HAKIKAT MANUSIA.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BAB V PERGAULAN DAN KEWIBAWAAN
Advertisements

UNDANG–UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
UNDANG–UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
 Dedi saputra: wi fajar S:  Inna fathul F:  Tri wahyu N:  Utari tri U:
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PANCASILA 10 PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA PENGANTAR
& Batas-batas Pendidikan
Ruang Lingkup Profesi Kependidikan
HAKIKAT PENDIDIKAN Andi Muhammad Ajiegoena Pengantar Pendidikan
PENGEMBANGAN KURIKULUM PAUD
LANDASAN SOSIOLOGIS PENGERTIAN LANDASAN SOSIOLOGIS :
pengantar ilmu pendidikan
BAB VIII SEJARAH PENDIDIKANDI INDONESIA
KEMUNGKINAN DAN KEHARUSAN PENDIDIKAN
Pengantar Pendidikan Oleh : SITI ROFIQOH, M.Pd SITI ROFIQOH, M.Pd.
PENGERTIAN PENDIDIKAN dan ALIRAN PENDIDIKAN
GURU Guru : pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta.
& Batas-batas Pendidikan
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENGEMBANGAN DIRI
PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN I
Pelaksanaan Pendidikan Berdasarkan UUSPN 20 Tahun2003
PEMAHAMAN KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
BAB VI TINJAUAN SOSIOLOGIS PENDIDIKAN
Materi dan Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar
ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN
FAKTOR-FAKTOR PENDIDIKAN
BAB X PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN JAMAN
BIMBINGAN KONSELING Sy LULU ASSAGAF, S.Psi.
PENGERTIAN DAN HAKIKAT IPS DALAM PROGRAM PENDIDIKAN
HAKIKAT PENDIDIKAN A. Pengertian Pendidikan
Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar
BIMBINGAN KONSELING.
HANDOUT 1 BELAJAR PEMBELAJARAN
KONSEP DASAR PROFESI KEGURUAN ATAU KEPENDIDIKAN
BAB III MACAM-MACAM ILMU PENDIDIKAN
Dasar – Dasar Ilmu Pendidikan
PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN (DOSEN: PURWANI PUJI UTAMI, M.Pd)
BAB II SIKAP PROFESIONAL KEGURUAN
PENDIDIKAN MERUPAKAN KEBUTUHAN VITAL MANUSIA
FILSAFAT PENDIDIKAN MK 115
UNDANG–UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL.
UNDANG–UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
TANTANGAN PENDIDIKAN, & SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Guru Profesional dan Standarisasi Pendidikan Nasional
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Undang Undang Sisdiknas no. 20 Tahun 2003
KONSEP DASAR PROFESI KEGURUAN ATAU KEPENDIDIKAN
HAKIKAT PENDIDIKAN DAN MENDIDIK
PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN GURU
ALIRAN-ALIRAN POKOK PENDIDIKAN Jl. Raya Dukuhwaluh Purwokerto 53182
PANCASILA 10 PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA PENGANTAR
JURUSAN MAGISTER PENDIDIKAN IPS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Hakikat Manusia 9/16/ :07 PM.
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
DNJ //Landasan Pendidikan
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Arti Pendidikan George F Kneller, dalam bukunya: Foundations of Education Arti luas: suatu tindakan atau pengalaman yang mempunyai pengaruh yang berhubungan.
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
SISTEM PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN, TUJUAN GERAKAN PRAMUKA DAN PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN DI INDONESIA Pendidikan kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian,
Pengembangan Pendidikan agama berbasis wawasan kebangsaan
RIA KURNIASARI. KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu menganalisis hakikat, fungsi dan tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di SD.
Konsep Dasar Pendidikan Mata Kuliah: Oleh: Pengantar Ilmu PendidikanMawan Eko Defriatno, S.Pd., M.T. Mata Kuliah: Oleh: Pengantar Ilmu PendidikanMawan.
HAKIKAT MANUSIA.
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
PROFESI KEPENDIDIKAN ARVINDA C. LALANG. KOMPETENSI DASAR Mahasiswa memahami hakikat profesi kependidikan.
Sosialisasi KTSP Departemen Pendidikan Nasional Sosialisasi KTSP UNDANG–UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL.
Transcript presentasi:

HAKIKAT MANUSIA

HAKIKAT MANUSIA Perbedaan Manusia dan Hewan Hewan Manusia Memiliki kemampuan siap pakai ketika lahir Makhluk biologis Punya instik Bertindak menurut instink Tidak mengenal etika, estetika dan agama Ketika dilahirkan tidak berdaya sama sekali Makhluk biologis, individu dan sosial Potensi yang berkembang Bertanggung jawab Punya etika, estetika, dan agama

Wujud Sifat Hakekat Manusia Kemampuan Menyadari diri Kemampuan bereksistensi Memiliki kata hati Memiliki moral Kemampuan bertanggung jawab Memiliki rasa kekebasan Melaksanakan kewajiban dan menyadari hak Kemampuan menghayati kebahagiaan

Penciptaan Manusia Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?" (QS. Al-Mu'minuun, 23:115).

Khalifah Keseriusan tersebut ditunjukkan Allah dengan menempatkan manusia sebagai Khalifah (QS.2: 30)

Sempurna Karena kedudukuannya, maka oleh Allah, manusia diciptakan dalam bentuk yang paling sempurna (QS. At-Tin: 4)

Sempurna Potensi Fisik kelenturan tubuh manusia tidak dimiliki oleh makhluk lain Potensi Psikis kasih sayang, empati, kreativitas, kemandirian, tanggung jawab Potensi Ilahiyah kecenderungan kepada Tuhan

Kesetaraan Individual Secara individual, manusia sama di hadapan Allah

Pembeda: Taqwa Meski sama, ada pengecualiannya Manusia yang bertaqwa adalah manusia yang dimuliakan Allah.

Pengertian Pendidikan 3. Langeveld: Pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain Diperlukan kewibawaan orang dewasa sebagai pendidik, sehingga anak dengan sukarela melakukan segala sesuatu yang dituntut oleh pendidik

Pengertian Pendidikan 4. John Dewey (Ahli Filsafat Pendidikan Pragmatisme) : Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia

Pengertian Pendidikan 5. KiHajar Dewantara (Tokoh Pendidikan Nasional Indonesia) : Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek) dan pisik anak.

HAKIKAT PENDIDIKAN 7. UU RI No. 2 tahun 1989 (Bab I, ps 1, ayat 1) Pendidikan ialah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang

HAKIKAT PENDIDIKAN 8. UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Bab I, ps 1, ayat 1) Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara

Tujuan Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Ciri-ciri umum Pendidikan Mengandung tujuan yang ingin dicapai yaitu perkembangan kemampuan individu Usaha yang disengaja dan terencana untuk mencapai tujuan Dapat dilakukan di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat

Mendidik Langeveld: Membimbing anak supaya jadi dewasa dengan usaha yang disengaja Hoogveld: Membantu anak supaya ia cakapmenyelenggarakan tugas hidupnya atas tanggung jawab sendiri Ki Hajar Dewantara: Menuntun segala kekuatan kodrat anak sebagai manusia sebagai anggota masyarakat agar mancapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya

Perbedaan Pendidikan dan Pengajaran Pengajaran lebih mengutamakan pada penguasaan pengetahuan dan ketrampilan Memakan waktu reltif pendek Metodenya lebih teknis, rasional dan praktis Pendidikan lebih mengutamakan pembentukan manusianya (nilai dan sikap Waktunya relatif panjang Metodenya bersifat psikologis dan pendekatan manusiawi

Pendidikan Sebagai Suatu Sistem Pendidikan sebagai suatu sistem merupakan kesatuan dari bermacam-macam komponen yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya dalam mempengaruhi perkembangan peserta didik menuju kedewasaannya

pengantar ilmu pendidikan Landasan Pendidikan Landasan Filosofis Landasan Kultural Landasan Sosiologis Landasan Psikologis Landasan Ilmiah & Teknologis Landasan Religius pengantar ilmu pendidikan

Landasan Filosofis Landasan yang berkaitan dengan makna & hakekat pendidikan yang berusaha menelaah masalah pokok sampai sedalam-dalamnya Muncul berbagai aliran filsafat yang mempengaruhi pendidikan, seperti: Idealisme Realisme Perenialisme Esensialisme Pragmatisme & progresivisme Eksistensialisme Pancasila sebagai Landasan Filosofis Sistem Pendidikan Nasional

Landasan Sosiologis Kegiatan pendidikan merupakan sustu proses interaksi antara dua individu bahkan dua generasi, yang memungkinkan generasi muda mengembangkan diri, lahir sosiologi pendidikan Ruang lingkup sosiologi pendidikan Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain. Hubungan kemanusiaan di sekolah Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya Sekolah dalam komunitas, yang mempelajari pola interaksi antara sekolah dengan kelompok sosial lain. Kajian sosiologis tentang pendidikan prinsipnya mencakup semua jalur pendidikan (sekolah maupun luar sekolah) Masyarakat indonesia sebagai landasan Sosiologis Sisdiknas

Landasan Psikologis Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia, shg landasan psikologis merupakan salah satu landasan yang penting dalam pendidikan Pemahaman peserta didik, merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan Perkembangan Peserta didik sebagai landasan Psikologis Aspek perkembangan manusia seutuhnya berkaitan dengan perkembangan kepribadian Mencakup aspek behavioral & motivasional Kepribadian mengalami perkembangan yang menerus dan tidak terputus

Landasan Kultural Kebudayaan dapat dibentuk, dilestarikan atau dikembangkan karena dan melalui pendidikan, baik yang berupa ideal atau kelakuan dan teknologis Kebudayaan dalam arti luas dapat berujud: Ideal, seperti ide, gagasan, nilai dsb. Kelakukan berpola dari manusia dalam masyarakat. Fisik yakni benda hasil karya manusia Cara mewariskan kebudayaan kepada generasi baru berbeda dari masyarakat ke masyarakat, melalui 3 cara informal, formal dan non formal Kebudayaan Nasional sebagai Landasan Sistem Pendidikan Nasional

Unsur-unsur Pendidikan Peserta Didik Pendidik Tujuan Pendidikan Materi (isi) pendidikan Metode/alat pendidikan Lingkungan Pendidikan

1. Peserta Didik Ciri-cirinya: Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas (unik) Individu yang sedang dalam perkembangan Individu yang membutuhkan bimbingan dan perlakuan yang manusiawi Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri

UU RI No. 20 tahun 2003 (Bab I, pasal 1 ayat 4) Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu

UU RI No. 20/2003 (Bab V, pasal 12, ayat 1): Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak: a. Mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama b. Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya c. Mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya d. Mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya e. Pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain yang setara f. Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan

2. Pendidik Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik agar dia menjadi dewasa Pendidik ada 2 macam: Pendidik karena kodrat : orang tua Pendidik karena jabatan (profesi) : orang diberi tugas untuk mendidik di lembaga pendidikan

Pendidik Pendidik harus memiliki kewibawaan, yaitu kekuatan bathin pendidik, sehingga menimbulkan sikap menurut, mengakui dan menerima dari pihak lain (siswa). Pendidik dapat berwibawa karena peserta didik membutuhkan suatu perlindungan, bantuan dan bimbingan, di pihak lain pendidik rela dan bersedia memenuhinya

UU RI No. 20 tahun 2003: Bab XI, pasal 39 ayat 1: Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi

Bab XI pasal 40 ayat 1: Pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh : Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja Pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan intelekrual Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanan tugas

Bab XI pasal 40 ayat 2 : Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban: Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan Memberikan teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya

Pasal 42 ayat 1: Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional Pasal 42 ayat 2: Pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi dihasilkan oleh perguruan tinggi yang terakreditasi

Pasal 43 ayat 1 : Promosi dan penghargaan bagi pendidik dan tenaga kependidikan dilakukan berdasarkan latar belakang pendidikan, pengalaman, kemampuan, dan prestasi kerja Pasal 43 ayat 2 : Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi

3. Tujuan Pendidikan Fungsi tujuan : Memberikan arah kegiatan pendidikan Merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh kegiatan pendidikan Hirarkhi Tujuan Pendidikan Tujuan Pendidikan nasional Tujuan Institusional Tujuan Kurikuler Tujuan Pembelajaran (Umum dan Khusus)

UU RI No 20/2003 (Bab II pasal 3) Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

4. Materi (Isi) Pendidikan Materi pendidikan sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik untuk kurikulum nasional maupun kurikulum muatan lokal

5. Metode dan Alat Pendidikan Metode hendaknya dipilih sesuai dengan kondisi peserta didik, materi, dan kemampuan pendidik Alat Pendidik dapat berupa benda (media) dan alat pendidikan berupa siasat (psikologis) Alat pendidikan psikologis 2 macam: Preventif mencegah terjadinya yang negatif dan mendorong yang positif 2. Kuratif bermaksud untuk memperbaiki yang negatif dan menguatkan yang positif

Alat Pendidikan Fisik Non fisik

Fisik Meja kursi Alat tulis Lcd Komputer dll

Non fisik (psikologis) Preventif kuratif

Non fisik Pembiasaan Pengawasan Reward Punishment

Pembiasaan Anak perlu dibiasakan untuk melatih kedisiplinan, kemandirian, tanggung jawab dan sebagainya

Pengawasan Hal-hal yang berpotensi tidak baik pada anak dalam melakukan aktifitasnya perlu dilakukan pengawasan

Reward Penghargaan perlu diberikan untuk memotivasi anak

Punishment Hukuman perlu diberikan pada anak untuk memberikan pelajaran bahwa apa yang diperbuat dan dinyatakan salah ada akibat/resiko yang harus ditanggung

6. Lingkungan Lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi proses pendidikan yang dilakukan Lingkungan pendidikan terdiri dari : Lingkungan Keluarga Lingkungan sekolah Lingkungan masyarakat

ALIRAN-ALIRAN POKOK PENDIDIKAN A. ALIRAN KONVENSIONAL Aliran konvensional merupakan pandangan atau pendapat yang membahas tentang faktor-faktor yang menentukan perkembangan manusia dan kepribadiannya

Macam Aliran Konvensional 1. Empirisme Aliran ini berpandangan bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan bersih tanpa mempunyai pembawaan sama sekali dari lahirnya, tetapi perkembangan anak ditentukan oleh lingkungan yang akan menentukan arah hidupnya. Aliran ini disebut juga dengan “Tabularasa” yang berarti anak lahir seperti kertas putih yang masih kosong dan dapat ditulis sesuai dengan keinginan orang yang akan menulisnya. Aliran ini dipelopori oleh John Locke. Aliran ini bersifat optimis terhadap pendidikan

2. Aliran Nativisme Menurut pandangan aliran ini manusia dilahirkan telah mempunyai pembawaan (baik atau buruk). Pembawaan ini tidak dapat diubah ke arah lain oleh lingkungan atau pendidikan. Aliran ini dipelopori oleh Schopenhauer. Pandangan aliran ini bersifat pessimis terhadap pendidikan untuk bisa mengubah anak ke arah lain selain dari pembawaan yang dibawa sejak lahir. Jika pembawaan baik, maka anak akan berkembang ke arah yang baik, tetapi jika pembawaan itu jelek, anak akan berkembang ke arah yang jelek tanpa dapat diubah

3. Aliran Naturalisme Pandangan ini berpendapat bahwa semua anak yang baru lahir mempunyai pembawaan baik, namun pembawaan itu manjadi rusak karena pengaruh lingkungan, bahkan pendidikan yang diberikan orang dewasa kepada anak dapat merusak pembawaan baik itu. Aliran ini dipelopori oleh John Jacke Rousseau. Aliran ini disebut juga dengan “Negativisme” yang beranggapan bahwa pendidikan itu tidak perlu tetapi anak diserahkan saja kepada alam agar pembawaan yang baik tidak menjadi rusak.

4. Aliran Konvergensi Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh pembawaan dan pendidikan. Bakat yang dibawa sejak lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa dukungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu. Sebaliknya lingkungan yang baik tidak akan menghasilkan pendidikan yang optimal kalau tidak ada bakat yang kuat. Aliran ini dipelopori oleh William Stern yang mempunyai pandangan positif terhadap pendidikan.

B. Gerakan (Aliran) Baru Gerakan baru dalam pendidikan merupakan upaya yang dilakukan untuk mencari perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan khususnya perbaikan dalam proses pembelajaran. Ada beberapa model (bentuk) perbaikan yang dajukan oleh gerakan baru pendidikan ini.

BAB III MACAM-MACAM ILMU PENDIDIKAN MAIN MENU BAB II PENGERTIAN BAB III MACAM-MACAM ILMU PENDIDIKAN Teori Pendidikan Sistematis Ilmu Pendidikan Praktis Ilmu Pendidikan Historis Ilmu Pendidikan Komparatif Ilmu Pendidikan Sosial Ilmu Pendidikan Nasional BACK NEXT

1.Teori Pendidikan Sistematis MAIN MENU BAB III MACAM ILMU 1.Teori Pendidikan Sistematis Ilmu pendidikan sistematis juga disebut ilmu pendidikan teoritis, adalah ilmu pendidikan yang menguraikan masalah teori-teori yang digunakan sebagai landasan melaksanakan pendidikan. Jadi ilmu pendidikan teoritis merupakan konsep-konsep tentang teori yang digunakan sebagai landasan dalam melaksanaka pendidikan. 2. Ilmu Pendidikan Praktis Jika ilmu teoritis menjawab pertanyaan mengapa usaha tertentu harus dilaksanakan, maka ilmu pendidikan praktismen jawab pertanyaan bagaimana sesuatu usaha itu harus dilaksanakan. Katakanlah yang menjadi persoalan ialah pendidikan moral. Dalam persoalan ini, ilmu pendidikan teoritis berusaha menjawab pertanyaan mengapa anak harus mendapat pendidikan moral? Dengan kata lain, mengapa harus dilakukan pendidikan moral? Sedangkan ilmu pendidikan praktis, mempersoalkan, bagaimana pendidikan moral itu dilaksanakan. BACK NEXT

3. Ilmu Pendidikan Historis MAIN MENU BAB III MACAM ILMU 3. Ilmu Pendidikan Historis Usaha-usaha pendidikan itu telah terdapat semenjak dahulu kala. Usaha-usaha ini berjalan terus menerus sampai sekarang. Perkembangan usaha-usaha pendidikan ini sangat perlu diketahui dan dikaji untuk dicari manfaatnya bagi usaha pendidikan dimasa sekarang. Pengkajian atau studi tentang usaha-usaha pendidikan dimasa lampau itu, dilakukan oleh ilmu pendidikan historis. 4. Ilmu Pendidikan Komparatif Setiap negara di dunia ini pasti melaksanakan usaha-usaha pendidikan. Uraian tentang usaha-usaha pendidikan yang terdapat di negara-negara di dunia ini dihipun dalam ilmu pendidikan komparatif. Jadi tugas ilmu pendidikan komparatif itu adalah melaksanakan komparatif antara usaha-usaha pendidikan yang terdapat di negara atau negara-negara lain. BACK NEXT

5. Ilmu Pendidikan Sosial MAIN MENU BAB III MACAM ILMU 5. Ilmu Pendidikan Sosial Pendidikan Sosial itu adalah suatu usaha membimbing seorang individu agar dapat hidup serasi dengan masyarakatnya dan dapat mengambil atau melaksanakan usaha-usaha demi kemajuannya itu. Seperti diktahui, setiap individu itu mempunyai dua aspek, yaitu aspek individu dan aspek sosial, maka ilmu pendidikan sosial inilah yang memperhatikan aspek sosialnya itu. 6. Ilmu Pendidikan Nasional Adapun definisinya adalah pendidikan yang dilakukan oleh sesuatu bangsa dan demi kepentingan kebangsaan itu sendiri. Uraian tentang pendidikan nasional, diberikan di dalam ilmu pendidikan nasional, Uraian itu biasanya meliputi masalah :Filsafatnya, Dasar dan tujuannya, Administrasi dan pendidikannya, Organisasi sekolah serta Sejarahnya BACK NEXT

PERGAULAN DAN KEWIBAWAAN MAIN MENU BAB IV KOMPONEN PERGAULAN DAN KEWIBAWAAN   Manusia Sebagai Makhluk Sosial Sifat-Sifat Manusia Di Pandang Dari Segi Umurnya, Pergaulan Dapat Di Bedakan Menjadi Tiga Macam Dalam Setiap Pergaulan Itu Di Sengaja Atau Tidak Disengaja Menjadikan Pengaruh Mempengaruhi Pergaulan Pendidikan Kewibawaan dan Ketakutan Kewibawaan dan Pendidikan Kewibawaan (Gezag) Dalam Pendidikan BACK NEXT

Manusia Sebagai Makhluk Sosial MAIN MENU BAB V PERGAULAN Manusia Sebagai Makhluk Sosial Sifat-Sifat Manusia Bahwa manusia itu makhluk yang berdiri sendiri tetapi sekaligus juga makhluk yang bergantung pada Tuhan Bahwa manusia itu makhluk badani, tetapi sekaligus juga makhluk rohani Bahwa manusia adalah makhluk yang individual tetapi juga sekaligus adalah makhluk sosial. Dipandang dari segi umurnya, pergaulan dapat dibedakan, menjadi tiga macam yaitu : Antara orang tua dengan orang tua Antara orang tua dengan anak Antara anak dengan anak BACK NEXT

MAIN MENU BAB V PERGAULAN Di dalam setiap pergaulan itu disengaja atau tidak disengaja terjadilah pengaruh mempengaruhi : Orang tua yang satu mempengaruhi orang tua lain Orang tua mempengaruhi anak, tetapi sebaliknya juga anak mempengaruhi orang tua Anak yang satu mempengaruhi anak yang lain  BACK NEXT

Pergaulan dan Pendidikan MAIN MENU Pergaulan dan Pendidikan BAB V PERGAULAN 1. Kewibawaan dan Ketakutan a. Kepatuhan yang dihasilkan oleh rasa takut adalah kepatuhan yang terpaksa, suatu kepatuhan yang tidak secara suka rela. Ini adalah kepatuhan palsu b. Kepatuhan yang dihasilkan oleh kewibawaan, adalah kepatuhan yang suka rela, tanpa rasa terpaksa. Ini adalah kepatuhan sejati. Bahasa Jawa : nungkul karonoraris c. Faedah Pergaulan Kewibawaan dalam Pendidikan Kewibawaan atau gezag, adalah suatu daya pengaruh yang terdapat pada seseorang, sehingga orang lain yang berhadapan dengan dia secara sadar dan suka rela menjadi tunduk dan patuh kepadanya Kewibawaan itu ada dua macam, yaitu: a. Kewibawaan lahir, adalah kewibawaan yang timbul karena kesan-kesan lahir. Pakaian yang rapih, lengkap, badan atau perawakan yang segar, dapat menimbulkan kewibawaan lahir b. Kewibawaan batin, adalah kewibawaan yang didukung oleh keadaan batin seseorang BACK NEXT

MAIN MENU BAB V PERGAULAN Gezag batin lebih dibutuhkan oleh para pendidik di dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik, apabila pendidik itu: menunjukkan rasa cintanya kepada anak didik menunjukkan di dalam tingkah lakunya, bahwa dia menjadi pendukung norma yang sungguh-sungguh, yaitu norma yang hendak ditanamkan kepada anak didiknya menunjukkan bahwa pendidik adalah orang yang punya kelebihan dari pada anak didik menunjukkan bahwa segala tindakan pendidikannya adalah bukan demi dirinya sendiri, melainkan demi anak didiknya itu BACK NEXT

MAIN MENU BAB V PERGAULAN Agar supaya kewibawaan yang dimiliki itu tidak goyah maka hendaknya pendidik itu selalu: Bersedia memberikan alasan yang mudah diterima anak mengapa dia menghendaki anak didiknya begini, mengapa dia menasihati anak didiknya sendiri begitu, mengapa ia melarang anak didiknya berbuat demikian, dan lain sebagainya Pendidik selalu menunjukkan sikap demi anak didik Pendidik harus bersikap sabar Semakin bertambah umur anak didik, kebebasan harus semakin diberikan kepada anak-anak didik itu BACK NEXT

Kewibawaan (Gesag) dalam Pendidik MAIN MENU BAB V PERGAULAN Kewibawaan (Gesag) dalam Pendidik Gezag berasal dari kata zeggen yang berarti “berkata”. Siapa yang “perkataannya” mempunyai kekuatan mengikat terhadap orang lain, berarti mempunyai kewibawaan atau gezag terhadap orang itu Adapun kewibawaan orang tua itu bersifat ganda: Kewibawaan Pendidikan Orang tua merupakan kepala dari suatu keluarga Kewibawaan guru atau pendidik lainnya, yang karena jabatan, juga bersifat dua, yaitu : Kewibawaan Memerintah BACK NEXT

MAIN MENU BAB V PERGAULAN Penggunaan kewibawaan pada pendidik harus berdasarkan faktor-faktor berikut : Dalam menggunakan kewibawaan itu hendaklah didasarkan atas perkembangan anak itu sendiri sebagai pribadi Pendidik hendaklah memberi kesempatan kepada anak untuk bertindak atas inisiatif sendiri Pendidik hendaknya menjalankan kewibawaannya itu atas dasar cinta kepada si anak memperbandingkan perbawa dalam pendidikan ini dengan perbawa dalam masyarakat orang dewasa. Kewajiban dan pelaksanaan kewibawaan dalam keluarga Pelaksanaan kewibawaan dalam pendidikan itu harus bersandarkan perwujudan norma-norma dalam diri si pendidik sendiri Negara dapat tetap berjalan baik selama warga negaranya hidup sesuai dengan undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku di negara itu BACK NEXT

BAB VI TINJAUAN SOSIOLOGIS PENDIDIKAN MAIN MENU BAB V PERGAULAN BAB VI TINJAUAN SOSIOLOGIS PENDIDIKAN Pendidikan dan Masyarakat Pendidikan dan Pembangunan Masyarakat Pendidikan dan Kesadaran Kebangsaan Indonesia Pendidikan dan Kelestarian Pancasila Pendidikan dan Kesejaheraan Masyakat BACK NEXT

Pendidikan dan Masyarakat MAIN MENU BAB VI TINJAUAN Hal ini perlu disadari bahwa hidup di dalam masyarakat itu tidak mudah. Adapun yang menjadi penyebabnya adalah: Bahwa di dalam masyarakat terdapat tata kehidupan yang beraneka ragam. Bahwa kepentingan antara idividu yang satu tidak sama dengan kepentingan individu yang lain, Bahwa masyarakat itu sendiri selalu mengalami perkembangan-perkembangan Pendidikan dan Masyarakat BACK NEXT

Pendidikan dan Pembangunan Masyarakat MAIN MENU BAB VI TINJAUAN Pendidikan dan Pembangunan Masyarakat Anggota masyarakat itu biasanya digolongkan menjadi dua, yaitu: Yang bersikap statis, yaitu orang yang selalu ingin mempertahankan yang lama saja Yang menghendaki adanya hal-hal yang baru, yang maju Mereka yang demikian adalah mereka yang kreatif dinamis BACK NEXT

Pendidikan dan Kesadaran Kebangsaan Indonesia MAIN MENU BAB VI TINJAUAN Pendidikan dan Kesadaran Kebangsaan Indonesia Pendidikan Indonesia harus mengkorbankan semangat kebangsaan, menanamkan kesadaran kepada anak didiknya. Sebab apabila kesadaran kebangsaan ini tidak ditumbuhkan, dipupuk dan dikembangkan pada anak didik atau generasi muda Indonesia, maka akan terulanglah tragedi nasional yang amat memilukan, yaitu terpecahnya bangsa Indonesia menjadi di bagian yang kecil-kecil lagi yang berarti negara Republik Indonesia hancur. BACK NEXT

Pendidikan dan Kelestarian Pancasila MAIN MENU BAB VI TINJAUAN Pendidikan dan Kelestarian Pancasila Pancasila itu merupakan pandangan hidup yang asli dari bumi Indonesia yang diwariskan oleh nenek moyang kita. Demikianlah, maka Pancasila itu merupakan jiwa, pribadi, dan pandangan hidup bangsa Indonesia Dalam hal ini anak didik perlu diperkenalkan nilai-nilai Pancasila untuk dihayatidan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan masyarakatpun Pancasila perlu diperkenalkan kepada seluruh warga masyarakat melalui kegiatan-kegiatan kemasyarakatan untuk diketahui, dihayati dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari BACK NEXT

Pendidikan dan Kesejahteraan Masyarakat MAIN MENU BAB VI TINJAUAN Pendidikan dan Kesejahteraan Masyarakat Tujuan Pendidikan di Indonesia Manusia susila diutamakan karena : Individu susila yang tidak dapat memajukan kesejahteraan dan kemakmuran bangsanya Individu yang cakap tetapi tidak susila itu dapat berbahaya bagi bangsanya, bagi masyarakatnya. Sebab kecakapan yang dimiliki itu dapat digunakan untuk menjalankan kejahatan terhadap bangsanya, masyarakatnya : memeras, membantai Pendidikan manusia seutuhnya Keutuhan potensi subyek manusia sebagai subyek yang berkembang Keutuhan wawasan (orientasi) manusia sebagai subyek yang sadar nilai (yang menghayati dan yakin akan cita­cita dan tujuan hidupnya) BACK NEXT

BAB VII TINJAUAN PSIKOLOGIS PENDIDIKAN DI INDONESIA MAIN MENU BAB VI TINJAUAN BAB VII TINJAUAN PSIKOLOGIS PENDIDIKAN DI INDONESIA Hukum Dasar Perkembangan Kejiwaan Manusia Lingkungan fisik Lingkungan sosial Proses Pendidikan Autoaktivitas Motivasi Internal Motivasi Eksternal BACK NEXT

Hukum Dasar Perkembangan Kejiwaan Manusia BAB VII PSIKOLOGIS PENDIDIKANDI INDONESIA MAIN MENU Hukum Dasar Perkembangan Kejiwaan Manusia Lingkungan manusia itu terdiri dari : Lingkungan Fisik Lingkungan Sosial Keunikan atau kekhasan manusia/anak itu terbentuk oleh tiga faktor antara lain: Keturunan (heredity) Lingkungan (environtment) Diri (self) BACK NEXT

Proses Pendidikan Autoaktivitas BAB VII MAIN MENU Proses Pendidikan Autoaktivitas 1. Motivasi Fungsi motivasi dalam proses pendidikan ialah membangkitkan dorongan untuk melakukan aktivitas-aktivitas pendidikan 2. Motivasi Internal Yang paling ideal ialah bahwa terdapat motivasi secara internal pada diri anak didik dalam mengikuti kegiatan pendidikan Motivasi Eksternal Motivasi internal intensitasnya lebih kuat dan lebih tahan lama dari pada motivasi eksternal, agar supaya anak didik dapat aktif mengikuti kegiatan pendidikan BACK NEXT

BAB VIII SEJARAH PENDIDIKANDI INDONESIA MAIN MENU BAB VIII PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP Pendahuluan Macam-Macam Pendidikan Seumur Hidup Prinsip Dasar Pendidikan Seumur Hidup Tujuan Pendidikan Seumur Hidup Konsep Pendidikan Seumur Hidup BACK NEXT

BAB IX PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP MAIN MENU Pendahuluan Pendidikan seumur hidup didasarkan pada konsep bahwa seluruh individu harus memiliki kesempatan yang sistematik, terorganisir untuk “instruktion”, studi dan “learning” di setiap kesempatan sepanjang hidup mereka Dikatakan oleh Silva, 1973, “Pendidikan seumur hidup berkenaan dengan prinsip perngorganisasian yang akhirnya memungkinkan pendidikan untuk melakukan fungsinya”. Dalam garis-garis Besar Haluan Negara dikatakan : Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat. BACK NEXT

Macam-Macam Pendidikan Seumur Hidup BAB IX PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP MAIN MENU Macam-Macam Pendidikan Seumur Hidup Sebagaimana dikatakan di depan sesuai apa yang tercantum dalam GBHN “bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga Sedangkan menurut Philip. H. Combs Pendidikan seumur hidup meliputi : Pendidikan informal, yaitu pendidikan yang berlangsung dalam kehidupan sehari-hari Pendidikan formal, merupakan pendidikan yang berlangsung dengan teratur Pendidikan Non formal, yaitu merupakan pendidikan yang berlangsung secara teratur, disengaja, tetapi tidak mengikuti peraturan dan persyaratan yang ketat Menurut Prof. Darji Darmodiharjo, SH. secara garis besar, tahapan pendidikan yang diterima manusia selama hidupnya adalah dengan tahapan sebagai berikut : Pendidikan dalam Keluarga Pendidikan di sekolah Pendidikan di masyarakat BACK NEXT

Prinsip Dasar Pendidikan Seumur Hidup BAB IX PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP MAIN MENU Prinsip Dasar Pendidikan Seumur Hidup Pendidikan seumur hidup dilaksanakan atas dasar prinsip-prinsip sebagai berikut: Peranan subyek manusia untuk mendidik dan mengembangkan diri secara wajar merupakan kewajiban kodrati manusia Lembaga penanggung jawab adalah tri pusat pendidikan Proses dan waktu pendidikan berlangsung seumur hidup sejak dari kandungan sampai akhir hayat Belajar tidak ada batas waktu, sehingga tidak ada konsep terlambat belajar karena sudah tua Belajar atau mendidik diri adalah proses alamiah sebagai integral atau merupakan totalitas kehidupan BACK NEXT

Tujuan Pendidikan Seumur Hidup BAB IX PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP MAIN MENU Tujuan Pendidikan Seumur Hidup Pendidikan seumur hidup dimaksudkan sebagai pendidikan manusia seutuhnya. Didasarkan alasan-alasan sebagai berikut: Secara filosofis, hakekat kodrat martabat manusia itu merupakan kesatuan integral potensi-potensi essensialnya sebagai makhluk pribadi, sosial, dan makhluk susila Secara psikofisik realitasnya pribadi manusia itu merupakan kesatuan dan berada dalam suatu lingkungan, baik alamiah maupun sosial budaya BACK NEXT

Konsep Dasar Pendidikan Seumur Hidup BAB IX PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP MAIN MENU Konsep Dasar Pendidikan Seumur Hidup Keadilan Faktor-faktor Sosial Perubahan Teknologi Faktor Vokational / pekerjaan Kebutuhan-kebutuhan orang dewasa Kebutuhan anak-anak awal Implikasi dari pendidikan seumur hidup BACK NEXT

BAB X PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN JAMAN BAB IX PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP MAIN MENU BAB X PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN JAMAN Perkiraan Masyarakat Masa Depan Kecenderungan Globalisasi Upaya Pendidikan Dalam Mengantisipasi Terhadap Masa Depan BACK NEXT

Perkiraan Masyarakat Masa Depan BAB X PENDIDIKAN & PERUBAHAN JAMAN MAIN MENU Perkiraan Masyarakat Masa Depan Di dalam penjelasan UU No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa “Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan mempunyai peranan yang amat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa yang bersangkutan” Perubahan yang cepat tersebut mempunyai beberapa karakteristik umum yang dapat dijadikan petunjuk sebagai ciri masyarakat di masa depan. Beberapa di antaranya yang dibahas selanjutnya adalah kecenderungan globalisasi yang makin kuat, perkembangan IPTEK yang makin cepat, perkembangan arus informasi yang semakin padat dan cepat, dan kebutuhan/tuntutan peningkatan layanan profesional dalam berbagai segi kehidupan manusia BACK NEXT

Kecenderungan Globalisasi BAB X PENDIDIKAN & PERUBAHAN JAMAN MAIN MENU Kecenderungan Globalisasi Beberapa kecenderungan globalisasi dari bidang IPTEK, ekonomi, lingkungan hidup, dan pendidikan adalah sebagai berikut: Bidang IPTEK yang mengalami perkembangan yang semakin dipercepat, utamanya dengan penggunaan berbagai teknologi canggih seperti komputer dan satelit Bidang ekonomi yang mengarah ke ekonomi regional dan atau ekonomi global tanpa mengenal batas-batas negara Bidang lingkungan hidup yang telah menjadi bahan pembicaraan dalam berbagai pertemuan internasional, yang mencapai puncaknya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi Bidang pendidikan dalam kaitannya dengan identitas bangsa, termasuk budaya nasional dan budaya-budaya nusantara Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) Perkembangan Arus Komunikasi yang Semakin Padat dan cepat Peningkatan Layanan Profesional BACK NEXT

Upaya Pendidikan Dalam Mengantisipasi Terhadap Masa Depan BAB X PENDIDIKAN & PERUBAHAN JAMAN MAIN MENU Upaya Pendidikan Dalam Mengantisipasi Terhadap Masa Depan Tuntutan bagi manusia masa depan, serta Pengembangan kehidupan siswa sebagai pribadi Pengembangan kehidupan peserta didik sebagai anggota masyarakat Pengembangan kehidupan peserta didik sebagai warga negara Pengembangan kehidupan peserta didik sebagai anggota umat manusia Upaya mengantisipasi masa depan, utamanya yang berhubungan dengan perubahan nilai dan sikap sebagai manusia modern, pengembangan kehidupan dan kebudayaan, serta pengembangan sarana pendidikan Perubahan Nilai dan Sikap Pengembangan Kebudayaan Pengembangan Sarana Pendidikan BACK NEXT