Bab III MORALITAS
Daftar istilah Kunci: Pengertian Moral : Moral dalam bahasa Latin disebut “mores” kata ini dimengerti sebagai moralitas, yaitu mengenai kesusilaan (mores) yang berasal dari “mos” atau “moris” yang artinya : Kesusilaan atau kebiasaan baik yang berlaku pada sesuatu kelompok tertentu 2. Ajaran kesusilaan atau dengan kata lain, ajaran tentang asas dan kaidah kesusilaan yang dapat dipelajari secara sistematik.
Pengertian Etika: Kata Etika berasal dari kata Yunani ethos yang artinya : tempat kediaman yang biasa dari seseorang, kebiasaan, kelaziman, adat istiadat, cara mengungkapkan diri, tingkah laku, sikap, kecenderungan kepada kesusilaan. Arti kata Etika: Etika atau Etis = Moralitas dan Moral Dalam pemakaian ilmiah moralitas biasanya menyangkut kebaikan atau keburukan kelakuan lahir yg sebenarnya terjadi. Sedangkan etika menyangkut pemikiran yg sistematis ttg kelakuan itu serta motivasi & keadaan batin yg mendasarinya.
Etika adalah ilmu atau studi mengenai norma-norma yang mengatur tingkah laku manusia. Secara sederhana etika yaitu sebagai penyelidikan ttg apa yg baik atau benar atau luhur dan apa yg buruk atau salah atau jahat dlm kelakuan manusia. Etika bertalian dengan : - Kelakuan orang-orang juga bagaimana seharusnya kelakuan orang-orang itu. - Menyelidiki perbuatan-perbuatan dan memberi bimbingan supaya orang-orang dapat memper – baiki perbuatan-perbuatannya. - Mempelajari situasi yg sebenarnya dgn mengingat situasi yang seharusnya.
Etika adalah ilmu atau studi mengenai norma-norma yang mengatur tingkah laku manusia. Secara sederhana etika yaitu sebagai penyelidikan tentang apa yang baik atau benar atau luhur dan apa yang buruk atau salah atau jahat dalam kelakuan manusia. Etika Kristen adalah ilmu yang meneliti, menilai, dan mengatur tabiat dan tingkah laku manusia dengan memakai norma kehendak atau perintah Allah sebagaimana dinyatakan dalam Yesus Kristus.
Norma yang menjadi acuan etika Kristen adalah firman Allah dalam Alkitab. Etika Kristen bukan untuk org Kristen (ekslusif) tetapi berlaku untuk semua manusia, masyarakat dan semua aspek kehidupan (universal). Hubungan Iman dan Moral/Etika Kristen: Kata Iman dlm bhs Ibrani di sebut emunah. kata emunah hanya terdapat dlm kitab Habakuk yang diterjemahkan dengan percaya (Hab. 2:4) dan kitab Ulangan diterjemahkan dengan kesetiaan (Ul. 32:20).
Kata emunah dalam PB dlm bhs Yunani adalah Pistis dan diterjemahkan dgn kata iman (Rm. 1:17; Gal. 3:11; Ibr. 10:38). Pengaruh Iman terhadap etika. Empat Unsur iman : 1. Iman sebagai kepercayaan dan kesetiaan kepada hal yang dianggap terpenting iman mengandung unsur menyandarkan kehidupan kepada Allah.
2. Iman sebagai hubungan perorangan dengan Allah unsur mengasihi & memuji Allah. 3. Iman sebagai pengikutsertaan dalam pekerjaan Allah unsur kerjasama dengan Allah. Iman sebagai pendirian tentang apa yang benar unsur mengerti Allah serta ciptaanNya. Iman berarti : Persekutuan denganAllah Menanggapi pekerjaan Allah Keyakinan tentang kebenaran yang dinyatakan Allah.
Uraian Substansi Kajian Ketika berbicara moral, itu berkaitan dengan manusia yang adalah ciptaan Tuhan. Manusia yg merupakan makhluk ciptaan Allah yg tertinggi karena memiliki nilai-nilai moral dalam dirinya. Manusia memiliki karakter ganda, yaitu sebagai makhluk sosial dan makhluk individu.
Skema : keterkaitan moral dgn PAK. Sebagai makhluk sosial, ia bertanggung jawab pada sesama, masyarakat, bangsa & negaranya. Skema : keterkaitan moral dgn PAK. TYME Manusia Manusa yg berinteraksi dgn IPTEK Manusia yg memiliki hati nurani & nilai-nilai Moral Manusia sbg makhluk sosial berinteraksi dgn komunitasnya Peran dan tanggung jawab manusia dl pembentukan insan yang cerdas dgn karakter kristiani shg dpt berpatisipasi aktif bagi Grj, masyarakat dan bangsa.
Kesadaran Etis Istilah “kesadaran etis” dalam substansi kajian ini dipahami berdasarkan kerangka teori perkembangan moral oleh Kohlberg (psikolog) . Tahap-tahap perkembangan moral menurut Kohlberg terdiri dari : Pra-konvensional Konvensional Paska-konvensional Masing-masing dibagi menjadi dua jenjang, sehingga seluruhnya menjadi enam jenjang.
Jenjang pertama : Kesadaran etis yang berorientasi pada hukum dan kepatuhan. Jenjang kedua : tindakan moral masih kanak-kanak tetapi sudah lebih rasional, tidak mekanistis membabi buta, sudah mulai menghitung-hitung dan memilih-milih. (berorientasi pada pahala. Pada tahap ini kita menilai sebuah perbuatan baik jika ada pahalanya).
Jenjang ketiga : Kesadaran etis lebih berorientasi untuk menyenangkan orang lain atau anggota kelompok yang mengakui kita dengan baik. Jenjang keempat : Kesadaran etis yang menunjuk kepada suatu prinsip atau hukum yang lebih tinggi, yaitu hukum objektif yang tidak hanya berlaku untuk satu-satu kelompok tetapi hukum yang mempunyai keabsahan yang lebih luas. (apa yang dikatakan oleh peraturan itu baik).
Jenjang kelima : Kesadaran etis berorientasi pada akal, hukum/ peraturan secara kritis, akal manusia mempunyai fungsi kreatif, ia menciptakan yang lebih benar dan lebih baik. Dalam kehidupan beragama itu berarti bahwa bukan tradisi dan dogma gereja yang paling penting tetapi iman yang dapat menilai apakah dogma dan tradisi gereja itu masih benar? (Berorientasi pada pendapat umum. Pada tahap ini patokan untuk berbuat baik. Ukurannya adalah kesejahteraan, kebaikan dan kepentingan umum, sejauh itu tidak merugikan atau mengganggu siapapun).
Jenjang keenam : Pemikiran moral seseorang mencapai puncaknya, yaitu moralitas yang berpusat pada suara hati nurani dan keyakinan tentang yang baik dan benar, bagaikan seorang nabi dalam Alkitab. (Orientasi pada penghargaan pada hak setiap orang. Perbuatan baik adalah perbuatan yg menghormati dan menghormati hak serta martabat tiap individu, tanpa perbedaan atas dasar apapun.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan etis : Iman, yaitu kepercayaan dan kesetiaan kita kepada Tuhan, atau kepada sesuatu yang lain yang kita anggap terpenting . Kelakuan kita terpengaruh oleh pentingnya Tuhan atau tuhan-tuhan palsu dalam kehidupan kita. Apa yang kita perbuat bergantung kepada apa yang kita percayai. Tabiat atau sifat-sifat batin. perbuatan-perbuatan lahiriah berakar dalam batin seseorang juga mempengaruhi perkembangan batinnya. Karena itu perkembangan kepribadian yg baik merupakan tugas penting setiap orang
3. Orang lain atau lingkungan sosial. Kelakuan dan keputusan-keputusan kita di pengaruhi oleh pandangan masyarakat ttg baik dan buruk. 4. Norma-norma atau hukum-hukum moral yg dapat diterapkan kepada masalah etis yang dihadapi 5. Unsur situasi perlu diperhatikan. Kalau situasi kurang dimengerti perbuatan kita mungkin tidak berfaedah melainkan merugikan.