Konsep dan Pengertian Manajemen Proyek Anna Dina Kalifia,. S.kom
Manajemen Proses Manajemen proyek kini menjadi suatu keharusan, bukan lagi sekedar pilihan. Pekerjaan tertentu akan lebih efisien dan efektif jika dikelola dalam kerangka proyek dan bukan diperlakukan sebagai pekerjaan biasa
Manajemen Proyek Manajemen proyek perangkat lunak yang efektif berfokus pada 3P : People (manusia) Problem (masalah) Process (proses)
People SEI telah mengembangkan suatu model kematangan kemampuan manajemen manusia (People Management Capability Manurity Model ( PM – CMM ) ) untuk mempertinggi kesiapan organisasi PL dalam membuat aplikasi yang semakin kompleks sehingga menarik, menumbuhkan, memotivasi, menyebarkan dan memelihara bakat yang dibutuhkan untuk mengembangkan kemapuan mengembankan Perangkat Lunak.
1. People Model kematangan manajemen manusia membatasi pada Rekruitmen Seleksi Manajemen unjuk kerja Pelatihan Kompensasi Pemgembangan karir Desain kerja & organisasi Perkembangan karir tim / kultur
Pelaku Manajemen Manajer Senior : menentukan isu-isu bisnis Manajer Proyek : merencanakan, memotivasi, mengorganisir, dan mengontrol sebuah proyek / aplikasi Pelaksana : menyampaikan ketrampilan teknik yang diperlukan untuk merekayasa perangkat lunak Pelanggan : Menentukan jenis kebutuhan bagi perangkat lunak yang akan direkayasa Pemakai akhir : berinteraksi dengan perangkat lunak
Team Leader (Pimpinana Tim) Manajemen proyek merupakan kegiatan manusia intensif sehingga memerlukan praktisi yang cakap. Model Kepemimpinan (MOI yaitu Motivasi, Organisasi, gagasan & Inovasi) menurut Jerry Weinberg. Karakteristik yang menentukan manajer proyek efektif yaitu; Pemecahan Masalah Prestasi Identitas manajerial Pengaruh & pembentukan tim
The Software Team ( Tim Perangkat Lunak) Struktur tim “terbaik” tergantung pada gaya manajemen sebuah organisasi, jumlah orang yang akan ada tim tersebut, dan tingkat keterampilannya, serta kesulitan masalah secara keseluruhan, Mantei [MAN81] mengusulkan tiga organisasi tim yang umum: Demokrasi terdesentralisasi(DD). Terkentrol terdesenralisasi(CD). Terkontrol tersentralisasi (CC)
The Software Team ( Tim Perangkat Lunak) n orang mengerjakan tugas fungsional berbeda sebanyak m dengan sedikit kombinasi kerja & koordinasi tanggung jawab manajer proyek n orang mengerjakan tugas fungsional berbeda sebanyak m (m<n) , seorang pemimpin tim ad hoc dapat dipilih, koordinasi bertanggung jawab manajer Perangkat Lunak. n orang diatur di dalam tim , setiap orang mengerjakan >= 1 tugas fungsional, setiap tim mempunyai sebuah struktur spesifik yang ditentukan untuk semua tim yang bekerja pada sebuah proyek, koordinasi dikontrol oleh tim itu sendiri dan oleh manajer proyek PL ( sistem ini paling produktif).
Demokrasi terdesentralisasi (DD) Tidak memiliki pimpinan permanen dan koordinator dipilih untuk tugas pendek bila tugas berbeda maka pimpinan berbeda. Keputusan diambil oleh konsensus kelompok dan komunikasi secara horizontal
Terkontrol terdesentralisasi (CD) Tim memiliki pimpinan tertentu dan memiliki pimpinan skunder untuk sub-sub masalah. Pemecahan masalah merupakan aktifitas dari kelompok dan implentasi pemecahan pada sub-sub kelompok. Komunikasi antar kelompok dan orang bersifat horizontal tetapi komunikasi secara vertical berjalan bila hirarki kontrol berjalan .
Terkontrol tersentralisasi (CC) Pemecahan tingkat puncak dan internal tim oleh pimpinan tim. Komunikasi dilakukan secara vertical.
7 faktor proyek yang harus dipertimbangkan dalam rencanakan tim RPL yaitu : Kesulitan pada masalah Ukuran program yang dihasilkan (LOC / function) Waktu tim (umur) Tingkat dimana dapat dimodularitasi Kualitas serta keandalan Kepastian tanggal penyampaian Tingkat sosiabilitas / komunikasi
Constantine, mengusulkan 4 paradigma organisasional bagi tim RPL Paradigma Tertutup Membentuk hirarki otoritas tradisional ( mirip tim CC) tetapi kurang inovatif Paradigma Random Membentuk tim longgar & tergantung pada inisiatif individual tim, untuk inovasi sangat baik(unggul) bila unjuk kerja tim teratur. Paradigma Terbuka Membentuk tim dengan cara tertentu sehingga banyak kontrol, inovasi banyak . Cocok untuk masalah yang kompleks tetapi tidak seefesien tim lainnya Paradigma Sinkron Mengorganisasikan tim untuk bekerja pada bagian-bagian kecil masalah dengan komunikasi aktif pada tim
Coordinatian & Communication Issue (masalah koordinasi & komunikasi) Proyek PL mengalami kesulitan dikarenakan : Skala usaha pengembangan yang besar sehingga kesulitan dalam mengkoordinasi anggota tim & Kompleksitas yang semakin besar Ketidakpastian mengakibatkan perubahan terus menurus pada proyek Interoperabilitas merupakan ciri dari sistem dan menyesuaikan dengan batasan sistem
Teknik Koordinasi Proyek Kraul & Streeter menguji sekumpulan teknik koordinasi proyek yang dibagi atas; Pendekatan impersonal, formal penyampaian & dokumen RPL (memo, laporan dll) Prosedure interpersonal, formal aktifitas jaminan kualitas yang diterapkan kepada produk kerja RPL (status pengkajian , perancangan & inpeksi kode) Prosedure interpersonal, informal pertemuan kelompok untuk menyebarkan informasi & pemecahan masalah serta pengembangan staf Komunikasi teknik, surat elektronis, web sites, teleconferens, papan buletin elektronik Jaringan interpersonal diskusi informal pada orang diluar proyek untuk mendapatkan pengalaman sehinnga mendukung kerja proyek
2. PROBLEM / PRODUCT Ruang lingkup Analisis yang mendetail mengenai kebutuhan PL akan memberikan informasi untuk menghitung perkiraan kuantitatif & perencanaan organisasi. Tetapi itu sulit karena informasi yang diberikan customer tidak lengkap. Ruang lingkup masalah dibatasi dengan : Konteks PL yang dibangun memenuhi sistem, produk / konteks bisnis yang lebih besar serta batasan yang menentukan hasilnya Tujuan informasi Objek pelanggan yang dihasilkan sbg output dr PL yang dapat digunakan sebagai input Fungsi & unjuk kerja PL digunakan untuk mentransformasikan input menjadi output
Dekomposisi Dekomposisi Dekomposisi masalah sering juga disebut partitioning (pembagian), merupakan sebuah aktivitas yang mendudukan inti dari analisis kebutuhan perangkat lunak. Dekomposisi diterapkan pada 2 area utama : 1. Fungsionalitasyang harus disampaikan. 2. Proses yang akan dipakai untuk menyampaikannya. Sementara ruang lingkup berkembang, pembagian tingkat pertama secara alami berlangsung. Tim proyek belajar bagaimana bagian pemasaran telah berbicara dengan pelanggan yang potensial dan mendapati bahwa fungsi-fungsi berikutini seharusnya menjadi bagian dari copy editing otomatis : Pengecekan ejaan Pengecekan tata bahasa kalimat Pengecekan refrence untuk dokumen-dokumen yang besar. Validasi refrence subbab dan bab untuk dokumen yang besar.
3. Proses Masalah nya adalah bagaimana memilih model proses yang sesuai bagi perangkat lunakyang akan di rekayasa oleh sebuah tim proyek. Manaer proyek harus memutuskan model proses mana yang paling sesuai untuk proyek tertentu, yang kemudian menentukan sebuah rencana utama yang didasarkan pada sejumlah aktifitas kerangka kerja proses yang umum. Sekali rencana pendahuluan di bangun,dekomposisi proses dimulai, yaitu rencana sepenuhnya meresfleksikan tugas kerja yang dibutuhkan utuk mengisi aktivitas kerangka kerja yang harus dibuat.
Menggabungkan masalah dan proses Perencanaan proyek dimulai dengan menggabungkan masalah dan proses. Setiap fungsi yang akan direkayasa oleh tim perangkat lunak harus melampui sejumlah aktivitas kerangka kerja yang sudah ditentukan bagi sebuah organisasi perangkat lunak. Misalnya organisasi sudah mengadopsi serangkaian aktivitas kerangka kerja sebagai berikut : Komunikasi pelanggan Tugas-tugas yang diperlukan untuk membangun komunikasi yang efektif diantara pengembang dan pelanggan. Perencanaan Tugas-tugas yang diperlukan untuk menentukan sumber-sumber daya,ketepatan waktu dan informasi proyek yang lain. Analisis Resiko Tugas-tugas yang diperlukan untuk memperkirakan resiko-resiko manajemen dan teknik Rekayasa Tugas-tugas yang diperlukan untuk membangun satu perwakilan aplikasi atau lebih Kontruksi da rilis Tugas-tugas yang diperlukan untuk membangun , menguji , memasang dan memberikan dukungan kepada pemakai. Evaluasi pelanggan Tugas-tugas yang diperlukan untuk memperoleh umpan balik dari pelanggan dengan didasarkan pada evaluasi representasi perangkat lunak yang diciptakan selama masa rekayasa serta diimplementasi selama masa instalasi.
Dekomposisi proses Dekomposisi proses Mengembangkan daftar isu klarifikasi Bertemu dengan pelanggan untuk menekankan isu klarifikasi Secara bersama mengembangkan pernyataan ruang lingkup. Mengkaji keadaan lapangan dengan seluruh pendapat yang ada. Memodifikasi pernyataan jangkauan sesuai keperluan. Mengendalikan sebuah proyek yang lebih kompleks yang memiliki ruang lingkup yang lebihluas serta pegaruh bisnis yang signifikan.
Dekomposisi proses Proyek semacam itu memerlukan tugas-tugas – tugas kerja sebagai berikut untuk kegiatan komunikasi pelanggan : Mengkaji kebutuhan pelanggan Merencanakan dan menjadwal sebuah pertemuan formal dengan pelangganan yang di fasilitasi. Melakukan penelitian untuk menentukan pemecahan yang diusulkan dan pendekata yang ada. Mempersiapkan “dokumen kerja” serta agenda untuk pertemuan formal. Mengadakan pertemuan. Mengkaji setiap perincian kecil tersebut untuk upaya perbaikan,konsistensi dan mengurangi abiguitas. Memasang perincian kecil kedalam sebuah dokumen ruang lingkup Mengkaji dokumen yang membatasi dengan semua pendapat yang ada. Memodifikasi dokumen.
Soal Hari Ini Anda Diminta untuk membuat sebuah sistem informasi yang menganalisis mengenai pemberian setiap matakuliahyang ditawarkan oleh universitas, dan melaporkan rata2 kelulusan yang diperoleh pada matakuliah tsb, Tulislah pernyataan Ruang Lingkup yang membatasi masalah tsb. Buatlah sebuah Dekomposisi Fungsional tingkat pertama dari fungsi pengaturan Diatas.
Tugas untuk Selasa Buatlah Laporan Mengenai Proses Perangkat Lunak dan Metrik Proyek Perencanaan Proyek Perangkat Lunak Manajemen Resiko