Mata kuliah: diagnostik permasalahan anak Oleh: Hanit Nugraini Kumalasari, S. Pd, M. Pd
Peran sekolah terhadap permasalahan anak didiknya
Pengendalian emosi AUD
Setiap anak mempunyai suatu keunikan, dan keunikan setiap anak berbeda-beda. Ada anak yang bersifat pendiam, pemarah, sabar, dan sebagainya. Begitu pun dalam mengelola emosi, perilaku anak jelas berbeda-beda.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 543) pengendalian, yaitu: (a) proses, cara perbuatan mengendalikan; pengekangan
Selanjutnya, Sarwono (1976: 51) mengemukakan bahwa emosi merupakan keadaan pada diri seseorang yang disertai dengan warna efektif, baik pada tingkat yang lemah (dangkal) maupun pada tingkat yang kuat (mendalam).
Menurut Novita (dalam Aisyah, 2007: 9 Menurut Novita (dalam Aisyah, 2007: 9.19) ada beberapa jenis emosi yang berkembang pada masa kanak-kanak, sebagai berikut: a. Takut b. Marah c. Gembira d. Sedih e. Cemburu
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi Anak Pengaruh Keadaan Individu Sendiri Konflik-konflik dalam Proses Perkembangan Sebab-sebab yang Bersumber dari Lingkungan Keluarga-lingkungan sekitar-sekolah
Peran Orang Tua dan Guru Terhadap Perkembangan Emosi Anak
Pengaruh Orang Tua dalam Membentuk Perkembangan Emosi Anak Menurut Reynold (dalam Nugraha, 2007: 11.7) beberapa faktor yang dapat menyebabkan permasalahan emosi adalah sebagai berikut: a. Latar belakang keluarga yang kasar, di mana kebiasaan kehidupan keluarga ini selalu menggunakan cara-cara kasar dalam menyelesaikan masalahnya, seperti menendang, mencaci, memukul, berkelahi, dan lain sebagainya. b. Perasaan tertolak secara fisik ataupun emosional oleh pihak orang tua. Anak yang tidak diinginkan biasanya merasakan perasaan ini. c. Orang dewasa yang belum dewasa dan memiliki kematangan yang cukup untuk melakukan pengasuhan anak. d. Kehilangan terlalu dini untuk merasakan kedekatan dengan orang yang disayangi. Misalnya, perceraian orang tua atau yatim piatu sejak kecil dan tidak memiliki orang tua pengganti yang mengasuhnya.
e. Orang tua yang tidak mampu mencintai anaknya, disebabkan orang tuanya pun tidak pernah merasakan kasih sayang. f. Perasaan cemburu yang berlebihan dan tidak ditangani dengan baik, pada waktu anak mendapatkan adik baru dan merasa kehilangan kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya. g. Situasi baru di mana anak belum siap dalam menghadapi dan tidak menemukan pasangan yang cocok untuk menemaninya. h. Mendapat gertakan, gangguan dan ketidakramahan dari anak yang lain. i. Cacat fisik atau memiliki postur tubuh yang berbeda dengan anak lain, jika tidak ditangani dengan baik dapat menjadi gangguan emosional.
Peran Guru dalam Pengembangan atau Pembelajaran Emosi pada Anak
Terdapat lima cara/ strategi pengembangan emosi pada anak , yaitu: Kemampuan untuk mengenali emosi diri Kemampuan untuk mengelola dan mengekspresikan emosi secara tepat Kemampuan untuk memotivasi diri Kemampuan untuk memahami perasaan orang lain Kemampuan untuk membina hubungan dengan orang lain
Kerjasama antara Orang Tua dan Guru dalam Perkembangan Emosi Anak
Orang tua bertanggung jawab untuk mendidik atau mengasuh anak-anaknya agar menjadi dewasa, berkelakuan baik, memahami nilai-nilai yang berlaku di masyarakat dan memiliki wawasan yang luas. Sedangkan sekolah memiliki tanggung jawab untuk melindungi dan membimbing anak-anak di sekolah, memberikan pengajaran dan pendidikan kepada anak sesuai dengan kurikulum.
Peran Guru dalam Mengendalikan Emosi Anak Usia Dini
Peran orang tua digantikan oleh guru Seorang guru menjadi pendidik yang berarti, sekaligus menjadi pembimbing dalam hal menuntut anak didiknya dalam perkembangan yang sesuai dengan apa yang dicita-citakan. Dalam mengendalikan emosi siswa guru juga harus mengetahui bagaimana latar belakang keluarga siswa karena emos siswa sangat berpengaruh penting dengan kondisi latar belakang keluarga.