Analisis Komponen Utama

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
STATISTIKA DESKRIPTIF
Advertisements

PEMROGRAMAN LINEAR Karakteristik pemrograman linear: Proporsionalitas
ABSTRAK Pola pergerakan dalam sistem transportasi sering dijelaskan sebagai arus pergerakan (kendaraan, penumpang dan barang) yang bergerak dari zona asal.
STATISTIKA MULTIVARIAT MANOVA
Menentukan Perilaku Biaya
Sistem Persamaan Linier
STATISTIKA MULTIVARIAT ANALISIS FAKTOR
ANALISIS INSTRUMEN DAN ANALISIS BUTIR INSTRUMEN
ANALISIS KORELASI DAN REGRESI LINEAR SEDERHANA
Rancangan Penelitian Rancangan Korelasi.
MULTIVARIATE ANALYSIS
Perbaikan Citra pada Domain Spasial
Kurikulum 2013 mempersembahkan waktu media pembelajaran statistika
FUNGSI DISKRIMINAN 3 KELOMPOK
BAB. 3. KONSEP POKOK DALAM ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
PEMBAHASAN Hasil SPSS 21.
Return dan Risiko Portofolio
MENGOLAH DATA MENGGUNAKAN SPSS
Transformasi Wavelet Diskret dan Partial Least Squares dalam Pemodelan Kalibrasi serta Implementasinya pada OSS-R oleh: Aniq Atiqi Rohmawati Departemen.
Teknik Evaluasi Perencanaan
FILEMON MEIDIANTO DJA ( ). 1.1 Latar Belakang  BUMN merupakan perusahaan yang seluruh atau sebagian besar modalnya berasal dari kekayaan negara.
PKM-GT Gagasan kreatif
Menentukan Perilaku Biaya
FEB Univ. 17 Agustus 1945 Jakarta
PERTEMUAN Ke-13 Dosen pengasuh: Moraida Hasanah, S.Si., M.Si
STATISTIK DESKRIPTIF Adhi Gurmilang.
ANALISIS KORELASI DAN REGRESI LINEAR SEDERHANA
PENGOLAHAN & ANALISIS DATA
PEMROGRAMAN LINEAR Karakteristik pemrograman linear: Proporsionalitas
ANALISIS KORELASI DAN REGRESI LINEAR SEDERHANA
MODUL XIV REGRESI DAN KORELASI (2) 8. KORELASI LINEAR
DATA DAN HIPOTESIS (DATA AND HYPOTHESIS)
UKURAN PENYEBARAN (VARIABILITAS)
Risha Ardasari Utama, Solimun, M. Bernadetha Mitakda.
Bab 25 Pencocokan Model.
ANALISIS KORELASI DAN REGRESI LINEAR SEDERHANA
Teori Permainan Istilah “games” atau permainan berhubungan erat dengan kondisi pertentangan bisnis yang meliputi suatu periode tertentu.
Pemeriksaan Asumsi Sebaran Data
Uji Kolmogorov-Smirnov
KORELASI BERGANDA UJI KELAYAKAN INSTRUMEN
Uji Konstanta (a) Regresi Linear Sederhana
Analisis REGRESI.
Uji Asumsi Klasik Multikolinearitas Normalitas
Analisis Regresi & Analisis Korelasi
DATA STATISTIK.
Operations Management
DATA DAN HIPOTESIS (DATA AND HYPOTHESIS)
? 1. Konsep Statistika STATISTIKA : Kegiatan untuk : mengumpulkan data
Adhi Gurmilang STATISTIK DESKRIPTIF.
VALIDITAS DAN REABILITAS REGRESI BERGANDA Nori Sahrun, S.Kom., M.Kom
DASAR ANALISIS MULTIVARIATE.
Sistem Persamaan Linear
RETURN DAN RISIKO INVESTASI
STATISTIKA DESKRIPTIF
MULTIVARIATE ANALYSIS
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 DI SD KARANGANYAR 01 Linda Asti Wulandari
Statistika Deksriptif
ANALISIS HUBUNGAN NUMERIK DENGAN NUMERIK (UJI KORELASI)
Analisis Regresi Regresi Linear Sederhana
Pembahasan Tugas 1 Adi Setiawan.
Analisis lainnya Resista Vikaliana 25/03/2016.
Menentukan Perilaku Biaya
ANALISIS KORELASI DAN REGRESI LINEAR SEDERHANA
Studi Kasus Produksi Galon
Principal Components Analysis (Pendekatan Sampel)
Analisis Faktor Siti Ulfa Nabila ›Analisis faktor merupakan salah satu dari analisis ketergantungan (interdependensi) antar variabel. ›Prinsip.
Analisis Regresi Regresi Linear Sederhana
FUNGSI PRODUKSI.
STATISTIKA DESKRIPTIF Tendensi Sentral & Ukuran Dispersi KELOMPOK 2.
Transcript presentasi:

Analisis Komponen Utama

Pengamatan Peubah Ganda memerlukan ‘sumberdaya’ lebih, dalam analisis informasi tumpang tindih pada beberapa peubah

Apa itu Komponen Utama Merupakan kombinasi linear dari peubah yang diamati  informasi yang terkandung pada KU merupakan gabungan dari semua peubah dengan bobot tertentu Kombinasi linear yang dipilih merupakan kombinasi linear dengan ragam paling besar  memuat informasi paling banyak Antar KU bersifat ortogonal  tidak berkorelasi  informasi tidak tumpang tindih

Analisis Komponen Utama Gugus peubah asal {X1, X2, …, Xp} Gugus KU {KU1, KU2, …, KUp} Hanya dipilih k < p KU saja, namun mampu memuat sebagian besar informasi

Ilustrasi Komponen Utama Untuk menceritakan bagaimana wajah pacar kita waktu SMA, tidak perlu disebutkan hidungnya mancung, kulitnya halus, rambutnya indah tergerai dan sebagainya. Tapi cukup katakan ‘Pacar saya waktu SMA orangnya cantik’. Kata ‘cantik’ sudah mampu menggambarkan uraian sebelumnya.

Bentuk Komponen Utama KU1 = a1x = a11x1 + … + a1pxp Jika gugus peubah asal {X1, X2, …, Xp} memiliki matriks ragam peragam  maka ragam dari komponen utama adalah = a1’a1 = Tugas kita adalah bagaimana mendapatkan vektor a1 sehingga ragam di atas maksimum (vektor ini disebut vektor koefisien)

Mendapatkan KU pertama Vektor a1 merupakan vektor ciri matriks  yang berpadanan dengan akar ciri paling besar. Kombinasi linear dari {X1, X2, …, Xp} berupa KU1 = a1x = a11x1 + … + a1pxp dikenal sebagai KU pertama dan memiliki ragam sebesar 1 = akar ciri terbesar

KU kedua Bentuknya KU2 = a2x = a21x1 + … + a2pxp Mencari vektor a2 sehingga ragam dari KU2 maksimum, dan KU2 tidak berorelasi dengan KU1 a2 tidak lain adalah vektor ciri yang berpadanan dengan akar ciri terbesar kedua dari matriks .

Komponen Utama Misalkan 1  2  …  p > 0 adalah vektor ciri yang berpadanan dengan vektor ciri a1, a2, …, ap dari matriks , dan panjang dari setiap vektor itu masing masing adalah 1, atau ai’ai = 1 untuk i = 1, 2, …, p. Maka KU1 = a1’x, KU2 = a2’x, …, KUp = ap’x berturut-turut adalah komponen utama pertama, kedua, …, ke-p dari x. Lebih lanjut var(KU1) = 1, var(KU2) = 2, …, var(KUp) = p, atau akar ciri dari matriks ragam peragam  adalah ragam dari komponen-komponen utama.

Kontribusi setiap KU Ragam dari setiap KU sama dengan akar ciri , yaitu i Total ragam peubah asal seluruhnya adalah tr(), dan ini sama dengan penjumlahan dari seluruh akar ciri Jadi kontribusi setiap KU ke-j adalah sebesar

Interpretasi setiap KU Interpretasi setiap KU didasarkan pada nilai pada vektor aj, karena nilai ini berhubungan linear dengan korelasi antara X dengan KU Informasi pada KU didominasi oleh informasi X yang memiliki koefisien besar.

Permasalahan Umum dalam AKU Penentuan KU menggunakan ‘matriks ragam-peragam’ vs ‘matriks korelasi’ Penentuan banyaknya KU

Menggunakan matriks korelasi atau ragam peragam? Secara umum ini adalah pertanyaan yang sulit. Karena tidak ada hubungan yang jelas antara akar ciri dan vektor ciri matriks ragam peragam dengan matriks korelasi, dan komponen utama yang dihasilkan oleh keduanya bisa sangat berbeda. Demikian juga dengan berapa banyak komponen utama yang digunakan.  

Menggunakan matriks korelasi atau ragam peragam? Perbedaan satuan pengukuran yang umumnya berimplikasi pada perbedaan keragaman peubah, menjadi salah satu pertimbangan utama penggunaan matriks korelasi. Meskipun ada juga beberapa pendapat yang mengatakan gunakan selalu matriks korelasi.

Menggunakan matriks korelasi atau ragam peragam? Penggunaan matriks korelasi memang cukup efektif kecuali pada dua hal. Pertama, secara teori pengujian statistik terhadap akar ciri dan vektor ciri matriks korelasi jauh lebih rumit. Kedua, dengan menggunakan matriks korelasi kita memaksakan setiap peubah memiliki ragam yang sama sehingga tujuan mendapatkan peubah yang kontribusinya paling besar tidak tercapai.

Penentuan Banyaknya KU Metode 1 didasarkan pada kumulatif proporsi keragaman total yang mampu dijelaskan. Metode ini merupakan metode yang paling banyak digunakan, dan bisa diterapkan pada penggunaan matriks korelasi maupun matriks ragam peragam. Minimum persentase kergaman yang mampu dijelaskan ditentukan terlebih dahulu, dan selanjutnya banyaknya komponen yang paling kecil hingga batas itu terpenuhi dijadikan sebagai banyaknya komponen utama yang digunakan. Tidak ada patokan baku berapa batas minimum tersebut, sebagian buku menyebutkan 70%, 80%, bahkan ada yang 90%.

Penentuan Banyaknya KU Metode 2 hanya bisa diterapkan pada penggunaan matriks korelasi. Ketika menggunakan matriks ini, peubah asal ditransformasi menjadi peubah yang memiliki ragam sama yaitu satu. Pemilihan komponen utama didasarkan pada ragam komponen utama, yang tidak lain adalah akar ciri. Metode ini disarankan oleh Kaiser (1960) yang berargumen bahwa jika peubah asal saling bebas maka komponen utama tidak lain adalah peubah asal, dan setiap komponen utama akan memiliki ragam satu. Dengan cara ini, komponen yang berpadanan dengan akar ciri kurang dari satu tidak digunakan. Jollife (1972) setelah melakukan studi mengatakan bahwa cut off yang lebih baik adalah 0.7.

Penentuan Banyaknya KU Metode 3 penggunaan grafik yang disebut plot scree. Cara ini bisa digunakan ketika titik awalnya matriks korelasi maupun ragam peragam. Plot scree merupakan plot antara akar ciri k dengan k. Dengan menggunakan metode ini, banyaknya komponen utama yang dipilih, yaitu k, adalah jika pada titik k tersebut plotnya curam ke kiri tapi tidak curam di kanan. Ide yang ada di belakang metode ini adalah bahwa banyaknya komponen utama yang dipilih sedemikian rupa sehingga selisih antara akar ciri yang berurutan sudah tidak besar lagi. Interpretasi terhadap plot ini sangat subjektif.

Kegunaan Lain KU Plot skor KU dua dimensi sebagai alat awal diagnosis pada analisis gerombol KU yang saling bebas mengatasi masalah multikolinear dalam analisis regresi

Contoh Penerapan AKU

Penilaian industri jamu dari aspek CPOTB meliputi beberapa karakteristik: Sanitasi dan hygiene, Penyiapan bahan baku, Pengolahan dan pengemasan, Dokumentasi, Pengawasan mutu, Karyawan/personalia, Peralatan, Bangunan, Inspeksi diri, Penanganan terhadap keluhan.

Masalah yang ingin dipecahkan adalah mendapatkan satu skor dari keseluruhan karakteristik tersebut. Cara yang paling sederhana sebenarnya adalah dengan cara merata-ratakan skor masing-masing karakter tersebut. Namun seperti yang dibahas sebelumnya, rata-rata tidak mampu memberikan informasi sebanyak jika menggunakan komponen utama. Pemilihan komponen utama pertama, nampaknya cukup beralasan.  

Yang menjadi permasalahan dalam penggunaan komponen utama adalah, matriks ragam peragam ataukah matriks korelasi yang harus digunakan untuk mendapatkannya. Perbedaan penentuan skor pada masing-masing karakter menyebabkan pemilihan korelasi merupakan ide yang lebih baik.

Menu di SPSS

Masukkan variabel yang menjadi dasar untuk skoring, dalam hal ini variabel Sanitasi dan hygiene hingga Penanganan terhadap keluhan

Pemilihan tipe matriks input dilakukan di tombol Extraction Pemilihan tipe matriks input dilakukan di tombol Extraction. Pilih Correlation matrix pada bagian Analyze. Pilih opsi Scree plot

Output pertama memberi informasi mengenai proporsi keragaman tiap variabel yang dapat diterangkan oleh komponen terpilih. Bila semua komponen dipilih, keseluruhan keragaman variabel asal dapat diambil (kolom Initial) Bila hanya beberapa komponen yang dipilih (hanya komponen dengan akar ciri lebih dari 1 bila matriks korelasi yang digunakan), keragaman yang dapat diekstrak sebesar kolom Extraction.

Output berikutnya menampilkan keragaman masing-masing komponen utama (alias akar ciri matriks korelasi) Dengan batasan minimal 1, terpilih dua akar ciri yang keduanya secara kumulatif dapat menerangkan 68.378% keragaman data asal.

Output terakhir memunculkan koefisien dalam pembentukan komponen utama (alias vektor ciri dari matriks korelasi) Koefisien untuk komponen pertama dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam penentuan bobot untuk skor akhir. Sebagai contoh, variabel mutu semestinya mendapatkan bobot tertinggi, sementara penanganan keluhan berbobot terendah.

TERIMA KASIH