Tumor Hidung dan Sinus Paranasalis

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Standar kompetensi & kompetensi dasar
Advertisements

Benda asing di THT-KL.
K EPERAWATAN M EDIKAL B EDAH A SUHAN K EPERAWATAN K ARSINOMA L ARING Kelompok 15: Aufar Anthasyari Hermi.
Susunan respirasi. Gambaran anatomi sistem pernafasan
SISTIM PERNAFASAN. SISTIM PERNAFASAN Tujuan pembelajaran: Menjelaskan struktur dan fungsi kavitas nasalis dan faring Menjelaskan struktur laring dan.
Karsinoma Nasofaring.
Proses menelan makanan atau minuman pada manusia
Hidung dan Sinus paranasal
MIMISAN Kelompok FCP 1B:
PENGENALAN KANKER Dr. I Nyoman Susila, M.Kes.
PATOFISIOLOGY SEMESTER IV KE - 10.
ASKEP PADA KEGANASAN SISTEM PERNAFASAN
KANKER PARU-PARU xi ipa 2
TUMOR UROTEL UROTEL: Epitel / mukosa yang melapisi permukaan mulai kaliks renalis sampai dengan urethra bagian proksimal termasuk BULI-BULI JENIS.
TUMOR THT.
ASUHAN KEPERAWATAN MELANOMA MALIGNA
NASOFARINGOSKOPI UNTUK DETEKSI DINI KARSINOMA NASOFARING
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
dr. Ardizal Rahman, SpM(K)
OLEH AYU LESTARI Tingkat IIIB
Asuhan kebidan pada ibu dengan gangguan sistim reproduksi pertemuan II
Pendahuluan dan Kontrak Belajar Patology Kesehatan Masyarakat
KANKER PAYUDARA OLIVIA PUTRI GUMANTI III B.
CANCER.
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA
Infeksi Leher Bagian Dalam
FIBRIO ADENOMA. Asuhan kebidan pada ibu dengan gangguan sistim reproduksi BY: VANITRA IRMA
Oleh Dr.Widjaja Indrachan,SpOG
KANKER PAYUDARA, TUMOR GANAS DAN JINAK PADA VULVA,VAGINA,UTERUS,TUBA DAN OVARIUM Oleh: Deva Juanda (130095)
Kanker payudara,prosedure pemeriksaan,deteksi dini
Fibrio adenoma Kista Sarcoma Filodes sarcoma
OLEH : ELSA DILANTIKA NIM : TINGKAT : 3 B
ASKEP KLIEN DENGAN MASTOIDITIS
DASAR DIGNOSIS KLINIS NEOPLASMA
KANKER PAYUDARA, TUMOR GANAS DAN JINAK PADA VULVA,VAGINA,UTERUS,TUBA DAN OVARIUM NIRASATI IIIB.
KANKER PAYUDARA.
Polip Polip hidung adalah pertumbuhan jaringan pada saluran pernapasan hidung atau pada sinus. Polip adalah jaringan yang lembut, tidak terasa sakit.
Angiofibroma Nasofaring Juvenilis
ASPEK KLINIK KANKER PAYUDARA
INFEKSI ODONTOGEN Theodora, drg., Sp. Ort..
EPIDEMIOLOGI PTM KANKER PAYUDARA
Oleh: Susri syahjana putri
Karsinoma Tonsil.
KANKER VULVA.
KARSINOMA NASOFARING.
FIBRIO ADENOMA, KISTA SARCOMA, DAN SARCOMA
MERILIZA WATI S NIM: TINGKAT III B.
FIBRIO ADENOMA KISTA SACROMA FILODES SARCOMA
Polip Hidung Adalah : massa lunak bertangkai. putih atau keabuan, bening licin dlm rongga hidung. Asal : Pembengkakan mukosa hidung atau sinus yg berisi.
Fibroadenoma mammae, sarcoma filodes dan sarcoma
PATOFISIOLOGY SEMESTER IV KE - 10.
FIBRO ADENOMA Sisrina nota rita
Apsari tri respati ( ) Siti Fatimah ( )
Adiatus laringis dan glotis.
ANATOMI SISTEM RESPIRASI Oleh : dr. Neni Destriana.
Kelompok 3 PARU - PARU.
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN LABIOPALATOSKISIS
Oleh Dr.Widjaja Indrachan,SpOG
Bahaya penyakit kanker nasofaring
REFERAT RADIOLOGI ESOPHAGEAL ATRESIA
Pembuluh darah kepala. Perdarahan arteri kepala berasal dari a.karotis komunis dan a.subklavia untuk mendarahi alat-alat di kepala yaitu tulang, jaringan.
Laporan kasus CARCINOMA MAMMAE
Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Kanker Nasofaringeal
Perdarahan Diluar Haid
MENGENAL, MENCEGAH & MENGOBATI KANKER PAYUDARA DIAWAL PAGI
Polip Hidung Adalah : massa lunak bertangkai. putih atau keabuan, bening licin dlm rongga hidung. Adalah : massa lunak bertangkai. putih atau keabuan,
LEBIH BAIK MENCEGAH DARIPADA MENGOBATI dr. Puspa Rosfadilla, M.Ked (Paru), Sp.P.
TUJUAN PEMBELAJARAN Jenis-jenis Pernapasan Penyakit atau Gangguan pada Sistem Pernapasan Mekanisme Pernapasan Struktur Organ Pernapasan Fase Pernapasan.
Ns. Yanti Rostianti, S.Kep, M.SI
KANKER PROSTAT ( CARCINOMA PROSTAT ) oleh : dr. Febriyon Syuhanda KLINIK SANSANI.
Transcript presentasi:

Tumor Hidung dan Sinus Paranasalis

Tumor jinak dan tumor ganas hidung & sinus paranasal jarang tjd, tetapi perlu diketahui utk: Membedakan tumor jinak atau ganas Mengenali gejala dini tumor ganas  dirujuk ke dokter THT

Tumor jinak pada hidung & sinus paranasal Osteoma Ossifying fibroma (fibrous dysplasia) Papilloma Hemangioma Tumor ganas pada bagian luar hidung: Basal cell carcinoma (Rodent ulcer) Keratinizing Squamous Cell Carcinoma Melanoma maligna

Tumor ganas pada hidung & sinus paranasal Dari Epitel: Squamous Cell Carcinoma Adeno Carcinoma Adeno Cystic Carcinoma Undifferentiated Carcinoma Dari Mesenkhim: Osteo Sarcoma Chondro Sarcoma Lymphoma Maligna 57% 18% 10%

Osteoma Ossifying Fibroma Proliferasi tulang padat pada sinus Frontalis dan sinus Ethmoidalis Sefalgia, sinusitis berulang, rasa tertekan pada orbita Dx: X-foto Tx: observasi - operasi Ossifying Fibroma Penonjolan unilateral tulang wajah Berasal dari periosteum atau periodontal membran Anak atau dewasa (usia 20-40 th) Wanita > pria Mandibula > maksila Tx: operasi untuk kosmetik

Fibrous dysplasia Mrp defek perkembangan atau metaplasia fibro-oseus Banyak pd dekade I Perempuan > Laki-laki Maksila > mandibula Dx: X-foto Tx: operasi

Kista dentigerus/folikuler Kista otontogenik Unilokuler, mahkota tempat asal kelainan yg belum mengalami erupsi menghadap ke kista Sebab: akumulasi cairan diantara reduksi enamel epitel dan enamel permukaan gigi Klinis: benjolan pd mandibula/maksila Dx: X-foto (AP/lat, panoramik, Eisler, Water’s) Tx: operasi (ekskokleasi)

Kista Radikuler Kista odontogenik  berasal dari inflamasi yang disebabkan berasal dari karies akibat rangsangan kronik, terbentuk granuloma di tulang rahang sekitar akar gigi yg kmd mengalami nekrosis di bag sentral  shg tjd kista infeksi unilokuler Kista menghadap ke akar gigi (srg di premolar & molar) Dx: X-foto Tx: operasi

Papilloma Hemangioma Inverted papilloma Orang tua Sering residif ganas (squamous cell carcinoma) Mirip polip nasi Dx: biopsi Tx: operasi Hemangioma Kongenital Epistaksis, buntu hidung

Basal cell carcinoma (Rodent Ulcer) Usia 60-70 th Mula-mula nodul lunak, retraksi di tengah, tumbuh lambat kmd meluas ke sekitarnya dan infiltrasi ke jar di bawahnya Tidak metastase Dx: biopsi Tx: operasi

Keratinizing squamous cell carcinoma Mula-mula nodul lunak utk waktu yg lama, mendesak, tumbuh cepat, terjadi ulserasi Cepat tjd metastase ke limfonodi Dx: biopsi Tx: operasi

Melanoma maligna Kanker kulit yg paling sering Usia 20-60 th Seperti tahi lalat bertambah luas dg cepat, berbentuk benjol, dapat membentuk satelit di sekitarnya Tjd metastase Pd bagian luar hidung, septum nasi Epistaksis Konsultasi dg ahli penyakit kulit Hindari biopsi Operasi radikal secepat mungkin, dilanjutkan kemoterapi

Tumor ganas sinonasal

Semua jenis tumor ganas penanganannya sama 3% tumor ganas daerah kepala & leher Peringkat no. 2/3 di bidang THT Letak tumor & kemungkinan perluasannya: Sinus maksilaris : 60% Rongga hidung : 20% Sinus etmoidalis : 15% Vestibulum nasi : 4% Sinus frontalis & sfenoid : 1% Laki-laki : wanita = 2 : 1

Etiologi: Pasti ??? Kelainan/kerusakan konstitusi genetik Tumor ganas sinus maksilaris  byk pd org Jepang Karsinogenik kimiawi Kerusakan gen yg mengatur pertumbuhan & diferensiasi sel (proto-onkogen  onkogen) Langsung (direct acting carcinogen) Gas mustard Tak langsung (pro carcinogen) Ion radium, isopropil alkohol Lingkungan hidup (85% kanker  ok/ pengaruh lingkungan hidup) Terutama pd industri/pabrik: kayu, nikel (debu nikel), krom, sepatu, arloji, batere, pemutih, gelas, bahan penyamak kulit

Letak tumor & prognosisnya Suprastruktur Mesostruktur Infrastruktur Sebileau’s Three Planes Level I ke level II prognosis makin jelek

Ohngren’s Plane Anterior prognosisnya baik Posterior prognosisnya jelek

Gejala tumor ganas pd hidung & sinus paranasal Untuk waktu agak lama tanpa keluhan sehingga diagnosis dini sulit Gejala awal yg perlu diperhatikan Usia lanjut Obstruksi nasi unilateral Rinore unilateral Epistaksis unilateral Foetor nasi Hipoestesi cabang N. Trigeminus Rasa tertekan wajah & kepala

Gejala perluasan tumor ke jaringan sekitarnya Sefalgi  perluasan ke intra kranial Gangguan gerakan bola mata Pendesakan bola mata Pembengkakan daerah medial canthus, palpebra, pipi, palatum dan alveolar Gigi rahang atas goyang Pembesaran limfonodi regional

Diagnosis Anamnesis Pemeriksaan THT Endoskopi Biopsi  diagnosis pasti X-foto (Water’s, skull lateral, Rheeze), CT scan, MRI Konsultasi dg ahli penyakit mata dan saraf Dicari metastasis jauh Sistem TNM

Klasifikasi TNM T1 : tumor pada sinus maksilaris (antrum) T2 : infrastruktur, palatum durum, hidung T3 : etmoid, dinding posterior sinus maksilaris, dasar orbita, pipi (bukal) T4 : rongga orbita & struktur lain di sekitarnya

Stadium TNM Stadium 0 Tis N0 M0 Stadium I T1 Stadium II T2 Stadium III Stadium IV T4 N0,1 Any T N2,3 Any N M1

(tergantung  jenis, lokalisasi & perluasan) Diagnosis banding Infeksi sinus paranasalis dan komplikasinya Tumor jinak rongga hidung dan sinus paranasal Terapi (tergantung  jenis, lokalisasi & perluasan) Operasi Rinotomi lateral Maksilektomi parsial Maksilektomi total Maksilektomi total + eksenterasi bulbi Radiasi Post operasi 6000 Rad Sebagai paliatif Kemoterapi Dengan terapi yg tepat 5 ysr  30-40%

KARSINOMA NASOFARING

Tumor koli Penderita KNF

 KNF perlu diketahui oleh Dokter Umum, O.K.: Sering dijumpai di Indonesia Tumor ganas terbanyak di bidang THT Sebagian besar awalnya datang pd dokter umum Sebagian besar datang sdh dlm kondisi stadium lanjut (95%) Dr  perlu ceramah KNF ke masyarakat (pedesaan)

Anatomi Nasofaring = rinofaring = epifaring Ruang yg terletak langsung di bwh tengkorak, di belakang kavum nasi, di atas palatum anterior : koane / nares posterior posterior : setinggi kolumna vertebra C1-2 inferior : dinding atas palatum mole superior : basis kranii (os occipital & sfenoid) lateral : fossa Rosenmülleri kanan & kiri

Anatomi

Anatomi fosa Rossenmülleri – resesus faringealis epitel peralihan foramen laserum aliran limfe tdk mengindahkan garis tengah tubuh  metastasis ke leher kontralateral

Tumor ganas nasofaring (TGN) adalah keganasan yang berasal dari epitel mukosa, jaringan penyangga / lunak atau kelenjar yang terdapat pada nasofaring ♂ : ♀ = 2 : 1 Umur rata-rata = 30 – 50 th

Etiologi Virus Epstein Barr (EBV) Bahan karsinogenik (nitrosamin, dll) Genetik (ras  HLA) Lain2 : Iritasi menahun - asap - panas, pedas - radang kronis (nasofaringitis kr) Sosial-ekonomi

Lokalisasi fosa Rosenmülleri (>>>) sekitar tuba Eustachius dinding belakang nasofaring atap nasofaring

Klasifikasi KNF (WHO, 1097) Ada 3 tipe : Karsinoma sel skuamosa dg pembentukan bahan tanduk = WHO tipe 1 (diferensiasi baik, sedang dan jelek) Karsinoma sel skuamosa tanpa pembentukan bahan tanduk = WHO tipe 2 Karsinoma tanpa diferensiasi (undifferentiated Ca) = WHO tipe 3 (karsinoma sel transisional & limfoepitelial)

Berdasarkan Patologi Anatomi  keganasan di nasofaring dapat berupa : Karsinoma nasofaring Adenosarkoma Karsinoma adenokistik (= silindroma) Jenis yang lain : - melanoma maligna - limfoma maligna Bentuk & cara tumbuh:  endofitik (>>), ulseratif, eksofitik

Anamnesis & Gejala Klinik Gejala dini: Telinga : mendenging/grebek2 (tinitus), pendengaran menurun, otalgi Hidung : pilek lama, ingus/dahak campur darah, buntu hidung

Gejala lanjut: Ekspansif: ke depan  menutup koane  buntu hidung ke bawah  mendesak palatum  “bombans” palatum mole

Infiltratif: ke atas  melalui foramen laserum ke endokranium  sindroma petrosfenoidal, gejala : sakit kepala paresis N. VI (m. rektus lateralis) → strabismus, diplopi paresis N. V & cabang2nya → trigeminal neuralgi paresis N. III, IV → ptosis & oftalmoplegi

ke samping  lewat foramen jugulare, atau spatium parafaring  sindroma parotidean, gejala : parese N. IX, X → sulit menelan, regurgitasi, bindeng Paresis N.XI  kelemahan otot bahu/leher paresis N. XII → deviasi lidah, ggn menelan

Perlu pem. neurologis gejala intrakranial untuk menentukan adanya paresis / paralisis N. I – XII (kanan, kiri, atau keduanya) gejala intrakranial

Pem.lokal nasofaring R.A. R.P. Nasofaringoskopi (+ biopsi)

Pem. Leher  metastasis ke kel. GB leher ? Paling sering metastasis ke kel GB servikalis profunda laterokranialis Lokasi :  kaudal dari ujung mastoid dorsal dari angulus mandibula medial dari m. sternokleidomastoideus Tumor leher (65-85%)  keluhan tersering pdrt datang berobat ke dokter

Sign & symptoms of NPC

Waspada TGN bila dijumpai TRIAS GEJALA Tumor leher Gejala telinga Gejala hidung Gejala intrakranial Gejala telinga Gejala hidung Tumor leher Gejala intrakranial Gejala hidung

Pemeriksaan radiologis Tujuan  menentukan: Lokasi, besar / luas tumor primer invasi tumor ke organ sekitar adanya destruksi tulang dasar tengkorak metastasis ke KB leher metastasis jauh stadium tumor

Pem. radiologi  yaitu : foto tengkorak (AP, lateral, dasar tengkorak, Water’s) CT scan / MRI foto torak (PA)  metastasis ke paru? USG abdomen  metastasis ke hepar? bone scintigraphy  metastasis ke tulang?

Tumor nasofaring CT Scan

Diagnosis A. Diagnosis klinik 1. umur (biasanya usia tua > 40 th) 2. gejala klinis  dini / lanjut 3. pemeriksaan lokal  tumor di nasofaring 4. radiologis  mass di nasofaring B. Diagnosis histopatologis (Dx pasti) - biopsi nasofaring  sel ganas + (WHO tipe 1,2 / 3) C. Diagnosis serologis : IgA anti VCA, IgA anti EA

Diagnosis banding angiofibroma nasofaring juvenilis adenoid persisten TBC nasofaring

Terapi Prognosis Radioterapi  dosis : 6600 – 7000 rad Sitostatika (neoajuvan, konkuren, ajuvan kemoterapi)  mis.: cisplatin, carboplatin, 5 – FU, bleomisin, paclitaxel, docetaxel Prognosis Stadium dini  5 ysr: 70 – 80 % Stadium lanjut  5 ysr : 15-25%

Angiofibroma Nasofaring Juvenilis

Angiofibroma Nasofaring Juvenilis (ANJ) Tumor jinak yg berasal dari dinding nasofaring Tumor tumbuh ekspansif ke sekitarnya, progresif, mudah berdarah  perdarahan hebat dari hidung dan mulut  klinis ganas

ANJ

ANJ cenderung tumbuh & ekspansi keluar nasofaring Anterior  ke rongga hidung, sinus maksila & etmoid, rongga orbita Inferior  tumor menekan palatum mole (“bombans’), ke meso/orofaring ( obstruksi jln napas atas)

Superior  ke intra kranial yaitu: - ke sinus sfenoid, lalu ke fosa pituitari, menekan sinus kavernosus - ke fosa kranii anterior (melalui lamina kribrosa) Lateral  ke fosa infra temporalis

Vaskularisasi tumor terut. dr cab a. maksilaris interna & a. faringealis asenden

Makroskopis Tumor berbentuk oval/bulat, berlobus-lobus, kadang bertangkai Konsistensi padat kenyal, diliputi mukosa Warna kemerahan, atau merah-ungu Berbatas jelas

Histopatologi  tumor t.d. stroma dgn sel2 fibroblas & sejumlah serat2 kolagen, ditemukan banyak pembuluh darah seperti kapiler berukuran besar tanpa tunika muskularis Gejala utama  epistaksis profus

usia 10 -17 th (pubertas, dekade 2) jarang > 25 th Laki >>> wanita usia 10 -17 th (pubertas, dekade 2) jarang > 25 th bertambahnya usia (> 20-25 th)  tumor mengecil (teoritis) 0,05% dari tumor Kepala Leher Angka kejadian 1:5.000 s.d 1:50.000

Etiologi Belum pasti Teori: Teori jaringan tempat asal tumor Pertumbuhan abnormal jar. paraganglionik di sktr bag. akhir a. maksilaris interna (nutrisi utama) Pertumbuhan jar. fibrokartilago embrionik & korpus sfenoid yg tjd sblm wkt osifikasi tlg kepala

Periostium ventral ddg posterior nasofaring tdk bisa mjd tlg yg semestinya  tjd hipertrofi jaringan akibat peningkatan hormon pertumbuhan Pertumbuhan fasia basalis yg terbentuk dr pertemuan aponeurosis faringeal & fasia bukofaringeal dekat dasar tlg kepala

Teori Hormonal Gangguan keseimbangan hormon androgen & estrogen Pemberian estrogen  menurunkan ukuran tumor & mengurangi kecenderungan perdarahan Pemberian testosteron  meningkatkan ukuran tumor

sistem pituitari androgenital

Lokasi  atap nasofaring (plg sering), dinding lateral nasofaring Tumor tumbuh relatif cepat  memenuhi nasofaring  ke struktur sekitar

Anamnesis Hidung buntu (uni/bilateral) Epistaksis berulang, profus (bisa sampai anemi) Sakit kepala (o.k. blokade sinus paranasalis  vacum sinus headache) Hidung / wajah membengkak 10-18%

Nasofaringoskopi

Pemeriksaan Klinis R.A.  massa kemerahan / ungu di hidung RP  massa di nasofaring Tumor ekspansi ke sekitarnya : - mesofaring  massa di mesofaring, palatum mole “bombans” - rongga orbita  protopsis (10-15%) - sinus maksila  maksila membengkak - fosa pterigopalatina  mass di pipi (infratemporal) - intra kranial  (sefalgi)

Radiologi Foto plain : Waters, skull AP/Lat, basis kranii Arteriografi CT Scan / MRI

Diagnosis Laki2, usia pubertas Ax : hidung buntu, epistaksis berulang & profus Pem. klinis : tumor nasofaring dgn permukaan licin, warna kemerahan / ungu Radiologis (CT Scan / MRI)  massa tumor di nasofaring (ekstensi ke sekitarnya)

Staging ANJ Menurut Session (1981), di revisi Radkowski (1996) : Std I : tumor terbatas di nasofaring Std II: tumor meluas ke rongga hidung &/ sinus sfenoid Std III: tumor meluas ke sinus maksila, etmoid, fosa pterigomaksila, fosa infratemporal, orbita Std IV : tumor meluas ke intrakranial

Menurut Fish (1983), direvisi oleh Andrews (1989): Staging ANJ Menurut Fish (1983), direvisi oleh Andrews (1989): Std Ia : tumor terbatas di nasofaring &/ kavum nasi Std Ib : perluasan kedalam satu/lbh sinus paranasal Std IIa: perluasan minimal kedalam fosa pterigomaksila Std IIb: ke fosa pterigomaksila disertai penekanan ke depan dinding posterior antrum sinus maksila, ekstensi ke atas  erosi tlg orbita Std IIc: perluasan ke fosa pterigomaksila Std III: perluasan ke intrakranial

TERAPI Operasi (treatment of choice) - Std Ia : transpalatal - Std Ib, IIa : transpalatal ± RL - Std IIb: RL diperluas dg membelah bibir atas - Std IIc: RL diperluas membelah bibir atas + maksilektomi posterior & medial ± embolisasi / ligasi A.Karotis ekst. pra bedah Radiasi & / hormon  untuk Std III, tumor sgt besar, tumor residif (kecil) Hormon estrogen : Dietil-stilbestrol (5 mg/hari, selama 2-3 bln) Folliculin (estrogen sintetis)  Tujuan : mengecilkan tumor

Contoh kasus ANJ CT scan

dgn pendekatan transpalatal Operasi ekstraksi ANJ dgn pendekatan transpalatal Insisi mukosa palatum bentuk U

Memisahkan mukosa & otot dari tulang  flap mukosa palatum Fiksasi flap palatum ke anterior

Tulang palatum durum di potong dgn pahat  tampak / teraba tumor Tumor dipegang dgn tang khusus  tumor di ekstraksi

ANJ

Prognosis Stadium dini → baik Stadium lanjut (perluasan ke rongga tengkorak)  jelek

TERIMA KASIH

Karsinoma Tonsil

Insidens Barat: Indonesia: Usia tersering: laki-laki:perempuan = 4:1 laki-laki:perempuan hampir sama  kebiasaan makan sirih bagi perempuan Usia tersering: 50 – 70 th

Etiologi ??? Faktor predisposisi: Perokok, peminum alkohol, pemakan sirih Iritasi lokal, suka minum panas, infeksi Higiene mulut yg kurang baik Defisiensi nutrisi atau besi

Histopatologi Asal: struktur epitelial dan struktur limfoid Karsinoma sel skuamosa diferensiasi baik Karsinoma anaplastik yg berdiferensiasi jelek

Diagnosis Stadium awal: tidak khas Keluhan tergantung pd: Besarnya tumor Ada tidaknya ulserasi

Anamnesis Awal: Lanjut: Gangguan menelan  rasa tak enak/sakit/perasaan menusuk  waktu menelan makanan Kadang ada darah pada saliva Nyeri yang menjalar pd telinga Lanjut: Trismus Hipersalivasi Foetor ex ore

Pemeriksaan Tipe eksofitik  menyebar secara superfisial Tipe ulseratif  infiltrasi dalam Pemx faring-tonsil rutin: Tumor tampak Biasanya pada 1 tonsil saja Pemx dg kaca laring: Perluasan ke pangkal lidah, arkus anterior-posterior Palpasi dg jari telunjuk Ada tidaknya fiksasi palatum atau lidah Pemx rinoskopi posterior Ekstensi ke nasofaring, permukaan atas palatum mole

Diagnosis pasti: biopsi Tumor tumbuh secara eksofitik Akan memenuhi seluruh orofaring Timbul sesak nafas  trakeotomi Stadium lanjut: Metastasis ke kelenjar limfe leher Metastasis jauh: Paru, mediastinum, tulang dan hepar Diagnosis pasti: biopsi

Penatalaksanaan terapi Dasar: atas stadium tumor Stadium I dan II: operasi ekstirpasi tumor + radiasi Stadium III dan IV yang operable: operasi + kemoterapi + radiasi Operasi: Reseksi tumor Kombinasi dg diseksi leher radikal

Karsinoma Tonsil Anamnesis: Pemeriksaan: Terapi: Sakit menelan, ludah ada darah Usia > 50 th Perokok, peminum alkohol, pemakan sirih Pemeriksaan: Tumor pada tonsil unilateral Palpasi leher, pangkal lidah Biopsi Terapi: Operasi Radioterapi Kemoterapi

Karsinoma Laring

Sering terjadi pd penderita berusia > 40 th Laki-laki > wanita Tumor ganas ke-3, setelah tumor ganas nasofaring dan hidung/sinus paranasalis Sering terjadi pd penderita berusia > 40 th Laki-laki > wanita 76% dari korda vokalis Gejala dini: suara parau Tapi sering datang pd stadium lanjut Dengan penanganan tepat dan cepat, keganasan pada traktus aero-digestivus yg paling: kurabel prognosis paling baik

Etiologi Pasti: ??? Kelompok resiko tinggi: Perokok dan peminum alkohol Supra Glotis Glotis Sub Glotis

Diagnosis Anamnesis: Suara parau ok/ Tidak dapat merapatnya korda vokalis Gangguan getaran pd waktu fonasi Suara kasar  afoni tergantung dari beratnya gangguan Tumor korda vokalis  suara parau menetap  gejala dini Tumor supra/subglotik  suara parau  gejala lanjut atau tidak parau sama sekali

Sesak nafas & stridor inspirasi  gejala std lanjut ok/ Tumor > Akumulasi debris & sekret Fiksasi korda vokalis sesak & stridor waktu bekerja  waktu istirahat kompensasi  sesak setelah lumen tertutup > 80%

Nyeri pd tenggorok dan disfagia  tumor supra glotis Batuk + darah ok/ ulserasi pd tumor Gejala umum: berat badan 

Pemeriksaan Pemeriksaan fisik Leher: t.a.a, terutama pd fase dini metastase ke kel. limfe leher  tumor koli Tergantung letak tumor: Di glotis  kel. limfe sedikit metastasis servikal lambat / jarang Di supraglotis & subglotis  kel. limfe +++ metastasis > dini

Tumor Coli

Pemeriksaan laring Pemeriksaan laring secara tidak langsung Kaca laring dan lampu kepala Gambar laring tampak pd kaca laring Pemeriksaan laring secara langsung Laringoskopi direkta: Kaku (rigid) Fleksibel (fiber optic) Mikrolaringoskopi (dg mikroskop) Lokasi / besar / ekstensi tumor Gerakan korda vokalis / biopsi

Tumor Laring Normal (dg FOL) Ca Laring (dg FOL)

Pemeriksaan radiologis Foto jaringan lunak leher dari AP / lateral Paling sederhana  lihat lumen trakea  deteksi tumor trakea / laring Laringografi Dengan kontras  melapisi dinding laring dan hipofaring, informasi ttg permukaan laring dan perluasan tumor Kerugian: Alergi kontras Keamanan penderita dg problem ggn jalan nafas Tomografi  t.u proyeksi frontal Korda vokalis, plika ventrikularis dan ventrikel Waktu fonasi, resp. tenang & manuver Valsalva Lesi di bawah korda vokalis

Diagnosis pasti: Diagnosis banding: CT scan dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) Lebih efektif dan akurat Hub. anatomi tumor laring dg jaringan sekitar Perluasan tumor Diagnosis pasti: Biopsi PA: karsinoma sel skuamosa (sering) Diagnosis banding: Tuberkulosis laring Tumor jinak laring (fibroma, papiloma)

Penatalaksanaan Trakeotomi, bila sesak Pembedahan: Radioterapi Laringektomi parsial (LP) Laringektomi total (LT) dg: Diseksi leher fungsional (DLF) Diseksi leher radikal (DLR) Radioterapi Kemoterapi

Penatalaksanaan  tergantung stadium tumor dan Keadaan Umum penderita Std I : radiasi, bila gagal LT/LP Std II : LT Std III : N1  LT kelj >>  kombinasi dg DLF/DLR + radioterapi Std IV : tanpa N/M  LT + DSF + radioterapi dg N/M  radioterapi + kemoterapi

Stoma

Rehabilitasi suara: Untuk memperbaiki kualitas hidup penderita: Dg alat bantu: vibrator  di submandibula Melatih suara dari esofagus (esophageal speech)

Diagnosis Karsinoma Laring Anamnesis: Suara parau > 2 minggu Usia > 40 th Disfagia Perokok Peminum alkohol Pemeriksaan: Suara parau Sesak nafas (std lanjut) Lihat laring dg: Laringoskopi indirek Laringoskopi direk / fiber optic / mikrolaring Biopsi & membuat peta tumor

Terapi: Trakeotomi, bila sesak nafas Operasi: Radioterapi kemoterapi Laringektomi parsial Laringektomi total Diseksi leher fungsional / radikal Radioterapi kemoterapi

Daerah Gejala Diagnosis Lnn. Prognosis Supraglotis Sesak Lambat ++ Jelek Glotis Parau Dini - Baik Subglotis

Karsinoma Esofagus

Paling panjang pd 1/3 bagian tengah esofagus Dapat juga pada 1/3 bagian distal Sering terjadi pd usia dekade ketujuh Jarang pada usia < 40 th

Histologis Karsinoma sel skuamosa (paling sering) Adenokarsinoma (1/3 esofagus distal) penjalaran tumor primer lambung Leiomyosarkoma dan rhabdomyosarkoma (jarang)

Etiologi Pasti: ??? Faktor yg berhubungan erat: Faktor predisposisi: Makanan / minuman panas, pedas atau bersifat karsinogenik (zat nitrosamin) Merokok Peminum alkohol Faktor predisposisi: Akhalasia, hernia hiatus, striktur ok/ bahan kaustik

Diagnosis Anamnesis Gejala dini: disfagia pada daerah servikal  sering terlewatkan  dinding esofagus elastis Baru terpikirkan bila timbul obstruksi total  berat badan menurun Batuk-batuk, ok: Regurgitasi  aspirasi Invasi tumor pd trakea atau bronkus

Pemeriksaan Laringoskopia direkta Esofagoskopia Bronkoskopia Penumpukan sekret pd daerah hipofaring  obstruksi esofagus Paralisa pita suara  penetrasi transmural pd n.rekurens Esofagoskopia Mukosa tidak rata Tumor dg permukaan tdk rata & mudah berdarah, lihat lokasi dan perluasan tumor Bronkoskopia Bila curiga perluasan tumor pd trakea / bronkus

Diagnosis pasti: biopsi tumor Radiologis Esofagogram Foto esofagus dg kontras Barium overflow ke trakea  kontras yg dpt diserap Tampak filling defect ulkus, penyempitan lumen atau gangguan peristaltik CT scan dan MRI Diagnosis lebih tepat Diagnosis pasti: biopsi tumor

Penatalaksanaan Pembedahan Radiasi Kemoterapi Perbaiki intake makanan: Tidak memuaskan ok/ biasanya pd std lanjut Std dini: operasi enbloc esophagotomy Std lanjut: paliatif dg op end to end esophago gastrostomy Radiasi Diberikan pra bedah atau pasca bedah Sebagai terapi atau paliatif Kemoterapi Perbaiki intake makanan: Sonde lambung Pemasangan pipa Celestin dlm esofagus gastrostomy

Metastasis Ke kelenjar limfe regional dan supraklavi-kular Metastasis jauh: hati, paru dan tulang

Karsinoma Esofagus Anamnesis: Pemeriksaan: Terapi: Disfagia pada usia > 40 th Muntah BB turun Batuk ok/ aspirasi Pemeriksaan: KU: lemah, dehidrasi LD: tumpukan sekret di hipofaring Esofagoskopia: tumor/mukosa tak rata Esofagogram: filling defect/lumen sempit Terapi: Operasi Radiasi Kemoterapi Pasang sonde lambung, pipa Celestin, gastrostomi

Terima Kasih