Komponen Kurikulum http://baehaqiarif.wordprees.com Komponen kurikulum tujuan isi proses evaluasi Komponen Kurikulum http://baehaqiarif.wordprees.com
Pertanyaan dasar Tujuan apa yang harus dicapai sekolah? Bagaimanakah memilih bahan pelajaran guna mencapai tujuan itu? Bagaimanakah bahan disajikan agar efektif diajarkan? Bagaimanakah efektivitas belajar dapat dinilai? Ralph W. Tyler (Basic Principles of Curriculum and Instruction, 1949)
TUJUAN Tujuan pendidikan nasional, tujuan jangka panjang, tujuan ideal pendidikan bangsa Tujuan institusional menggambarkan nilai-nilai, kebutuhan dan harapan dari masyarakat – masih umum, relatif abstrak, perlu dijabarkan dan dirumuskan dalam tujuan yang lebih kusus – sasaran pendidikan suatu lembaga pendidikan Tujuan kurikuluer menggambarkan kecakapan atau kemampuan dalam bidang studi atau aspek tertentu – relatif masih umum, perlu dijabarkan dalam tujuan yang lebih khusus, konkret dan sesifik—tujuann program studi Tujuan instruksional menggambarkan perilaku atau kecakapan khusus – suatu mata pelajaran
Komponen Tujuan aim Tujuan nasional atau tujuan institusional goal Tujuan kurikuler objective Tujuan instruksional
Kategori Tujuan Intellectual skills, Cognitive strategies, Verbal information, Motor skill, Attitudes (Gage dan Briggs) Kognitif, afektif, psikomotor (Bloom) Kognitif: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi Afektif: menerima, merespons, menilai, mengorganisasi nilai, dan karakterisasi nilai-nilai (Krathwohl) Psikomotor: gerakan refleks, gerakan dasar, kecakapan mengamati, kecakapan jasmaniah, gerakan keterampilan dan komunikasi yang berkesinambungan (Anita Harrow)
Psikomotor
ISI KURIKULUM ISI KURIKULUM bisa berupa pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, dalil, teori, dll), bisa juga berupa kemampuan (keterampilan, kecakapan, kompetensi, dll), atau gabungan antara keduanya
Pendekatan dalam pengorganisasian isi kurikulum Pendekatan mata pelajaran (Subject area atau discipline approach), tersusun dalam mata pelajaran berdasarkan disiplin ilmu Seperti Sosiologi, Antropologi, Sejarah, Matematika, Fisika, dll
Pendekatan dalam pengorganisasian isi kurikulum Pendekatan fusi (fused curriculum approach), penyatuan dua atau lebih isi kurikulum mata pelajaran yang memiliki hubungan yang sangat dekat sehingga membentuk mata pelajaran baru Biologi dengan Kimia menjadi Biokimia, Geologi dengan Geografi, Botani, dan Arkeologi menjadi Earth Science
Pendekatan dalam pengorganisasian isi kurikulum Pendekatan bidang studi (broad field approach), hampir sama dengan fusi, menyatukan beberapa isi mata pelajaran yang mempunyai kaitan yang sangat erat, dalam bentuk unit-unit bahan ajaran yang sudah terintegrasi. Dalam IPS di SD, muncul bahan ajar transportasi, pariwisata, lalu lintas, transmigrasi, banjir dll Pada jenjang pendidikan menengah dan tinggi, pendekatan bidang studi melahirkan studi-studi interdisipliner
Pendekatan dalam pengorganisasian isi kurikulum Pendekatan masalah sosial (social problems approach), isi kurikulum terdiri atas sejumlah unit masalah sosial
Pendekatan dalam pengorganisasian isi kurikulum Pendekatan akuntabilitas (accountability approach), banyak digunakan dalam pendidikan pelatihan. Untuk menjamin efisiensi dan efektifitas pendekatan akuntabilitas menerapkan pendekatan sistem yang disebut teknologi instruksional. Bahan ajar lebih nampak sebagai kemampuan atau kompetensi yang harus dikuasai siswa, yang disusun secara sistematik.
Pendekatan dalam pengorganisasian isi kurikulum Pendekatan terpadu (integrated approach), bahan ajar disusun secara terpadu dalam tema-tema. Tema-tema tersebut dapat berupa aspek-aspek kehidupan, kegiatan, masalah, ataupun kemampuan yang akan dikembangkan.
Strategi Pembelajaran Reception Learning Rote Learning Meaningful Learning Discovery Learning Empat kutub belajar menurut Ausubel dan Robinson
Reception dan Discovery Learning RECEPTION LEARNING, Peran siswa relatif pasif, ia lebih banyak menerima bahan yang diberikan guru melalui ceramah dan demonstrasi yang mungkin dilengkapi dengan peragaan (ekspositori) DISCOVERY LEARNING, merupakan strategi pembelajaran yang banyak mengaktifkan siswa, seperti pembelajaran yang menggunakan lingkungan, pengamatan, percobaan, dan pemecahan masalah
Rote Learning dan Meaningful Learning ROTE LEARNING, merupakan kegiatan belajar yang bersifat menghafal atau menerima bahan tanpa disertai arti. Siswa dituntut menguasai sejumlah informasi atau pengetahuan dengan menggunakan ingatannya. MEANINGFUL LEARNING, makna atau arti dari bahan ajar sangat dipentingkan. Suatu pengetahuan mempunyai makna, karena ada hubungan dengan pengetahuan lain yang telah dikuasai siswa, bisa digunakan dalam kehidupan, dipakai untuk memecahkan masalah atau menguasai bahan lainnya
EVALUASI KURIKULUM Dimaksudkan untuk menilai kebaikan kurikulum yang dilakukan seara komprehensif, mencakup semua langkah kegiatan dan komponen kurikulum, mulai dari dokumen kurikulum, pelaksanaan, hasil yang telah dicapai, fasilitas penunjang serta para pelaksana kurikulum
Model Evaluasi Kurikulum Model Diskrepansi (Discrepancy model) dari Provous, yang digunakan untuk menilai kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang dilaksanakan. Model kontingensi-kongruensi (Contingency- congruency model) dari Stake. Model ini pada prinsipnya membandingkan yang diharapkan dengan yang dilaksanakan, tetapi selanjutnya para pelaksana kurikulum membuat rancangan untuk mendekatkan harapan dan pelaksanaan tersebut, sehingga kongruen dengan kegiatan belajar siswa
Model CIPP (Context, Input, Process, dan Product) dari Stufflebeam Model CIPP (Context, Input, Process, dan Product) dari Stufflebeam. Evaluasi ini bersifat menyeluruh, seluruh komponen dari kurikulum dievaluasi, KONTEKS atau tujuan dalam keterkaitannya dengan tuntutan masyarakat atau lapangan; INPUT atau masukan, yaitu siswa sebagai subyek yang belajar, guru sebagai subyek yang mengajar, desain kurikulum sebagai rancangan pembelajaran, media dan sarana prasarana sebagai alat bantu pengajaran; PROSES atau aktivitas siswa belajar dengan arahan, bantuan dan dorongan dari guru; PRODUK atau hasil, baik hasil yang dapat dilihat dalam jangka pendek pada akhir pendidikan atau hasil jangka panjang setelah bekerja atau belajar pada jenjang yang lebih tinggi