KARANTINA HEWAN, IKAN, dan TUMBUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MENIMBANG MENGINGAT MENETAPKAN.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PERATURAN KONSERVASI Fredinan Yulianda, 2009.
Advertisements

PERUNDANG-UNDANGAN LINGKUNGAN HIDUP
P E L A B U H A N.
Dasar hukum amdal (UUPLH) TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP:
KONSERVASI BIOLOGI Bambang Irawan.
Hotel Tiara Medan 9 – 10 Agustus 2006
UU NO.18 TAHUN 2009 tentang PETERNAKAN DAN KESWAN
UU Nomor 18 Tahun 2009 Tentang PETERNAKAN & KESEHATAN HEWAN
PERATURAN KONSERVASI Fredinan Yulianda, 2010.
KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN Karantina
ASAS-ASAS HUKUM AGRARIA
PENGANTAR ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN
PRESENTASI TENTANG LINGKUNGAN HIDUP
RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGUSAHAAN SUMBER DAYA AIR
KEHUTA NAN KETENTUAN UMUM UNDANG- UNDANG REPUBLIK INDONESIA
DASAR-DASAR DAN KETENTUAN-KETENTUAN POKOK. Pasal 1.
BAB 1 Pembelaan Negara A. Negara B. Pentingnya Usaha Pembelaan Negara
PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN UKM RI TENTANG
OLEH KELOMPOK KAYU PUTIH
Pengelolaan Lingkungan
PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS UNGGAS
PROVINSI KEPULAUAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM PEMERINTAHAN DAERAH Dr
Dasar ekologi dan Lingkungan hidup
Dr. Ir. H. E. Herman Khaeron, M.Si. Wakil Ketua Komisi IV DPR RI
HAKIKAT KEMERDEKAAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT
`DASAR AGROTEKNOLOGI` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.01/2006 tentang. Organisasi
PENCABUTAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
PERATURAN PELAKSANAAN BIDANG KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA
PENGANTAR ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN
Politik dan hukum agraria
Aspek Hukum Kesehatan Kerja
`DASAR AGROTEKNOLOGI` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
Minimum Environmental Standards Environmental Quality Standards
Superfund Follies di Indonesia
`DASAR AGROTEKNOLOGI` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
OTONOMI BIDANG PERTANAHAN
Perlindungan dan Pengelolaan LH UU RI No. 32 Tahun 2009
Upaya pelestarian keanekaragaman hayati adalah upaya-upaya untuk menjaga kelestarian dan keseimbangan flora, fauna, tanah, air, dan ekosistem lainnya.
Dampak pengambilan bahan terhadap pelestarian lingkungan
STRATEGI PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
PENGANTAR ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN
HUBUNGAN SEBARAN FLORA DAN FAUNA DENGAN KONDISI FISIK
GEOGRAFI KELAS XI IPS SMT 1
Pengantar Hukum Tanah.
PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PERUSAKAN HUTAN
Asas-asas hukum ekonomi di indonesia
PENGANTAR ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN
PERUNDANG-UNDANGAN LINGKUNGAN HIDUP
Peraturan Pemerintah Republik INDONESIA Nomor 1 tahun 1970
PEMBERIAN HAK ATAS TANAH
DOSEN PEMBIMBING : SITI UMI KALSUMI ST. M,Eng
“Undang-undang no.18 tahun 2009” “Bab XI - bab XIII”
Bagian 4 Hukum dan Undang-Undang Kepariwisataan
Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
DINAS KEHUTANAN PROV. SULAWESI SELATAN. “MEWUJUDKAN HUTAN LESTARI, PERKEBUNAN PRODUKTIF MASYARAKAT SEJAHTERA MANDIRI ”
PEMANFAATAN KEANEKARAGAMAN HAYATI INDONESIA KONSERVASI FLORA DAN FAUNA
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S
Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
PENATAAN RUANG 14/01/ :10.
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR72TAHUN 2012 TENTANG SISTEM KESEHATAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
INDONESIA MENUJU POROS MARITIM DUNIA Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki potensi untuk menjadi Poros Maritim Dunia.
HUKUM INTERNASIONAL HAK LINTAS KAPAL DAN PESAWAT UDARA ASING.
BAB 1 BELA NEGARA. Pengertian Bela Negara Lingkungan sekitar kita adalah tempat kita mencari nafkah, sumber kehidupan kita bersama. Seandainya lingkungan.
K3LH Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan Hidup A.Pengertian K3LH Keselamatan yang berkaitan dengan mesin,pesawat,alat kerja bahan dan proses pengolahannya.tempat.
Undang-undang Dasar Pengertian, Kedudukan, Sifat dan Fungsi UUD 1945 Pengertian, Kedudukan, Sifat dan Fungsi UUD 1945 Pengertian Hukum Dasar  UUD.
HAK GUNA USAHA - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
BAB 1 DAN BAB 2 KETENTUAN UMUM, ASAS DAN TUJUAN PERATURAN DAN PERUNDANGAN PETERNAKAN 1.
PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR TERPADU
PRESENTATION SARPRAS ANGGOTA: -AZZA CAHYYA INTIHA.. -DEA KAMELIA SUKMA. -DEVY GUSTI MAHARANI -NUR ISLAMIYA RAHMAN.
Transcript presentasi:

KARANTINA HEWAN, IKAN, dan TUMBUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MENIMBANG MENGINGAT MENETAPKAN

MENIMBANG bahwa tanah air Indonesia dikaruniai Tuhan YME berbagai jenis SDA hayati berupa aneka ragam jenis hewan, ikan, dan tumbuhan yang perlu dijaga dan dilindungi kelestariannya; bahwa sumberdaya alam hayati tersebut merupakan salah satu modal dasar dan sekaligus sebagai faktor dominan yang perlu diperhatikan dalam pembangunan nasional untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;

MENIMBANG c. bahwa tanah air Indonesia atau sebagian pulau-pulau di Indonesia masih bebas dari berbagai hama dan penyakit hewan, hama dan penyakit ikan, serta organisme pengganggu tumbuhan yang memiliki potensi untuk merusak kelestarian sumberdaya alam hayati; d. bahwa dengan meningkatnya lalu lintas hewan, ikan, dan tumbuhan antar negara dan dari suatu area ke area lain di dalam wilayah negara RI, baik dalam rangka perdagangan, pertukaran, maupun penyebarannya semakin membuka peluang bagi kemungkinan masuk dan menyebarnya hama dan penyakit hewan, hama dan penyakit ikan, serta organisme pengganggu tumbuhan yang berbahaya atau menular yang dapat merusak sumberdaya alam hayati;

MENIMBANG e. bahwa untuk mencegah masuknya hama dan penyakit hewan, hama dan penyakit ikan, serta organisme pengganggu tumbuhan ke wilayah negara RI mencegah tersebarnya dari suatu area ke area lain, dan mencegah keluarnya dari wilayah negara RI, diperlukan KHIT dalam satu sistem yang maju dan tangguh f. bahwa peraturan perundang-undangan yang menyangkut per KHIT warisan pemerintah kolonial yang masih berlaku sudah tidak sesuai lagi g. bahwa peraturan perundang-undangan nasional yang ada belum menampung dan mengatur secara menyeluruh mengenai KHIT; h. bahwa sehubungan dengan hal-hal di atas, perlu ditetapkan ketentuan tentang KHIT dalam suatu UU

MENGINGAT Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), dan Pasal 33 ayat (3) Undang-UndangDasar 1945; undang-undang Nomor 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kehutanan (LNT 1967 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2823); Undang-undang Nomor 6/1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan (LNT 1967 Nomor 10, TLN Nomor 2824); Undang-undang Nomor 9 Tahun 1985 tentang Perikanan (LNT1985 Nomor 46, TLN Nomor 3299); 5. Undang-undang Nomor Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati Ekosistemnya (LNT 1990 Nomor 49, TLN Nomor 3419);

MENETAPKAN UNDANG-UNDANG TENTANG KARANTINA HEWAN, IKAN, DAN TUMBUHAN UNDANG UNDANG NOMOR 16 TAHUN 1992 TENTANG KARANTINA HEWAN, IKAN DAN TUMBUHAN

BAB l : KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Karantina adalah tempat pengasingan dan/atau tindakan sebagai upaya pencegahan masuk dan tersebarnya hama dan penyakit atau organisme pengganggu dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri atau keluarnya dari dalam wilayah negara Republik Indonesia; 2. Karantina hewan, ikan, dari tumbuhan adalah tindakan sebagai upaya pencegahan masuk dari tersebarnya hama dari penyakit hewan, hama dari penyakit ikan, atau organisme pengganggu tumbuhan dari luar negeri dan dari suatu area ke area

BAB l : KETENTUAN UMUM Pasal 1 3. Hama dari penyakit hewan, hama dari penyakit ikan, atau organisme pengganggu tumbuhan adalah semua organisme yang dapat merusak, mengganggu kehidupan, atau menyebabkan kematian hewan, ikan, atau tumbuhan 4. Hama dari penyakit hewan karantina adalah semua hama dari penyakit hewan yang ditetapkan Pemerintah untuk dicegah masuknya ke dalam tersebarnya di dalam dan keluarnya dari wilayah negara Republik Indonesia;

BAB l : KETENTUAN UMUM Pasal 1 5. Hama dari penyakit ikan karantina atau organisme pengganggu tumbuhan karantina adalah semua hama dari penyakit ikan atau organisme pengganggu tumbuhan yang ditetapkan Pemerintah untuk dicegah masuknya ke dalam dari tersebarnya di dalam wilayah negara Republik Indonesia; 6. Media pembawa hama dari penyakit hewan karantina, hama dari penyakit ikan karantina, atau organisme pengganggu, tumbuhan karantina adalah hewan, bahan asal hewan, hasil bahan atas hewan, ikan, tumbuhan dan bagian-bagiannya dan/atau benda lain yang dapat membawa hama dari penyakit hewan karantina, hama dari penyakit ikan karantina, atau organisme pengganggu tumbuhan karantina 7. Hewan adalah semua binatang yang hidup di darat, baik yang dipelihara maupun yang hidup secara liar;

BAB l : KETENTUAN UMUM Pasal 1 8. Bahan asal hewan adalah bahan yang berasal dari hewan yang dapat diolah lebih lanjut; 9. Hasil bahan asal hewan adalah bahan asal hewan yang telah diolah; 10. Ikan adalah semua biota perairan yang sebagian atau. seluruh daur hidupnya berada di dalam air dalam keadaan hidup atau mati termasuk bagian-bagiannya; 11. Tumbuhan adalah semua jenis sumberdaya alam nabati dalam keadaan hidup atau mati, baik belum diolah maupun telah diolah.

BAB l : KETENTUAN UMUM Pasal 1 12. Tempat pemasukan dari tempat pengeluaran adalah pelabuhan laut, pelabuhan sungai, pelabuhan penyeberangan, bandar udara, kantor pos, pos perbatasan dengan negara lain, dari tempat-tempat lain yang dianggap perlu, yang ditetapkan sebagai tempat untuk memasukkan dari/atau mengeluarkan media pembawa hama dan penyakit hewan, hama dari penyakit ikan atau organisme pengganggu tumbuhan 13. Petugas KTI adalah pegawai negeri tertentu yang diberi tugas untuk melakukan tindakan karantina berdasarkan Undang-undang ini.