ASPEK NILAI LAHAN.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Contoh Kasus Pantai Utara Jakarta
Advertisements

KEBIJAKAN IZIN TATA RUANG PADA KAWASAN PERUMAHAN
Garden City Handout kuliah Lanskap Kota dan Daerah, PS ARL disarikan dari Garden Cities 21 (Simonds, 1994) •Kota memberikan pengalaman hidup yang terbaik.
Materi SD kelas V Transportasi
Perencanaan Kota Minggu 8.
Pemerintah Kota dan Pemerintah di Wilayah Perkotaan
MKP MANAJEMEN DAN PERENCANAAN PROPERTI
Status Kepemlikan/Konsum si Kepemilkan/Konsum si Bersifat Excludable Kepemilkan/Konsum si Bersifat Non- Excludable Kepemilkan/Konsum si Bersifat Rivalitas/
BANJIR di DKI JAKARTA.
KONSEP PENGEMBANGAN/ PENATAAN PERMUKIMAN PERKOTAAN YANG BERKELANJUTAN
Dr. Ir. Heru Purboyo Hidayat P, DEA
Iwan Kustiwan KK-PPK SAPPK ITB
Dr. Ir. Heru Purboyo Hidayat P, DEA
Aspek Nilai Lahan bagi Proses Pembangunan
ISU-ISU PERENCANAAN KONTEMPORER PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
OPSI-OPSI STRATEGI.
Oleh: Mangapul P.Tambunan Departemen Geografi FMIPA-UI.
PENYUSUNAN RTRW KECAMATAN SANGKULIRANG BERBASIS MASYARAKAT
PENGELOLAAN SAMPAH (KEBERSIHAN) DAN RTH
STUDIO PERENCANAAN KOTA
KERAGAMAN KENAMPAKAN ALAM DAN BUATAN DI INDONESIA
1 Pertemuan 1 Pendahuluan Matakuliah: S0432/Drainase Perkotaan Tahun: 2006 Versi:
Triarko Nurlambang Dept. Geografi FMIPA UI. Future Growth: Developing Countries Developing country urban rural.
MANFAAT SIG XI IPS B DISUSUN OLEH: ADITYA WIDYA PRADIPTA (01)
Konsep Pengembangan Wilayah
Hotel Royal Kuningan - Jakarta, 28 Agustus 2014
TATA GUNA TANAH TATA GUNA: PENATAAN ATAU PENGATURAN
KRITERIA PENGOLAHAN SAMPAH DAN RUANG TERBUKA HIJAU
PEMBEKALAN MAHASISWA KKN UNS PENYUSUNAN SEDERHANA PEMETAAN
PERMUKIMAN.
ACCESS Buka website Jakarta Smart City ( Pilih menu ‘Maps’ How to Access & Read Peta Operasional DKI Jakarta di website.
Urbanisasi dalam Perencanaan Wilayah.
PERENCANAAN GEOMETRIK DAN
KONSERVASI LANSKAP : BENTANG ALAM EKOSISTEM PESISIR DAN PULAU KECIL
PENGEMBANGAN REALTY & PROPERTY.
PLPBK Desa Karamat Mulya
PERTIMBANGAN MEMILIH TOPIK 1. Sesuaikan dengan minat dan interest. 2
STRUKTUR KOTA DAN SISTEM KOTA
MEKANISME PENILAIAN FISIK
Jaringan Transportasi
PENGERTIAN JARINGAN TRANSPORTASI
EKOLOGI SOSIAL DALAM KOTA
Properti, ruang budaya-sosial-politik, dan bencana alam
Departemen Geografi FMIPA Universitas Indonesia
Perspektif Geografi Ekonomi dan Pemasaran
KONSEP PROPERTI DAN GEOGRAFI
PENATAAN RUANG DESA PANTAI
METROPOLITAN CIREBON Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan, dan Kabupaten Majalengka Di susun oleh : aditiYA RAMDANI – BALEBAT.
Ahmad Waris Maulana Rara Dwi Noviarti Riski Wahyudi REKLAMASI PANTAI.
DASAR-DASAR REKAYASA TRANSPORTASI KIS_237
KONSEP PEMODELAN Untuk menyederhanakan suatu realita secara terukur
Urbanisasi dan Kontra Urbanisasi
DAMPAK PERTUMBUHAN KOTA OLEH FAIZAH MASTUTIE (pertemuan ke 2)
Transit Oriented Development (TOD)
Ira Swara Febyola Manik Vina Rosmauli Pardede Fauzul Yusri
Pola Guna Lahan dan Nilai Lahan Perkotaan
WISATA HUTAN MANGROVE DI JAKARTA
KRITERIA PENILAIAN FISIK
GEOGRAFI. PENGERTIAN GEOGRAFI Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan dan kelingkungan.
Kajian Teori Perumahan dan Pemukiman. Pengertian Rumah Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga.
WILAYAH PERKOTAAN Dr. Wiwik Sri Utami, MP
Urbanisasi dalam Perencanaan Wilayah.
PENATAAN RUANG 14/01/ :10.
MATA KULIAH Kategori : Tugas Perseorangan (Teori Pendekatan Struktur Tata Ruang Kota) Model Konsentris PERENCANAAN DAN MANAJEMEN PEMBANGUNAN DESA DAN KOTA.
TATA GUNA LAHAN DAN TRANSPORTASI. 1. Pendahuluan Untuk melestarikan lingkungan perkotaan yang layak huni, keseimbangan antara fungsi- fungsi tersebut.
PENYUSUNAN Rencana Detail Tata Ruang PUSAT IBUKOTA KARANG BARU DAN KOTA KUALA SIMPANG Tahun 2018 – 2038.
FOCUS GROUP DISCUSSION1 FGD 1 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PEMBINAAN TEKNIS BANGUNAN PPK.
I. Rencana Perkuliahan. Penilaian Akhir 1. Kehadiran: 10 % 2. Tugas kecil/diskusi/presentasi: 10 % 3. UTS: 25 % 4. Tugas Besar: 30 % 5. UAS: 25 %
KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN ASEP ARYADI, ST SMK NEGERI 2 CIAMIS.
RDTR Tata ruang untuk investasi. Analisis pengembangan kawasan  Analisis ekternal yang mempengaruhi pengembangan kawasan 1.Arahan pengembangan kawasan.
Transcript presentasi:

ASPEK NILAI LAHAN

Future Growth: Developing Countries Developing country urban urban rural rural

Lahan sebagai Media Aktifitas Kehidupan Land Policy Struktur Kota/Daerah Land Use Planning Sudut pandang Kepentingan Makro Geo-Ekonomi Pendekatan Kapitalis VS SPATIAL ARRANGEMENT Struktur Tata Ruang Pendekatan Sosialis Sudut pandang Kepentingan Mikro Geo-Pemasaran Lokasi Usaha Kawasan Industri Lokasi tempat tinggal Pendekatan Spiritual

How do land use, and development Land policy: to control development, either in sense of shaping land use patterns or ensuring degree of fairness and redistribution of gains to be made

DEVELOPMENT PROCESS development pressures and prospects development feasibility implementation

Landowner Characteristics Legal personality (individual, company, public body) Occupancy status (owner-occupied, landlord, etc) Sources of income/wealth Family/personal characteristics (age, successor, etc.) Means of acquisition (inheritance, purchase, etc) and motive of ownership Knowledge and Attitude to Risk

Site characteristics Size Current use and level of fixed investment location (in relation to existing development, roads, services) Physical characteristics (drainage, topography, etc) Planning status (zoned for development, green belt, etc)

Contextual Factors Land Prices (current market value, state of economy) Taxation policy (capital gains, development gains) Land policy (compensation and betterment, etc) Planning policy (growth or restraint area; decisions on appeal) Expectations of Political change?

Instruments and Techniques of Land Policy Zoning: provisions for land use; associated with urban development plan; may include building and construction standards Taxation: property and site taxation Public v Private Land ownership: varies from full nationalization to private

Land restoration Policies Location, location, location MONEY Middle class resettlement in older urban neighborhoods; displacement dilemma

KONDISI KAWASAN PANTURA JAKARTA Slum Area Kemacetan Hutan bakau Kampung Nelayan Abrasi Pelabuhan ikan Endapan sampah

PERMASALAHAN LINGKUNGAN PANTURA JAKARTA MERUPAKAN LOKASI BANJIR DAN GENANGAN AIR KARENA 40% DARI LUAS PROVINSI DKI JAKARTA (TERUTAMA TERLETAK DI WILAYAH UTARA JAKARTA) MERUPAKAN DATARAN RENDAH 40 % Qs<<Qb KONDISI TOPOGRAFIS DKI JAKARTA MEMBANGUN SISTEM POLDER SEBAGAI UPAYA MENGATASI BANJIR DAN GENANGAN AIR

RTRW PROVINSI DKI JAKARTA 2010 LANDASAN HUKUM PERDA 6/1999 RTRW PROVINSI DKI JAKARTA 2010 PETA RENCANA STRUKTUR TATA RUANG

RENCANA PENGEMBANGAN DI SEPANJANG KAWASAN PANTURA JAKARTA AS HARBOUR, INDUSTRIAL, AND WAREHOUSE FUNCTIONS THROUGH LAND RECLAMATION DAN REVITALZATION WESTERN AREA (HOUSING) CENTRAL AREA (CBD) EASTERN AREA (INDUSTRY) MARUNDA PORT OF TANJUNG PRIOK Pantai Kapuk KARANG TANJUNG TOLL ROAD PLUIT Soekarno-Hatta International Airport Ancol HARBOUR TOLLROAD Jakarta Old City RENCANA REL KA INNER RING ROAD OUTER RING ROAD OUTER RING ROAD OUTER-OUTER RING ROAD Sumber : MODIFIKASI DARI BADAN PELAKSANA REKLAMASI PANTAI UTARA JAKARTA SUB DIT PENATAAN DAN REVITALISASI KAWASAN DIT PERKOTAAN METROPOLITAN

Perhitungan Nilai Tanah Sebagai Dampak Aktifitas Pembangunan

FAKTOR PENENTU NILAI TANAH Sosial-Politik-budaya-Psikologis Obyek Wisata Pendidikan Pusat Pemerintahan Pasar Sarana Transportasi Kesehatan Keamanan Aksesibilitas Jalan Telepon Gas Listrik Kerapatan Bangunan TV Kabel Ketersediaan Utilitas % Bangunan Teratur Nilai Tanah Struktur Kondisi Lingkungan Sekitar Langsung PAM Kabel Internet Kepadatan Penduduk Struktur Kota Penggunaan Tanah Penggunaan Tanah Mayoritas Status Tanah Karakteristik Bidang Tawuran Warga Riol Peruntukan Tanah Letak Bidang Terhadap Jalan Kenyamanan Lingkungan Kriminalitas Sosial-Politik-budaya-Psikologis Cagar Budaya Banjir Bantaran Sungai

PENGKAJIAN VARIABEL 1.1. VARIABEL DUMMY Peruntukan Tanah Tahap 1 PENGKAJIAN VARIABEL 1.1. VARIABEL DUMMY Peruntukan Tanah Penggunaan Tanah Status Tanah Bentuk Bidang Tanah Tinggi Bidang Terhadap Jalan Daerah Banjir Daerah Kumuh Daerah Cagar Budaya Bidang di bantaran sungai Daerah Tawuran Fasilitas Pelayanan TV Kabel Fasilitas Pelayanan Internet Frekwensi terjadinya kebakaran Frekwensi tindak kriminal

1. 2. VARIABEL KONTINYU Jarak ke Pasar Regional Jarak ke Pasar Kota Jarak ke Pasar Wilayah Jarak ke Pasar Lingkungan Jarak ke Mal/pertokoan Jarak ke Pasar Swalayan Jarak ke SD/Sederajat Jarak ke SD Unggulan Jarak ke SMP/Sederajat Jarak ke SMP Unggulan Jarak ke SMU Jarak ke SMU Unggulan Jarak ke Perguruan Tinggi Jarak ke Rumah Sakit Umum Jarak ke Rumah Sakit Khusus Jarak ke Rumah Sakit Bersalin Jarak ke Puskesmas Jarak ke Tempat Praktek Dokter bersama Jarak ke Tempat Praktek Dokter sendiri Jarak ke Halte bis formal Jarak ke Halte bis informal Jarak ke Terminal Tipe A Jarak ke Terminal Tipe B Jarak ke Stasiun kereta api antar kota Jarak ke Stasiun kereta api dalam kota Jarak ke Pintu Tol Masuk Jarak ke Jalan protokol Jarak ke Jalan kolektor Jarak ke Jalan lingkungan Jarak ke Pusat pemerintahan kota Jarak ke Pusat pemerintahan kecamatan Jarak ke Pusat pemerintahah kelurahan Jarak ke Polsek Jarak ke Polres Jarak ke Emplasemen militer Jarak ke Obyek Wisata Kerapatan bangunan per hektar Jumlah penduduk per hektar Persentase daerah terlayani listrik per hektar Persentase daerah terlayani telpon per hektar Persentase daerah terlayani PAM per hektar Persentase daerah terlayani gas per hektar Persentase daerah tata letak bangunan teratur Koefisien Dasar Bangunan

DAN PERUMUSAN MODEL PREDIKSI Tahap 3 ANALISIS KUANTITATIF DAN PERUMUSAN MODEL PREDIKSI Penentuan harga tanah secara kuantitatif (matematis) Analisis regresi berganda;   dimana; adalah vektor hasil pengamatan harga tanah (Y1, Y2, ...., Yn) adalah vektor koefisien regresi ( ) X adalah matriks nilai-nilai pengamatan variabel bebas adalah galat pengamatan ( ) Nilai-nilai Koefisien regresi diperoleh dengan rumus:

PERBANDINGAN MODEL REGRESI No Model R2 Hubungan Tidak Logis Indikasi Kolinier KK Galat VIF CIF 1 Stepwise, Dependen Harga 0,577 Jarak Ke Pintu Tol (+) Semua Var < 10 65,52% 2 Stepwise, Dependen Ln(harga) 0,787 Semua Variabel Logis 0,05% 3 Faktor, Dependen Harga 0,490 Semua Faktor (-) 60,38% 4 Faktor, Dependen Ln (Harga) 0,761 5,46% 5 Stepwise, + Dummy, Dependen Harga 0,883 Jarak Ke Jalan Lokal (+) 81.02% 6 Stepwise, + Dummy, Dependen Ln (harga) 0,922 6,00%

MODEL PREDIKSI HARGA TANAH Ln(Y) = 14.1466870045-.0000154397* X1 -.0003242708*X2-.0165733218*X3 -.0000046935*X4 -.0000441844*X5-.0000087106*X6-.0000099821*X7 +.0009254888*X8+.0026672653*X9-.0030037346*X10-.0010946693*X11 +.0031249982*X12-.0007895459*X13+.2576504352*PTBK +.1463907125*PTBJ+.1127796794*PTBI+.6668331237*ZP+.3772358010*ZT +.2067959210*RIOOL+.0317728127*BBS+.1215646830*STUUPA +.0699006243*KTV+.1053534210*KIN+.2670233760*TRK +.2221313457*TRJ+.0817763688*TRI+.2702752526*PTMK +.1332677417*PTMJ+.1409064143*PTMI+.4286823496*LB3 +.1787370505*LB13+.1850018049*LB0~1+.0768815023*LB~10 +.0709869528*LB~12   Harga prediksi = Ln(Y) dimana  = 2,72

KETERANGAN VARIABEL BEBAS HARGA TANAH X1 adalah Jarak ke Pintu Tol X2 adalah Jarak ke Jalan Kolektor X3 adalah Jarak ke Jalan Lokal X4 adalah Jarak ke Obyek Wisata Populer X5 adalah Jarak ke Mall X6 adalah Jarak ke Kantor Walikota X7 adalah Jarak ke POLRES X8 adalah % Terlayani PAM X9 adalah Koefisien Dasar Bangunan X10 adalah Jumlah Kriminalitas di Kelurahan X11 adalah Kepadatan Bangunan Sekitar X12 adalah % Bangunan Teratur Daerah Sekitar X13 adalah Kepadatan Penduduk PTBK adalah Dummy P. Tanah Bidang Komersiil PTBJ adalah Dummy P. Tanah Bidang Jasa PTBI adalah Dummy Penggunaan Tanah Bidang Industri ZP adalah Zone Inti Kota ZT adalah Zone Transisi RIOOL adalah Terlayani Riool BBS adalah Bukan Bantaran Sungai STUUPA adalah Hak Atas Tanah UUPA KTV adalah Terlayani Kabel TV KIN adalah Teryani Kabel Internet TRK adalah Tata Ruang Komersiil TRKJ adalah Tata Ruang Jasa TRI adalah Tata Ruang Industri PTMK adalah P. Tanah Mayoritas Kom. PTMJ adalah Penggunaan Tanah Mayoritas Sekitar Jasa PTMI adalah P. Tanah Mayoritas Industri LB3 adalah Letak B. 3 meter di atas Jalan LB13 adalah L. B. antara 1-3 m di atas Jalan LB0~1 adalah L. B. antara 0-1 m di atas Jalan LB0~10 adalah L. B. antara 1-0 m di bawah Jalan LB~1~2 adalah L. B. antara 1-2 m di bawah Jalan

Tahap 4

Jabodetabek

WHICH ONE CAUSING TRAFFIC JAMS ? 51 Cars Carry 85 Passengers 1 Bus Carry 85 Passengers 1 Bus Replaced All cars which crawling in the Fast Lane 450.000 Empty Seats On the Street Everyday

JARINGAN TRANSPORTASI Existing Future

Jabodetabek 1983

Jabodetabek 1993

Jabodetabek 2003

DKI JAKARTA “J” shape daerah masy. kelas atas

Conventional Subdivision versus Cluster Housing (Open-Space Zoning) Quality of environment but not waste, food production Both plans provide 36 home sites.