Olivia Tjandra W., M. Si., Psi Keluarga dengan Anak Usia Dewasa Muda dan Mengantar Anak ke Jenjang Pernikahan Olivia Tjandra W., M. Si., Psi
TIU dan TIK: TIU: mahasiswa memahami dan dapat menjelaskan tahapan perkembangan keluarga beserta tugas perkembangannya, serta tema utama yang mengisi setiap tahapan perkembangan keluarga. TIK: Mahasiswa memahami tugas perkembangan keluarga dengan anak usia dewasa muda beserta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Usia Dewasa Muda Tugas perkembangan usia dewasa muda menurut Havighurst (1970): Memilih pasangan Belajar untuk hidup dalam pernikahan Mulai berkeluarga Mengurus rumah Mulai bekerja Bertanggung jawab sebagai warga sipil
Lanjutan….. Masa dewasa muda dalam perkembangan psikososial Erikson berada dalam tahap intimacy vs isolation Faktor yang berperan penting dalam pemilihan pasangan hidup adalah pengalaman hidup individu terutama yang terkait dengan cinta Social isolation terjadi karena individu gagal mengembangkan hubungan dekat dengan orang lain atau karena individu menarik diri dari kelompok (kelompok menyediakan kesempatan individu untuk dekat dengan orang lain). Bagaimana dengan lingkungan di sekitar Anda? Apakah rekan-rekan seusia Anda sudah bekerja dan memulai kehidupan berkeluarga?
Pengasuhan Anak Usia Dewasa Muda Masa paling aneh dan membingungkan untuk orang tua. Orang tua bingung bagaimana cara berkomunikasi dan berelasi dengan anaknya, yang di satu sisi sudah mandiri, tetapi masih tergantung dalam banyak aspek. Anak juga merasakan hal yang sama. Pada zaman sekarang, anak usia dewasa muda banyak yang masih tergantung pada orang tua. Beberapa alasan: melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, ketergantungan yang tinggi anak pada orang tua, pernikahan dini, dll Beberapa alasan anak menjadi terlalu lama tergantung pada orang tua: (dari sudut pengasuhan orang tua) Orang tua terlalu memanjakan anak memberi tanpa batasan Orang tua terlibat terlalu jauh dalam kehidupan anak tidak membiarkan anak ambil keputusan sendiri, biayai hidup sendiri Untuk menghindari ketergantungan anak yang berlebihan pada orang tua, orang tua ubah pola pengasuhan dari otoriter ke egaliter
Takut gagal, atau takut membuat kesalahan 9 alasan anak terlalu lama tergantung pada orang tua (dari sudut pandang anak): Malas Takut bertanggung jawab dan takut menentukan pilihan serta mengambil keputusan Takut gagal, atau takut membuat kesalahan Takut akan kemandirian, atau tidak mampu menjalin komitmen dalam suatu hubungan, pilihan karir, dsb. Tidak mampu melihat peran orang tua selain hanya sebagai pengasuh
Ada kemarahan dan penolakan terhadap kesalahan orang tua Lanjutan 9 alasan……. Memerlukan cinta dan perhatian dari orang lain, selain dari diri sendiri Ada kemarahan dan penolakan terhadap kesalahan orang tua Sebagai pemenuhan terhadap harapan dan peran dalam keluarga, misal: melanjutkan peran sebagai ‘bayi yang tergantung’ Mengalami ketergantungan terhadap obat- obatan terlarang
Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia dewasa muda menurut Duval & Miller (1985): Mengatur ulang fasilitas fisik dan sumber daya Berusaha memenuhi kebutuhan keluarga Berbagi tanggung jawab dengan anak yang sudah beranjak dewasa Menempatkan diri sendiri sebagai suami dan istri Mempertahankan komunikasi yang terbuka di dalam keluarga dan dengan keluarga lain Memperluas lingkup keluarga dengan melepaskan anak ke jenjang pernikahan dan menambah anggota keluarga baru Mengatasi konflik loyalitas dan merumuskan ulang filosofi kehidupan
Melepas Anak ke Jenjang Pernikahan Pernikahan adalah hal yang menyenangkan dan ditunggu-tunggu anak maupun orang tua. Dengan menikah, seolah tugas perkembangan yang menjadi fokus pada masa dewasa muda sudah terpenuhi sebagian. Namun demikian, ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan, seseorang terlambat menikah atau tidak menikah sekali.
Beberapa alasan individu menunda menikah atau tidak menikah sama sekali: Belum menemukan pasangan yang sesuai Ada pengalaman buruk di dalam keluarga, yang menyebabkan individu menjadi enggan menikah Masih bersekolah Takut menjalin komitmen dengan lawan jenis Orang tua terlalu ikut campur dalam pemilihan pasangan bibit, bebet, bobot Merasa belum mapan secara mental dan financial Masih ingin meningkatkan karir Ada kekecewaan pada masa pacaran/ tunangan yang menyebabkan individu merasa trauma untuk menikah Ada hal lain yang menjadi prioritas saat ini, misalkan: merawat orang tua yang sakit
Lanjutan….. Menjelang pernikahan, banyak hal yang seringkali menjadi kendala bagi pasangan dan keluarga pasangan. Meskipun menikah merupakan hal yang menyenangkan bagi banyak pihak, ada banyak hal yang perlu diperhatikan dalam pernikahan, mengingat menikah adalah menyatukan dua pribadi yang memiliki latar belakang yang samasekali berbeda.
Hal-hal yang secara umum dapat menjadi sumber konflik orang tua-anak pada awal pernikahan (Bird & Melville, 1994): Individu mengalami dilemma: orang tua ingin anak menikah dan mandiri vs tergantung Masalah batasan: pada awal pernikahan, orang tua seringkali masih menengok anak mereka, atau menelepon dan menanyakan hal yang terkait dengan privacy dalam rumah tangga Perbedaan budaya: orang tua seringkali merasa asing dan kurang dapat menghargai budaya menantu yang berbeda dengan budaya mereka Alokasi waktu: orang tua sering masih menuntut anak mereka menghabiskan waktu bersama dengan mereka, padahal setelah menikah anak juga perlu berbagi waktu dengan keluarga pasangan