C. PENGADMINISTRASIAN TES

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Penyusunan Tes Oleh: Budi Usodo.
Advertisements

(Tes Prestasi Belajar – Pertemuan 1)
Tri Hartiti Retnowati Jurusan Pend. Seni rupa FBS UNY
EVALUASI PEMBELAJARAN IPA
JENIS- JENIS ALAT EVALUASI (instrumen)
Pengukuran, Penilaian dan Evalusi
Keterampilan Dasar Mengajar
(The Curiculum staf of Babadan 2 State Junior High School)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
Konstruksi Tes Esai.
MATERI-4 EVALUASI PEMBELAJARAN
Menyiapkan Tes Esai.
Metode Pembelajaran (Ceramah, Ekspositori, Demonstrasi, Drill dan Latihan, Tanya Jawab) Kelompok 6 : Febi Putri Rahmadini Fuji Rahayu Wulandari.
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MATERI-3 EVALUASI PEMBELAJARAN
12. PENGUMPULAN DATA ARTI PENGUMPULAN DATA
PENILAIAN.
TES URAIAN (ESAI) Untuk meningkatkan mutu pertanyaan esai sebagai alat pengukur hasil belajar yang kompleks, memerlukan dua hal penting yang perlu diperhatikan.
TABEL SPESIFIKASI FUNGSI TABEL SPESIFIKASI
BAB V BENTUK-BENTUK TES HASIL BELAJAR
PENILAIAN HASIL BELAJAR
Prosedur Penilaian dan Teknik Penilaian
J Refleksi Pembelajaran dan Tindak Lanjutnya Melalui PTK
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
Pengertian Microteaching
PENYUSUNAN TES PERTEMUAN 7 KHAOLA RACHMA ADZIMA PGSD FKIP.
BENTUK-BENTUK TES HASIL BELAJAR
KRITERIA KOMPETENSI / MATERI PENTING
EVALUASI PEMBELAJARAN
EVALUASI PEMBELAJARAN
PENGERTIAN, KEGUNAAN DAN ETIKA TES
Tes Prestasi (Pertemuan 2)
PENGEMBANGAN KISI - KISI
Petunjuk Teknis Pengembangan Instrumen Penilaian Tes Tertulis
PELATIHAN TES POTENSI AKADEMIK (TPA)
EVALUASI PEMBELAJARAN SEJARAH
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
JABATAN PROFESIONAL DAN TANTANGAN GURU DALAM PEMBELAJARAN
PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
PERENCANAAN TES.
Keterampilan Dasar Mengajar
Evaluasi Pendidikan “TES STANDAR dan TES BUATAN GURU
Penulisan Butir Soal dan Analisis Butir Soal
Menyusun Bentuk Tes Jawaban Singkat dan Bentuk Tes Uraian (Essei)
KONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
Keterampilan Dasar Mengajar
Pengaruh Faktor-Faktor Non-Rasional Dalam Pengambilan Keputusan
MERANCANG EVALUASI PEMBELAJARAN
Makalah Proses & Evaluasi Belajar Matematika Disusun Oleh : Kelompok 2
PENGEMBANGAN INSTRUMEN RANAH KOGNITIF
KONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
1 PENILAIAN HASIL BELAJAR PUSAT PENINGKATAN DAN PENGEMBANGAN AKTIVITAS INSTRUKSIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN (P3AI-UNHAS)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
Tes Prestasi (Pertemuan 2)
PENGEMBANGAN INSTRUMEN RANAH KOGNITIF
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN MODEL PEMBELAJARAN.
Suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan instrumen tes.
PERMENDIKBUD NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk.
Kelompok 1 (Modul 2): Ni Putu Desi Berliana Ni Kadek Ayu Septiari I Kadek Agus Cakra Wibawa Ni Komang Somoyanti Ni Made Tarani Nandasari.
Transcript presentasi:

C. PENGADMINISTRASIAN TES A. PERENCANAAN TES 1 B. KONSTRUKSI BUTIR SOAL C. PENGADMINISTRASIAN TES

Tujuan Instruksional Umum Peserta Mampu Merancang dan Melakukan Penilaian Hasil Belajar

Tujuan Instruksional Khusus Membedakan pengertian dan kegunaan tes, pengukuran dan penilaian hasil belajar Menjelaskan etika melakukan tes, pengukuran dan penilaian Menyusun perencanaan tes hasil belajar (dalam bentuk kisikisi) Mengkonstruksi butir soal objektif dan uraian Menjelaskan cara mengadministrasikan

TAKSONOMI TUJUAN INSTRUKSIONAL

PENGERTIAN-PENGERTIAN Tes Evaluasi Pengukuran Penilaian

Tes adalah sejumlah pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait atau atribut pendidikan atau psikologik yang mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar. Pengukuran diartikan sebagai proses pemberian angka kepada suatu atribut karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau objek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas. Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil kt'pnlusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan instrumen tes maupun non-tes. Evaluasi adalah merupakan proses pengumpulan penggambaran, dan menyajikan informasi tentang pencapaian tujuan suatu program sehingga dapat ditarik kesimpulan dan digunakan untuk mengambil keputusan

ENAM HAL YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN I. PERENCANAAN TES ENAM HAL YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN DALAM PERENCANAAN TES

ENAM HAL YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN 1. Pengambilan sampel dan pemilihan butir soal, Tes hasil belajar haruslah disusun atas butir-butir soal yang representatif dari ilmu atau bidang studi yang diujikan Tipe tes yang akan digunakan, Tipe soal: (1) esei, (2) objektif, dan (3) problematik 3. Aspek yang akan diuji, Level kemampuan apa yang diuji. Apakah pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi, atau aspek Afektif dan psikomotorik Format A (Pilihan Ganda), Format B (Pilihan Ganda Analisis Hubungan Antar Hal), Format C (Pilihan Ganda analisis kasus), atau Format D (Pilihan Ganda Kompleks) 4. Format butir soal, Dalam menentukan jumlah soal harus mempertimbangkan waktu yang tersedia, biaya yang ada, kompleksitas tugas yang dituntut oleh tes, dan waktu ujian diadakan 5. Jumlah butir soal, Tes yang mempunyai tingkat kesukaran yang rendah sebaiknya diletakkan di awal tes dan yang tinggi pada akhir perangkat tes 6. Distribusi tingkat kesukaran butir soal.

Berapa pertimbangan lain dalam merencanakan tes adalah: Apakah akan menggunakan "open book" atau "closed book" Apakah frekuensi pelaksanaan tes sering atau jarang Apakah pelaksanaan tes diumumkan sebelumnya atau mendadak Bagaimana mode penyajian tes.

Adapun langkah yang ditempuh untuk mengisi format tersebut adalah sebagai berikut: Tentukan lamanya .waktu pelaksanaan ujian yang direncanakan. Misalnya 90 menit. Hitung banyaknya butir soal pilihan ganda yang dapat diselesaikan dalam waktu 90 menit. Tentukan pokok bahasan dan subpokok bahasan yang harus diliput dalam tes tersebut. Tentukan proporsi banyaknya butir soal setiap pokok bahasan. Tentukan prosentase/proporsi jenjang kemampuan berpikir dalam perangkat tes tersebut. Prosentase ini dicantumkan pada baris paling bawah. Dengan menggunakan data pada butir 2, 4, dan 5 penyebaran butir soal pada setiap kolom dapat dilaksanakan.

Langkah yang ditempuh untuk mengisi FORMAT KISI-K1SI TES ESEI yaitu: Tentukan lamanya waktu pelaksanaan ujian yang direncanakan. Misalnya 90 menit. Tentukan banyaknya butir soal uraian yang dapat diselesaikan dalam waktu 90 menit. Misalkan jumlah soal ada 8 butir. Tentukan pokok bahasan dan subpokok bahasan yang harus diliputi dalam perangkat tes tersebut. Tentukan proporsi banyaknya butir soal setiap pokok bahasan. Hitung jumlah butir soal yang harus dicantumkan dalam kolom 8. Distribusikan jumlah butir soal pada kolom 7 sampai dengan kolom 3 menurut proporsi yang didasarkan pada pertimbangan keterlaksanaannya

II. KONSTRUKSI BUTIR TES URAIAN OBJEKTIF Terbuka Terbatas Benar-Salah Menjodohkan Pilihan Jamak Pilihan Jamak Biasa Hub Antar Hal Analisis Kasus Komplek Membaca Diagram/ Grafik/ Gambar

KLASIFIKASI TES ESEI/URAIAN Tes uraian bebas (Extended response). Peserta tes memiliki kebebasan yang luas untuk mengorganisasikan dan mengekspresikan pikiran dan gagasannya dalam menjawab soal tersebut. Jawaban siswa bersifat terbuka, fleksibel, dan tidak terstruktur. Tes uraian terbatas (Restricted response) Keterbatasan itu mencakup format, isi, dan ruang lingkup jawaban. Batas itu meliputi konteks jawaban yang diinginkan, jumlah butir jawaban yang diharapkan: 1) Butir soal tipe jawaban melengkapi 2) Butir soal tipe jawaban singkat

Kelebihan dan Kekurangan Tes Uraian/Esei 1. Kelebihan-kelebihannya Mudah disiapkan dan disusun Tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi dan untung-untungan Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun dalam bentuk kalimat yang bagus Memeberi kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan maksudnya dengan gaya bahasa dan caranya sendiri Dapat diketahui sejauh mana siswa mendalami sesuatu masalah yang diteskan

2) Kelemahan-kelemahannya Kadar validitas dan reliabilitas rendah karena sukar diketahui segi-segi mana dari pengetahuan siswa yang betul-betul telah dikuasai Kurang refresentatif dalam hal mewakili seluruh skor bahan pelajaran yang akan diteskan karena soalnya hanya beberapa saja (terbatas) Cara memeriksanya banyak dipengaruhi oleh unsur-unsur subyektif Pemeriksaanya lebih sulit sebab membutuhkan pertimbangan invidual lebih bayak dari penilai Waktu untuk koreksinya lama dan tida dapat diwakilkan kepada orang lain

PRINSIP KONSTRUKSI BUTIR TES ESAI/URAIAN Gunakanlah tipe tes uraian untuk mengukur hasil belajar yang cocok. Beritahulah sebelumnya bahwa dalam tes yang akan datang akan digunakan tipe tes uraian. Batasilah ruang lingkup tes secara pasti, dengan demikian peserta tes tahu dengan pasti bahan yang harus dipelajarinya. Pertanyaan hendaknya terutama untuk mengukur tujuan hasil belajar yang penting saja. Jangan terlalu banyak menggunakan butir soal tipe uraian untuk mengukur kemampuan mengingat.

PRINSIP KONSTRUKSI BUTIR TES ESAI/URAIAN Kemampuan dan keterampilan menulis peserta tes haruslah menjadi pertimbangan utama dalam konstruksi butir soal uraian. Jangan memberikan butir soal yang dapat dipilih atau dapat tidak dikerjakan. Setiap soal harus jelas apakah jenis terbatas atau jenis bebas. Dengan demikian peserta tes dapat membatasi diri dalam memberikan responsnya. Makin banyak jumlah butir soal untuk setiap perangkat soal makin baik. Tulislah petunjuk awal yang jelas, dan juga petunjuk untuk setiap butir soal harus rinci dan dapat dipahami oleh peserta tes dengan jelas.

PRINSIP KONSTRUKSI BUTIR TES ESAI/URAIAN Waktu yang tersedia harusiah diperkirakan cukup untuk rata-rata kemampuan peserta tes. Hendaknya pertanyaan menuntut jawaban yang bersifat pemikiran peserta tes. Hendaknya selalu ada kombinasi jenis tes uraian terbatas dan jenis tes uraian bebas. Pergunakanlah kata-kata deskriptif seperti definisikanlah, tulislah garis besar, pilihlah, berilah ilustrasi, dll. Dalam setiap butir soal harus dijelaskan skor maksimal yang dapat diperoleh bila jawabannya sesuai dengan yang diminta, Janganlah mulai kalimat butir soal dengan kata-kata seperti apa dan siapa.

KLASIFIKASI TES OBJEKTIF Benar-Salah Menjodohkan Pilihan Jamak Pilihan Jamak Biasa Hub Antar Hal Analisis Kasus Komplek Membaca Diagram/ Grafik/ Gambar

Kelebihan dan Kekurangan Tes Objektif 1. Kelebihan Mengandung lebih banyak segi-segi yang positif, misalnya lebih representatif mewakili isi dan luas bahan, lebih obyektif, dapat dihindari campur tangannya unsur-unsur subyektif baik dari segi siswa maupun guru yang memeriksa. Lebih mudah dan cepat dalam memeriksanya karena dapat menggunakan kunci tes bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi Pemeriksaanya dapat diserahkan kepada orang lain Dalam pemeriksaan, tidak ada unsur subyektif yang mempengaruhi

2. Kelemahan-kelemahannya: Persiapan untuk menyusunnya jauh lebih sulit daripada tes esai karena soalnya banyak dan harus teliti untuk menghindari kelemahan-kelemahan yang lain. Soal-soal cenderung untuk mengungkapkan igatan dan daya pengenalan kembali saja, dan sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi. Banyak kesempatan untuk main untung-untungan “kerjasama” antar siswa pada waktu mengerjakan soal tes lebih terbuka

E. Konstruksi Instrumen Non-tes Alat ukur keberhasilan belajar non-tes yang umum digunakan, yaitu: Participation Charts atau bagan partisipasi Check Lists atau daftar cek "Rating Scale'' atau skala lajuan. Attitude Scales atau skala sikap

III. PENGADMINISTRASIAN TES A. Penyusunan perangkat tes B. Pelaksanaan tes

A. Penyusunan perangkat tes 1 Penyuntingan naskah tes Tes bentuk objektif sebaiknya tidak dilaksanakan secara lisan. Butir tes disusun mulai dari pokok bahasan yang dibahas paling awal ke pokok bahasan yang dibahas terakhir. Tingkat kesukaran disusun mulai dari yang termudah meningkat terus sampai kepada yang sukar. Butir tes yang setipe hendaknya dikelompokkan dalam satu kelompok. Tulislah petunjuk pengerjaan tes secara jelas, sehingga tidak seorangpun perlu bertanya lagi tentang cara mengerjakan tes tersebut atau bertanya tentang apa yang harus dilakukan. Penyusunan butir tes hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan kesan berdesak-desak. Susunlah setiap butir tes sehingga stem dan seluruh optionnya terletak dalam satu halaman yang sama. Letakkanlah wacana (passage) yang digunakan sebagai rujukan bagi suatu atau beberapa butir tes di atas butir tes yang bersangkutan. Hindarilah meletakkan kunci jawaban dalam suatu pola tertentu.

2. Penggandaan naskah tes antar butir tes harus cukup tersedia ruangan, sehingga tidak terkesan berdesak-desak. angka atau huruf yang disediakan di depan altematif jawaban hendaknya sepenuhnya sama dengan angka atau huruf yang digunakan dalam lembaran jawaban. untuk tipe tes menjodohkan, maka kedua kolom yang berisi tes atau altematif jawaban itu harus terletak dalam satu halaman yang sama. butir tes yang menggunakan wacana, maka butir tes yang berhubungan dengan wacana tersebut harus terletak dalam halaman yang sama. semua wacana, grafik, diagram atau gambar yang digunakan sebagai landasan bagi butir tes harus terjamin kejelasannya, keakuratannya, dan keterbacaannya. kalau naskah digandakan dalam jumlah yang banyak, maka harus terjamin setiap naskah sama jelasnya. Jangan sampai terjadi sebagian peserta tes mendapat naskah yang kurang baik dibandingkan dengan peserta tes lainnya.

Pelaksanaan Tes 1. Open vs Close books 2. Tes diumumkan vs dirahasiakan 3. Tes Lisan atau Tes Tertulis 4. Tes Tindakan atau Praktek

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BENTUK-BENTUK PENYELENGGARAAN TES 1. Open vs close books (Catatan terbuka vs catatan tertutup) Kelebihan Open Book: para mahasiswa tidak terlalu tegang pikirannya pada soal, menghadapi atau pada saat melaksanakan ujian. para mahasiswa akan "bertanya" kepada buku atau catatan atau alat belajar lain yang dimilikinya ketimbang menyontek pekerjaan temannya. para mahasiswa akan terbiasa membuat catatan yang sebaik-baiknya dan atau memiliki buku-buku dan alat belajar lainnya karena mengetahui betul manfaatnya. para mahasiswa akan terbiasa membaca buku atau catatan atau berlatih menggunakan tabel, kalkulator dan sejenisnya karena terasa benar manfaatnya, yakni kelak kalau tes tidak akan mengalami kesulitan dalam menggunakahnya. Keterbatasan Open Book: para mahasiswa mungkin saja malas membaca buku atau catatan dengan alasan dalam ujian akan bebas melihat buku atau catatan. mereka yang jarang membuka buku/catatan akan habis waktu ujiannya untuk mencari/membolak balik lembaran buku untuk mendapatkan jawaban. ada kecenderungan para siswa malas berpikir; hal yang sangat mudah pun dicari jawabannya di dalam buku atau catatan. bagi mahasiswa yang alat kelengkapan belajamya minimal akan dirugikan

Kelebihan CloseBook:: membiasakan para mahasiswa untuk memahami isi buku atau catatan yang dimilikinya sebab jika tidak, akan tidak berhasil dalam ujian. membiasakan para mahasiswa untuk berpikir sendiri, bukan menggantungkan diri kepada buku atau catatan yang ada. membiasakan para mahasiswa membuat rangkuman mengenai isi buku atau catatan yang dipelajarinya. Keterbatasan CloseBook:: mendorong mahasiswa untuk melihat pekerjaan temannya (nyontek) apabila sudah betul-betul tak berhasil menemukan jawabannya. mahasiswa belum tentu terlatih menggunakan buku atau catatan sebagai sumber belajar kaburnya prinsip bahwa buku itu untuk digunakan, bukan untuk dihafal.

2. Tes diumumkan vs dirahasiakan Kelebihan: dapat memotivasi/meningkatkan usaha belajarnya secara terus menerus, dapat digunakan sebagai alat peningkatan disiplin belajar. Kekuatan dan keterbatasan hasil tes yang diumumkan itu antara lain: Kekuatan-kekuatannya adalah: Peserta tes yang lulus, apalagi kalau nilainya bagus, akan menjadi bangga karena diketahui oleh teman-temannya. Terjadi semacam perasaan dilayani secara layak dan perasaan dihargai. Tumbuh kepercayaan para mahasiswa kepada lembaga pendidikan di mana mereka belajar, khususnya kepada dosen yang bersangkutan bahwa tes beserta penilaiannya dilakukan secara objektif. Pihak dosen tentu akan mengoreksi dan memberi nilai kepada setiap pekerjaan peserta tes dengan cermat karena tidak ingin kepercayaan mahasiswa kepada dirinya hilang karena kecerobohannya. Keterbatasannya adalah: Membuat malu mahasiswa yang tidak lulus atau nilainya rendah yang pada gilirannya akan menghapuskan motivasi belajarnya. Kesempatan untuk demokratis seperti yang diutarakan pada keuntungan butir c di atas dapat saja cenderung menjadi protes-protes yang mengarah kepada keadaan "chaos". Dosen yang karena satu dan lain hal tidak dapat mengumumkan tepat waktu, akan merasa mempunyai beban mental yang berat dan memang dapat menjurus kepada cemoohan oleh para mahasiswa. Memerlukan kemampuan adminisrrasi yang prima yang memerlukan fasilitas dan dana tambahan.

Jika hasil tes tidak diumumkan, kekuatan antara lain: Tidak menuntut kemampuan administratif yang prima dan mahal Tidak akan terjadi protes-protes dari pihak peserta tes yanq akan merepotkan para dosen maupun lembaga pendidikan yang bersangkutan. Jika dipandang perlu, nilai seorang peserta tes dapat diputuskan dengan mengikutsertakan faktor-faktor non tes, kerajinan misalnya. Keterbatasan-keterbatasannya adalah: Tes itu tidak ada atau kurang berguna karena tidak komunikatif dengan para mahasiswa atau orang tua mahasiswa yang bersangkutan. Padahal tes hasil belajar itu berfungsi dan bermanfaat jika dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang bersangkutan. Dapat saja terjadi seseorang dosen itu "main hakim sendiri" tanpa diketahui oleh siapa pun. Para mahasiswa tidak merasakan hasil jerih payahnya padahal hasil yang diperoleh ini memberi motivasi yang sangat penting dalam proses belajar.

3. Tes Lisan atau Tes Tertulis Kekuatan tes tertulis antara lain adalah: Kemampuan memilih kata-kata, kekayaan informasi, kemampuan berbahasa, kemampuan memilih ataupun memadukan ide-ide, dan proses berpikir peserta tes dapat dilihat dengan nyata. Kemampuan-kemampuan seperti yang disebutkan pada di atas dapat dibandingkan antara yang satu dengan yang lain. Dalam waktu yang relatif terbatas dapat dilaksanakan tes yang terdiri atas sejumlah besar peserta tes sehingga ekonomis. Memungkinkan dikoreksi oleh lebih dari seorang korektor (jika bentuk tesnya esei) sehingga lebih objektif. Keterbatasan-keterbatasannya antara lain adalah: Khusus untuk tes bentuk esai, tes tertulis itu menuntut tugas peserta tes yang terlalu berat. Dalam hal tes bentuk esai khususnya, maka ketunabahasaan akan merugikan peserta tes yang bersangkutan apabila masalah bahasa diperhitungkan di dalam memberi nilai. Yang bersifat massal itu biasanya kurang baik dibandingkan dengan yang individual. Mahasiswa cenderung menuliskan jawabannya berpanjang-panjang, sehingga jawaban tersebut malah menyimpang dari persoalannya, hal ini tak dapat dikontrol oleh dosen.

Kekuatan-kekuatan tes lisan antara lain: Dapat dilaksanakan secara individual sehingga lebih cermat dan dapat dilakukan "probing" sehingga penguji mengetahui persis di mana posisi hasil belajar peserta didik yang bersangkutan. Kemampuan-kemampuan seperti yang ada pada tes tertulis yang telah diuraikan di atas dapat dipantau secara langsung oleh dosen yang mengujinya. Dengan tes lisan memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah dan dialog aktif. Mahasiswa dapat mengemukakan argumentasi-argumentasinya secara lebih bebas sehingga dosen yang menguji mengetahui persis jalan pikiran mahasiswa. Keterbatasan-keterbatasannya antara lain adalah: Tidak ekonomis. Jika yang melaksanakannya hanya seorang, jadi satu lawan satu maka dapat terjadi subyektivitas yang sukar dikontrol. Memungkinkan dosen "main hakim sendiri"; bahkan dendam pribadi dapat dilampiaskan di situ, Bagi peserta tes yang "gagap" atau "grogi" dirugikan oleh sistem ujian lisan ini.

4. Tes Tindakan atau Praktek Kekuatan-kekuatan tes tindakan atau praktek, antara lain: Terjadinya pengecekan terhadap terbentuk atau tidaknya keterampilan yang dirumuskan di dalam TIK. Membuat pergantian suasana sehingga kejenuhan dapat dikurangi atau dihilangkan. Keterbatasan-keterbatasannya antara lain : Tidak semua bahan dapat diujipraktekkan. Mahal dan dosen dituntut lebih mampu dari mahasiswanya yang hal ini mungkin tidak dapat dipenuhi. Jika prakteknya tidak dalam keadaan yang sesungguhnya maka mahasiswa cenderung main-main, atau kalau mereka juga sungguh-sungguh maka kurang manfaatnya karena dalam praktek di dalam kehidupan sehari-hari tidak sama dengan situasi praktek "tiruan".