Hubungan Komunikasi Interpersonal Orang Tua dengan Self Efficacy Pada Remaja BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja disebut juga dengan period of strom and stress, karena pada masa remaja banyak perubahan-perubahan yang terjadi dan banyak tuntutan-tuntutan yang harus dipenuhi, misalnya saja tuntutan-tuntutan untuk berprestasi di sekolah dan mengikuti kegiatan ekskul. Semua tuntutan-tuntutan ini dapat dijalankan dengan baik, apabila remaja memiliki self-efficacy. Menumbuhkan self-efficacy pada remaja tidaklah mudah. Oramg tua harus turut serta membantu, misalnya dengan membangun komunikasi yang baik. Komunikasi yang digunakan adalah komunikasi interpersonal. Dengan adanya komunikasi interpersonal yang baik dengan orang tua, diharapkan dapat menumbuhkan self-efficacy pada remaja, dan dengan self-efficacy ini remaja dapat membangun hubungan yang baik dengan lingkungan sekitarnya. Perumusan Masalah : Apakah ada hubungan komunikasi interpersonal orang tua dengan self efficacy pada remaja?
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Self-efficacy 1. Definisi self-efficacy Self-efficacy merupakan keyakinan atau kepercayaan individu terhadap kemampuan yang dimilikinya dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugas yang ia hadapi, sehingga mampu mengatasi rintangan dan mencapai tujuan yang diharapkannya. 2. Aspek-aspek Self-efficacy Magnitude, didefinisikan sebagai derajat kesulitan masalah di mana seseorang merasa dapat menyelesaikannya. Strength, dari self efficacy menjelaskan tingkat dari keyakinan seseorang mengenai kompetensi atau kemampuan diri yang dirasakan. c. Generality, didefinisikan sebagai perasaan mampu yang dimiliki seseorang sebagai tingkatan yang dimilikinya untuk menguasai tugas dalam kondisi tertentu.
B. Komunikasi Interpersonal Definisi Komunikasi Interpersonal Komunikasi interpersonal adalah proses pengiriman pesan antara dua orang atau lebih, dengan efek dan feedback langsung, dimana di dalam komunikasi interpersonal terdapat suatu pertukaran, yaitu tindakan menyampaikan dan menerima pesan secara timbal balik.
2.Karakteristik Efektivitas Komunikasi Interpersonal Keterbukaan adalah adanya kemauan untuk membuka diri, menyatakan tentang keadaan dirinya sendiri yang tadinya tetap disembunyikan. Empati adalah merasakan seperti yang dirasakan orang lain, suatu perasaan bersama persaan orang lain, mencoba merasakan dalam cara yang sama dengan perasaan orang lain. Dukungan adalah sikap yang dapat menumbuhkan hubungan interpersonal yang efektif. Sikap positif adalah dimana komunikasi akan positif apabila dirasakan situasi yang positif sehingga mau aktif dan membuka diri. Kesetaraan (Equality) adalah suatu keinginan yang secara eksplisit diungkapkan untuk bekerja sama memecahkan masalah tertentu.
C. Hubungan komunikasi interpersonal orang tua dengan self-efficacy pada remaja Komunikasi interpersonal yang terjadi antara orang tua dan anak bertujuan untuk menciptakan hasil yang baik dan maksimal. Ini artinya bahwa setiap individu yang terlibat didalamnya membutuhkan komunikasi interpersonal yang baik untuk membina suatu hubungan yang harmonis, misalnya saja dalam hal kepercayaan. Orang tua yang menjalin hubungan komunikasi interpersonal yang baik dengan anak mereka, dan percaya akan kemampuan yang dimiliki oleh anak mereka, maka diasumsikan bahwa hal ini dapat menumbuhkan self-efficacy yang tinggi pada anak tersebut. Sebaliknya, jika orang tua tidak memiliki hubungan komunikasi interpersonal yang baik dengan anak mereka dan tidak percaya akan kemampuan yang dimiliki anak mereka, maka diasumsikan bahwa hal ini membuat anak memiliki self-efficacy yang rendah. D. Hipotesis Ada hubungan yang positif antara komunikasi interpersonal orang tua dengan self-efficacy pada remaja.
BAB 3 Metodologi Penelitian A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian 1. Variabel kriterium : self-efficacy pada remaja 2. Variabel prediktor : komunikasi interpersonal orang tua B. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah remaja yang bertempat tinggal di RW.013 Perumahan Bekasi Jaya Indah berumur 12-17 tahun. C. Teknik pengumpulan data Dengan menggunakan angket skala komunikasi interpersonal orang tua anak yang berbentuk skala likert dan angket skala self efficacy remaja yang berbentuk skala likert dimana dalam angket tersebut terdapat dimensi-dimensi self efficacy.
Hasil Validitas self-efficacy: 0.303 - 0.505. Dari hasil tersebut diperoleh 29 item valid dan 11 item gugur. Reliabilitas self-efficacy: 0.864 Validitas komunikasi interpersonal: 0.319 – 0.658. Dari hasil tersebut diperoleh 29 item valid dan 11 item gugur. Reliabilitas komunikasi interpersonal: 0.878 Uji normalitas self-efficacy: 0.200 Komunikasi interpersonal: 0.000 Hasil uji linear terhadap kedua variabel diperoleh p = 0.000 (p < 0.05), hal ini berarti data tersebut memiliki korelasi yang Linear. Korelasi antara komunikasi interpersonal dengan self-efficacy menghasilkan hubungan positif yang sangat signifikan r = 0,653.
Perbandingan mean empirik dan mean hipotetik Komunikasi interpersonal ME : 124.57 MH : 72.5 SD : 12.574 Self-efficacy ME : 121.815 MH : 72.5 SD : 12.170 PEMBAHASAN Hipotesis penelitian ini yang berbunyi ada hubungan positif antara komunikasi interpersonal orang tua dengan self-efficacy pada remaja, diterima. Dilihat dari nilai ME antara komunikasi interpersonal dan self-efficacy yang sama-sama sangat tinggi.