Menjadi Tamu Undangan Murase

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
SMA NEGERI 1 PAMULANG, KAB. TANGERANG
Advertisements

PERGERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA
Tangga Kepemimpinan Rasulullah
Bu Diro yang “Lebih Populer”
Pendidikan Nasional Indonesia (PNI) dari Hari ke Hari Pada bulan September 1932 saya sudah pindah pondokan, menyewa di Jalan Kopo. Waktu itu Pimpinan Umum.
PANCASILA 3 PANCASILA YURIDIS KENEGARAAN
Arti Revolusi Pada tanggal 27 November 1956 diadakan upacara pemberian gelar Doctor Honoris Causa kepada Bung Hatta oleh Universitas Gadjah Mada, bertempat.
MENDISKRIPSIKAN MAKNA PROKLAMASI
Perpustakaan Ada satu hal lagi yang perlu saya kemukakan. Entah bagaimana saya berani mengusulkan sepintas lalu kepada Bung Hatta, agar perpustakaan pribadi.
PENDEKATAN KLARIFIKASI NILAI
Tata Krama Pergaulan.
HAK SIPIL DAN KEBEBASAN
Istilah Demokrasi Demokrasi berasal dari bahasa yunani yaitu “Demos” yang berarti rakyat dan “kratein” yang berarti kekuasaan. Oleh karenanya demokrasi.
By: Nurul Damayanti PBI / B
LAMARAN KERJA DAN WAWANCARA KERJA
Membawa Orang Lapangan Setelah kemerdekaan Republik Indonesia, sering kali saya bertemu dengan Bung Hatta dalam rangka tugas pekerjaan saya di Kementrian.
BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA KELAS V SEMESTER I
Lina Miftahul Jannah linamjannah.wordpress.com. Kesamaan kedudukan di muka hukum: Mengikuti proses persidangan jika melakukan tindakan yang merugikan.
PROSES KEBANGKITAN NASIONAL PROSES PERKEMBANGAN KOLONIALISME DAN IMPERIALISME 1.MENINJAU CARA BERJUANG RAKYAT SEBELUM TAHUN 1908 Hingga tahun 1908, Pemerintah.
MANUSIA SEBAGAI CITRA ALLAH
Uji-Ngaji Sewaktu kami bertiga: Kak Meutia, saya sendiri, dan Halida, masih kecil, Ibu menyarankan agar saya masuk sekolah Katolik. Waktu itu Ayah marah.
Mukmin Sejati Sesudah pertemuan itu saya sering bertanya pada diri sendiri, di mana sumber sifat-sifat Bung Hatta? Itulah yang sering menjadi renungan.
Tawaran dari Bapak Koperasi
Menjadi Guru Kenkoku Gakuin
Sekitar Berdirinya PNI
KAMPUS FHUI 21 FEBRUARI 2004 Pelatihan, Simulasi dan Penyuluhan Perlindungan Anak dari Tindak Kekerasan Seksual dalam Keluarga Maupun Lingkungan Sekitar.
Tak Setuju dengan Dwifungsi ABRI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Anak, Masa Depan Kita Topik ini terinspirasi dari sebuah lagu indah “Greatest Love of All”. Anak-anak adalah masa depan kita karena kita tidak pernah terlepas.
Cum Laude Menurut rencana, pada tanggal 18 Februari 1968, Bung Hatta, Pak Njoto Amidjojo, Pak Hutabarat serta dua calon promo-vendus, Drs. Zainul Jasni.
Jawaban untuk John Foster Dulles
AKTUALISASI PANCASILA DALAM BIDANG POLITIK
Sri Juwita Hanum Cukup lama kami menikah, namun belum dikaruniai anak. Dalam soal anak, orang Minangkabau tidak kalah usil mulut seperti orang Jawa. Mereka.
AUDIT INTERNAL Sifat Temuan Audit
Tertib Itu Indah Memang benar apa yang dikatakan kawan saya itu sebab jadwal kerja Ayah luar biasa rapinya. Bayangkan saja, setiap hari, persisi pada jam.
IA MELAYANI KITA MARKUS 10:35-45.
Pendapat Tentang Sarjana
Sebagai Wartawan Sebagaimana dengan Bung Karno, Bung Hatta meyakini pentingnya peranan pers. Tidak banyak orang yang mengetahui betapa ampuhnya senjata.
Taat pada Aturan Main Beberapa waktu kemudian dapatlah saya berkesempatan melihat lagi sikap disiplinnya dan kejujurannya dalam memegang prinsip-prinsip.
Kue Terakhir Ketika Athar  ulang tahun, tanggal 26 Desember 1979, Oom Hatta juga datang. Oom agak sakit dan tetap duduk di kursi panjang, tetapi Oom bertepuk.
Dialog dalam “Seikere”
TH 3.
Sederhana Tapi Tegas Pada waktu dilangsungkan pertunjukan Koenig Quarter di Goethe Institut di Jakarta (1972), hadir Bung Hatta dengan disertai oleh Ibu.
Otonomi Daerah Telah Lama Tersirat
Harga Sebuah Merah-Putih
3. Kebijakan Pemerintah dalam bidang keagamaan
Dialog Seputar KMB Segala sesuatu yang diungkapkan di atas bukan berarti bahwa Bung Hatta tidak pernah marah terhadap saya, ataupun dalam hubungan antara.
Menjadi Promotor Disertasi
KOMUNIKASI ANTARPRIBADI 1
MENDISKRIPSIKAN MAKNA PROKLAMASI
Kalau Nilai di Sekolah Buruk
Penyelundupan Bung Hatta sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia pada waktu itu selalu memberikan wejangan bagi warga negara Indonesia, dengan tujuan.
BLOK I PROSES BELAJAR & HUMANIORA
Filosofi Wibawa Setelah pengakuan kedaulatan pada akhir tahun 1949, saya telah kembali dari gerilya ke Jakarta melanjutkan pekerjaan mengkonsolidir kedudukan.
Walau Sakit Tetap Memakmurkan Masjid
STRATEGI PEMBELAJARAN ROSULULLAH
Kamar No. 5, Paviliun Cendrawasih
Prolog Sang Sekretaris
ASSERTIVE BEHAVIOURS 1. FETRI SETYA GUSRINI ( )
KEJUJURAN AKADEMIK PENDIDIKAN KARAKTER.
Kejujuran dalam Ilmu Uda Hatta mempunyai perhatian sangat tinggi terhadap ilmu pengetahuan. Dari dulu buku adalah nomor satu. Beliau adalah seorang pemimpin.
PANCASILA.
TEKNIK MENGUMPULKAN BERITA
KONTRAK PERKULIAHAN TIDAK MEMAKAI SANDAL TIDAK MEMAKAI KAOS
Pemikiran: Dasar Ekonomi Islam
MANUSIA SEBAGAI CITRA ALLAH
Surat Balasan Suatu kunjungan ke rumah Bung Hatta yang amat mengesankan ialah waktu saya datang untuk mengambil copy riwayat hidup Sjahrir yang saya minta.
Boleh Mandi di Sini Walaupun tugas rutin saya sejak Bapak menjabat sebagai wakil presiden adalah mengurus administrasi di Sekretariat dan mengurus perpustakaan,
Kasus penyimpangan pancasila sila pertama Disusun oleh: Adi Prasetyo (K ) Agung Nugroho (K ) Alvian Novitasari (K ) Andysty Andryaningrum.
Transcript presentasi:

Menjadi Tamu Undangan Murase Siapa yang mengalami zaman pendudukan Jepang dengan segala kesewenangan dan kekejaman Kempetai-nya (Dinas Rahasia) akan dapat mengukur, apa arti dan risiko yang terkandung dalam jawaban Bung Hatta itu. Tetapi puncak ketabahan Bung Hatta dalam menghadapi Pemerintahan Jepang adalah dalam peristiwa di bawah ini: Pada suatu hari Bung Hatta diundang oleh wakil ketua Kempetai bernama Murase untuk minum kopi di rumahnya. Murase memulai pembicaraan tentang perkembangan kapitalisme dan imperialisme. Kemudian ia menanyakan pendapat Bung Hatta tentang hal itu. Berdasarkan pengetahuannya, Bung Hatta mengemukakan pikiran beliau tentang hal itu dan sekaligus beliau katakan pada Murase bahwa beliau menyesal sekali bahwa Jepang tertarik juga pada imperialisme. Sebagai contoh dikemukakannya tindakan Jepang terhadap Tiongkok. Kemudian Murase bertanya lagi: “Apa Bung Hatta sudah pernah menulis karangan anti-Jepang?” Bung Hatta menjawab bahwa beliau belum pernah menulis karangan anti-Jepang, yang pernah ditulisnya adalah menentang imperialisme Jepang. Murase menanyakan, apa beliau dipaksa atau dihasut oleh pemerintah Kolonial Belanda untuk menulis karangan itu. Bung Hatta hanya menjawab “Tidak”, dan mengatakan bahwa karangan itu ditulis atas keyakinannya sendiri, karena beliau berpendapat bahwa Jepang mengikuti saja tindakan imperialisme Barat dan oleh karenanya serupa saja. Yang saya kagumi dalam sikap Bung Hatta selama pendudukan Jepang itu tidak saja ketabahan dan keberaniannya, tetapi lebih daripada itu, cara beliau mengatakan kata-kata yang berani. Kata-kata beliau adalah kata-kata seorang pahlawan, tetapi nada kata-kata itu biasa dan wajar saja. Nada kata-kata pahlawan yang tidak merasa dia pahlawan. Sikap-sikap sebagai diuraikan di atas kiranya adalah hasil paham agama yang ditanamkan oleh Ayah Gaek beliau yang seperti dikatakan sendiri oleh Bung Hatta, melekat dalam hatinya untuk selama-lamanya dan merupakan pangkal kekuatan beliau, dan yang memberikan bentuk kepribadian yang memungkinkan beliau selalu mencerminkan apa yang sekarang kita namakan hati nurani rakyat. Hamid Algadri, Pribadi Manusia Hatta, Seri 8, Yayasan Hatta, Juli 2002