SOSIOLOGI DALAM PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN Kelompok 6 SOSIOLOGI DALAM PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN Maya Rizky Rahmawati Nirwanda Fajarino Desi Saraswati Burhanudin Tri Aji Nugroho Disusun Oleh:
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Ilmu pengetahuan dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu Ilmu Alam, Ilmu Sosial, dan Ilmu terapan.
Ilmu pengetahuan berkembang sesuai dengan periode dari masa ke masa, penjelasannya sebagai berikut: Zaman Pra Yunani Kuno (Zaman Purba) Pada era ini terbagi menjadi tiga fase, yaitu: Zaman Batu Tua (masa prasejarah), era ini berlangsung sekitar empat juta tahun SM sampai 20.000 atau 10.000 tahun SM, Zaman Batu Muda, berlangsung tahun 10.000 SM sampai 2.000 SM atau abad 100 sampai 20 SM, Zaman Logam, berlangsung dari abad 20 SM sampai abad 6 SM.
Zaman Yunani Kuno (6 SM – 6 M) Tugas utama ilmu pengetahuan adalah mencari penyebab-penyebab obyek yang diselidiki, dan disetiap kejadian harus mempunyai empat sebab, antara lain penyebab material, penyebab formal, penyebab efisien dan penyebab final. Zaman Pertengahan (6-16M) Ciri pemikiran pada zaman ini ialah teosentris yang menggunakan pemikiran filsafat untuk memperkuat dogma agama Kristiani. Pada zaman ini pemikiran Eropa terkendala oleh keharusan kesesuaian dengan ajaran agama.
Zaman Renaissans (14-16M) Merupakan suatu zaman yang menaruh perhatian dalam bidang seni, filsafat, ilmu pengetahuan dan teknologi. Zaman ini juga dikenal dengan era kembalinya kebebasan manusia dalam berpikir. Zaman Modern (17-19M) a. Rasionalisme Aliran ini berpendapat bahwa akal merupakan sumber pengetahuan yang memadai dan dapat dipercaya. b. Empirisisme Menyatakan bahwa sumber ilmu pengetahuan adalah pengalaman, baik lahir maupun batin. Akal hanya berfungsi dan bertugas untuk mengatur dan mengolah data yang diperoleh dari pengalaman. c. Kritisisme Sebuah teori pengetahuan untuk menyatukan dua pandangan yang berbeda antara Rasionalisme dan Empirisme. Pengetahuan merupakan hasil yang diperoleh dari adanya kerjasama antara dua komponen, yakni yang bersifat pengalaman inderawi dan cara mengolah kesan yang nantinya akan menimbulkan hubungan antara sebab dan akibat. d. Idealisme Berawal dari penyatuan dua Idealisme yang berbeda antara Idealisme Subyektif (Fitche) dan Idealisme Obyektif (Scelling) menjadi filsafat idealisme yang mutlak. e. Positivisme Filsafat ini dikenal dengan faham empirisisme-kritis, pengamatan dengan teori berjalan beriringan. Ia membagi masyarakat menjadi atas statika sosial dan dinamika sosial. f. Marxisme filsafat merupakan perpaduan antara metode dialektika Hegel dan materialisme Feuerbach. Marx mengajarkan bahwa sejarah dijalankan oleh suatu logika tersendiri, dan motor sejarah terdiri hukum-hukum sosial ekonomis.
Zaman Kontemporer (Abad ke-20 dan seterusnya) Pokok pemikiran era ini dikenal dengan istilah logosentris, yakni teks menjadi tema sentral dikursus para filosof. Hal ini dikarenakan ungkapan-ungkapan filsafat cenderung membingungkan dan sulit untuk dimengerti. Tugas filsafat bukanlah hanya sekedar membuat pernyataan tentang suatu hal, namun juga memecahkan masalah yang timbul akibat ketidakpahaman terhadap bahasa logika, dan memberikan penjelasan yang logis atas pemikiran-pemikiran yang diungkapkan.
Sejarah Sosiologi Sebagai Ilmu Kemasyarakatan ZAMAN KEEMASAN YUNANI (429 – 347 SM). Masyarakat yang mencakup kehidupan sosial dan masyarakat, menganggap bahwa instansi dalam masyarakat sangat bergantung satu dengan yang lain secara fungsional sehingga mereka harus bekerjasama. (384 – 322 SM) Masyarakat organism hidup yang berdasar pada moral sehingga kerukunan, toleransi harus dimasukkan kedalam nilai – nilai hidup bermasyarakat.
Zaman Renaissance (1200 – 1600) Politik dan moral dipisahkan sehingga terjadi pendekatan mekanis terhadap masyarakat, kemudian berkembanglah teori politik sosial dimana pemerintah menjadi pusat mekanismenya. Abad Pencerahan (abad 16 dan 17) Muncul kontrak sosial dimana muncul karena adanya pandangan yang bersifat hukum sebagai akibat mulai ditinggalkannya pengaruh keagamaan oleh pengaruh kemasyarakatan atau keduniawian.
Abad 18 (1632 – 1704) Setiap manusia mempunyai hak dasar sangat pribadi yang tidak dapat dirampas oleh siapapun termasuk oleh negara (seperti hak hidup, hak berpikir, hak berbicara, dan lain – lain). (1712 – 1778) Kontrak antara pemerintah dan rakyat menyebabkan munculnya kolektivitas yang mempunyai keinginan sendiri dan berkembang menjadi keinginan umum. Keinginan umum inilah yang menjadi dasar kontrak sosial negara dengan rakyatnya.
Abad 19 Ilmu sosiologi mulai diperkenalkan oleh Aguste Comte (1798 – 1853) yang didasarkan pada perkembangan interaksi antara sosial dan industrialis. Sosilogi mulai bisa menunjukkan obyeknya yaitu interaksi manusia, namun dalam pengembangannya masih menggunakan ilmu lain, contoh ilmu ekonomi. Abad 20 Sosiologi mempunyai obyek khusus yaitu interaksi antar manusia, mengembangkan teori sosiologi, mampu mengembangkan metode khusus untuk pengembangan sosiologi, sosiologi sangat relevan dengan perkembangan karena banyak pembangunan yang gagal dikarenakan tidak memperhatikan masukan dari sosilog.
Perkembangan di Indonesia Sebelum perang dunia II. Tokoh yang memperkenalkan adalah para pujangga antara lain : Sri Paduka Mangkunegara IV dari Surakarta, mengajarkan Wulang Reh, yaitu tata hubungan antar masyarakat jawa dari berbagai macam golongan di Jawa. Kemudian Ki Hajar Dewantara, dengan konsep kepemimpinan dan kekeluargaan yang diterapkan di Organisasi Taman Siswa. Setelah Perang dunia II, muncul berbagai akademisi antara lain Akademi Politik di Fakultas Sosial Politik Gajah Mada. Kemudian terbitnya buku karangan M.R Djody Gondokusuman dengan judul Sosiologi Indonesia dll.
Latar Belakang Kemunculan Sosiologi Revolusi Politik a. Rentetan revolusi politik seluruhnya di awali dengan revolusi prancis pada tahun 1789 hingga abad ke-19 M. b. Revolusi politik dari segi keteraturan dan perdamaian, masih lebih teratur dan damai pada abad pertengahan yaitu zaman helenisme daripada zaman renaisans. c. Para teoritisi masa ini tertarik untuk menemukan basis tatanan social baru, dikarenakan tatanan social sebelumnya telah hancur akibat revolusi politik. d. Para teoritisi ini diantaranya adalah: 1) Comte, 2) Durkheim, dan 3) Parsons.
2. Revolusi Industri dan Lahirnya Kapitalisme Berkembang pesat pada abad ke-19 dan awal abad ke-20. Bukan peristiwa tunggal, melainkan terdiri dari beberapa peristiwa yang berkembang dan saling terkait. Puncaknya transformasi dunia barat dari sistem pertanian menuju sistem industri. Industri ada karena kemajuan teknologi yang sangat pesat. Birokrasi ekonomi semakin dibutuhkan industri karena jasanya. Menumbuhkan sistem ekonomi kapitalis. Pasar bebas muncul dan memberikan banyak keuntungan bagi para kapitalis. Munculnya strata sosial yang tidak stabil. Munculnya gerakan buruh untuk merobohkan kemapanan dari para kapitalis secara radikal.
3. Kelahiran Sosialisme a. Menurut marx, adalah serangkaian perubahan yang bertujuan mengatasi akibat samping dari sistim industri dan kapitalisme. b. Sedangkan menurut weber dan Durkheim adalah solusi dari masalah-masalah industri. c. Weber dan Durkheim memiliki definisi berbeda dengan marx tentang sosialisme. d. Weber dan Durkheim lebih mengupayakan reformasi sosial dalam kapitalisme, daripada revolusi sosial yang diusulkan oleh karl marx.
4. Feminisme a. Perspektif feminis akan muncul dimana saja ketika wanita telah merasa tersubordinasikan oleh laki-laki. b. George ritzer melacak pendahulu feminis muncul mulai tahun 1630-an. Sedangkan ledakan karya feminis pertama mulai muncul pada tahun 1780-1790-an. c. Pada ledakan karya feminis pertama yang terjadi pada tahun 1780-1790, antara lain tokohnya adalah Harriet Martineau, Charlotte Perkins Gilman, Jane Addams, Florence Kelley, Anna Julia Cooper, Ida Wells-Barnett, Marrianne Weber, dan Beatrice Potter Webb. d. Namun seiring berjalannya waktu, karya mereka terpinggirkan karena tanggapan para tokoh sosiolog laki-laki yang memiliki posisi sentral pada masa itu, menanggapinya dengan konservatif dan merespon dengan tanggapan yang konvensional. Tokoh-tokoh tersebut antara lain adalah Spencer, weber, dan Durkheim.
1) kepadatan penduduk yang tidak seimbang antar daerah, 5. Urbanisasi a. Dampak revolusi industri pada abad ke-19 dan 20 menimbulkan imigrasi besar-besaran. b. Karena imigran belum dapat bersosialisasi dengan baik, maka timbullah masalah-maslah baru, seperti : 1) kepadatan penduduk yang tidak seimbang antar daerah, 2) polusi yang berlebihan, 3) kemacetan, 4) kebisingan, dan 5) penipuan. c. Para sosiolog yang meneliti untuk mencari solusi dari masalah-masalah tersebut adalah Max Weber, dan George Simmel.
6. Perubahan di Wilayah Agama a. Banyak sosiolog muncul dari latar belakang agama. b. Sosiolog memiliki orintasi hampir sama dengan agama yaitu memperbaiki kehidupan manusia, dengan perbaikan moral (Durkheim dan Talcott Persons). c. Comte menyebut sosiologi sebagai agama baru. d. Para sosiolog religious, seperti: 1) Vidich, 5) Marx, dll 2) Lyman, 3) Comte, 4) Weber,
7. Tumbuhnya Ilmu Pengetahuan a. Paradigma positifistik yang dilahirkan comte berdampak pada kemajuan teknologi. b. Ilmu pengetahuan yang dianggap memiliki hubungan penting dengan teknologi mendapatkan tempat istimewa dalam lembaga-lembaga pendidikan. Seperti: Kimia, Fisika, Biologi, dll. c. Para sosiolog kebanyakan tertarik untuk mamahami bidang keilmuan tersebut. Seperti: Comte, Durkheim, Spancer, Mead, dan Schute. d. Terjadi perdebatan tentang hubungan sosilogi dengan ilmu pengetahuan. e. Weber berpendapat bahwasannya sosiologi memiliki ciri khas tersendiri, sehingga menjadikan adobsi menyeluruh model ilmiah susah direalisasikan dan tidak bijak. f. Pengamatan sekilas terhadap jurnal-jurnal Amerika hingga saat ini menunjukkan dominasi pendapat bahwasannya mereka lebih menghendaki sosiologi sebagai bagian dari ilmu pengetahuan.
Beberapa Ciri Ilmiah Sosiologi Sebagai Cabang Ilmu Pengetahuan 1. Empiris 2. Teoritis 4. Non-etis 3. Kumulatif
Empiris Secara umum : Segala informasi yang diperoleh melalui eksperimen, penelitian atau observasi kenyataan akal sehat, serta hasilnya tidak spekulatif. Menurut KBBI : Berdasarkan pengalaman (terutama yang diperoleh dari penemuan, percobaan, pengamatan yang telah dilakukan).
Teoritis Pikiran atau pola pikir yang mendasarkan semuanya dari teori-teori yang ada sebagai landasan tindakannya, teori yang punya keterkaitan sebagai landasan berfikir dan bersikap dalam menyikapi atau menghadapi masalah.
Kumulatif Teori-teori yang sudah ada dalam arti memperbaiki, memperluas serta memperhalus teori-teori lama. Menurut KBBI : Bersangkutan dengan komulasi, bersifat menambah, terjadi dari bagian yang makin bertambah, bertumpuk-tumpuk.
Non - Etis Yang dipersoalkan bukanlah buruk-baiknya fakta tertentu, akan tetapi tujuannya adalah untuk menjelaskan fakta tersebut secara analitis.
Thank’s for your attention WASSALAMU’ALAIKUM WR. WB