DEASY ROSMALA DEWI, SKM,MKES

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
METODE EPIDEMIOLOGI UNTUK MENILAI DIAGNOSIS PADA SECRINING
Advertisements

TEST HIV DAN KONSELING.
Created by : Aria Gusti SCREENING TEST Created by : Aria Gusti
SKRINING SAWITRI.
Prinsip Dasar Pemilihan Pemeriksaan Penunjang
PENYIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA
SKRINING dr. Fazidah A Srg Mkes.
Prodi Kesehatan Masyarakat
Mugi Wahidin, M.Epid Prodi Kesehatan Masyarakat Univ Esa unggul 2014/2015.
Feedback SPSS Advance Naldo Sofian LPP – BEM IKM FKUI.
MEMAHAMI BAHAYA HIV / AIDS Di Susun : Arif Nurhuda, S.Pd
Ria Hartini Sitompul G1B011054
EPIDEMIOLOGI DISKRIPTIF EPIDEMIOLOGI ANALITIK
SKRINING.
MASA INKUBASI AIDS Masa inkubasi adalah waktu yang diperlukan sejak seseorang terpapar virus HIV sampai dengan menunjukkan gejala-gejala AIDS. Waktu yang.
AUDIT PENDOKUMENTASIAN REKAM MEDIS SECARA KUALITATIF
DEASY ROSMALA DEWI, SKM,MKES
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI KEJADIAN LUAR BIASA
SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN LB-3 (2)
PRINSIP DETEKSI DINI TERHADAP KELAINAN, KOMPLIKASI DAN PENYULIT PADA IBU HAMIL Hasnaeni Hatta, S. ST.
Tugas Prakerin (32-34) “HIV & AIDS” Disusun oleh Nama
Pengukuran Pencegahan
EPIDEMIOLOGI PENCEGAHAN
DEASY ROSMALA DEWI, SKM,MKES
Pengendalian Penyakit Menular Ketika Bencana
SKRINING By. Nur Alvira.
PEDOMAN MENILAI SISTEM SURVEILANS
Metodologi Penelitian Kesehatan
PENEMUAN PENYAKIT DENGAN ‘SCREENING’
KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN BIOMEDIS
DIMENSI PENDIDIKAN KESMAS
SKRINING.
Mutu Sistem S-R KesMas Kuliah FETP, 23 Sept 2011.
METODE EPIDEMIOLOGI UNTUK MENILAI DIAGNOSIS PADA SECRINING
AYO BERANTAS.
MANIFESTASI KLINIK PENYAKIT MENULAR
PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN DETEKSI DINI
Pendahuluan LEBIH dari 60 juta orang dalam 20 tahun terakhir terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). Dari jumlah itu, 20 juta orang meninggal karena.
PENCATATAN DAN PELAPORAN
LAPORAN METODE PENELITIAN PROJECT WORK/TUGAS AKHIR
GAMBARAN KASUS PENYAKIT DAN KEMATIAN DI INDONESIA PERTEMUAN 14
PSIKOLOGI KESEHATAN.
HIV AIDS.
PENYIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
SCREENING By: Nurul Hidayah, S.KM.
SCREENING By: Nurul Hidayah, S.KM.
PSIKOLOGI KESEHATAN.
Kemampuan suatu fasilitas penyaringan dapat memproses 1000 orang perminggu. Dengan asumsi bahwa prevalensi suatu penyakit sebesar 4 %, saudara diminta.
Materi Surveillans Epidemiologi Universitas Respati Yogyakarta
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
ANDA TELAH MEMASUKI AREA POWER POINT NURUL AFIFAH
Dinar Perbawati Abdul Aziz Azari Dian Septivita
DR. SRI ANITA MULIA  ADHERENS (KEPATUHAN MINUM OBAT) pada pasien ARV.
STATISTIK KESEHATAN (ANGKA KEMATIAN) PERTEMUAN 11
Pelatihan IPP > Paket 1 Pelatihan IPP - Paket 1 HIV dan AIDS.
SURVEILANS PENYAKIT TIDAK MENULAR PERTEMUAN 7
Mutu Sistem S-R KesMas Kuliah FETP, 21 Sept 2012.
UJI DIAGNOSTIK.
PENGARUH PERILAKU SEKSUAL TERHADAP KEJADIAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL PADA WANITA PEKERJA SEKSUAL DI PUSKESMAS NGADILUWIH KABUPATEN KEDIRI OLEH : ASMI SETIANI.
Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual PERAN KADER DALAM KOLABORASI TB HIV.
Subdit HIV AIDS Kementrian Kesehatan
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR
Skrining Pengertian Usaha untuk mengidentifikasi penyakit- penyakit yang secara klinis belum jelas dengan menggunakan pemeriksaan tertentu atau prosedur.
Pengertian Infeksi HIV pada anak terutama disebabkan penularan dari ibunya. Dengan kata lain infeksi HIV pada anak terjadi akibat penularan selama masa.
KONSELING INDIVIDU.
Sesi 2 Manifestasi Klinik Penyakit Menular
Transcript presentasi:

DEASY ROSMALA DEWI, SKM,MKES SCREENING PERTEMUAN 5 DEASY ROSMALA DEWI, SKM,MKES PRODI REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Menjelaskan pengertian screening, tujuan dan validitas dalam screening

SCREENING Screening atau penyaringan kasus adalah cara untuk mengidentifikasi penyakit yang belum tampak melalui suatu tes atau pemeriksaan atau prosedur lain yang dapat dengan cepat memisahkan antara orang yang mungkin menderita penyakit dengan orang yang mungkin tidak menderita.

LATAR BELAKANG SCREENING Latar belakang sehingga screening ini dilakukan yaitu karena hal berikut ini: 1. Banyaknya kejadain penomena gunung es (Ice Berg Phenomen) 2. sebagai langkah pencegahan khususnya Early diagnosis dan prompt treatment 3. Banyaknya penyakit yang tanpa gejala klinis 4. Penderita mencari pengobatan setelah studi lanjut 5. Penderita tanpa gejala mempunyai potensi untuk menularkan penyakit

TUJUAN SCREENING Deteksi dini penyakit tanpa gejala atau dengan gejala tidak khas terhadap orang- orang yang tampak sehat, tetapi mungkin menderita penyakit, yaitu orang yang mempunyai resiko tinggi terkena penyakit (Population at risk). Dengan ditemukan penderita tanpa gejala dapat dilakukan pengobatan secara tuntas sehingga tidak membahayakan dirinya atau lingkungan dan tidak menjadi sumber penularan penyakit. Mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat .

SASARAN Sasaran penyaringan adalah penyakit kronis dan keadaan yang potensial/ high risk seperti : Infeksi Bakteri (Lepra, TBC dll.) Infeksi Virus (Hepatitis) Penyakit Non-Infeksi : (Hipertensi, Diabetes mellitus, Jantung Koroner, Ca Serviks, Ca Prostat, Glaukoma) HIV-AIDS

PROSES PENYARINGAN Proses pelaksanaan sceening adalah : Tahap 1 : melakukan pemeriksaan terhadap kelompok penduduk yang dianggap mempunyai resiko tinggi menderita penyakit. Apabila hasil negatif, dianggap orang tersebut tidak menderita penyakit. Apabila hasil positif dilakukan pemeriksaan tahap 2 Tahap 2 : pemeriksaan diagnostik Hasilnya positif maka dianggap sakit dan mendapat pengobatan. Hasilnya negatif maka dianggap tidak sakit (dilakukan pemeriksaan ulang secara periodik).

Untuk mengetahui Validitasnya, maka digunakan indeks antara lain: SENSITIVITAS Sensitivitas (sensitivity) : kemampuan suatu tes untuk mengidentifikasi individu dengan tepat, dengan hasil tes positif dan benar sakit. Sensitivitas = a/a+c SPESIFISITAS Spesifisitas (specificity) : kemampuan suatu tes untuk mengidentifikasi individu dengan tepat, dengan hasil negatif dan benar tidak sakit. Spesivisitas = d/b+d

Untuk mengetahui Validitasnya, maka digunakan indeks antara lain: POSITIVE PREDICTIVE VALUE (PPV) Persentase pasien yang menderita sakit dengan hasil test Positive. PPV = a/a+b NEGATIVE PREDICTIVE VALUE (NPV) Persentase pasien yang tidak menderita sakit dengan hasil test negative. NPV = d/c+d

Nilai perkiraan kecermatan: 1 Nilai perkiraan kecermatan: 1. Nilai Kecermatan (+) (Positive accuracy) : Proporsi jumlah yang sakit terhadap semua hasil tes (+) Rumus y = a / a+b 2. Nilai Kecermatan (-) (Negative accuracy) : Proporsi jumlah yang tdk sakit thd semua hasil tes (-) Rumus z = d / c+d Selain nilai kecermatan, dapat juga dihitung nilai komlemennya yaitu : 1. False positive rate: Jumlah hasil tes (+) semua dibagi dengan jumlah seluruh hasil tes (+) Rumus b/ a + b atau 1 – y 2. False negative rate: Jumlah hasil tes (-) semua dibagi dgn jumlah seluruh hsl tes (-) Rumus c/ c + d atau 1 – z

Contoh: Ditemukan 50 orang (+) menderita & 100 tdk menderita, dari hasil tes terdapat 45 org (+) benar, 10 org (+) semu, 5 org (-) semu dan 90 org (-) benar. Hasil tes Keadaan penderita Jumlah sakit Tdk sakit + 45 10 55 - 5 90 95 Jumah 50 100 150 Sensitifitas hasil tes; 45/50 = 90% Spesifitas hasil tes; 90/100 = 90% Nilai kecermatan (+); 45/55 = 82% False positif rate; 10/55 = 18% (100-82 = 18) False negatif rate; 5/95 = 5% (100-95 = 5)

RELIABILITAS Pemeriksaan yg dilakukan berulang-ulang akan menghasilkan sesuatu yg konsisten Faktor yg mempengaruhi: 1. Variabilitas alat 2. Variasi subyek 3. Variasi pemeriksa Cara mengurangi variasi: 1. Standarisasi alat 2. Latihan intensif para pemeriksa 3. Penerangan yang jelas kepada orang yang akan diperiksa

Yeild Yeild adalah jumlah penyakit yang didiagnosa dan diobati sebagai hasil penyaringan Hasil ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: 1. Sensitifitas tes 2. Prevaensi penyakit yang tidak tampak 3. Screening yang tidak tampak 4. Kesadaran masyarakat

TUGAS Mencari jenis test yang digunakan dalam screening untuk mendeteksi penyakit tertentu ( 7 mhs)