Teknik Melaporkan Kesalahan Hasil pengukuran suatu besaran dinyatakan sebagai gabungan hasil pengukuran dan ralatnya. Misalkan R = R ∆R Kesalahan Absolut Suatu resisitor memiliki hambatan 500 dengan ketidakpastian 50 . 50 menyatakan kesalahan absolut, karena 50 menunjukkan kuantitas absolut, bukan sebagai prosentase hambatan 500 dengan demikian nilai hambatannya kita nyatakan sebagai R = 500 50 Kesalahan Relatif Ketika kesalahan dinyatakan dalam % atau dalam angka pecahan dari hambatan total, maka besaran ini menunjukkan kesalahan relatif sehingga 50 dapat dinyatakan sebagai 10% relatif terhadap 500, atau 1/10 dari 500 sehingga hambatan dapat dituliskan R= 50010%.
Contoh Hasil pembacaaan voltmeter berikut : tegangan yang terukur adalah 20.00 V dengan voltmeter dengan kesalahan 0,02 V maka hasil pengukuran ini dapat dinyatakan: V = 20.000 V 0,1% (karena 0.02 V merupakan nilai 0.1% dari 20 V) V = 20.000 V 0,02 V ( 0,02 V menyatakan besarnya kesalahan absolut )
Kombinasi Kesalahan Pengukuran Ketika suatu besaran atau kuantitas akan dihitung dari hasil pengukuran 2 instrumen atau lebih, maka kesalahan hasil pengukuran akan menjadi lebih besar apabila dibandingkan kesalahan yang dihasilkan tiap- tiap instrumen. Misalkan dalam pengukuran volume balok dipergunakan persamaan V=plt. Kesalahan yang harus dilaporkan dalam pengukuran ini harus melibatkan kesalahan p, l dan t.
1.Jumlah dari kuantitas pengukuran Apabila hasil pengukuran ditentukan sebagai jumlah 2 pengukuran, maka kesalahan total yang timbul adalah jumlah dari kesalahan absolut pada masing – masing pengukuran. Secara umum dinyatakan dalam persamaan : A = (B1 B1) + (B2 B2) atau dapat dituliskan A = (B1+ B2) (B1+ B2) A = Besaran yang akan diukur nilainya B1 = Besaran pertama B2 = Besaran kedua
Contoh Hitung persentase kesalahan maksimum dari jumlah 2 pengukuran tegangan apabila diperoleh data V1 = 100 V 1% dan V2 = 80 V 5% Jawab: V1 = 100 V 1% V1 = 100 V 1V V2 = 80 V 5% V2 = 80 V 4V maka nilai tegangan totalnya adalah V= ( 100 V 1V)+ (80 V 4V) = (180 V (1 V +4 V)) = 180 V 5 V V= 180 V2,8%
2. Selisih dari kuantitas pengukuran Apabila hasil pengukuran ditentukan sebagai selisih 2 pengukuran, maka kesalahan total adalah selisih dari kesalahan absolut pada masing – masing pengukuran. Misalkan suatu besaran A ditentukan dari selisih besaran B1 dan B2, maka apabila ralat B dihitung nilai A dinyatakan dengan persamaan: A = (B1 B1) - (B2 B2) atau dapat dituliskan A = (B1- B2) (B1+ B2)
Contoh Jika V1 = 100 V 1% dan V2 = 80 V 5% tentukan nilai V1 – V2 ? Penyelesaian: V1 = 100 V 1V V2 = 80 V 4 V V = ( 100 V 1V) –( 80 V 4V) V = 20 V5V V= 20V25 %
3. Jumlah Perkalian Misalkan besaran A merupakan antara besaran A dan B sehingga dapat dinyatakan sebagai A = B.C A = (BB).( CC) A = BCB. CCBBC karena BC sangat kecil maka dapat diabaikan, sehingga A BC(BC+CB) Dengan prosentase kesalahan : % kesalahan A =(% kesalahan B)+(%kesalahan C)
4. Kuantitas Pembagian Misalkan R=(V/I) R = ((V V)/(I I) Persentase (%) kesalahan R=(%kesalahan dalam V )+(% kesalahan dalam I)
5. Kuantitas Perpangkatan Misalkan besaran Z=KxAnxBmxCp prosentase kesalahan Z dinyatakan dengan % kesalahan Z=(nx%kesalahan A)+(mx%kesalahan dalam B)+(px%kesalahan dalam C)
Tugas Sebuah resistor memiliki nilai nominal 330 ohm. Jika diukur dengan ohmmeter ternyata errornya bernilai 5%. Tentukan nilai maksimum dan minimum absolut dari resistor tersebut. Tiga resistor dirangkai secara seri. Satu resistor memiliki toleransi 5% dan 2 resistor memiliki toleransi 10%. Tentukan nilai maksimum dan minimum hambatannya. Sebuah resistor jika dihubungkan dengan baterai memiliki tegangan 25 V dan arus 63 mA. Tegangan ini diukur dengan menggunakan volmeter analog dengan range 30 V dengan akurasi 5% untuk deviasi maksimum, arus diukur dengan ammmeter digital dengan akurasi 1 mA. Tentukan besarnya hambatan resistor beserta toleransinya.
lanjutan Tentukan jumlah AP bilangan berikut: 123,456 1,000001 10000 0,01 0,100 0,001000