Virtual tour: tantangan menarik dalam teknologi

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
VOIP DAN STREAMMING Oleh : Giga dan Riri.
Advertisements

RAGAM MEDIA DALAM PEMBELAJARAN
Multimedia dan Hypermedia
ASPEK PENGEMBANGAN POTENSI DI KAWASAN RAWAN BENCANA MERAPI
Seminar Tugas Akhir Yohanes Setiawan ( )
Kurniawan Teguh Martono Sistem Komputer Universitas Diponegoro
OLEH J. LEWERISSA. BIOS dan ROM BIOS memang berkaitan erat dengan ROM, sebab sebagian besar BIOS yang terdapat di dalam perangkat keras komputer disimpan.
Modul 10 (Multimedia) Mega Anis Kartika
Pemahaman Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Pembelajaran
ASPEK MANUSIA DALAM IMK
INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER
Kawasan Seni dan Budaya Di Metropolitan Bandung Raya
FAKTOR MANUSIA.
Grafika Komputer (TIZ10)
INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER
PENGOLAHAN CITRA DIGITAL
MARINI SHADRINA ( ) Pembimbing : Dr. Dewi Agushinta R.
Visualisasi INFORMASI
Ta’aruf Bersama Windows 8
Posisi Testing pada SDLC
Interaksi Manusia dan Komputer
“Mendeteksi Kebakaran Hutan Di Indonesia dari Format Data Raster”
DENGAN MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH MX, DAN PEMBUATAN ANIMASI INTERALTIF MENGENAI TATA SURYA for further detail, please visit
PIRANTI EKSTERNAL (OUTPUT DEVICES)
ARSITEKTUR & LINGKUNGAN SISTEM KECERDASAN BUATAN
Pengenalan Pemrograman Komputer
KANTOR VIRTUAL OA ( OFFICE AUTOMATION ) DIMAKSUDKAN UNTUK MEMBANTU PEKERJA KESEKRETARIATAN DAN ADMINISTRATIF, TETAPI KEMAMPUANNYA UNTUK MEMUDAHKAN KOMUNIKASI.
DASAR-DASAR PEMROSESAN KOMPUTER
Pertemuan 5 Peralatan Output.
Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Universitas Negeri Makassar 2012 BY NUR HIDAYA BUKHARI
10/5/2004 Pengantar Teknologi Informasi Pertemuan 5 Output Device.
Pertemuan 2 FAKTOR MANUSIA.
4. KARAKTERISTIK BAHAN AJAR (CETAK & NONCETAK)
Mata pelajaran simulasi dan komunikasi digital
Konsep Dasar Sistem Basis Data
Pengenalan Pemrograman Komputer
TEKNIK ANTARMUKA.
Desain Sistem Akuntansi
Infrastruktur Teknologi Informasi
Anna Dara Andriana S.Kom.,M.Kom
PEMANFAATAN GRAFIKA KOMPUTER DALAM PENGOLAHAN CITRA
DASAR-DASAR PROSES KOMPUTER
Sejarah Multimedia TRI SURATNO, S.KOM.,M.KOM.
Kelompok 6 Defi Desiana ( ) Nurul Hasanah ( ) Legiyem ( )
Pemetaan Digital Geographic Information System (2 SKS) Semester II – TA 2008/2009 Politeknik Caltex Riau.
Pertemuan 21 KONSEP SIMULASI
PERALATAN TEKNOLOGI INFORMASI
KONSEP DASAR SISTEM TERDISTRIBUSI
ARSITEKTUR & LINGKUNGAN SISTEM KECERDASAN BUATAN
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
GRAFIKA KOMPUTER DAN INFORMASI VISUAL
Argumented reality with layAR
RESOLUSI Pengertian resolusi dan pemanfaatanya
KOMPONEN DAN FUNGSINYA
Grafika komputer 1.
Pertemuan 2 FAKTOR MANUSIA.
Interaksi Manusia dan Komputer
Animasi dan Suara Pertemuan 02
INFRASTUKTUR MOBILE Mengerti infrastruktur mobile membuat anda akan mengembangkan aplikasi yang lengkap dan untuk membuat keputusan yang lebih tentang.
Sumber daya komputasi dan komunikasi Disusun oleh
Sistem Informasi Geografis
Operasi titik / piksel.
TEKNIK ANTARMUKA MULAI Ahmad Bahauddin Najah Nim
Teknologi perangkat keras
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
TEORI PENGOLAHAN DATA DALAM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PENGOLAHAN CITRA DIGITAL. URAIAN MATERI PCD Pemberian Evek Pada Gambar Vektor dan Bitmap Penggabungan Teks & Citra Bitmap Penggabungan Teks & Citra Vektor.
KEAMANAN SISTEM KOMPUTER
INOVASI DAN IMPLEMENTASI TEKNOLOGI MENUJU REVOLUSI INDUSTRI 4.0 SAIFUL BUKHORI.
Pemahaman Dasar RP2KP/SPPIP merupakan strategi yang berfungsi sebagai ACUAN BAGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA yang penyusunannya.
Transcript presentasi:

Virtual tour: tantangan menarik dalam teknologi Dhimas bayu anindito - 15411048

Teknologi berkembang makin pesat. Terobosan-terobosan memukau muncul tiap hari: Layar sentuh beresolusi tinggi, kamera dengan ketajaman yang tinggi, media penyimpan data yang berkapasitas raksasa, dan berbagai macam penemuan lainnya terus muncul. Selain riset tentang pengembangan perangkat keras, pengembangan perangkat-perangkat lunak juga terus dilakukan secara paralel. Contoh yang paling mudah adalah teknologi layar sentuh yang dikembangkan oleh perusahaan pencipta telepon pintar maupun sabak elektronik

Virtual tour Wisata jenis ini pada dasarnya adalah sebuah pengalaman visual dengan foto panorama 360º dan real-time. Wisatawan virtual ini juga bisa melihat dan mengeksplorasi dunia yang diciptakan oleh komputer. Selain efek visual, bisa juga ditambahkan efek audio maupun efek kinestetik. Sejauh ini, aplikasi teknologi virtual reality di dalam pengembangan pariwisata biasanya hanya ada di visualisasi lansekap kota secara tiga dimensi.

Tantangan dalam pengembangan Masih digunakannya foto panorama yang hanya menampilkan visualisasi suatu objek wisata dari satu titik saja. Dari sini pengguna hanya bisa melihat kondisi sekeliling dari satu titik saja, tanpa bisa mengeksplorasi objek wisata tersebut. Kebutuhan perangkat keras untuk mengimbangi pengembangan perangkat lunak. Obyek wisata virtual membutuhkan memori serta kecepatan prosesor yang tinggi dalam menampilkan gambar beresolusi tinggi, sehingga pengguna bisa mengeksplorasi obyek wisata lebih jauh. Bagaimana menciptakan sebuah sistem untuk integrasi obyek-obyek wisata di dalam suatu kawasan, bahkan suatu negara.

Jawaban #1: Identifikasi kebijakan pemerintah Perlu dilakukan identifikasi tujuan; apakah objek wisata virtual itu akan diarahkan untuk media promosi objek wisata, untuk kepentingan arsip museum, atau untuk menciptakan sebuah replika objek wisata. Penentuan tujuan ini akan menentukan bagaimana pengembangan teknologi terkait ini sekaligus skema pendanaan dalam pembangunan dan manajemen objek wisata virtual ini. Selain itu, dibutuhkan pula perencanaan infrastruktur terkait dengan wisata virtual ini, karena kebutuhan yang besar akan daya listrik serta perangkat—baik perangkat lunak maupun keras. Contohnya infrastruktur ini adalah adalah pembangkit listrik dan industri manufaktur perangkat-perangkat wisata virtual.

Jawaban #2: perkembangan teknologi Secara umum, ketiga tujuan ini memeiliki persamaan, yaitu kebutuhan akan user interface yang bersifat user-friendly. Sebuah perangkat yang bersifat user- friendly membutuhkan tindakan pengguna sesederhana mungkin, yang berbanding terbalik dengan kemampuan dari perangkat keras maupun perangkat lunak yang justru harus mumpuni.

Jawaban #2: perkembangan teknologi Menurut hukum Gordon E. Moore, kecepatan prosesor akan meningkat secara eksponensial setiap 2 tahun. Namun pada kenyataannya, hukum ini berlaku pada pengembangan teknologi lainnya seperti kapasitas memori, teknologi sensor, juga jumlah serta ukuran unit piksel dalam kamera digital. Dalam 10 tahun, mungkin perkembangan signifikan akan terjadi. Namun dalam 50 hingga 100 tahun tentu akan terjadi perubahan yang sangat signifikan. Bahkan, terdapat kemungkinan bahwa tak butuh 2 tahun lagi untuk meningkatkan teknologi; cukup dalam waktu singkat muncul teknologi-teknologi baru yang memenuhi kebutuhan dari pengguna.

Perkembangan ini tentunya akan berdampak pada pengembangan wisata virtual. Dengan adanya prosesor berkecepatan tinggi serta monitor dengan ketajaman warna yang sama tingginya, tentunya wisatawan virtual ini dapat merasakan objek wisata secara real-time. Terlebih, objek wisata yang ada sekarang memiliki banyak detail untuk dapat diproses. Contohnya adalah relief- relief di Candi Borobudur atau kawasan hutan hujan tropis di sepanjang Sungai Amazon. Dibutuhkan kedetailan tinggi di dalam visualisasi virtual kedua objek wisata tersebut.

Untuk kepentingan konservasi di museum, tentunya dibutuhkan pula sebuah teknologi di dalam menampilkan objek-objek wisata tadi. Beberapa konsep museum masa depan adalah menciptakan media yang interaktif—mirip dengan teknologi pemodelan milik Tony Stark di kisah fiktif Iron Man. Dengan ini, maka wisatawan bisa mengeksplorasi objek wisata yang sudah hilang, rusak, atau susah dijangkau dalam realita. Misalnya adalah kuil yang tenggelam di perairan Aegea atau hasil rekonstruksi reruntuhan kuil di kaki Gunung Vesuvius di Italia.

JAWABAN #3: Sistem informasi objek wisata Permasalahan penataan ruang saat ini adalah ketersediaan data spasial sekaligus tingkat kompatibilitas antardata. Selama ini data spasial yang ada sukar ditemui ketika dibutuhkan karena seringkali tak ada, sehingga perlu untuk diciptakan terlebih dahulu. Selain itu, seringkali data yang ada tidak bisa digunakan secara bersamaan karena perbedaan format data. Diperlukan sebuah platform yang sama untuk menjadikan data-data spasial kompatibel dan dapat digunakan secara bersamaan.

Terima kasih