TEKNIK KEPEMIMPINAN Pertemuan 1 : Filosofi dan Konsep Dasar Kepemimpinan Pertemuan 2 : Pemimpin dan kepemimpinan Pertemuan 3 : Beberapa pendekatan kepemimpinan Pertemuan 4 : Gaya kepemimpinan Pertemuan 5 : Peranan kepemimpinan Pertemuan 6 : Delegasi kekuasaan Pertemuan 7 : Kepemimpinan dan konflik Pertemuan 8 : UTS Pertemuan 9 : Kepemimpinan situasional Pertemuan 10: Kepemimpinan di Indonesia Pertemuan 11: Pengertian dan hakekat pengambilan keputusan Pertemuan 12: Proses dan mekanisme pengambilan keputusan Pertemuan 14: Teknik pengambilan keputusan kuantitatif dan kualitatif
Filosofi dan Konsep Dasar Kepemimpinan Konsep Kepemimpinan Gaya kepemimpinan, pada dasarnya mengandung pengertian sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin, yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin. Pola tindakan pemimpin secara keseluruhan seperti yang dipersepsikan atau diacu oleh bawahan tersebut dikenal sebagai gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan dari seorang pemimpin, pada dasarnya dapat diterangkan melalui tiga aliran teori yaitu teori genetis (keturunan), teori sosial, dan teori ekologis.
Teori Genetis; Inti dari teori menyatakan bahwa—Leader are born and not made—(pemimpin itu dilahirkan (bakat) bukannya dibuat). Teori ini menganggap bahwa kepemimpinan merupakan suatu kemampuan yang berupa sifat-sifat yang dibawa sejak lahir yang ada pada diri seorang pemimpin. Menurut teori ini kepemimpinan diartikan sebagai traits within the individual leader. Jadi seseorang dapat menjadi pemimpin karena dilahirkan sebagai pemimpin dan bukan karena dibuat atau dididik untuk itu. Teori Sosial; . Inti aliran teori sosial ini ialah bahwa—Leader are made and not born—(pemimpin itu dibuat atau dididik bukannya kodrati). Jadi teori ini merupakan kebalikan inti teori genetika. Para penganut teori ini mengetengahkan pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang bisa menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup.
Teori Ekologis; seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia telah memiliki bakat kepemimpinan. Bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman yang memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut. Hersey dan Blanchard (1992) berpendapat bahwa gaya kepemimpinan pada dasarnya merupakan perwujudan dari tiga komponen, yaitu pemimpin itu sendiri, bawahan, serta situasi di mana proses kepemimpinan tersebut diwujudkan. Gaya kepemimpinan (k) merupakan suatu fungsi dari pimpinan (p), bawahan (b) dan situasi tertentu (s)., yang dapat dinotasikan sebagai: k = f (p, b, s).
Pimpinan (p) adalah seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain atau kelompok untuk melakukan unjuk kerja maksimum yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan organisasi. Organisasi akan berjalan dengan baik jika pimpinan mempunyai kecakapan dalam bidangnya, dan setiap pimpinan mempunyai keterampilan yang berbeda, seperti keterampilan teknis, manusiawi dan konseptual. Bawahan adalah seorang atau sekelompok orang yang merupakan anggota dari suatu perkumpulan atau pengikut yang setiap saat siap melaksanakan perintah atau tugas yang telah disepakati bersama guna mencapai tujuan. Dalam suatu organisasi, bawahan mempunyai peranan yang sangat strategis, karena sukses tidaknya seseorang pimpinan bergantung kepada para pengikutnya ini.
Situasi (s) menurut Hersey dan Blanchard adalah suatu keadaan yang kondusif, di mana seorang pimpinan berusaha pada saat-saat tertentu mempengaruhi perilaku orang lain agar dapat mengikuti kehendaknya dalam rangka mencapai tujuan bersama. Tindakan pimpinan pada beberapa tahun yang lalu tentunya tidak sama dengan yang dilakukan pada saat sekarang, karena memang situasinya telah berlainan
Definisi Kepemimpinan Kepemimpinan adalah prilaku dari seorang individu yang memimpin aktifitas-aktifitas suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai bersama (share goal) (Hemhill& Coons, 1957:7) Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam suatu situasitertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi, kearah pencapaian satuatau beberapa tujuan tertentu (Tannenbaum, Weschler & Massarik, 1961:24) Kepemimpinan adalah pembentukan awal serta pemeliharaan struktur dalam harapan dan interaksi (Stogdill, 1974:411) Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada dan beradadiatas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan rutin organisasi (Katz & Kahn,1978:528) Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas sebuah kelompok yang diorganisasi kearah pencapaian tujuan (Rauch & Behling, 1984:46) Kepemimpinan adalah sebuah proses memberi arti (pengarahan yang berarti) terhadap usaha kolektif dan yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang dinginkan untuk mencapai sasaran (Jacob & Jacques, 1990:281)
Paham Kepemimpinan telah mengalami pergeseran makna, hal ini dapat dilihat dari kondisi riil yang terjadi dalam masyarakat seperti: Pemimpin mempunyai peranan sentral yang harus dihormati, dipatuhi. Pemimpin adalah segala-galanya. Pemusatan kekuasaan pada seorang pemimpin menyebabkan munculnya perilaku otoriter (pemusatan kekuasaan berada pada satu tangan yaitu pemimpin), dan arogan (menganggap dirinya paling berkuasa) Sikap Lone Ranger, pemimpin menganggap paling benar, tidak perlu bantuan dan kerjasama dengan orang lain. Sifat Dinosaurus, pemimpin menganggap paling hebat, dan selalu berorientasi pada sikap : suka menakuti, suka berkelahi, marah, tidak bertanggung jawab, melarikan diri dari persoalan
Sikap apa yang dikatakan oleh pemimpin selalu dianggap benar, mendukung tanpa reserve. Sikap yang menonjolkan hal-hal yang seremonial, formalitas, dan dalih yang berlindung pada hal-hal yang konstitusional, bahkan muncul hal-hal yang penuh rekayasa. Terkesan ada sikap feodalisme, seakan-akan ada hubungan hirarkis yang tajam antara pemimpin dengan bawahan Pemimpin sejati seringkali tidak diketahui keberadaannya oleh mereka yang dipimpinnya. Bahkan ketika misi atau tugas terselesaikan, maka seluruh anggota tim akan mengatakan bahwa mereka yang melakukannya sendiri. Pemimpin sejati adalah seorang pemberi semangat (encourager), motivator, inspirator, dan maximizer.