Parasit Cacing yang ditularkan melalui media pakan/makanan
Parasitologi adalah suatu ilmu cabang Biologi yang mempelajari tentang semua organisme parasit. Organisme parasit adalah organisme yang hidupnya bersifat parasitis; yaitu hidup yang selalu merugikan organisme yang ditempatinya (hospes).
Pemeliharaan sapi dengan sistem gembala adalah merupakan peluang besar bagi cacing untuk ber kembang biak. Di Indonesia umumnya, peternak kecil menggunakan sistem semi intensif dengan membiarkan ternak mencari makan sendiri bahkan ada yang sama sekali tidak dikandangkan
Cacing parasit adalah cacing yang hidup sebagai parasit pada organisme lain, baik hewan atau tumbuhan. Mereka adalah organisme yang hidup dan makan pada tubuh yang ditumpangi serta menerima makanan dan perlindungan sementara menyerap nutrisi tubuh yang ditumpangi. Penyerapan ini menyebabkan kelemahan dan penyakit. Penyakit yang diakibatkan oleh cacing parasit biasanya disebut secara umum sebagai cacingan.
Parasit yang berupa cacing yang ada pada saluran pencernaan hewan ternak khususnya berpegaruh pada perkembangan sapi itu sendiri. Parasit ini akan menyebabkan penurunan bobot tubuh pada sapi, yang pada akhirnya akan menyebabkan turunnya produksi daging dari sapi.
Hijauan hijauan yang tergenang atau yang sudah ada bibit cacing sangat besar kemungkinan ternak yang memakan hijauan tersebut akan terserang parasit seperti Cacing Hati (Fasciola Hepatica) Yang metaserkaria membungkus diri berupa kista yang dapat bertahan lama menempel pada rumput atau tumbuhan air sekitarnya
Cacing Hati (Fasciola Hepatica) Nama Latin : Fasciola hepatica Phylum : Platyhelminthes Sub Phylum : - Ordo : Digenea Family : Fasciolidae Genus : - Species : Fasciola hepatica Kelas : Trematoda Nama Daerah : Tidak diketahui. Pernapasan :Pada Fasciola hepatica tidak terdapat sistem pernafasan.
cacing hati atau Fasciolasis seringkali ditemukan pada sapi cacing hati atau Fasciolasis seringkali ditemukan pada sapi. Cacing jenis ini berbentuk segi tiga, pipih, berwarna abu-abu kehijauan sampai kecoklatan, dan panjang tubuh bisa mencapai 2-3 cm. Cacing hati ini memiliki alat pengisap (sucker) yang terdapat pada mulut di bagian anterior, yang nantinya digunakan untuk menempel dan mengisap makanan pada tubuh inangnya.
Cacing hati ini memiliki daur hidup yang kompleks, karena untuk mencapai siklus hidup yang lengkap, cacing ini membutuhkan sedikitnya dua jenis inang, yaitu pada inang definitif (tuan rumah utama) dan inang perantara. inang utama ialah sapi, domba, kerbau, kambing, juga dapat manusia. Pada inang utama, cacing berada dalam stadium dewasa. Pada fase ini, cacing dewasa akan bertelur di dalam saluran empedu sapi kemudian telur keluar ke alam bebas bersama kotoran faeces sapi.
Pada inang perantara cacing berkembang dari stadium telur bertindak sebagai inang perantara yaitu siput air tawar jenis Lymnea auricularis Telur cacing pada saat mencapai tempat yang basah, menetas menjadi larva yang disebut mirasidium Mirasidium akan segera berenang mencari siput
di dalam tubuh siput, mirasidium tumbuh menjadi sporokista yang kemudian dalam waktu sekira 2 minggu berubah menjadi larva Redia yang kemudian membentuk larva serkaria. Serkaria segera membentuk ekor dengan ekornya serkaria dapat menembus jaringan tubuh siput membentuk metacercaria. Metacercaria keluar berenang dalam air. Di luar tubuh siput, larva metacercaria menempel pada rumput untuk beberapa lama. Metaserkaria membungkus diri sebagai bentuk pertahanan sehingga dapat bertahan lama menempel pada rumput atau tumbuhan air sekitarnya.
Berdasarkan siklus hidupnya, cacing hati masuk kedalam tubuh ternak sapi melalui media pakan dan air, khususnya melalui pakan hijauan yang telah dicemari larva cacing stadium metaserkaria. Oleh sebab itu penyakit ini lebih sering menyerang ternak sapi yang dipelihara dengan cara digembalakan di padang rumput, jika dibandingkan dengan sapi yang dipelihara di kandang
Fascioliasis akut, bisa terjadi pada domba apabila domba menelan dalam jumlah banyak metaserkaria dalam waktu singkat. Jumlah fasciola muda menyerbu hati dan menyebabkan kapsul hati pecah, maka terjadilah perdarahan ke dalam peritonium. Domba bisa mati dalam beberapa hari. Fascioliasis khronis adalah bentuk umum yang terjadi pada hospes. Hal ini mungkin karena ternak terinfeksi secara bertahap, sehingga kerusakan hatipun terjadi secara bertahap. Fascioliasis khronis terjadi dua bentuk, yaitu fibrosis hati dan kholangitis
Sekian TERIMAKASIH