GDP & NATIONAL INCOME Pertemuan 3.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BAB 2. DATA MAKROEKONOMI Data Statistik maroekonomi digunakan : - ahli ekonomi untuk mempelajari keadaan ekonomi, - pengambil keputusan untuk memonitor.
Advertisements

Pengantar Teori Ekonomi By, Nurul Komaryatin, SE, MSi
PENDAPATAN NASIONAL Pertemuan ke
MAKROEKONOMI, edisi ke-6
TUGAS EKONOMI MAKRO MENGUKUR OUTPUT NASIONAL DAN PENDAPATAN NASIONAL
PENDAPATAN NASIONAL Mengukur tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai dan perubahan serta pertumbuhannya dari tahun ke tahun $ DR. NURITA ANDRIANI.
PENGANTAR ILMU EKONOMI
Mengukur Aktivitas Ekonomi
INDIKATOR EKONOMI (ECONOMIC INDIKATORS) (the ultimate target)
UNIKA SOEGIJAPRANATA PENGANTAR EKONOMI MAKRO SEMESTER GASAL 2011/2012
PENDAPATAN NASIONAL.
BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL
Mengukur Pendapatan Suatu Negara
PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
GROSS DOMESTIC PRODUCT
Penghitungan Pendapatan Nasional
PENDAPATAN NASIONAL Pertemuan 2 UNMURA. Two ways of viewing GDP Total income of everyone in the economy Total expenditure on the economy’s output of goods.
DATA, VARIABEL DAN INDIKATOR EKONOMI MAKRO
PENGANTAR ILMU EKONOMI
Pengukuran Pendapatan Nasional Perhitungan Pendapatan Nasional ada tiga metode/pendekatan : 1.Metode produksi ( Production Approach) 2.Metode Pendapatan.
VARIABEL-VARIABEL PENENTU PENDAPATAN NASIONAL
PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
Pendapatan national Pertemuan 9.
Berbagai Istilah Dalam Perhitungan Pendapatan Nasional
PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
ARUS PERPUTARAN EKONOMI
Penghitungan Pendapatan Nasional
Konsep Dasar Ekonomi Makro
MAKROEKONOMI, edisi ke-6
Penghitungan Pendapatan Nasional
KONSEP PENGHITUNGAN OUTPUT NASIONAL Penghitungan GDP dan Pendekatannya
PENDAPATAN NASIONAL.
Pertemuan 8 Penghitungan Pendapatan Nasional
PERTEMUAN KE-2 PENDAPATAN NASIONAL
Konsep dan Analisis Sistem Neraca di Indonesia
PENDAPATAN NASIONAL Wahyu Puji Lestari A
Penghitungan Pendapatan Nasional
Beberapa istilah pendapatan nasional
Pengantar ekonomi makro
MAKROEKONOMI, edisi ke-6
PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
Aniesa Samira Bafadhal, SAB, MAB
PENDAPATAN NASIONAL Teori Ekonomi Makro Ekonomi Pembangunan.
PRODUKSI NASIONAL PERPUTARAN PEREKONOMIAN
MAKROEKONOMI, edisi ke-6
Macam penggunaan hasil produksi (expend)
Universitas Muhammadiyah Surakarta
GROSS DOMESTIC PRODUCT
Chapter 21: Perhitungan Pendapatan Nasional
PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
PENDAPATAN NASIONAL STIESS BATANG.
Pertemuan 6 Pendapatan nasional.
Bab 2. PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
PENDAPATAN NASIONAL.
MENGUKUR PENDAPATAN SUATU BANGSA
INDIKATOR EKONOMI (ECONOMIC INDIKATORS) (the ultimate target)
Pendapatan Nasional Oleh Kelomok 1: Anggi Gaulanda Sirait ( ) Desi Ratnasari Halawa ( ) Erwan Susanti Satofona ( ) Farida Kris.
Pertemuan Ke-11 Gross National Product
19 Mengukur Output Nasional dan Pendapatan Nasional Topik Bab Ini
MAKROEKONOMI, edisi ke-6
“PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL” (2)
Pendapatan Nasional & Inflasi
Pengukuran Pendapatan Nasional
03 PEREKONOMIAN INDONESIA PENDAPATAN NASIONAL DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
“PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL” (1)
KONSEP DASAR PENDAPATAN NASIONAL
Latihan 1 Diketahui perekonomian pada suatu negara tertentu memiliki data seperti dibawah ini (angka-angka dalam Miliar Rupiah): C = ,6 Yd T =
Bab 2 Data, Variabel, dan Indikator Ekonomi Makro
DATA, VARIABEL DAN INDIKATOR EKONOMI MAKRO
Transcript presentasi:

GDP & NATIONAL INCOME Pertemuan 3

Mengukur Nilai Aktivitas Ekonomi: GDP GDPsering dianggap sebagai ukuran kinerja perekonomian yang paling baik Tujuan GDP  meringkas aktivitas ekonomi dalam nilai uang tunggal selama periode tertentu 2 cara melihat GDP Pertama: sebagai pendapatan total dari setiap orang dalam perekonomian Kedua: sebagai pengeluaran total atas output barang dan jasa perekonomian

Pendapatan, Pengeluaran dan Aliran Sirkuler Tenaga Kerja Rumah Tangga Perusahaan Barang Pengeluaran

GDP Riil versus GDP Nominal Misal: dalam suatu perekonomian hanya memproduksi jeruk dan apel. Maka GDP dalam perekonomian tersebut adalah: GDP = (P Apel x ∑ Apel) + (P jeruk x ∑ jeruk) Artinya: GDP bisa meningkat karena harga meningkat karena jumlah produk meningkat.  Pengukuran di atas tidak dapat mencerminkan sejauh mana perekonomian bisa memuaskan permintaan rumah tangga, perusahaan dan pemerintah. Jika seluruh harga digandakan tanpa perubahan dalam jumlah, maka GDP akan berlipat ganda. Oleh Karena itu para ekonom menyebut bahwa nilai barang dan jasa yang diukur dengan harga berlaku disebut senagai GDP Nominal

Continued.... Ukuran ekonomi yang lebih baik menghitung output barang dan jasa perekonomian dan tidak akan dipengaruhi oleh perubahan harga. Oleh karena itu, para ekonom menggunakan GDP riil. Dimana nilai barang dan jasa diukur menggukan harga kostan. Misal: analisis perbandingan output pada tahun 2002 dan 2003 (pada perekonomian apel dan jeruk). Pada kondisi tsb tahun dasarnya adalah tahun 2002 GDP riil 2002 = (P apel 2002 x ∑ Apel 2002) + (P jeruk 2002 x ∑ Jeruk 2002) GDP riil 2003 = (P Apel 2002 x ∑Jumlah apel 2003) + (P jeruk 2002 x ∑ Jeruk 2003) GDP riil 2004 = (P Apel 2002 x ∑Jumlah apel 2004) + (P jeruk 2002 x ∑ Jeruk 2004)

Deflator GDP Deflator GDP = GDP nominal PDB riil Deflator GDP mencerminkan apa yang sedang terjadi pada seluruh tingkat harga dalam perekonomian Contoh: pada sebuah perekonomian dengan satu barang (roti). Jika P = harga roti dan Q = jumlah roti terjual Maka GDP nominal = jumlah total uang yang dibelanjakan untuk membeli roti pada tahun itu, yaitu P x Q Sedangkan GDP riil = Pdasar x Q Deflator GDP = P/Pdasar Jadi.... dari definisi tersebut, kita bisa memisahkan GDP nominal menjadi 2 bagian, yaitu: mengukur jumlah (GDP riil) dan mengukur harga (deflator GDP)

Continued... Cara menghitungnya: GDP nominal = GDP riil x Deflator GDP GDP nominal mengukur nilai uang yang berlaku dari output perekonomian GDP riil mengukur output yang dinilai pada harga konstan Deflator GDP mengukur harga output relatif terhadap harganya pada tahun dasar Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa deflator GDP dapat dijadikan untuk mendeflasi (menghilangkan inflasi) dari GDP nominal untuk menghasilkan GDP riil

sehingga: jika GDP dinotasikan dalam Y, maka: Komponen Pengeluaran Konsumsi Investasi Belanja Pemerintah Ekspor netto (NX) sehingga: jika GDP dinotasikan dalam Y, maka: Y = C + I + G + NX

Konsumsi Konsumsi terdiri dari barang dan jasa yang dibeli rumah tangga. Konsumsi dibagi dalam 3 kelompok: 1. Barang tidak tahan lama (nondurable goods) barang habis pakai dalam jangka waktu pendek 2. Barang tahan lama (durable goods)  barang-barang yang memiliki usia panjang 3. Jasa (services)

Investasi Investasi terdiri dari barang-barang yang dibeli untuk penggunaan masa depan Investasi dibagi dalam 3 kelompok: 1. Investasi tetap dalam bisnis  pembelian pabrik atau peralatan baru oleh perusahaan 2. Investasi residensial pembelian rumah baru oleh rumah tangga atau tuan tanah 3. Investasi persediaan peningkatan persediaan barang perusahaan

Belanja Pemerintah dan ekspor netto Belanja pemerintah merupakan barang dan jasa yang dibeli oleh pemerintah Ekspor netto adalah nilai barang dan jasa yang diekspor ke negara lain dikurangi dengan nilai barang dan jasa yang diimpor dari negara lain. Nilai ekspor netto menunjukkan pengeluaran netto dari luar negeri atas barang dan jasa dalam negeri yang pada akhirnya akan memberikan pendapatan bagi produsen domestik

GNP & NNP Perbedaan GDP dan GNP GDP mengukur pendapatan total yang diproduksi secara domestik GNP mengukur pendapatan total yang diperoleh oleh negara (penduduk suatau negara) GNP = GDP + pembayaran faktor dari mancanegara – pembayaran faktor ke mancanegara NNP (net national product) = GNP – depresiasi Depresiasi yang dimaksud adalah konsumsi modal tetap (misal: jumlah persediaan pabrik, peralatan dan struktur residensial yang habis pakai dalam setahun)

NI = NNP – Pajak Usaha Tidak Langsung Pendapatan Nasional NI = NNP – Pajak Usaha Tidak Langsung Argumen: Penyesuaian pada pos pendapatan nasional adalah untuk pajak bisnis tidak langsung (contoh: pajak penjualan) Pajak penjualan, jumlah biasanya anatara 10-15% dari NNP. Hal ini memunculkan irisan bahwa diantara harga yang dibayarkan oleh konsumen (atas barang/makanan/service) dan harga yang diterima perusahaan. Karena perusahaan tidak pernah menerima pembayaran pajak dari konsumennya maka pajak yang diterima perusahaan bukan merupakan bagian dari pendapatan perusahaan (hanya lewat).

Pendapatan Nasional Komponen Pendapatan Nasional Kompensasi pekerja Pendapatan perusahaan perseroan pendapatan bisnis nonkorporasi (contoh: lahan pertanian kecil, toko kelontong) Pendapatan sewa Laba korporasi Bunga netto  bunga yang dibayar perusahaan domestik dikurangi bunga mereka terima ditambah bunga yang diterima dari pihak asing

Continued... Dari pendapatan nasional ada beberapa penyesuaian kepada pendapatan perseorangan (personal income), yaitu jumlah pendapatan yang diterima rumahtangga dan bisnis non korporasi. Pendapatan perseorangan = pendapatan nasional - laba korporasi - kontribusi asuransi sosial - bunga netto +deviden +transfer pemerintah pada individu +pendapatan bunga perseorangan Disposible Income = pendapatan perseorangan – pembayaran pajak dan nonpajak perseorangan

Contoh Kasus Diketahui data ekonomi makro sebagai berikut: Pembelian barang dan jasa oleh pemerintah = 2500 Paja perseroan = 200 Bunga = 100 Laba perusahaan perseroan = 300 Ekspor = 500 Penyusutan = 250 Pajak tidak langsung = 150 Asuransi sosial = 75 Deviden = 350 Impor = 600 Insvestasi swasta netto = 1500 Laba tidak dibagi = 550 Konsumsi rumah tangga = 10250 Pertanyaan: berapa besarnya GNP, NI dan disposibel Income