KEBEBASAN DAN TANGGUNG JAWAB ETIKA KEPRIBADIAN Pertemuan Ke - 3
KEBEBASAN DAN TANGGUNG JAWAB “Kebebasan” dan “Tanggung Jawab” seolah-olah merupakan pengertian kembar Terdapat hubungan timbal balik antara dua pengertian ini Tidak jarang kita mendengar orang berbicara tentang “kebebasan yang bertanggung jawab”, tapi sebenarnya ungkapan itu merupakan suatu kesatuan.
Beberapa Arti Kebebasan Kebebasan Sosial Politik Kebebasan Rakyat versus Kekuasaan Absolut Kemerdekaan versus Kolonialisme
Anatomi Kebebasan Individual Kebebasan Fisik Kebebasan Yuridis Kebebasan Psikologis Kebebasan Moral Kebebasan Eksistensial
Beberapa Masalah mengenai Kebebasan Kebebasan Negatif Kebebasan Positif
Beberapa Masalah mengenai Kebebasan Batas-batas Kebebasan Faktor-faktor dari dalam Lingkungan Kebebasan Orang lain Generasi-generasi mendatang
Tanggung Jawab Bertanggung jawab berarti: dapat menjawab, bila ditanyai tentang perbuatan-perbuatan yang dilakukan Tanggung jawab berarti bahwa orang tidak boleh mengelak, bila diminta penjelasan tentang perbuatannya. Jawaban itu harus diberikan kepada siapa? Kepada dirinya sendiri, kepada masyarakat luas dan—kalau dia orang beragama—kepada Tuhan.
Tanggung Jawab Sejalan dengan perbedaan yang dikemukakan sebelumnya dalam konteks hati nurani, di sini pun bisa dibedakan antara tanggung jawab retrospektif dan tanggung jawab prospektif Dalam hidup sehari-hari kita lebih banyak mengalami tanggung jawab retrospekti, karena biasanya tanggung jawab baru dirasakan betul- betul, bila kita berhadapan dengan konsekuensinya.
Tingkat-tingkat Tanggung Jawab Kita bisa membayangkan kasus-kasus berikut ini, lalu mempelajari derajat tanggung jawabnya. Ali mencuri, tapi ia tidak tahu bahwa ia mencuri. Budi mencuri, karena dia seorang kleptoman. Cipluk mencuri, karena dalam hal ini ia sangka ia boleh mencuri Darso mencuri, karena orang lain memaksa dia dengan mengancam nyawanya. Eko mencuri, karena ia tidak bisa mengendalikan nafsunya.
Thank You! “Orang memang cenderung melupakan tanggungjawabnya jika diberi kebebasan” ― Nailal Fahmi, Badung Kesarung: Santri Badung Tanpa Sarung