Bangkit dan Runtuhnya Suatu Pelabuhan di Jawa Cilacap (1830-1942) Bangkit dan Runtuhnya Suatu Pelabuhan di Jawa Nama kelompok : Pandya Kusma Hutama (12040284001) Fery Widyatama (12040284026) Destya Adi Rahmawan (12040284031) Moch. Aif Fahmi (12040284032)
Bab I Sebelum Kereta Api Pelabuhan Cilacap berkembang atas kebijakan pemerintah colonial Hindia-Belanda di Batavia. Secara geografis, pelabuhan di pantai selatan Jawa ini cenderung terisolasi disbanding pelabuhan- pelabuhan lain di pantai utara. Cultuurstelsel, yang diterapkan oleh pemerintah colonial sejak tahun 1830 untuk eksploitasi sumber daya alam dan penduduk di daerah-daerah pedalaman di Jawa tengah dan bagian Jawa barat, menjadikan pelabuhan ini berkembang.
Bab II Sesudah Pembukaan kereta api Masa Puncak Pelabuhan 1887-1930 1. Penerapan Kebijakan Pemerintah Pada bagian perkembangan Cilacap ini kita membahas tentang penerapan kebijakan pemerintah, seperti pembukaan kereta api, pembangunan fasilitas dermaga/pelabuhan, dan berdirinya komisi pelabuhan (de Commissie van Bijstand in het belang van het beheer van de haven van Cilacap) Kereta api: Mendorong Kemajuan Kereta api Yogya-Cilacap (Staatsspoorwegen = SS) Trem Lembah Serayu (Serayudal Stromtrammaatschappij = SDS) Prasarana dan Sarana Pelabuhan Dermaga dan akomodasi lainnya Pergudangan dan Kantor Dagang. Komisi bantuan untuk Pelabuhan.
Semarang Menyaingi Cirebon Cilacap menghadapi Cirebon 2. Persaingan Pelabuhan-Pelabuhan Utara dan Cilacap Penghasilan suatu pelabuhan bergantung pada keberhasilan menarik daerah pedalaman untuk merebut produk ekspor maupun sebagai tempat pemasaran barang impor. Semarang Menyaingi Cirebon Cilacap menghadapi Cirebon Cilacap Megimbangi Semarang.
3. Masa Puncak Ekspor Untuk memahami perkembangan ekspor pelabuhan Cilacap perlu ditempatkan di dalam kerangka yang lebih luas lagi yakni dalam ekspor Hindia-Belanda. Secara garis besar, pola perkembangan nilai ekspor pelabuhan Cilacap tidak berbeda dengan pola perkembangan nilai ekspor Hindia-Belanda. Kemajuan Awal Tahun 1888-1909 Pelabuhan Teramai di Jawa: 1909-1930 Mengapa Impor Rendah? karena letak geografis yang tidak menguntungkan. kondisi jalan raya yang buruk, yang menghubungkan Pelabuhan Cilacap dengan daerah pedalamannya. Rendahnya kemampuan daya beli penduduk.
BAB III Depresi dan pelabuhan cilacap 1930 – 1940 Perkembangan ekonomi pada dekade terakhir pemerintahan hindia belanda merupakan titik balik dari puncak kegiatan ekspor yang pernah dicapai sampai tahun 1920 Depresi dan ekspor hindia belanda Depresi yang mulai terjadi pada tahun 1929 merupakan masa jatuhnya ekonomi dunia yang paling hebat dan lambat laun mempengeruhi hindia belanda. Harga harga barang di hindia belanda turun baik ekspor maupun impor. Komoditas unggulan hindia belanda yakni gula dan karet merupakan jenis komoditas yang paling keras terpukul akibat krisis.
Ekspor pelabuhan cilacap : antara kekuatan dan kelemahan KELEBIHAN Ekspor pelabuhan cilacap secara relatif masih bisa bertahan dan berada diatas posisi pelabuhan pelabuhan lain di jawa Diversifikasi komoditas Kekuatan ekspor cilacap didukung oleh komoditas gula dan produk dari kelapa yakni kopra dan minyak kelapa KEKURANGAN Kemunculan pasar lokal dan kerugian pelabuhan cilacap penjualan gula di pasar lokal, hal lain yang berpengaruh adalah tingginya biaya angkutan Penetrasi ekonomi jepang dan impor ke cilacap 1927 yang ditandai menurunnya ekspor hindia belanda ke jepang dan gencarnya produk jepang di Hindia belanda
Bab IV Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Cilacap Cilacap merupakan daerah terpenting dalam proses kegiatan ekspor di bagian Selatan Jawa Tengah. Dalam struktur pemerintahan Cilacap pernah menjadi ibukota Residensi Banyumas Selatan (1928-1931). Perpindahan desa menjadi ibukota. Perubahan nama dari Donan menjadi Cilacap ini terjadi setalah perang Diponegoro selesai. Pada tahun 1831, ketika Banyumas dianeksasi kedalam wilayah pemerintahan Kolonial Hindia-Belanda sejak itu, nama Donan berlahan- lahan berganti menjadi Cilacap. Sebelum berdiri sebagai regentschap sediri, Cilacap merupakan distrik bersama-sama dengan distrik Dayeuhluhur ( wilayah Nusa Kambangan) dan Adireja dibawah pemerintahan Bupati Banyumas dan Purwokerto. Pada tahun 1841 daerah Dayeuhluhur, Adireja dan Cilacap dijadikan satu afdeling dan Cilacap ditetaptkan sebagai ibukota pemerintahan yang baru oleh pemerintah kolonial Belanda.
Pembentukan Masyarakat Kota Semula Cilacap hanya didiami oleh beberapa ratus orang nelayan. Kemudian jumlah penduduk terus bertambah, memperlihatkan perkembangan terbentuknya Kota Cilacap. Penduduk dan Para Pendatang Ketika Cilacap ditetapakan sebagai pelabuhan untuk kepentingan perdagangan bebas pada tahun 1859, tentu diperlukan fasilitas pelabuhan yang memadai selaian untuk kepentingan barang-barang pemerintah. Ketika jalur kereta api dari Yogya sudah sampai pada tahap pelaksanaan di Cilacap tentu membutuhkan tenaga kerja. Perkembangan ini telah membuka kesempatan lowongan kerja baru di luar bidang pertanian. Kehadiran para tenaga kasar (buruh) sangat dibutuhkan disini. Beberapa tahun setelah pembukaan jalur kereta api Yogya-Cilacap (1886-1887) menunjukan gejala bertambahnya jenis pekerjaan, baik di sektor pelabuhan maupun jasa kereta api. Banyaknya jenis perkerjaan inilah yang menjadi daya tarik kota Cilacap. Hal yang menarik disini ialah pertumbuhan penduduk berasal dari migrasi serta mereka ingin mencari jenis pekerjaan baru atau minimal ingin mendapatkan penghidupan baru. Golongan-Golongan Sosial Golongan Pribumi Golongan Cina Golongan Eropa
Masalah-masalah Sosial-Ekonomi dan Politik, Di Cilacap, sekurangnya ada dua faktor utam penyebab masalh sosial, yaitu ekologi dan sosial-ekonimi Kesehatan Rumah Sakit Militer Pemberantasan Malaria Hubungan Masalah Sosial-Ekonomi dan Politik Kondisi Sosial Buruh dan Aspirasi Politik Aksi-aksi para buruh ini kebanyak adalah masalah kenaikan upah. Sarekat Islam merupakan salah satu kelompok yang berhubungan dengan buruh khususnya pada buruh pelabuhan. Salah satu aksi buruh yang melibatkan Sarekat Islam ialah aksi perkumpulan buruh bumiputera yang meminta kenaikan gai sebesar dua kali lebih besar dari gaji semula pada 19 Oktober 1919. Walaupun tidak sampai menimbulakan aksi protes yang menjerumus pada kerusuhan sosial, tetapi fenomena masallah sosial-ekonomi dan aspirasi politik mewarnai dinamika kehidupan Kota Cilacap.
BAB V kota pelabuhan cilacap menjelang perang pasifik Peran cilacap dalam sistem pertahanan di jawa hingga 1880 Ketika VOC berkuasa, mereka masih belum memperkirakan bahwa perairan cilacap mempunyai arti yang strategis namun Sejak 1830 pemerintah hindia belanda mulai berpendapat bahwa perairan cilacap punya makna penting dalam aspek militer. pembangunan benteng penempatan beberapa prajurit pendirian tangsi pasukan artileri pendirian menara pengintai di nusa kambangan
Pertahanan pantai atau pedalaman Pada paruh abad ke 19 persoalan tentang rencana pusat pertahanan pemerintah hindia belanda di jawa bertumpu pada dua pilihan yaitu pantai atau pedalaman tapi terkendala biaya. Seiring munculnya kembali pemikiran pertahanan pantai, cilacap kembali mendapat perhatian Penambahan jumlah meriam perbaikan lingkungan fisik di cilacap suplai batu bara terus ditambah Perumahan untuk personil militer dan gedung untuk pertemuan bagi opsir rendah dibangun
Persiapan perang : 1936 – 1941 Pementukan Komisi pelabuhan dalam masa perang Memperkuat perlindungan udara kota cilacap Namun Sampai 8 desember 1941 pertahanan cilacap tahap awal belum selesai. Masa perang, februari – maret 1942 Kegiatan evakuasi perang yang kacau karena jumlah yang dievakuasi dan kapasitas pelabuhan tidak seimbang evakuasi juga dilakukan dengan pesawat terbang Gagal karena Sebanyak 11 kapal dinyatakan hilang
Jepang Masuk Cilacap Jepang masuk cilacap Kamis wage pada maret 1942 merupakan hari terakhir bagi kolonial hindia belanda berkuasa. Terjadi pemboman di berbagai kilang minyak di cilacap dan pabrik minyak kelapa dan perumahan buruh. Tidak lebih dari seminggu pesawat jepang membom cilacap, penguasa belanda menyerah pada jepang. Rencana menjadikan cilacap sebagai pintu belakang untuk tujuan evakuasi ternyata tidak sepenuhnya berhasil. Hal tersebut disebabkan oleh kegagalan dewan mobilisasi negara dalam mempersiapkan dan melaksanakan pekerjaannya di cilacap.