di SLB Tunas Kasih 1 Leuwiliang-Bogor Laporan Tugas Observasi Anak Berkebutuhan Khusus “TUNAGRAHITA” di SLB Tunas Kasih 1 Leuwiliang-Bogor Tugas Mata Kuliah PSIKOLOGI PENDIDIKAN Dosen : Dr. Hj. Rita Retnowati,M.S. Ajiz Sulaeman Siti Khadijah Siti Rukiah Titin Sumanti
DEFINISI TUNAGRAHITA Secara terminologi (istilah) yang digunakan untuk menyebut mereka yang kondisi kecerdasannya di bawah rata-rata. Dalam bahasa Indonesia, istilah yang pernah digunakan, misalnya lemah otak, lemah ingatan, lemah pikiran, retardasi mental, terbelakang mental, cacat grahita dan tunagragita.
DEFINISI TUNAGRAHITA Grossman (1983) Ketunagrahitaan mengacu pada fungsi intelektual umum yang secara nyata (signifikan) berada di bawah rata-rata (normal) bersamaan dengan kekurangan dalam tingkah laku penyesuaian diri dan semua ini berlangsung (termanifestasi) pada masa perkembangannya.
DEFINISI TUNAGRAHITA AFMR (Vivian Navaratnam, 1987;403 Seseorang dikategorikan tunagrahita harus melebihi komponen keadaan kecerdasannya yang jelas-jelas di bawah rata-rata, adanya ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri dengan norma dan tuntutan yang berlaku di masyarakat.
Beberapa hal yang harus diperhatikan : Fungsi intelektual umum secara signifikan berada di bawah rata-rata. Anak normal rata-rata mempunyai IQ 100, sedangkan anak tunagrahita memiliki IQ paling tinggi 70. Kekurangan dalam tingkah laku penyesuaian (prilaku adaptif). Yang bersangkutan tidak/kurang memiliki kesanggupan melakukan pekerjaan yang sesuai dengan usianya. Ketunagrahitaan berlangsung pada periode perkembangan. Ketunagrahitaan itu terjadi pada usia perkembangan, yaitu sejak konsepsi hingga usia 18 tahun.
PENGKLASIFIKASIAN ANAK TUNAGRAHITA Klasifikasi anak tunagrahita yang lama dikenal adalah : DEBIL, IMBECILE, DAN IDIOT. Klasifikasi yang dikemukakan oleh AAMD (Hallahan, 1982:43) sebagai berikut : Tunagrahita Ringan IQ 70-55 Tunagrahita Sedang IQ 55-40 Tunagrahita Sangat Berat IQ ≤ 25
PENGKLASIFIKASIAN ANAK TUNAGRAHITA Klasifikasi yang digunakan di Indonesia sesuai PP 72 Tahun 1991 : Tunagrahita Ringan IQ 50-70 Tunagrahita Sedang IQ 30-50 Tunagrahita Sangat Berat IQ ≤ 30
PENGELOMPOKAN BERDASARKAN KELAINAN JASMANI YANG DISEBUT TIFE KLINIS Down Syndrome (Mongoloid) Karena memiliki raut muka menyerupai orang Mongol dengan mata sipit danmiring, lidah tebal suka menjulur ke luar, telinga kecil, kulit kasar, susunan gigi kurang baik.
PENGELOMPOKAN BERDASARKAN KELAINAN JASMANI YANG DISEBUT TIFE KLINIS 2. Kretinn (Cebol) Memperlihatkan ciri-ciri, seperti badan gemuk dan pendek, kaki dan tangan pendek dan bengkok, kulit kering, tebal dan keriput, rambut kering, lidah dan bibir, kelopak mata, telapak tangan dan kaki tebal, pertumbuhan gigi lambat.
PENGELOMPOKAN BERDASARKAN KELAINAN JASMANI YANG DISEBUT TIFE KLINIS 3. Hydrocephal Anak ini memiliki ciri-ciri kepala besar, raut muka kecil, pandangan dan pendengaran tidak sempurna, mata kadang-kadang juling.
PENGELOMPOKAN BERDASARKAN KELAINAN JASMANI YANG DISEBUT TIFE KLINIS 4. Microcephal Anak ini memiliki ukuran kepala yang kecil Macrocephal Memiliki ukuran kepala yang besar dari ukuran normal.
PENYEBAB TUNAGRAHITA Strauss : Faktor Endogen, letak penyebabnya pada sel keturunan Faktor Eksogen, hal-hal di luar sel keturunan, misalnya infeksi, virus menyerang otak, benturan kepala yang keras, radiasi, dan lain-lain. (Moh. Amin, 1995: 62)
PENYEBAB TUNAGRAHITA Strauss : Faktor Endogen, letak penyebabnya pada sel keturunan Faktor Eksogen, hal-hal di luar sel keturunan, misalnya infeksi, virus menyerang otak, benturan kepala yang keras, radiasi, dan lain-lain. (Moh. Amin, 1995: 62)
HASIL OBSERVASI Lokasi : SLB Tunas Kasih 1 Alamat : Jl. Raya Karehkel Kec. Leuwiliang Kab. Bogor
Observasi dilakukan pada hari Kamis, 15 Oktober 2015 HASIL OBSERVASI Observasi dilakukan pada hari Kamis, 15 Oktober 2015 KBM yang tengah berlangsung adalah kegiatan kesenian dan pramuka Setelah dilakukan pengkajian dan wawancara bersama kepala sekolah SLB Tunas Kasih 1 kami tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang tunagrahita. Hal ini terkait kasus yang sama di sekolah kami.
HASIL OBSERVASI Pembelajaran anak tunagrahita cepat bosan. Pembelajaran tidak difokuskan pada kemampuan intelektual akademik tapi lebih pada keterampilan praktis seperti kebiasaan kebutuhan pribadi. Fokus penanganan adalah program bina diri.
HASIL OBSERVASI Saat masuk ke SLB dilakukan assesment terlebih dahulu sebagai pemeriksaan awal terkait kondisi anak dan pengklasifikasian kemampuan dan kondisi anak. Rasio guru tunagrahita sedang 1:2. Anak ABK cenderung tidak mau libur karena lebih nyaman dengan lingkungan sekolah.
HASIL OBSERVASI Walaupun anak tunagrahita memiliki kekurangan dalam hal intelektual, tapi memiliki mempunyai keistimewaan yang cenderung tidak dilakukan anak normal. Misalnya anak tunagrahita setia mengurus orang tua yang sakit pada masa tuanya.
HASIL OBSERVASI Dua orang anak tunagrahita sudah di kelas 3 SMA dan hanya satu tahun sekali ditengok oleh orang tuanya karena dianggap hal yang memalukan keluarga. Dalam kekurangan yang dimiliki anak cenderung sudah mandiri dan sopan terhadap setiap yang datang berkunjung ke SLB.
HASIL OBSERVASI Catatan kecil yang bermakna : Kekerasan dalam pendidikan tidak berarti apa-apa dalam proses pendidikan dan pembentukan karakter anak. Dalam kondisi tertentu manusia normal memiliki kecenderungan ABK Para pendidik di SLB lebih menghargai dan mengamati setiap perubahan kecil yang dilakukan oleh anak ABK
DOKUMENTASI
DOKUMENTASI
DOKUMENTASI
DOKUMENTASI
DOKUMENTASI
DOKUMENTASI
DOKUMENTASI
DOKUMENTASI
DOKUMENTASI
DOKUMENTASI
Terima Kasih – hatur nuhun Mugia manfaat