Oleh: Muhammad Baiquni Syihab, SEI., MSI. MANAJEMEN PERMODALAN Oleh: Muhammad Baiquni Syihab, SEI., MSI.
Pengertian Modal Bank Konvensional Modal adalah salah satu dari dua sumber dana untuk menjalankan usaha operasional perusahaan. Adapun sumber dana perbankan konvensional lainnya adalah utang. Bank Syariah Konvensional Modal adalah salah satu dari tiga sumber dana untuk menjalankan usaha operasional perusahaan. Adapun sumber dana perbankan syariah konvensional lainnya adalah utang dan dana syirkah temporer. Bank syariah fiqih Modal adalah satu-satunya dana yang digunakan untuk menjalankan usaha operasional perusahaan.
Pembagian Modal Bank Modal bank terbagi menjadi modal inti dan modal pelengkap Modal inti, yaitu yang terdiri dari: Modal setor, yaitu modal yang disetor secara efektif oleh pemilik, seperti saham. Apabila perusahaan/bank milik koperasi, modal setor adalah simpanan pokok dan simpanan wajib dari anggotanya Agio saham, yaitu selisih lebih dari harga saham dengan nilai nominal saham
Pembagian Modal Bank Modal sumbangan Laba ditahan, yaitu saldo laba bersih yang tidak dibagikan Cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba yang ditahan dengan persetujuan RUPS Bagian laba setelah pajak yang disihkan untuk tujuan tertentu atas persetujuan RUPS Laba tahun lalu, yaitu laba bersih yang belum ditetapkan penggunaannya oleh RUPS
Pembagian Modal Bank Modal pelengkap, seperti: Modal pinjaman yang memiliki sifat ikut menanggung kerugian bank Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan
Fungsi Modal Konvensional 1 Sebagai penyangga untuk menyerap kerugian operasional dan kerugian lainnya. Dalam fungsi ini modal memberikan perlindungan terhadap kegagalan atau kerugian bank dan perlindungan terhadap kepentingan deposan
Fungsi Modal Konvensional 2 Sebagai dasar untuk menetapkan batas maksimum pemberian kredit/pembiayaan. Hal ini merupakan pertimbangan operasional bagi bank sentral sebagai regulator. Melalui ini bank sentral memaksa bank umum untuk melakukan diversifikasi kredit/pembiayaan mereka agar dapat melindungi diri terhadap kegagalan kredit/pembiayaan dari satu individu debitur
Fungsi Modal Konvensional 3 Modal menjadi dasar perhitungan bagi para partisipan pasar untuk mengevaluasi tingkat kemampuan bank secara relative untuk menghasilkan keuntungan. Dengan cara membandingkan keuntungan bersih dengan ekuitas. Para partisipaan pasar membandingkan ROI, ROE dan ROA antar bank-bank yang ada.
Penilaian CAMELS Analisis CAMELS digunakan BI untuk menganalisis dan mengevaluasi kinerja keuangan bank umum di Indonesia. CAMELS merupakan kepanjangan dari Capital (C), Asset Quality (A), Management (M), Earning (E), Liability atau Liquidity (L), dan Sensitivity to Market Risk (S). Analisis CAMELS diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 perihal sistem penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/1/PBI/2007 Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah.
analisis CAMELS
Capital Asset Management Earnings Likuidity
CAPITAL (Permodalan)
Permodalan (Capital) Dana pihak ke-3 Tingkat kecukupan modal dapat diukur dengan cara: Membandingkan modal dengan dana-dana pihak ketiga Perbandingan antara modal dengan pos-pos pasiva merupakan petunjuk tentang tingkat keamanan simpanan masyarakat pada bank. Perhitungannya merupakan rasio modal dikaitkan dengan simpanan pihak ketiga: Modal = 10% Dana pihak ke-3
Capital Membandingkan modal dengan aktiva beresiko (CAR) Cara yang kedua ini yang menjadi kesepakatan BIS (Bank for international settlement), yaitu organisasi bank sentral dari negara-negara maju yang diseponsori oleh Amerika, Kanada, negara eropa barat dan Jepang Modal = 8% ATMR
Contoh Penghitungan ATMR Uraian 31 Desember 2011 Nominal Rp Bobot Resiko % ATMR 1. Kas 4,611,794,963 - 2. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 3. Kredit kepada Pemerintah pusat 4. Giro, deposito berjangka , sertifikat deposito, tabungan serta tagihan lainya kepada bank lain 54,539,642,149. 20 10,907,928,430 5. Kredit kepada atau yang di jamin oleh BUMN/BUMD 50
Contoh Penghitungan ATMR 6. Kredit Pegawai 198,590,327,995 85 168,801,778,796. 7. Kredit kepada Usaha Mikro dan kecil 42,169,798,901 35,844,329,066 8. Kredit Kepada atau yang di jamin oleh : - a. Perorangan 100 b. Koperasi c. Kelompok dan perusahaan lainnya 9. Aktiva tetap inventaris (nilai buku) 3,381,050,053 10. Aktiva lainnya selain tersebut diatas *) 4,060,833,437 JUMLAH ATMR 307,353,447,498 222,995,919,781
Capital Rasio Peringkat CAR ≥ 12% 1 9% ≤ CAR < 12% 2 Predikat kesehatan bank dari segi CAR ditunjukkan dalam tabel berikut: Rasio Peringkat CAR ≥ 12% 1 9% ≤ CAR < 12% 2 8% ≤ CAR < 9% 3 6% < CAR < 8% 4 CAR ≤ 6% 5
Penilaian BI Terhadap Capital Bank Umum Peringkat 1 Bank memiliki tingkat permodalan yang sangat memadai, sangat mampu mengantisipasi seluruh resiko yang dihadapi, dan mendukung usaha bank kedepan Kualitas komponen permodalan pada umumnya sangat baik, permanen, dapat menyerap kerugian Bank memiliki manajemen permodalan yang sangat baik Bank memiliki akses sumber permodalan yang sangat baik dan atau memiliki dukungan permodalan dari kelompok usaha atau perusahaan induk
Penilaian BI Terhadap Capital Bank Umum Peringkat 2 Bank memiliki tingkat permodalan yang memadai, mampu mengantisipasi seluruh resiko yang dihadapi, dan mendukung usaha bank kedepan Kualitas komponen permodalan pada umumnya baik, permanen, dapat menyerap kerugian Bank memiliki manajemen permodalan yang baik Bank memiliki akses sumber permodalan yang baik dan atau memiliki dukungan permodalan dari kelompok usaha atau perusahaan induk
Penilaian BI Terhadap Capital Bank Umum Peringkat 3 Bank memiliki tingkat permodalan yang cukup memadai, cukup mampu mengantisipasi seluruh resiko yang dihadapi, dan mendukung usaha bank kedepan Kualitas komponen permodalan pada umumnya cukup baik, permanen, dapat menyerap kerugian Bank memiliki manajemen permodalan yang cukup baik Bank memiliki akses sumber permodalan yang cukup baik dan atau memiliki dukungan permodalan dari kelompok usaha atau perusahaan induk
Penilaian BI Terhadap Capital Bank Umum Peringkat 4 Bank memiliki tingkat permodalan yang kurang memadai, dan tidak mampu mengantisipasi seluruh resiko yang dihadapi, dan mendukung usaha bank kedepan Kualitas komponen permodalan pada umumnya kurang baik, kurang permanen, dan kurang dapat menyerap kerugian Bank memiliki manajemen permodalan yang kurang baik Bank memiliki akses sumber permodalan yang kurang baik dan atau tidak memiliki dukungan permodalan dari kelompok usaha atau perusahaan induk
Penilaian BI Terhadap Capital Bank Umum Peringkat 5 Bank memiliki tingkat permodalan yang tidak memadai, sehingga harus menambah modal untuk mengantisipasi risiko Kualitas komponen permodalan pada umumnya tidak baik, tidak permanen, dan tidak dapat menyerap kerugian Bank memiliki manajemen permodalan yang tidak baik Bank memiliki akses sumber permodalan yang tidak baik dan atau tidak memiliki dukungan permodalan dari kelompok usaha atau perusahaan induk
ASET (Kualitas Aset)
Kualitas Aset (Asset Quality) Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor aset bank dilakukan melalui: Penilaian terhadap komponen Aktiva Produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan total aktiva produktif dan Tingkat kecukupan pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP).
Aset Aktiva Produktif itu adalah penanaman dana suatu bank baik dalam valuta rupiah maupun valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga, penyertaan, maupu komitmen dan kontijensi. Sedangkan PPAP adalah penyisihan dari aktiva produktif suatu bank baik aktiva produktif yang masih outstanding, kurang lancar, diragukan, dan macet.
Aset Cadangan PPAP yang dibentuk dari aktiva produktif terdiri dari : Cadangan PPAP ditetapkan sekurang – kurangnya sebesar 0,5 % dari piutang lancar Sebesar 15 % dari piutang kurang lancar setelah dikurangi nilai agunan Sebesar 50 % dari piutang diragukan setelah dikurangi nilai agunan Sebesar 100 % dari piutang macet setelah dikurangi nilai agunan
Aset Rasio Kualitas Aktiva Produktif Merupakan rasio yang mengukur kemampuan kualitas aktiva produktif yang dimiliki bank untuk menutup aktiva produktif yang diklasifikasikan berupa kredit yang diberikan oleh bank. Rasio ini mengindikasikan bahwa semakin besar rasio ini menunjukkan semakin menurun kualitas aktiva produktif
Aset Rasio Peringkat KAP1 ≤ 2% 1 2% < KAP1 ≤ 3% 2 Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan (APYD) x 100% Total Aktiva Produktif (AP). Rasio Peringkat KAP1 ≤ 2% 1 2% < KAP1 ≤ 3% 2 3% < KAP1 ≤ 6% 3 6% < KAP1 ≤ 9% 4 KAP1 > 9% 5
Aset Rasio pemenuhan PPAP merupakan rasio yang mengukur kepatuhan bank dalam membentuk PPAP untuk meminimalkan risiko akibat adanya aktiva produktif yang berpotensi menimbulkan kerugian. Rumus untuk menghitung KAP(2) adalah: PPAP yang dibentuk oleh bank x 100% PPAP wajib dibentuk bank
Aset Rasio Peringkat KAP ≥ 110% 1 105% ≤ KAP2 < 110% 2 3 95% ≤ KAP2 < 100% 4 KAP2 < 95% 5
MANAJEMEN (Manajemen)
Manajemen (Management) Menggambarkan tingkat kesehatan bank dari aspek manajemen dengan rasio Net Profit Margin (NPM), alasannya karena seluruh kegiatan manajemen suatu bank yang mencakup manajemen umum, manajemen risiko, dan kepatuhan bank pada akhirnya akan mempengaruhi dan bermuara pada perolehan laba.
Manajemen Rasio Peringkat NPM ≥ 100% 1 81% ≤ NPM < 100% 2 Net Income atau laba bersih x 100% Operating Income/ laba usaha. Rasio Peringkat NPM ≥ 100% 1 81% ≤ NPM < 100% 2 66% ≤ NPM < 81% 3 51% ≤ NPM < 66% 4 NPM < 51% 5
SENSITIVITY (Sensitivitas)
Sensitivitas terhadap risiko pasar (Sensitivity to Market Risk) Penilaian rasio sensitivitas terhadap risiko pasar didasarkan pada Interest Rate Risk Ratio (IRRR) yang proksi terhadap risiko pasar. IRRR menunjukkan kemampuan bank dalam mengcover biaya bunga yang harus dikeluarkan dengan pendapatan bunga yang dihasilkan.