Kimia Medisinal Obat Antiinfeksi JURUSAN FARMASI FKIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Kimia Medisinal Obat Antiinfeksi Oleh : Hendri Wasito, S. Farm., Apt.
Tinjauan umum Obat antiinfeksi merupakan senyawa yang digunakan untuk pengobatan penyakit infeksi yang disebabkan oleh spesies tertentu (serangga, metazoa, protozoa, bakteri, riketsia atau virus). Beberapa kelompok obat antiinfeksi : ektoparasitisida (antiseptik dan desinfektan), anthelmintik, anti jamur, antivirus dan antiprotozoa.
Ektoparasitisida Ektoparasitisida merupakan senyawa yang digunakan untuk pengobatan berbagai kelainan yang disebabkan oleh ektoparasit. Berdasarkan struktur kimianya ektoparasitisida dibagi menjadi : hidrokarbon terklorinasi (lindan sebagai antiskabies) turunan piretrin (tetrametrin, permetrin, piretrin) senyawa sulfur (sulfur, sulfur presipitum, sulfur sublimatum) turunan lainnya (benzil benzoat, malation, krotamiton)
Lindan diabsorbsi oleh antropoda dan merangsang sistem syaraf pusat sehingga menimbulkan kejang dan kematian parasit Malation digunakan sebagai insektisida , dalam tubuh serangga diubah menjadi malaoksan yang menghambat enzim kolinesterase 10.000 kali lebih besar dibanding senyawa induknya.
Antiinfeksi setempat Obat antiinfeksi setempat digunakan secara setempat untuk menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme. Dibagi menjadi dua kelompok : Antiseptik (digunakan pada jaringan hidup) Desinfektan (biasa digunakan pada benda mati)
Mekanisme kerja antiinfeksi penginaktifan enzim tertentu (turunan aldehid, amida, etle oksid, halogen, merkuri, seny. amonium kuartener) Denaturasi protein (turunan alkohol dan fenol, merkuri, peroksida, seny. perak, seny.amonium kuartener) Mengubah permeabilitas membran sel bakteri (turunan amin dan guanidin, turunan fenol, seny. amonium kuartener) Interkalasi kedalam DNA (turunan trimetilmetan, gentian violet) pembentukan kelat (heksaklorofen, oksikuinolin)
Isopropil alkohol aktivitas bakterisid lebih besar dari etil alkohol karena lebih efektif dalam menurunkan tegangan permukaan sel bakteri dan denaturasi protein. Hubungan struktur aktivitas turunan alkohol (Antiseptik) : Pada alkohol alifatik, bertambahnya jumlah atom C kelarutan dalam lemak meningkat sehingga mampu berpenetrasi ke membran sel bakteri sehingga aktivitas meningkat. Percabangan akan menurunkan kelarutan dalam lemak sehingga aktivitas menurun Adanya ikatan rangkap memiliki efek serupa dengan adanya percabangan.
Hubungan struktur aktivitas senyawa fenol (Antiseptik) : Peningkatan sifat lipofil akan meningkatkan aktivitas antiseptik Pemasukan gugus halogen (Cl / Br) ke inti fenol meningkatkan aktivitas. Pemasukkan gugus nitro dapat meningkatkan aktivitas antiseptik sampai derajat moderat Pemasukkan gugus asam karboksilat dan asam sulfonat menurunkan aktivitas antiseptik Pemasukkan gugus lkil kedalam struktur fenol, kresol, resorsinol, akan meningkatkan aktivitas antibakteri dan menurunkan toksisitas Pemasukkan gugus alkoksi meningkatkan aktivitas antiseptik.
Anthelmintik Anthelmintik adalah senyawa yang digunakan untuk pengobatan berbagai jenis parasit dari cacing. Mekanisme kerja : menyebabkan narkosis, paralisis, atau kematian cacing ( levamisol, pirantel pamoat, dietilkarbamazin) efek iritasi dan merusak jaringan cacing (heksilresorsinol) menyebabkan kekacauan pada cacing (turunan benzimidazol, mebendazol) penghambat enzim tertentu (prazikuantel, niridazol, stibofen) mempengaruhi metabolisme cacing (niklosamid, niridazol, prazikuantel) penghambat biosintesis asam nukleat (klorokuin, kuinakrin)
Hubungan struktur dan aktivitas turunan Vinilpiperidin : Pirantel pamoat adalah anthelmintik dengan spektrum luas dan merupakan obat terpilih untuk pengobatan ascariasis dan enterobiasis. Hubungan struktur dan aktivitas turunan Vinilpiperidin : Aktivitas anthelmintik untuk gugus aromatik (Ar) yang berbeda akan menurun dengan urutan : 2-tienil > 3-tienil > fenil > 2-furil Pemasukan gugus pada posisi orto gugus Ar, dan subtitusi N-metil (R) dalam sistem siklik amidin tidak mengubah aktivitas, sedang subtitusi pada posisi yang lain akan menghilangkan aktivitas.
Azole Antifungals Broad spectrum. Dipakai secara Orall untuk systemic mycoses: systemic candidiasis, coccidiomycosis, dan blastomycosis. Menghambat human demethylase dan menyebabkan penurunan konsentrasi testosterone dan corticosterone pada tubuh. juga menghambat P450s dalam tubuh sehingga meningkatkan konsentrasi plasma dari cyclosporin, phenytoin atau terfenadine.
The similarity of fungal and mammalian cells creates a number of problems for designing drugs that are selectively toxic to fungal cells but not the human host
SAR of Azole Antifungals Gugus Imidazole atau 1,2,4-triazole dengan pKa 6.5-6.8 penting untukaktivitas antifungal. N3 imidazole dan N4 imidazole dari ikatan triazole P450 besi. The most active ones have two or three aromatic rings, at least one of them is substituted with halogens or other nonpolar groups (2,4-dichlorophenyl 1,4-dichlorophenyl, or 2,4-difluorophenyl). The most active azoles have fluore in the structure. Ring substitution at other positions makes the azole inactive. The big nonpolar part resembles the steroid molecule in binding to the enzyme.
pertemuan selanjutnya Untuk jenis obat-obat antiinfeksi lainnya akan didiskusikan pada presentasi pertemuan selanjutnya
Tugas presentasi Diskusikan mengenai hubungan antara struktur dan aktivitas obat-obat antiinfeksi (anthelmintik, antibakteri, antiviral, antijamur, antibiotik, dsb.) meliputi : Kasus dan pemlihan obat terpilih. Struktur obat terpilih dan penjelasannya Mekanisme farmakologis obat tersebut Hubungan antara struktur dan aktivitas obat tersebut Serta penjelasan lainnya yang penting mengenai struktur dan aktivitas obat tersebut.
Hatur nuhun pisan … Jangan lupa untuk mencari literatur dan sumberbelajar baik melalui buku, jurnal, artikel, internet dsb. dan selalu aktiv dalam diskusi selama kuliah berlangsung.