Arie Febrianto Mulyadi, STP. MP

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Oleh: M. Hatta Djamil QMS Assessor LRQA Indonesia
Advertisements

Dasar Dosimetri Pasien Radiologi Diagnostik
BASIC PROFESSIONAL TRAINING COURSE (BPTC) BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
8. Penggunaan Dan Bahaya Radioisotop
SUMBER RADIASI DAN DOSIS SERAP
NANIK DWI NURHAYATI,S.Si,M.Si nanikdn.staff.uns.ac.id
PENGAWETAN MAKANAN MENGGUNAKAN RADIASI
PENGAWETAN PANGAN DENGAN IRRADIASI
RADIASI wideliaikaputri.lecture.ub.ac.id
LOADING USAHA DAN ENERGI Disusun Oleh: EKA ERMA SURYANI Ayo Kita Belajar Fisika Cemangat.... Ya... Ayo Kita Belajar.
PEMERIKSAAN ANGKA KUMAN
Gelombang elektromagnetik
BIO DATA PEMBICARA Nama : Ir. Sunarno, M.Eng., Ph.D.
EKSTRAKSI MINYAK DAUN NILAM MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI-DESTILASI WATER BUBBLE Oleh : Mita Herliana ( ) PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA.
Skripsi Oleh: Husni Mubarak Nim:
KALOR DAN PERPINDAHAN KALOR
5. USAHA DAN ENERGI.
Materi 3 : PENENTUAN ENERGI METABOLIS PADA UNGGAS
UniversitasSumatera Utara
Pengendalian pertumbuhan mikroba
STRERILISASI MIKROORGANISME
STERILISASI ALAT DAN PEMBUATAN MEDIA AGAR
Peluruhan Inti & Radioaktivitas. Mekanisme transformasi inti tak stabil menjadi inti yang stabil Peluruhan Inti (Radioaktivitas) Laju peluruhan inti atau.
RADIASI BENDA HITAM.  Benda Hitam :  benda yang ketika dipanaskan akan terbakar.
PENGAWETAN PANGAN DENGAN IRRADIASI
Alat Ukur dan Pengukuran
Berkelas.
ANALISIS MIKROBIOLOGI
APLIKASI IRADIASI PANGAN
EKOSISTEM Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
ENERGI DAN USAHa Harlinda Syofyan,S.Si., M.Pd.
PENGUJIAN PRESTASI KOMPOR INDUKSI
Materi 3 : PENENTUAN ENERGI METABOLIS PADA UNGGAS
Pramitha Surya N. TIP/FTP
PEMBUATAN MEDIA DAN STERILISASI
PEMBUATAN MEDIA DAN STERILISASI
Isolasi dan identifikasi Mikroorganisme
PENGOLAHAN DENGAN IRRADIASI
Pembuatan media dan sterilisasi
PERHITUNGAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT)
ANALISIS BAHAN PENGAWET ALAMI PADA MINUMAN
Perhitungan mikroorganisme
Apa itu fisika ??? Fisika berasal dari bahasa Yunani yang berarti “alam”. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat dan gejala pada benda-benda.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Iradiasi makanan.
Gelombang elektromagnetik
Oleh : Sri Kumalaningsih Bioindustri Minggu 7
STERILISASI DENGAN PENYINARAN
Mikrobiologi laut Materi 2: Isolasi dan Purifikasi Bakteri Simbion pada Organisme Laut Kelompok 21 Much Bagus Kurniawan Jaka Harry M
KALOR. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti rangkaian pembelajaran, peserta didik mampu : 1.Menjelaskan pengertian kalor 2.Mejelaskan faktor-faktor yang.
Enggar Dwi Kartikasari
Enggar Dwi Kartikasari
Aplikasi pengolahan citra digital untuk menilai mutu buah nanas terolah minimum dengan perlakuan penambahan gula pasir WAHYUDI ERRIKO S.P Dosen.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN: Memahami Konsep Kelistrikan dan Kemagnetan serta Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-hari.
Iradiasi Pada Bahan Pangan dan UU iradiasi pada pangan
Praktikum mikrobiologi
Pengendalian Mutu Pada Industri Susu Pasteurisasi di PT
Spektrofotometri UV – Visibel (Bagian I)
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
KARAKTERISASI DIFRAKSI SINAR X DAN APLIKASINYA PADA DEFECT KRISTAL
PENGANTAR TEKNOLOGI PANGAN (minggu ke-1)
KERJA DAN ENERGI Materi Kuliah: Fisika Dasar
IRADIATOR GAMMA MERAH PUTIH
Rancangan Usaha Agribisnis
Enggar Dwi Kartikasari
Departemen Proteksi Tanaman
PENGAMBILAN SAMPEL MINUMAN UNTUK PARAMETER MIKROBIOLOGI, PENGIRIMAN, PEMERIKSAAN DAN INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN SAKRIANI.
FISIKA Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa MEDIA MENGAJAR UNTUK SMK/MAK KELAS X.
JENE VIDA CHRISTANTI, S.Sos. PRINSIP HITUNGAN CAWAN Metode yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam bahan pangan terdiri dari : –
TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM 0 Pembuatan Kumbung 0 Peralatan dalam Pembuatan Baglog 0 Pembuatan Media Tanam 0 Pencampuran 0 Pengisian Media Ke Kantong.
Transcript presentasi:

Arie Febrianto Mulyadi, STP. MP TUGAS REKAYASA DAN OPTIMASI PROSES KAJIAN PEMANFAATAN RADIASI SINAR GAMMA (CO-60) PADA SISTEM PENGAWETAN MAKANAN STUDI KASUS PADA SERBUK CABAI Kelas : C Disusun Oleh : Dean Prasetya (105100301111022) Dhaniar Purwitasari (105100300111006) Dyah Intani E. (105100301111004) Ganggas Prasidya (105100701111034) Heru Eka L. (105100701111003) Indah Maharani (105100701111) Mardika Nur A. (105100713111001) Riska Safitri M. (105100301111059) Ummi Mardiyah (105100307111001) Verdy Sunahwan (105100303111003) Dosen Pengampu: Arie Febrianto Mulyadi, STP. MP JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012

DASAR TEORI Menurut (Hudaya, 2008), iradiasi makanan adalah suatu teknik pengawetan makanan dengan menggunakan radiasi ionisasi secara terkontrol untuk membunuh serangga, kapang, bakteri, parasit atau untuk mempertahankan kesegaran bahan makanan. Jenis irradiasi makanan yang dapat digunakan untuk pengawetan bahan pangan adalah elektromagnetik yaitu radiasi yang menghasilkan foton berenergi tinggi sehingga sanggup menyebabkan terjadinya ionisasi dan eksitasi pada materi yang dilalui.

Tabel 1. Penerapan dosis dalam berbagai irradiasi pangan

dE : Energi yang diserap oleh medium (joule) Secara matematis dosis serap dituliskan dalam rumus: D = Dimana: dE : Energi yang diserap oleh medium (joule) dm : Massa (Kg) D : Dosis serap (j. kg-1)

Turunan dosis serap terhadap waktu disebut laju dosis serap dan dirumuskan dengan Persamaan: Ď = Dimana : Ď = Laju dosis serap (Gy/s-1) dD = Dosis Serap (j. kg-1) dt = Waktu pada saat penyerapan (s-1)

Dimana: D = Dosis akumulasi (Ci) Semakin lama penyinaran, akan semakin besar dosis radiasi yang diterima, demikian sebaliknya secara matematis dirumuskan : D = Ď.t Dimana: D = Dosis akumulasi (Ci) Ď = Laju dosis (Ci/jam) t = Waktu (Jam)

PENGGUNAAN METODE Serbuk cabai dimasukkan ke dalam uji mikroba menggunakan metode ALT (Angka Lempeng Total). Perhitungan mikroba ada dua yaitu sebelum dan sesudah penyinaran. Perhitungan ini dilakukan untuk melihat perbedaan jumlah bakteri yang didapat dalam suatu larutan.

PROSES PENANAMAN MIKROBA Sebelum melakukan penanaman mikroba ruangan dan tempat penanamannya harus steril. Dari setiap pengenceran diambil 1 ml dan dimasukkan kedalam cawan petri serta dibuat duplo diantara lampu bunsen, selanjutnya ditambahkan media dan diratakan dengan membentuk angka 8 sampai media mengeras, diinkubasi pada suhu 25 C selama 24 jam dengan posisi terbalik agar bakteri yang dibawah bisa merata, kemudian dihitung.

Gambar 1. Grafik hubungan jumlah mikroba terhadap waktu variasi jarak PEMBAHASAN DAN HASIL Gambar 1. Grafik hubungan jumlah mikroba terhadap waktu variasi jarak

Keterangan Pada jarak 25 cm selama 15 menit waktu penyinaran, jumlah mikroba yang terbunuh sebanyak 35 % dari jumlah mikroba sebelum penyinaran. Dalam waktu penyinaran 60 menit untuk jarak yang sama maka terbunuh mikroba sebanyak 70% dari sebelum penyinaran, sedangkan dalam waktu 120 menit terbunuh jumlah mikroba sebanyak 90%. Sedangkan pada jarak 45 cm dari sumber jumlah mikroba yang terbunuh selama 15 menit waktu penyinaran yaitu hanya sekitar 6% dari sebelum penyinaran, untuk waktu penyinaran 60 menit terbunuh sekitar 29% dan pada waktu penyinaran 120 menit terbunuh sebanyak 89%.

Gambar 2. Grafik hubungan dosis serap terhadap jumlah mikroba dengan variasi jarak 25 cm.

Keterangan Menunjukkan pada jarak 25 cm dengan sampel 1 gr dan dosis serap 27 μGy jumlah mikroba yang mati lebih sedikit yaitu dengan jumlah mikroba 3020 dari 4746 mikroba yang ada dan ketika dosis radiasi ditingkatkan menjadi 108 μGy jumlah mikroba yang mati pun akan semakin meningkat yaitu sebesar 2138 dari 7308 mikroba, dan ketika dosis serap ditingkatkan lebih besar yaitu sekitar 216 μGy maka jumlah mikroba yang mati hampir semuanya yaitu 937 dari 9537 mikroba yang terdapat dalam serbuk cabai tersebut.

Gambar 3. Grafik hubungan dosis serap terhadap jumlah mikroba dengan variasi jarak 45 cm

Keterangan ketika jarak sampel dengan sumber radiasi menjadi 45 cm dosis serap yang diterima sampel akan semakin kecil yaitu sebesar 8.30 μGy maka jumlah mikroba yang matipun sebesar 5047 dari 5370 mikroba yang ada, dan ketika waktu penyinaran ditingkatkan maka dosis serap yang dihasilkan juga meningkat sebesar 33,21 μGy maka jumlah mikroba menjadi 2813 dari 4004 mikroba sebelum penyinaran, selanjutnya peningkatan waktu penyinaran menghasilkan laju dosis serap ditingkatkan menjadi 66,42 μGy maka jumlah mikroba yang mati sebanyak 126 dari 1284.

KESIMPULAN Metode irradiasi makanan dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam system pengawetan makanan. Jarak iradiasi yang lebih dekat pada sampel, menyebabkan mikroba yang mati menjadi lebih banyak. Sehingga dapat disimpulkan penggunaan Co-60 dalam kondisi aman dapat dipakai sebagai suatu teknik pengawetan makanan.