ESTETIKA, SENI, dan DESAIN Pertemuan 2 Irma Damayantie, S.Ds., M.Ds Prodi Desain Interior - FDIK
DUALITAS DALAM ESTETIKA
Pendapat umum menyatakan bahwa estetika adalah cabang dari filsafat, artinya filsafat yang membicarakan keindahan.
Persoalan estetika pokoknya meliputi empat hal : Nilai estetika (esthetic value) Pengalaman Estetis (esthetic experience) Perilaku orang yang mencipta (seniman/desainer) Seni/desain
PENGALAMAN ESTETIK Pengalaman Estetik = subjektif (hati) & objektif (pikiran) Teori Empati seseorang harus melebur dengan karya (F.T. Vischer, Theodore Lipps) Teori Jarak Kejiwaan seseorang justru harus mengambil jarak supaya tidak terlibat secara emosional (Edward Bullough)
PENGALAMAN ESTETIK Pemahaman estetik berbeda dengan penikmatan estetik. Pemahaman estetik atau apresiasi memiliki dimensi logis objektif. Penikmatan estetik sangat terkait dengan selera dan pengalaman masing-masing orang, merupakan proses dimensi psikologis subjektif.
PENGALAMAN ESTETIK Pemahaman estetik memerlukan jarak terhadap karya desain. Penikmatan estetik memerlukan peleburan dengan karya desain.
NILAI OBJEKTIF PADA ESTETIKA Pemahaman estetik merupakan bentuk kognisi dari pengalaman estetik yang oleh Agus Sachari dianalogikan sebagai proses kreatif. Proses kreatif adalah luasnya kegiatan mental dan fisik mulai dari dorongan awal hingga sentuhan akhir, mulai kita bermaksud mencapai sesuatu hingga karya seni itu selesai.
NILAI OBJEKTIF PADA ESTETIKA Pemahaman (penilaian objektif) terhadap suatu karya dapat dicapai dengan menelusuri unsur penyusun karya berupa: Elemen Sensorik kaitannya dengan inderawi Struktur Karya kaitannya dengan organisasi penyusunan karya.
NILAI SUBJEKTIF PADA ESTETIKA Penilaian subjektif dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi desainer dan dari sisi pengguna karya. Nilai subjektif dari sisi desainer merupakan nilai filosofis terkait dengan tujuan penciptaan karya. Nilai subjektif dari sisi pengguna karya merupakan nilai kritik karya sebagai bentuk penerjemahan karya.