PERAN ILMUWAN INFORMASI DALAM DAKWAH Oleh : Dudi Mochammad Rosyadi
معاني الدعوة MAKNA DAKWAH Ada dua pendekatan : 1. Pendekatan Bahasa 2. Pendekatan Empirik
PENDEKATAN BAHASA Dalam al Qur’an kata dasar da’awa dengan berbagai isytiqaqnya berjumlah 203 kata. Menurut bahasa, kata dasar da’awa memiliki lima pengertian, yaitu : 1. An Nida artinya memanggil; da’a fulanun ila fulanah, artinya si Fulaan mengundang si Fulanah.
Dalam sebuah hadits disebutkan : عَنْ إِسْحَاقَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي طَلْحَةَ أَنَّهُ سَمِعَ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ إِنَّ خَيَّاطًا دَعَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِطَعَامٍ صَنَعَهُ قَالَ أَنَسٌ فَذَهَبْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَأَيْتُهُ يَتَتَبَّعُ الدُّبَّاءَ مِنْ حَوَالَيْ الْقَصْعَةِ قَالَ فَلَمْ أَزَلْ أُحِبُّ الدُّبَّاءَ مِنْ يَوْمِئِذ “Sesungguhnya Khayyath mengundang Rasulullah untuk bersama menyantap makanan yang ia bikin ….
قال رب السجن أحب إلي مما يدعونني إليه 2. Menyeru; ad du’a ila syai’in, artinya menyeru dan mendorong pada sesuatu. 3. Ad Da’wah ila qadhiyah, artinya mengajak dan menyeru secara tegas, baik terhadap yang hak ataupun yang batil, yang positif maupun yang negatif. Contoh dakwah dengan arti menyeru kepada yang bathil adalah firman Allah : قال رب السجن أحب إلي مما يدعونني إليه “Yusuf berkata : “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku …
Diantara makna ajakan positif adalah firman Allah والله يدعو إلى دار السلام ويهدي من يشاء إلى صراط مستقيم “Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam)”. 4.Suatu upaya berupa perkataan atau perbuatan untuk menarik manusia ke suatu aliran atau agama tertentu.
Dalam suratnya kepada beberapa raja, Rasulullah menulis : بسم الله الرحمن الرحيم من محمد عبد الله ورسوله إلى هرقل عظيم الروم سلام علي من اتبع الهدي أما بعد فإني أدعوك بدعاية الإسلام أسلم تسلم… “Bismillahirrahmanirahim, Dari Muhammad, hamba Allah dan utusan-Nya untuk Heraklius penguasa Romawi ! Keselamatan bagi yang mengikuti petunjuk. Selanjutnya..sesungguhnya aku mengajak kamu untuk masuk Islam. Masuk Islamlah kamu niscaya kamu akan selamat.
هنالك دعا زكريا ربه قال رب هب لي من لدنك ذرية طيبة إنك سميع الدعاء 5. Memohon dan meminta (populer dengan istilah doa). Banyak sekali ayat dalam al Qur’an yang menyebut kata da’a untuk arti doa diantaranya : هنالك دعا زكريا ربه قال رب هب لي من لدنك ذرية طيبة إنك سميع الدعاء “Disanalah Zakaria mendo’a kepada Tuhannya seraya berkata :”Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha pendengar do’a”
Dari lima makna bahasa di atas, maka dakwah mengandung makna : Mengajak, memotivasi, mengundang, merebut simpati , dan do’a. Kata dakwah juga menyiratkan adanya pertarungan laten antara hak dan batil.
PENDEKATAN EMPIRIK Dakwah berarti mengajak secara bertahap. (QS. Al Jumu’ah : 2). Kata ‘Yatlu’, mengandung makna tahapan ‘bayan dan tabligh’; kata ‘Yuzakkiihim’ mengandung makna tahapan ‘Tarbiyah dan Ta’lim’; sedangkan kalimat ‘ wayu’allimuhul kitab wal hikmah’ mengandung makna tahapan ‘tathbiq dan tanfidz’.
Gelar Rasulullah adalah gambaran tugasnya, yaitu sebagai : syahid (menjadi saksi dihari kiamat), basyir (pembawa berita gembira), nadzir (pemberi peringatan), da’I ilallah (penyeru kepada kebaikan dan melarang dari yang munkar), sirajun munir (menjadi lampu penerang bagi kehidupan) .Allah berfirman : يا أيها النبي إنا أرسلناك شاهدا ومبشرا ونذيرا , وداعيا إلىالله بإذنه وسراجا منيرا “Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan untuk jadi penyeru kepada agama Allah dengan ijin-Nya dan untuk jadi cahaya yang memerangi”.
فذكر إنما أنت مذكر , لست عليهم بمصيطر Rasulullah adalah mudzakkir(mengingatkan orang yang lalai) dan bukan musaithir (berkuasa sehingga bisa memaksa). Allah berfirman : فذكر إنما أنت مذكر , لست عليهم بمصيطر berdakwah berdasarkan bashirah, mampu memberdayakan pengikutnya dan melakukan skala prioritas dalam berdakwah
Allah berfirman : قل هذه سبيلي أدعو إلي الله علي بصيرة أنا ومن اتبعني وسبحان الله وما أنا من المشركين “Katakanlah :”Inilah jalan (agamaku), aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang yang musyrik”
Makna Dakwah Menurut al Qur’an dan as Sunnah Berdasarkan data dari al Qur’an dan hadits serta praktek Rasulullah saw, penulis menarik kesimpulan bahwa dakwah menurut al Qur’an dan Sunnah adalah kegiatan mengajak, mendorong dan memotivasi orang lain berdasarkan bashirah untuk meniti jalan Allah dan istiqomah dijalan-Nya serta berjuang bersama meninggikan agama Allah. Kata “mengajak, mendorong dan memotivasi” adalah kegiatan dakwah yang berada dalam ruang lingkup tabligh.
Kata “bashirah” untuk menunjukkan bahwa dakwah harus dengan ilmu dan perencanaan yang baik. Kalimat “meniti jalan Allah” untuk menunjukkan tujuan dakwah, yaitu mardhotillah.
Kalimat “Istiqomah di jalan-Nya” untuk menunjukkan dakwah berkesinambungan Sedangkan kalimat “berjuang bersama meninggikan agama Allah” untuk menunjukkan bahwa dakwah bukan hanya untuk menciptakan kesalehan pribadi, tetapi juga harus menciptakan kesalehan sosial. Untuk mewujudkan masyarakat yang saleh tidak bisa dilakukan dengan sendiri-sendiri, tetapi harus dilakukan dengan bersama-sama.
DALIL & SUMBER DAKWAH Al Qur’an al Karim As Sunnah an Nabawiyyah Sirah Nabawiyyah Sirah Khulafa’ur Rasyidin Pengalaman Para Ulama dan Du’at dalam mengaplikasikan 4 sumber di atas.
KENAPA HARUS BERDAKWAH ? Dakwah adalah kewajiban setiap kaum muslimin. Dakwah adalah tugas para Nabi dan Rasul serta manusia-manusia shaleh. Dakwah adalah kebutuhan pokok manusia sepanjang zaman untuk menjadi orang yang bertaqwa.
وَإِذَ قَالَتْ أُمَّةٌ مِّنْهُمْ لِمَ تَعِظُونَ قَوْماً اللّهُ مُهْلِكُهُمْ أَوْ مُعَذِّبُهُمْ عَذَاباً شَدِيداً قَالُواْ مَعْذِرَةً إِلَى رَبِّكُمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ ( الأعراف164) “Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata : “mengapa kamu menasehati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?”. Mereka menjawab : “agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertaqwa”
Dakwah adalah Kebutuhan Kita Untuk : Menanamkan nilai-nilai keimanan. ( QS. Al Anbiya’: 25). Memotivasi kaum muslimin untuk melakukan amal shaleh. (QS.Al Kahf : 107). Mengajak manusia untuk berpegang teguh dengan prinsip-prinsip Islam. Mengingatkan kaum muslimin akan bahaya musuh-musuh Allah Menampilkan kepribadian sebagai seorang muslim. Memperbaiki kondisi kaum muslimin, baik lokal maupun internasional.
RUKUN-RUKUN DAKWAH 3 RUKUN DAKWAH DA’I MAD’U TEMA DAKWAH
Da’i adalah : Penyampai (muballigh), pengajar (mu’allim), dan pelopor penerapan ajaran Islam (as-sa’i ila tathbiqih). Mad’u adalah : Orang yang diarahkan dakwah kepadanya. Orang yang didakwahi bersifat umum : orang dekat, jauh, muslim, kafir, laki-laki, perempuan, dll.
PERANAN ILMUWAN INFORMASI MUSLIM DALAM DAKWAH Penjaga gawang peradaban Bersikap kritis terhadap sumber-sumber informasi, terutama sumber-sumber informasi yang kebanyakan dalam batas-batas peradaban barat. Penyaring yang kritis terhadap sumber-sumber yang tidak relevan Memiliki ketrampilan dan keahlian yang diperlukan untuk menyelamatkan sumber-sumber berharga peradaban muslim
Pemasok gagasan Mampu mengambil alih relung yang masih kosong di dalam masyarakat. Memiliki kemampuan sempurna untuk menguasai metode-metode intelektual kontemporer Bertindak sebagai pemacu perkembangan intelektual individu Mengarahkan energi untuk memelihara dan mengembangkan pikiran manusia
SIFAT-SIFAT DA’I Memiliki keimanan yang kuat terhadap kebenaran dakwah yang diusung.(QS.19:12; 7:145). Memiliki hubungan yang erat dengan Allah, dengan cara ikhlas, mencintai Allah, memperbanyak ibadah dan dzikir. Memiliki ilmu dan wawasan yang benar tentang dakwah.(QS.Az Zumar:9; Yusuf : 108)
4. Mengamalkan ilmu dan konsisten dalam sikap. (QS.Ash Shaf : 2-3 ; QS.Hud:88). Sabda Rasulullah : يُؤْتَى بِالرَّجُلِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيُلْقَى فِي النَّارِ فَتَنْدَلِقُ أَقْتَابُ بَطْنِهِ فَيَدُورُ بِهَا كَمَا يَدُورُ الْحِمَارُ بِالرَّحَى فَيَجْتَمِعُ إِلَيْهِ أَهْلُ النَّارِ فَيَقُولُونَ يَا فُلَانُ مَا لَكَ أَلَمْ تَكُنْ تَأْمُرُ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَى عَنْ الْمُنْكَرِ فَيَقُولُ بَلَى قَدْ كُنْتُ آمُرُ بِالْمَعْرُوفِ وَلَا آتِيهِ وَأَنْهَى عَنْ الْمُنْكَرِ وَآتِيهِ ( متفق عليه)
5. Memiliki Kesadaran yang sempurna terhadap situasi yang mengitari dakwah, di antaranya : a. Kondisi dakwah dan tuntutan jamannya. b. Kondisi sekitar mad’u. c. Kondisi da’inya sendiri. Di atas kesadaran akan kondisi-kondisi inilah langkah-langkah dibuat, prioritas ditetapkan, perhitungan dilakukan. Dengan kesadaran, kesempurnaan pandangan tentang dakwah akan sempurna.
6. Menggunakan cara yang hikmah. QS.(2):269;(16):125 7. Berhias dengan akhlak mulia. (QS.Al Qolam:4; Ali Imran:159) 8. Mengembangkan prasangka baik kepada sesama muslim.(QS.Al Hujurat:12). Husnudzan tidak boleh membuat lalai terhadap kondisi riil masyarakat, tidak boleh diam terhadap kesalahan. Husnudzan juga tidak boleh menghilangkan kehati-hatian. (QS.At Taghabun:14; Al Ma-idah : 92) 9. Berusaha menutup aib orang lain.(QS.An Nur:19). Hadits : لا يستر عبد عبدا في الدنيا إلا ستره الله يوم القيامة (رواه مسلم)