PENgKAJIAN DATA PADA NEONATUS,BAYI BARU LAHIR,BAYI,BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH TIA ELPIKA 151388
PENGKAJIAN DATA PADA BAYI BARU LAHIR,BAYI,BALITA DAN ANAK PRASEKOLAH 1.Anamnesa Anamnesa pada bayi di lakukan melalui ibu nya. Pada anamnesa tanyakan bagaimana keadaan bayinya. A.PENGKAJIAN DATA Pada pengkajian dilakukan untuk pengumpulan data dasar tentang keadaan pasien. Pengkajian data terhadap bayi baru lahir yaitu sebagai berikut: 1. Umur ibu 2. Masa Gestasi 3. Riwayat Kesehatan 4. Pengaruh obat 5. Keadaan ibu 6. Lama persalinan.
2. Pemeriksaan Fisik 1. Pengumpulan Data a. Pengkajian Awal/Pengkajian Segera Setelah Lahir Pemeriksaan fisik awal pada bayi baru lahir harus di lakukan sesegera mungkin s Pengkajian awal bertujuan untuk mengkaji adaptasi bayi baru lahir dari kehidupan dalam uterus kekehidupan luar uterus yaitu dengan penilaian: APGAR Warna kulit Denyut jantung Refleks atau rangsangan terhadap respon Dan usaha bernafas esudah persalinan untuk mendeteksi kelainan kelainan dan menegakkan diagnosa
Pengkajian keadaan fisik Pengkajian fisik pada bayi baru lahir antanya: Mempelajari hasil anamnesis yang telah di lakukan Menilai skosr APGAR Melakukan resusitasi neonatus Melakukan perawatan tali pusat Memberi kartu identitas bayi berupa kartu bertuliskan nama ibu Melakukan pemeriksaan fisik Meletakan dalam ruangan tertentu melakukan rujukan bila di perlukan
Pemeriksaan fisik yang di lakukan antara lain: 1. Pemeriksaan umum a. Pernafasan Pemeriksaan frekuensi pernafasan di lakukan dengan menghitung rata rata pernafasan dalam satu menit. Pernafasan normal pada bayi adalah 30-60 kali permenit tanpa adanya retraksidada dan suara merintih saat ekspirasi. Apabila bayi lahir dalam keadaan kurang normal atau kurang dari 2.500 gram atau usia kehamilan dari 37 minggu, kemungkinan terdapat adanya retraksi dada ringan.
b . Warna kulit Lakukan inspeksi pada warna bayi untuk mengetahui keadaan bayi. Normalnya warna kulit pada bayi adalah berwarna kemerahan. Jika kulit bayi berwarna pucat,ikterus,sianosis atau tanda lainnya itu kemunginanan bayi lahir dalam keadaan aterm. c. Denyut jantung Pemeriksaan denyut jantung dilakukan untuk menilai apakah bayi mengalami gangguan jantung sehingga keadaan jantung dalam tidak normal. Denyut jantung di katakan normal apabila frekuensinya antara 100-160 kali permenit. Jika denyut jantung di atas 160 kali permenit dalam jangka pendek berarti bayi mengalami distress.
d. Suhu Pemeriksaan suhu di lakukan untuk menentukan apakah bayi dalam keadaan hipotermi atau hipertermi. Dalam kondisi normal suhu bayi yaitu 36,5-37,5derjat celcius. Jika suhu bayi di bawah atau diatas suhu normal tersebut maka bayi mengalami hipotermi atau hipertermi. e.Postur dan gerakan Pemeriksaan postur di lakukan untuk menilai ada atau tidaknya epistostonus/hiperekstensi tubuh yang berlebihan dengan kepala dan tumit ke belakan,tubuh melengkung ke depan serta tremor ada atau tidak. Postur normal apabila dalam keadaan istirahat kepalan tangan longgar dengan lengan panggul dan lutut semi fleksibel. Jika alat gerak bayi dalam keadaan ekstensi itu berarti bayi lahir dengan berat kurang dari 2.500 gram atau kurang dari 37 minggu.
f. Tonus otot Pemeriksaan ini berfungsi untuk melihat adanya penurunan kesadran di mana bayi bisa bangun lagi walaupun dalam keadaan lemah. Pemeriksaan ini dalam keadaan normal dengan tingkat kesdaran mulai dari dalam hingga sadar serta bayi dapat di bangunkan jika sedang dalam keadaan tidur atau diam. g. Ekstremitas Berfungsi untuk menilai ada atau tidaknya gerakan ekstremitas abnormal,asimertris posisi dan gerakan yang normal serta menilai jari kaki apakah jumlahnya pas atau berlebih dan apakah lengket atau terpisah. h. Kulit Berfungsi untuk melihat ada atau tidaknya kemerahan pada kulit atau pembengkakan ,luka,trauma,atau tanda abnormal pada padakulit. Pemeriksaan ini normal apabila toksikum seperti eritema(titik merah dan putih kecil pada muka,tubuh dan punggung)pada hari kedua dan selanjutnya. Kulit tubuh terkelupas juga di katakan normal jika terkelupas pada hari pertama.
3. Antisipasi Masalah Potensial Pada langkah ini mengidentifikasikan masalah potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan 4.Merencanakan Asuhan Pada langkah selanjutnya direncanakan asuhan menyuluruh yang ditentukan berdasarkan langkah- langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjututan manajemen untuk masalah atau diagnosis yang telah diidentikasi atau antispasi atau diantisipasi.
2.Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik(head to toe) yang di lakukan pada bayi adalah sebagai berikut: Kepala dan leher Mata Telinga Hidung Mulut Leher Dada Perut Abdomen Genitalia Punggung Anus
Refleks Eliminasi Pemeriksaan urine dan tinja Pengukuran antropometri c. Merumuskan Diagnosa Dan Masalah Potensial 1. Diagnosa kebidanan Diagnosa Pada langkah ini mengidentifikasi terhadap diagnosis atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data- data yang telah dikumpulkan. Masalah Masalah adalah pa yang menjadi masalah pada bayi. Kebutuhan Menurut teori jika terjadi suatau komplikasi maka pada dilakukan tindakan sesuai dengan maslah yang di alami bayi.
5. Mengimplementasikan Asuhan Pada langkah selanjutnya , rencana asuhan menyuluruh dilakukan dengan efisien dan aman. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya walau bidan tidak melakukan nya sendiri, namun ia tetap memikul tangung jawab untuk mengarahkan pelaksanaanya (misalnya dengan memastikan bahwa langkah tersebut benar-benar terlaksana).
TERIMA KASIH