Biaya & Penerimaan Usaha

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
STRES PENGUBAH TINGKAH LAKU TERNAK
Advertisements

Manajemen Pemeliharaan Unggas: Improvement
KETERKAITAN KOMUNIKASI DALAM SISTEM AGRIBISNIS
PERENCANAAN AGRIBISNIS UNIVERSITAS SYIAH KUALA
Team Teaching Manajemen Agribisnis
OLEH : SHANTI EMAWATI, S.Pt., MP.
Bahan Pakan dan Pemberian Ransum
Selamat Bertemu di Mata Kuliah Produksi Termak Unggas
RUANG LINGKUP PEMASARAN & TATANIAGA.
DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBAYARAN SUSU
3. KASUS AGRIBISNIS (SISTEM AGRIBISNIS)
ii. PERANAN TERNAK UNGGAS
METODE UNTUK MENENTUKAN AVAILABILITAS ASAM AMINO PADA UNGGAS
KULIAH III Terminologi Unggas
1. WAWASAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN
Manajemen Broiler Breeder Periode Grower
MANUSIA DAN TERNAK.
Arifah Rizqiani (D /2006) (Ketua)
SUB SEKTOR PETERNAKAN.
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner (Semnas TPV)
OLEH : SHANTI EMAWATI, S.Pt., MP.
OLEH : SHANTI EMAWATI, S.Pt., MP.
MENYUSUN RANSUM BROILER
Artharini Irsyammawati
KULIAH II Terminologi Unggas
Manajemen pemeliharaan pada pedet
AGRIBISNIS BERBASIS PETERNAKAN AYAM RAS DI INDONESIA
Indikator produksi dalam pemeliharaan ternak UNGGAS
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
Peranan Mikroorganisme Dalam Bidang Peternakan
USAHA TERNAK AYAM POTONG (broiler)
PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Kambing dan Domba
MANAJEMEN TERNAK POTONG
LIMBAH INDUSTRI PETERNAKAN SEBAGAI BAHAN PAKAN
PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Kambing dan Domba
SATUAN TERNAK DAN KOEFISIEN TEKNIS.
Bahan Kuliah ke 9: UU dan Kebijakan Pembangunan Peternakan
Pakan sebagai faktor penunjang produktivitas sapi potong
Menyusun program pemuliaan
AYAM BROILER.
Culling & Molting.
Peranan Mikroorganisme Dalam Bidang Peternakan
MANAJEMEN LIMBAH INDUSTRI PERUNGGASAN
“Pakan Sebagai Faktor Penunjang Produktivitas Domba”
ANALISA USAHA DAN KEWIRAUSAHAAN.
Industri pangan berbasis hasil UNGGAS
Manajemen Broiler Breeder Periode Grower
LABORATORIUM ANEKA TERNAK Fak. Peternakan – Universitas Brawijaya
Potensi dan Prospek Domba di Indonesia
Isu Komoditas Sapi Potong Merupakan isu terbesar
FASE PRODUKSI.
TUBUH HEWAN dan MAKANANNYA
Culling & Molting.
Menyusun program pemuliaan
Hj Enok Sumarsih, Ir., MP. Unang Atmaja, Ir.,MSc.
PERSIAPAN ANALISA INVESTASI PROYEK PETERNAKAN
Peranan Mikroorganisme Dalam Bidang Peternakan. Probiotik dan Manfaatnya Pada Pencernaan Ternak.
Pengembangan Agribisnis dalam Pembangunan Pertanian
PERMASALAHAN Terkurasnya devisa negara akibat impor susu/sapi
Culling & Molting.
?? mempelajari Sistem Usahatani Informasi 1. Tujuan, sikap petani
MK :Manajemen Agrobisnis SKS : 2/1 Dosen : Dr. Ir. Rini Widiati, MS
FASE PRODUKSI.
PERSIAPAN ANALISA INVESTASI PROYEK PETERNAKAN
Praktikum Ekprod.
PEMELIHARAAN AYAM PETELUR KOMERSIL
OLEH : SHANTI EMAWATI, S.Pt., MP.
MANAJEMEN USAHA UNGGAS
PERSIAPAN ANALISA INVESTASI PROYEK PETERNAKAN
APLIKASI Lemna sp. SEBAGAI PAKAN BABI ORGANIK
Transcript presentasi:

Biaya & Penerimaan Usaha Unggas

Peternakan Aktivitas biologis yang dikendalikan (manage) oleh manusia, dimana ternak sebagai obyek & SDA (lahan, air) sebagai media/basis ekologis, serta aspek modal, manajemen & teknologi sebagai faktor pendukung utama keberhasilan. bamalnug@yahoo.com

Sistem Produksi Peternakan suprasistem INPUT PROSES OUTPUT feedback Daging Susu Telor Breeding Feeding Manajemen subsistem

SDB (MANAGEMENT & TEKNOLOGI) Input (sapronak) 5 M Man Money Material Method Machine SDA SDM SDB (MANAGEMENT & TEKNOLOGI) Market (need & want) KELEMBAGAAN bamalnug@yahoo.com

Satisfaction Human Need & Want Production Process INPUT PROCESS OUTPUT Breeding Feeding Management Value Creation Value Proposition Goods & Services Satisfaction Human Need & Want

Breeding Bibit unggul, perlu input unggul (kualitas & kuantitas/intake) Input unggul perlu biaya tinggi Bibit unggul, harganya juga unggul/tinggi Solusi: Input yang mahal harus menghasilkan profit yang memadai (layak teknis, finansial & pasar) bamalnug@yahoo.com bamalnug@yahoo.com

Feeding Indonesia : jamrud khatulistiwa dengan garis pantai terpanjang di dunia, tetapi tepung ikan, jagung, bungkil kedelai masih impor? Ruminansia butuh PK, Non Ruminansia butuh Asam Amino Feed : mutu, jumlah/ketersediaan & intake, harga? Solusi : resource based & incentive system bamalnug@yahoo.com

Manajemen Planning, Organizing, Controlling Mulai tahapan hulu s/d hilir Berkaitan dengan aspek resiko (farming - risky business) : Production risks Financial risks Marketing risks Human Resources Risks Legal Risks Solusi : How to minimize risks? bamalnug@yahoo.com

Strategic Policy Fokus : bukan memproduksi barang (daging, susu, telor), akan tetapi memproduksi VALUE Produk/barang (daging, susu & telor) harus memiliki proposisi nilai (value proposition) Contoh: Telor mengandung Omega Susu segar organik, susu Anlene Low fat meat, etc. bamalnug@yahoo.com

Pengembangan Agribisnis Peternakan Pengembangan agribisnis peternakan mencakup pengembangan empat subsistem dari sistem dan usaha agribisnis berbasis peternakan. Pertama, subsistem agribisnis hulu (up-stream agribusiness) peternakan, yakni kegiatan yang menghasilkan sapronak bagi usaha peternakan, seperti pabrik pakan ternak, pembibitan, serta peralatan dan mesin produksi. Kedua, subsistem usaha budidaya ternak (on-farm agribusiness), seperti usaha peternakan sapi, kambing, domba, unggas, dsb. Ketiga, subsistem agribisnis hilir (down-stream agribusiness) peternakan, yakni industri yang mengolah hasil peternakan beserta distribusi/pemasaran, seperti IPS, meat packing, dsb. Keempat, subsistem jasa penunjang (supporting agribusiness) yakni kegiatan-kegiatan yang menyediakan jasa, seperti perkreditan, asuransi, transportasi, infrastruktur, pendidikan dan penyuluhan peternakan, penelitian dan pengembangan serta kebijakan pemerintah daerah. Keempat subsistem tersebut harus dikembangkan secara simultan & sinergis. bamalnug@yahoo.com

Sistem Agribisnis Peternakan Up-stream On-farm Down-stream Supporting bamalnug@yahoo.com

Input Output Sistem Produksi Sub Sistem Transformasi Supra Sistem feedback Supra Sistem

Konsumsi daging SAPI per-kapita (kg)- tahun 2010 Sumber : USDA (2010)

Konsumsi daging ayam per-kapita (kg)- tahun 2010 Sumber : USDA (2010)

Input Input Tetap (DIRTI) Input Tidak Tetap (Variabel) Koefisien Teknis Konsep Shadow Price (TKK) Konsep Depreciation (Penyusutan)

Nilai Awal – Nilai Akhir Komponen Input Input Tetap: Penyusutan Ternak (layer) Penyusutan Kandang Penyusutan Peralatan (tempat pakan/minum, sekop, egg tray, brooder, dll.) Penyusutan kendaraan bermotor Nilai Sewa Tanah Penyusutan = Nilai Awal – Nilai Akhir Umur Teknis

Komponen Input (lanjt.) Input Tidak Tetap (Variabel) : Pakan Konsentrat Feed supplement Mineral & vitamin Keswan/obat-obatan/vaksin Listrik & BBM TK

Output Main Output By Product

Komponen Output Main Output : By Product : Daging/telur 1 KG telur (16 butir) By Product : PK (30 karung/1000 ekor/bulan) Ayam afkir (layer) Karung pakan

Biaya Produksi Total Biaya Produksi : Biaya Tetap Biaya Variabel

Penerimaan Usaha Total Penerimaan Usaha : Main Output By Product

Margin Usaha Net Margin = Gross Margin = (Total Penerimaan Usaha – Total Biaya) Gross Margin = (Total Penerimaan Usaha – Total Biaya Variabel)

Proyeksi Usaha Proyeksi Populasi Proyeksi Biaya Usaha Proyeksi Penerimaan Usaha

Koefisien teknis ADG FCR HDP Umur awal (layer) Masa produksi (layer) Mortalitas

Pemberian Pakan Ayam Petelur Ayam petelur memiliki dua fase, yaitu fase starter (umur 0 – 4 minggu) dan fase finisher (umur  4 – 6 minggu). Pemberian pakan dibedakan menurut fase umur tersebut. Perbedaannya terletak pada persentase zat gizi dan kuantitas pakan.

1) Pakan Fase Starter Pakan fase starter tediri atas: protein 22 – 24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, kalsium 1%, dan fosfor 0,7 – 0,9%. Kuantitas pakan ayam petelur dibedakan menurut golongan umur, yakni sebagai berikut. Minggu pertama (umur 1 – 7 hari): 17 gram/hari/ekor. Minggu kedua (8 – 14 hari): 43 gram/hari/ekor. Minggu ketiga (umur 15 – 21 hari): 66 gram/hari/ekor. Minggu keempat (umur 22 – 29 hari): 91 gram/hari/ekor.

2) Pakan Fase Finisher Pakan fase finisher terdiri atas: protein 18,1 – 21,2%, lemak 2,5%, serat kasar 4,5%, kalsium 1%, dan fosfor 0,7 – 0,9%. Kuantitas pakan dibedakan menurut golongan umur, yakni sebagai berikut. Minggu kelima (umur 30 – 36 hari): 111 gram/ hari/ ekor. Minggu keenam (37 – 43 hari): 129 gram/ hari/ ekor. Minggu ketujuh (umur 44 – 50 hari): 146 gram/ hari/ ekor. Minggu kedelapan (umur 51 – 57 hari): 161 gram/ hari/ ekor.

Selain pakan, ayam petelur juga diberi minum Selain pakan, ayam petelur juga diberi minum. Air minum untuk hari pertama sebaiknya ditambah gula sebanyak 50 gram per 1 liter air dan obat antistres.

Parameter Keberhasilan Layer › Hen Day (HD) Hen day ialah persentase produksi telur yang dihasilkan oleh ayam produktif per hari. Rata-rata produksi (HD) layer selama hidupnya ialah 80% dengan HD mencapai puncak produksi pada angka 95% dan persistensi produksi (lama bertahan dipuncak HD>90%) selama 23-24 minggu (rata- rata strain ayam petelur).

› Feed Conversion Ratio (FCR) Konversi ransum dalam farm layer merupakan jumlah ransum yang dikonsumsi ayam untuk menghasilkan sebutir telur. Ayam yang baik akan mengkonsumsi sejumlah ransum lebih sedikit dibandingkan telur yang dihasilkan. Idealnya satu kilogram ransum dapat menghasilkan satu kilogram telur atau lebih. Namun sampai saat ini, hal itu belum pernah ada. Nilai FCR untuk layer berkisar 2,1 – 2,3.

› Tingkat Kematian (mortalitas) Mortalitas ditentukan oleh banyak faktor seperti kesalahan manajemen pemeliharaan dan infeksi bibit penyakit. Untuk mencegah tingginya angka mortalitas, maka jalan keluarnya ialah meminimalkan faktor penyebab mortalitas. Mortalitas akan mempengaruhi nilai penyusutan ayam. Standar mortalitas layer selama masa grower 2-3%, sedangkan pada masa produksi 4-7% (Lohman Management Guide, 2007)

Thank You