Perkembangan Arsitektur Rumah Adat Suku Banjar Gilang, Joko, Rizky, Yulinda
LATAR BELAKANG SUKU BANJAR Sejarah Asal Usul Suku Banjar Tiga Subsuku Bahasa Banjar Agama Banjar Upacara Adat Senjata Tradisional Banjar Tarian Tradisional Banjar
Sejarah Asal Usul Suku Banjar Suku bangsa Banjar berasal dari daerah Banjar yaitu DAS Baritobagian hilir, DAS Bahan (Negara), DAS Martapura dan DAS Tabanio Di daerah ini suku bangsa Maanyan, Lawangan, Bukit dan Ngaju, dipengaruhi oleh kebudayaan Melayu dan Jawa, disatukan oleh tahta yang beragama Budha, Shiwa dan paling akhir oleh agama Islam dari kerajaan Banjar yang menumbuhkan suku bangsa Banjar yang berbahasa Banjar dan berkebudayaan Banjar.
Tiga Subsuku Banjar (Pahuluan) Banjar (Batang Banyu) Banjar (Kuala)
Banjar Pahuluan Orang Pahuluan pada asasnya ialah penduduk daerah lembah-lembah sungai (cabang sungai Negara) yang berhulu ke pegunungan Meratus, , sedangkan. Bahasa yang mereka kembangkan dinamakan bahasa Banjar
Banjar Batang Banyu Suku banjar banyu adalah orang Batang Banyu mendiami lembah sungai Negara diduga erat sekali berkaitan dengan terbentuknya pusat kekuasaan yangmeliputi seluruh wilayah Banjar, yang barangkali terbentuk mula pertama di hulu sungai Negara atau cabangnya yaitu sungai Tabalong.
Banjar (Kuala) orang Banjar (Kuala) mendiami sekitar Banjarmasin (dan Martapura)
Bahasa Banjar Bahasa Banjar banyak dipengaruhi oleh bahasa melayu, jawa dan bahasa-bahasa dayak. Pemakaian bahasa Banjar dalam percakapan dan pergaulan sehari-hari di Kalimantan Selatan dan sekitarnya lebih dominan dibandingkan dengan bahasa Indonesia.
Agama Banjar Kehadiran Syekh Muhammad Arsyad al-Banjar lebih kurang tiga abad kemudian merupakan babak baru dalam sejarah Islam Banjar yang pengaruhnya masih sangat terasa sampai dewasa ini.
Upacara Adat upacara perkawianan terdiri dari beberapa tahap, Babasasuluh yaitu mencari data-data tentang calon istri, Badatang yakni melamar, Bantar Patalian yaitu acara penyerahan seperangkat barang atau mas kawin, Khataman Quran puncak upacara adalah pengantin Batatai atau bersanding upacara Pemakanan Pengantin yaitu kedua mempelai menjalani bulan madu, selama 7 hari 7 malam hanya makan dan minum di balik tabir tertutup.
Senjata Tradisional Banjar Serapang adalah tombak bermata lima mata dimana empat mata mekar seperti cakar elang dengan bait pengait di tiap ujungnya. Satu mata lagi berada di tengah tanpa bait, yang disebut “besi lapar” yang di percaya dapat merobohkan orang yang memiliki ilmu kebal sekuat apapun. Serapang Tiruk adalah tombak panjang lurus tanpa bait digunakan untuk berburu ikan haruan (ikan gabus) dan toman di sungai. Tiruk Duha adalah pisau bermata dua yang sering digunakan untuk berburu babi. Duha
Tarian Tradisional Banjar Seni Tari Banjar terbagi menjadi dua, yaitu seni tari yang dikembangkan di lingkungan istana (kraton), dan seni tari yang dikembangkan oleh rakyat. Seni tari kraton ditandai dengan nama "Baksa" yang berasal dari bahasa Jawa (beksan) yang menandakan kehalusan gerak dalam tata tarinya.
Seni Bangunan Seni Bangunan pada rumah-rumah tradisional berupa rumah panggung dengan atap yang menjulang tinggi. Dari samping bila di lihat seperti piramide. Ruamh-rumah panggung tersebut berbeda satu sama lainnya karenanya, dapat diketahui status sosial pemiliknya
RUMAH ADAT SUKU BANJAR Bentuk rumah Bentuk Atap Perkembangan Rumah Adar Suku Banjar
RUMAH ADAT SUKU BANJAR Tampak Depan Rumah Bubungan Tinggi atau Rumah Banjar Tampak Belakang Mascot dari rumah adat khas provinsi Kalimantan Selatan. Tampak Prespektif Tempat kediaman raja Tampak Atap Istilah “Rumah Bubungan Tinggi” diambil dari bentuk rumah adat itu sendiri yang memang bagian atapnya tinggi dan lancip hingga membentuk sudut 45 derajat
Bentuk Atap & Gambar Denah
Konstruksi Rumah Banjar
PERKEMBANGAN RUMAH ADAT SUKU BANJAR Jaman Sekarang Jaman Dulu
Pondasi, tiang juga tongkat pada rumah Banjar haruslah tinggi sebab tanah Banjar dahulu cenderung berawa. Kayu yang digunakan idealnya adalah kayu Galam atau yang disebut juga dengan nama Kayu Kapur Naga.
Jumlah anak tangga Naik selalu ganjil Kerangka rumah pada rumah Banjar memakai ukuran tradisional depa yang ganjil sebab dipercaya memiliki unsur magis dan sakral.
Atap pada rumah Banjar merupakan konstruksi yang paling menonjol Atap pada rumah Banjar merupakan konstruksi yang paling menonjol. Atap ini merupakan perlambang kekuasaan. Ia dibuat membumbung tinggi ke langit.
Terima Kasih Silahkan bertanya