya saing dan kemampuan meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian rakyat dan bangsa Indonesia hanya mungkin dapat diwujudkan apabila produktivitas nasional dapat segera ditingkatkan secara berkelanjutan.
Peningkatan produktivitas dan efisiensi merupakan sumber pertumbuhan utama untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Sebaliknya, pertumbuhan yang tinggi dan berkelanjutan juga merupakan unsur penting dalam menjaga kesinambungan peningkatan produktivitas jangka panjang. Dengan demikian, pertumbuhan dan produktivitas bukan dua hal yang terpisah atau memiliki hubungan satu arah, melainkan keduanya saling tergantung dengan pola hubungan yang dinamis, tidak mekanistik, non linear dan kompleks.
Sumber Pertumbuhan Secara makro, sumber pertumbuhan dapat dikelompokkan kedalam unsur sbb: Peningkatan stok modal Peningkatan jumlah tenaga kerja Peningkatan produktivitas merupakan sumber pertumbuhan yang bukan disebabkan oleh peningkatan penggunaan jumlah dari input atau sumber daya, melainkan disebabkan oleh peningkatan kualitasnya
Peningkatan Kualitas Dengan jumlah tenaga kerja dan modal yang sama, pertumbuhan output akan meningkat lebih cepat apabila kualitas dari kedua sumber daya tersebut meningkat.
Sikap produktif Sikap produktif adalah komitmen untuk maju dan motivasi untuk berbuat lebih baik. Sikap demikian membuat seseorang selalu mencari perbaikan-perbaikan dan peningkatan-peningkatan. Sikap ini akan mendorong seseorang untuk menjadi dinamis, kreatif, inovatif serta terbuka terhadap kritik-kritik, ide-ide baru dan perubahan-perubahan.
Peningkatan produktivitas Nasional Peningkatan produktivitas nasional adalah pengembangan budaya masyarakat, khususnya budaya perusahaan, sehingga sikap mental dan cara kerjanya tumbuh dan berkembang.
Budaya perusahaan Budaya perusahaan sebagai sistem nilai, kepercayaan dan kebiasaan di dalam organisasi yang berinteraksi dengan struktur formal untuk menghasilkan norma-norma perilaku. Dengan demikian budaya perusahaan di Indonesia seharusnya memiliki budaya dasar berupa nilai-nilai bangsa Indonesia, disamping itu pula harus mempunyai budaya yang dilandasi oleh kesamaan nilai yang memberikan kekhususan bisnis Indonesia, dan juga dilandasi oleh nilai-nilai "impian" pendiri perusahaan yang dijabarkan menjadi pola pikir, pola sikap dan pola tindak perusahaan.
Perusahaan merupakan satuan terkecil dalam alokasi dan distribusi sumber daya, dimana individu sebagai bagian dari perusahaan, sehingga budaya perusahaan merupakan tonggak utama untuk meningkatkan produktivitas sektor dan produktivitas nasional. Peningkatan etos kerja, motivasi, disiplin dan peningkatan pengetahuan serta kemampuan individu akan meningkatkan produktivitas, daya saing dan prestasi individu
Tumbuhnya budaya perusahaan (corporate culture) dengan nilai-nilai seperti dikemukakan di atas seiring dengan peningkatan produktivitas individu akan menghasilkan sinergisme yang bukan hanya akan meningkatkan produktivitas perusahaan melainkan juga akan meningkatkan produktivitas prestasi nasional, yaitu gabungan antara produktivitas tenaga dan produktivitas modal yang dinamakan produktivitas multi-faktor dengan mengkombinasikan faktor-faktor lainnya seperti kewirausahaan dan kebiasaan kerja keras. Peningkatan produktivitas nasional pada gilirannya a};an meningkatkan pendapatan nasional, peningkatan kualitas dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, dan pemantapan eksistensi serta martabat bangsa
Produktivitas adalah produk budaya, yaitu produk dari bagaimana kita sebagai manusia, masyarakat, dan bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai yang menjunjung tinggi produktivitas dan mengaktualisasikannya ke dalam dunia empirik dengan pelbagai ragam perwujudannya. Dengan demikian pertanyaan yang paling mendasar adalah bagaimana membangun budaya masyarakat dan bangsa Indonesia sebagai motor penggerak pertumbuhan produktivitas secara berkelanjutan??? Hal ini perlu ditegaskan agar dapat dihindari berkembangnya pandangan bahwa peningkatan produktivitas merupakan suatu proses yang mekanistik, linear dan sederhana.
Enersi, kreasi dan nilai tambah (utility) untuk meningkatkan produktivitas adalah bersumber pada manusia dan masyarakat itu sendiri dengan segala atribut yang melekat padanya. Ilmu pengetahuan dan teknologi, tatanan kelembagaan, kebijaksanaan pemerintah, laboratorium, prasarana dan sarana ekonomi dan lain-lain hanyalah merupakan atribut kebudayaan. Peningkatan pendidikan tenaga kerja, penyediaan teknik produksi mutakhir dan sejenisnya tidak akan memberikan dampak yang berarti terhadap peningkatan produktivitas apabila masyarakat tidak mampu mengasimilasi hal tersebut kedalam kehidupannya sehari-hari. Untuk meningkatkan produktivitas, kesatuan pemikiran, gerakan serta tindakan perlu dibangun dan dikoordinasikan untuk mempercepat proses budaya belajar (learned culture) melalui internalisasi kemajuan-kemajuan dalam pelbagai bidang, baik yang terjadi di dalam maupun di luar negeri, ke dalam alam rasa, nalar dan budaya kita.
Unsur budaya yang sangat penting peranannya dalam peningkatan produktivitas nasional adalah ilmu pengetahuan dan teknologi, kualitas sumber daya manusia serta nilai-nilai dan lingkungan serta iklim yang menjunjung tinggi kualitas kehidupan manusia, baik sebagai individu, keluarga atau masyarakat. Dalam konsepsi peningkatan kualitas sumber daya manusia yang menjadi inti bukan hanya aspek kualitas dalam arti materiil, atau daya nalar dan penguasaan iptek, tetapi juga aspek mental dan spiritual mencakup keimanan dan ketaqwaan, kejuangan, etos kerja produktif dan aspek nilai positif lainnya.
Strategi peningkatan produktivitas perlu terintegrasi, holistik, sinergis dan berkesinambungan dalam rangka menumbuhkembangkan budaya maju (progressive culture) yang terus berupaya menembus batas-batas (frontiers) produktivitas yang ada. Sasaran penerapannya adalah peningkatan produktivitas individu, produktivitas perusahaan dan produktivitas nasional, yang diupayakan berkaitan secara sinergis antara yang satu dengan lainnya, sehingga produktivitas, daya saing dan ketahanan ekonomi nasional dapat tumbuh secara berkesinambungan.