BAHAN MENTAH
Tersedianya bahan mentah secara berkesinambungan dan mantap merupakan persyaratan dalam pemilihan daerah. Ditambah dengan pertimbangan harga mentah untuk suatu pabrik dapat dilakukan di dalam negeri atau kadang – kadang harus dilakukan dengan mengimport dari luar negeri.
Suatu industri yang bergerak di bidang manufaktur dituntut untuk menyediakan segala sesuatunya dengan cepat dan akurat termasuk dalam hal ini penyediaan bahan baku. Proses pengadaan bahan baku dan ketersediaannya sangat menunjang kelancaran proses produksi. Bila proses pengadaan bahan baku terganggu maka dikhawatirkan akan menghambat kelancaran proses produksi yang akan berdampak pada keterlambatan jadwal produksi sehingga menimbulkan kerugian dalam hal waktu, biaya dan lain-lain. Untuk itu diperlukan metode pengendalian dan perencanaan persediaan yang paling sesuai dalam meminimalkan biaya yang digunakan oleh perusahaan.
Pasar adalah tempat dilaksanakannya transaksi antara produsen dengan konsumen (konsentrasi konsumen). Pasar mempengaruhi pemilihan daerah karena erat hubungannya dengan transport hasil produksi. Pemilihan daerah biasanya ditentukan dengan membandingkan kemudahan dan biaya pengangkutan produk yang dihasilkan ke pusat pemasaran dengan kemudahan dan biaya pengangkutan bahan mentah ke pabrik. Pada umumnya bahan – bahan pertanian setelah diolah (diproses) akan mengalami penyusutan berat atau volume sangat besar, sehingga biaya pengangkutan produk akhir akan lebih kecil dari pada biaya pengangkutan bahan mentah ke pabrik. Oleh karena itu pabrik – pabrik pengolahan hasil pertanian pada umumnya berlokasi di dekat sumber bahan mentahnya. Di dalam penentuan daeah harus diingat pula sifat bahan mentahnya.
Sebagai contoh adalah : Pabrik pengolahan tebu, pabrik pengalengan nanas, pabrik pengolahan tembakau, pabrik minyak atsiri, pada umumnya memerlukan lokasi dekat dengan sumber bahan mentah, karena sifat bahan – bahan mentah tersebut labil (mudah mengalami perubahan sifat) sehingga memerlukan penanganan dengan segera. Pabrik goni, pabrik minyak biji kapok, pabrik gula sirup dari gaplek. Pada umumnya lokasinya tidak dapat dipengaruhi oleh sumber bahan mentahnya, karena sifat bahan mentahnya tidak mudah mengalami perubahan.
Jenis – jenis industri pengolahan hasil tangkapan dari laut, seperti pabrik pembekuan udang, pabrik pengolahan ikan, pabrik tepung ikan, agak sulit menentukan lokasinya. Hal ini disebabkan karena tidak mudah memperkirakan besarnya(jumlah) bahan mentah, daerah kehidupannya, dan fluktuasi jumlah hasil produksi bahan mentah. Dalam hal ini angka – angka statistik tentang besarnya penangkapan dan pemasaran hasil produksi sangat diperlukan untuk memperkirakan potensi daerah, sehingga lokasi pabrik dapat dipilih dengan tepat. Pada umumnya lokasi pabrik pengolahan hasil tangkapan dekat dengan pelabuhan tempat pendaratan ikan (tempat pelelangan ikan). Jika ingin didirikan industry hasil pertanian di daerah yang belum pernah terjamah, misalnya Kalimantan atau Irian Jaya, maka pemilihan komoditi ditentukan oleh iklim dan tanah daerah tersebut. Apabila bahan mentah sebagian atau seluruhnya harus diimpor dari luar negeri seperti misalnya pabrik susu, maka lokasinya dekat dengan pelabuhan itu. Namun ada kemungkinan penyediaan bahan mentah di dalam negeri dikelak kemudian hari, sehingga diperlukan pertimbangan lain. Dalam hal ini harus diramalkan dengan cermat kapan bahan mentah di dalam negeri dapat memenuhi kebutuhan pabrik.
Pertimbangan tentang pajak dan peraturan pemerintah dalam menentukan daerah Berbagai macam pajak harus dibayar pabrik, baik berupa pajak daerah maupun pajak tingkat pusat (negara). Tiap daerah mempunyai peraturan perpajakan yang berbeda-beda. Pemilihan lokasi diutamakan pada daerah dengan pajak terendah. Peraturan – peraturan pemerintah daerah juga sering berbeda antara daerah satu dengan daerah lainnya. Misalnya saja peraturan pendirian pabrik yang harus di daerah yang telah ditentukan oleh pemerintah daerah harus mendapat pertimbangan pula di dalam menentukan lokasi pabrik.