ASUHAN KEBIDANAN PADA INFERTILITAS YULINIITA RAHIMI 130134 III B
ASUHAN KEBIDANAN PADA INFERTILITAS A. Pengertian Adalah suatu kondisi di mana pasangan suami- istri belum mampu memiliki anak walaupun telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2-3 kali seminggu dalam kurun waktu 1 tahun, tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.
Next… Infertilitas dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Infertilitas primer 2. Infertilitas sekunder
B. Pemeriksaan Infertilitas Syarat pemeriksaan infertilitas adalah setiap pasangan infertile harus diperlakukan sebagai satu kesatuan,adapun syarat-syarat pemeriksaan pasangan infertile adalah sebagai berikut: 1. Istri yang berumur antara 20-30 tahun baru akan diperiksa setelah berusaha mendapat anak selama 12 bulan 2.Istri yang berumur antara 31-35 tahun dapat diperiksa pada kesempatan pertama pasangan itu datang ke dokter. 3. Istri pasangan infertile yang berumur antara 36-40 tahun hanya dilakukan pemeriksaan infertilitas jika belum memiliki anak dari perkawinan ini. 4.Pemeriksaan infertilitas tidak dilakukan pada pasangan infertile yang salah satu anggota pasangannya mengidap penyakit yang dapat membahayakan kesehatn istri atau anaknya.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi infertilitas 1. Faktor usia 2 C. Faktor-faktor yang mempengaruhi infertilitas 1. Faktor usia 2. Faktor berat badan dan aktifitas olahraga yang berlebihan 3. Gaya hidup 4. Faktor lingkungan 5. Depresi dan kejadian infertilitas 6. Emosi/stress
D. Masalah yang timbul pada infertilitas 1. Masalah air mani a D. Masalah yang timbul pada infertilitas 1. Masalah air mani a.Volume b.pH c.Koagulasi dan likuefaksi d.Viskositas e.Rupa dan bau 2. Masalah vagina 3. Masalah serviks 4. Masalah uterus 5. Masalah tuba 6. Masalah ovarium 7. Masalah peritoneum
E. Penatalaksanaan/manajemen Infertilitas Asuhan infertilitas dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Kolaborasi 2. Mandiri
Lanjutan.. Manajemen kebidanan pada infertilitas berdasarkan tujuh langkah varney, yaitu: 1.Mengumpulkan data dasar a.Data Subyektif 1) Anamnesa umum Anamnesa umum yaitu menanyakan informasi yang umum artinya dialami oleh kedua pihak (suami dan istri), yaitu menanyakan lamanya menikah, umur suami istri, frekuensi hubungan suami istri, tingkat kepuasan seks, penyakit yang pernah diderita, hubungan seks, riwayat perkawinan yang dulu.
lanjutan 2) Anamnesa khusus a) Istri: usia saat menarche, apakah haid teratur, berapa lama terjadi perdarahan/ haid, apakah pada saat haid ada gumpalan darah dan nyeri, adakah keputihan abnormal riwayat alat reproduksi (riwayat operasi, kontrasepsi, abortus, dan infeksi genitalia). Riwayat penyakit, meliputi:
Next… Riwayat penyakit, meliputi: (1) Masalah menstruasi (2) Infeksi panggul (nyeri panggul) (3) PMS (4) Apendisitis (5) Trauma atau pembedahan abdomen
Next… b) Suami: bagaimanakah tingkat ereksi, apakah pernah mengalami penyakit hubungan seksual, apakah pernah sakit mump (parotitis epidemika) sewaktu kecil.
Next… b. Data Obyektif 1) Pemeriksaan Umum a) TTV : normal b) KU : baik c) Kesadaran : Composmentis d) BB : termasuk obesitas/tidak
Lanjutan.. 2) Pemeriksaan Khusus A. Pemeriksaan istri (1) Pemeriksaan organ kandungan (2) Pemeriksaan lender serviks (reaksi imunologis, tes Shim Huhner) (3) Pemeriksaan rahim: histereskopi, histerosalpingografi, partubasi (4) Pemeriksaan laparoskopi (5) Pemeriksaan pelvis (a) Ketidak teraturan uterus (b) Massa panggul (c) Deviasi atau fiksasi uterus (6) Pemeriksaan untuk menetapkan terjadinya ovulasi (a) Pemeriksaan suhu basal (b) Pemeriksaan mikrokuretase (c) Pemeriksaan sitology cairan serviks/vagina (d) Pemeriksaan daun pakis B. Pemeriksaan khusus suami (1) Pemeriksaan fisik alat genetalia bagian luar (2) Analisis sperma sebanyak tiga kali dengan interval sekitar 5 sampai 7 hari
Lanjutan.. 2. Intepretasi data Dx: Ny “…” G.. P…. dengan infertilitas primer/ sekunder. Masalah: a. Defisit pengetahuan tentang foreplay atau teknik- teknik kohabitasi untuk memperbesar peluang kehamilan. b. Ketakutan terhadap tindakan-tindakan tes diagnostik, prosedur pengobatan, dan hasil yang akan dicapai.
Next… 3. Diagnosa potensial Pada infertilitas diagnosa potensial yang mungkin terjadi adalah Gangguan Psikologis: stress, depresi.
Next… 4. Antisipasi penanganan segera Kolaborasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan untuk: a.Inseminasi buatan b.Transfer ovum c.Fertilisasi in vitro
Lanjutan.. 5.Perencanaan a. Berikan informasi faktual untuk membantu mereka mengambil keputusan b. Berikan reinforcement kepada pasangan suami isttri supaya mereka mempunyai harapan yang realistis pada setiap sesi pengobatan. c. Berikan dukungan emosi kepada pasangan suami isttri sebelum menjalani evaluasi d. Anjurkan ibu dan suami untuk makan makanan yang bergizi e. Teori: Faktor vitalitas umum yang tidak baik, misalnya kesehatan yang buruk, nutrisi yang tidak mencukupi (adekuat), tidak berolahraga, merokok, dan minum alkohol berlebihan f. Anjurkan ibu untuk rajin berolahraga dan menjalankan pola hidup sehat dengan tidak merokok dan minum alcohol.
Lanjutan.. g. Teori: Faktor vitalitas umum yang tidak baik, misalnya kesehatan yang buruk, nutrisi yang tidak mencukupi (adekuat), tidak berolahraga, merokok, dan minum alkohol berlebihan h. Beritahu pasangan suami isttri untuk menghindari sumber- sumber yang menyebabkan peningkatan temperature skrotum. Seperti bekerja di tempat yang bertemperature panas (supir, koki, dll) i. Beritahu pasangan suami isttri untuk menghentikan penggunaan pelumas dan pencucian vagina j. Beritahu pasangan suami isttri jika setelah berhubungan seksual posisi istri tetap berbaring telentang selama 15 menit. k. Lakukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang mempunyai fasilitas yang lebih lengkap untuk dilakukan terapi induksi ovuloasi dengan klomifen.
Lanjutan.. 6. Implementasi a. Memberikan informasi faktual untuk membantu mereka mengambil keputusan b. Memberikan reinforcement kepada pasangan suami isttri supaya mereka mempunyai harapan yang realistis pada setiap sesi pengobatan. c. Memberikan dukungan emosi kepada pasangan suami isttri sebelum menjalani evaluasi d. Menganjurkan ibu dan suami untuk makan makanan yang bergizi e. Menganjurkan ibu untuk rajin berolahraga dan menjalankan pola hidup sehat dengan tidak merokok dan minum alcohol.
Lanjutan... f. emberitahu suami untuk menghindari sumber-sumber yang menyebabkan peningkatan temperature skrotum. Seperti bekerja di tempat yang bertemperature panas (supir, koki, dll) g. Memberitahu pasangan suami istri untuk menghentikan penggunaan pelumas dan pencucian vagina h. Memberitahu pasangan suami isttri jika setelah berhubungan seksual posisi istri tetap berbaring telentang selama 15 menit. i. Lakukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang mempunyai fasilitas yang lebih lengkap untuk dilakukan terapi induksi ovuloasi dengan klomifen
Lanjutan.. 7. Evaluasi Ibu dapat mengerti semua penjelasan petugas, hal ini dapat dibuktikan ibu dapat menjelaskan kembali beberapa penjelasan yang diberikan oleh bidan.
TERIMA KASIH
TERIMAKASIH