TREMATODA HATI (liver flukes) Clonorchis sinensis Opisthorchis felineus Opisthorchis viverrini Fasciola hepatica Fasciola gigantica
OPISTHORCHIIDAE Clonorchis sinensis Opisthorchis felineus Opisthorchis viverrini
Clonorchis sinensis Hospes : Manusia, kucing, anjing Penyakit : klonorkiasis Penyebaran Geografik : Timur Jauh Morfologi dan Daur hidup Ukuran 11-20 x 3-4 mm. Batil isap mulut > batil isap perut Testis bercabang-cabang, tandem cranio-caudal
Habitat : saluran empedu hati dan sal. pankreas Hospes perantara I : keong Bulimus, Alocinma, Parafossarulus Hospes perantara II : ikan Cyprinoid Cara infeksi : makan ikan yang mengandung metaserkaria yang tidak dimasak dengan baik. Seluruh siklus hidup berlangsung selama 3 bulan.
Lokasi dari Clonorchis sinensis
Patologi dan Gejala Klinis Iritasi saluran empedu dan penebalan dinding saluran. Luasnya kerusakan bergantung pada jumlah cacing, dan lamanya infeksi. Adanya Clonorchis ataupun Opithorchis dalam waktu yang lama dapat mengakibatkan perubahan metaplastik pada epitel saluran empedu yang beresiko menjadi cholangiocarcinoma
Gejala 3 stadium: Stadium ringan : tanpa gejala klinis Stadium progressif : nafsu makan menurun, perut rasa penuh, diare, edema dan hepatomegali Stadium lanjut : sindroma hipertensi portal (hepatomegali, ikterus, asites, sirosis hepatis). Kadang-kadang timbul keganasan dalam hati.
Di Thailand angka kanker hati dan/atau cholangiocarcinoma pertahun > 100 dan 35-40/100.000 berhubungan erat dengan infeksi O. viverrini. Diagnosis : Menemukan telur dalam tinja atau cairan duodenum. Tes serologi : Western blot dan ELISA
Pengobatan dan Epidemiologi Prazikuantel merupakan obat pilihan. Kebiasaan makan ikan yang diolah kurang matang Cara pemeliharaan ikan dan pembuangan tinja di kolam ikan penting dalam penyebar-an penyakit.
Opisthorchis felineus dan O. viverrini Hospes : manusia Reservoir : kucing dan anjing. Penyakit : opistorkiasis Penyebaran geografis : O. felineus :Eropa Tengah, Selatan dan Timur Asia (India dan Vietnam) O. viverrini : Endemi di Thailand.
Morfologi dan Siklus Hidup Habitat : sal. empedu dan sal. pankreas. Ukuran 7 – 12 mm Batil isap mulut > batil isap perut Telur : mirip telur C. sinensis, tapi lebih langsing Cara infeksi: makan ikan yang mengandung metaserkaria yg dimasak kurang matang.
Patologi dan gejala Klinis/Diagnosis/Pengobatan Sama dengan Clonorchis sinensis. Di utara Thailand banyak ditemukan pen-derita cholangocarcinoma dan hepatoma pada penderita opistorkiasis.
Fasciola hepatica Hospes : kambing dan sapi, kadang-kadang manusia. Penyakit : fasioliasis Penyebaran geografik : Amerika Latin, Perancis, negara-negara sekitar Laut Tengah.
Morfologi dan Siklus Hidup Cacing dewasa : Pipih seperti daun, bagian anterior seperti kerucut Batil isap mulut pada puncak kerucut Batil isap perut pada dasar kerucut Ukuran 30 x 13 mm Saluran pencernaan bercabang-cabang
Hospes perantara I : keong air Lymnea truncatula. Telur : Ukuran 140 x 90 μ, dikeluarkan melalui sal. empedu ke dalam tinja dalam keadaan belum matang. Menetas dalam air setelah 9 –15 hari. Hospes perantara I : keong air Lymnea truncatula. Perkembangan larva dalam keong : M-S-R1-R2-C
Hospes perantara II : tumbuh-tumbuhan air (slada air, watercress, water chestnut) Cara infeksi : makan tumbuhan air mentah yang mengandung metaserkaria.
Daur hidup F. hepatica
Patologi dan Gejala Klinis Migrasi cacing muda ke sal. empedu menimbulkan kerusakan parenkim hati Peradangan dan penebalan saluran empedu mengakibatan sumbatan sehingga terjadi sirosis periportal.
Diagnosis Menemukan telur dalam tinja, cairan duodenum atau cairan empedu. Reraksi serologis : ELISA. Bila infeksi ektopik : CT scans, ultrasonografi
Pengobatan Bithionol Triclabendazol Praziquantel