TES FUNGSI GINJAL Departemen Ilmu Patologi Klinik dr. Rosa Dwi Wahyuni, M.Kes, Sp.PK Departemen Ilmu Patologi Klinik Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Tadulako
Unit fungsional ginjal nefron kapsula Bowman yang mengelilingi anyaman kapiler glomerulus, tubulus kontortus proksimal, lengkung henle, tubulus kontortus distal dan duktus koligen. Satu unit nefron
Filtrasi Glomerulus Pembentukan urin: proses filtrasi plasma pada glomerulus ultrafiltrat (pH 7,4 dan berat jenis 1,010) Sel darah & molekul besar seperti protein tertahan oleh ‘pori-pori’ membrana filtrasi Air &kristaloid dapat melewati membrana filtrasi glomerulus 1 nefron menghasilkan 100 l ultrafiltrat/hari. 1 ginjal : 1 juta nefron 170 – 200 liter ultrafiltrat melalui glomerulus / 24 jam, mengalami reabsorbsi urin yang terbentuk : 0,4 – 2 L/hari (pH 6,0 dan BJ 1,001 – 1,030)
TES FUNGSI GINJAL Tujuan: untuk mengetahui gangguan fungsi ginjal dan menetapkan berat ringannya Tes fungsi glomerulus (fungsi filtrasi): Tes Klirens: Klirens Kreatinin & Klirens Urea. Tes untuk mengetahui kerusakan glomerulus dan kerusakan tubulus: Kreatinin Serum, Blood Urea Nitrogen (BUN), Rasio BUN - Kreatinin Serum, Tes fungsi tubulus (fungsi reabsorbsi dan sekresi): Tes Osmolalitas Serum dan Urin.
Tes fungsi ginjal (umum): Tes Ureum Tes Kreatinin serum Tes klirens Kreatinin
TES UREUM Ureum dibentuk di hati: hasil akhir metabolisme protein, difiltrasi oleh glomerulus. Kadar urea menggambarkan intake protein dan kemampuan ekskresi ginjal. Peninggian kadar urea gangguan ginjal, adanya obstruksi saluran kemih dan peningkatan katabolisma protein. Tes Ureum adalah tes untuk menetapkan kadar ureum darah dengan menggunakan alat automatik.
PRA ANALITIK Persiapan Pasien: Tidak memerlukan persiapan khusus Persiapan Sampel: Hindari sampel yang keruh, ikterik dan hemolisis. Sampel hendaknya dianalisis dalam beberapa jam setelah pengambilan karena ureum akan hilang akibat aktivitas bakteri atau disimpan didalam lemari pendingin. Alat : Alat automatik Cobas Mira dan Cobas Mira Plus. Bahan: Sampel: serum, plasma heparin atau plasma EDTA Reagensia: untuk Tes Ureum
ANALITIK Tempatkan reagen kerja diraknya pada alat. Masukkan 500 μl sampel ke dalam tabung mikro, letakkan pada rak sampel. Masukkan nomor identitas pasien lalu pilih program tes ureum. Pengukuran dilakukan secara automatik. Hasil tes keluar berupa lembar print out. Nilai rujukan: 10 – 50 mg/dl atau 1,7 – 8,3 mmol/L
PASCA ANALITIK Interpretasi Peningkatan ureum dlm darah ditemukan pada: gangguan fungsi ginjal penyakit jantung kongestif shock dehidrasi perdarahan di traktus gastrointestinalis infark miokardial akut stress intake protein yang banyak/peningkatan katabolisme protein
Penurunan urea dlm darah ditemukan pada: liver failure akromegali malnutrisi pemakaian anabolik steroid overhidrasi (IV feeding) kegagalan absorpsi (penyakit celiac) sindroma nefrotik SIADH (Syndrome of Inappropriate secretion of Anti Diuretic Hormone)
TES KREATININ Kreatinin adalah produk akhir metabolisme kreatin. Kreatin adalah senyawa nitrogen yang terutama disintesis di hati dan disimpan di dalam otot. Kreatinin diekskresikan ke urin melalui filtrasi glomerulus. Tes Kreatinin adalah tes untuk menetapkan kadar kreatinin darah dengan menggunakan alat automatik
PRA ANALITIK Persiapan Pasien: Tidak memerlukan persiapan khusus Persiapan Sampel: Hindari sampel yang keruh, ikterik dan hemolisis. Alat : Alat automatik Cobas Mira dan Cobas Mira Plus. Bahan: Sampel: serum, plasma heparin atau plasma EDTA Reagensia: untuk Tes Kreatinin
ANALITIK Tempatkan reagen kerja diraknya pada alat. Masukkan 500 μl sampel ke dalam tabung mikro, letakkan pada rak sampel. Masukkan nomor identitas pasien lalu pilih program tes kreatinin Pengukuran dilakukan secara automatik. Hasil tes keluar berupa lembar print out.
Nilai Rujukan Kreatinin Kadar Kreatinin SI Unit (mg / dL) (mol / L) Newborn 0,8 – 1,4 71 – 124 Infant 0,7 – 1,7 62 – 150 Anak < 6 tahun 0,3 – 0,6 27 – 54 Anak > 6 tahun 0,4 – 1,2 36 – 106 Dewasa: Laki-laki Perempuan 0,6 – 1,3 (0,7 – 1,1) 0,5 – 1,0 (0,6 – 0,9) 53 – 115 44 – 88 usia lanjut Penurunan kadar kreatinin berhubungan dengan penyusutan masa otot dan usia
PASCA ANALITIK Interpretasi: Kadar kreatinin darah meningkat pada keadaan: Gangguan ginjal: gagal ginjal akut dan kronik, nefritis kronik. Obstruksi traktus urinarius Shock yang lama Dehidrasi Kanker Lupus Eritematosus Sistemik Nefropati diabetika Gagal jantung kongestif Amyotrophic lateral sclerosis
Intake protein yang banyak Penyakit otot: Akromegali, Gigantisme, Myasthenia Gravis, Poliomielitis Penggunaan obat-obatan seperti: antibiotik: chepalosporin, asam askorbat, simetidin, L-dopa, metil-dopa dan litium karbonat Kadar kreatinin darah menurun pada keadaan: Distrofi muskular Penyakit hati lanjut Malnutrisi: intake protein yang tidak adekuat Ketoasidosis diabetika Penggunaan obat-obatan: cefoxitin sodium, klorpromazin, marijuana, diuretika: tiazid dan vankomisin serta adanya bilirubin dan glukosa.
TES KLIRENS Klirens: volume plasma (mengandung semua zat yg larut melalui glomerulus, dibersihkan atau dihilangkan (cleared) dari plasma lalu diekskresikan urin, Nilai klirens mewakili fungsi glomerulus secara keseluruhan. (ml/menit) Kadar zat dalam plasma berbanding terbalik dengan nilai klirensnya, jika klirens menurun maka kadar zat dalam plasma meningkat.
Persamaan umum klirens ginjal C = klirens ginjal (ml/menit) U = kadar zat yang larut (marker) dalam urin (mg/dl) V = volume urin yang diekskresikan dalam waktu tertentu (ml/menit) S = kadar zat yang larut (marker) dalam serum atau plasma dan ditentukan pada saat pertengahan pengumpulan sampel (mg/dl) C = U x V S
TES KLIRENS KREATININ (TKK) Klirens kreatinin: volume darah (ml) yang dibersihkan dari kreatinin per menit. Tes Klirens Kreatinin adalah tes untuk menetapkan nilai klirens kreatinin melalui penetapan kadar kreatinin darah dengan menggunakan alat automatik kemudian hasilnya dihitung menggunakan persamaan Cockroft-Gault
TES KLIRENS KREATININ (TKK) (rekomendasi NKF K/DOQI u/ LFG pd org dewasa) Persamaan Cockroft & Gault (1976): LFG Persamaan MDRD Study: CCr = (140 - Usia) x (BB) x (0.85 jk Pr) (ml/mnt) (sCr x 72) LFG = 186x(sCr) – 1,154 x (Usia)– 0,203x(0,742 jk Pr) (ml/men/1,73m2) x (1,212 jk Af Am)
Nilai LFG berdasarkan TKK 125 – 100 ml/menit Normal 100 – 76 ml/menit Insufisiensi ginjal berkurang 75 – 26 ml/menit Insufisiensi ginjal kronik 25 – 5 ml/menit GGK < 5 ml/menit Gagal Ginjal Terminal (GGT). Pada tingkat GGT indikasi dilakukan hemodialisis
PASCA ANALITIK Interpretasi: Klirens kreatinin menurun pada keadaan: Gangguan ginjal: penyakit intrinsik ginjal, glomerulonefritis, pielonefritis, nefrosklerosis, sindroma nefrotik, disfungsi tubular akut, amyloidosis, ginjal polikistik. Syok Perdarahan Zat-zat nefrotoksik Gagal jantung kongestif Gagal hati