CREATED BY : MELIA ADHA PUTRI DETEKSI DINI KOMPLIKASI DAN PENYAKIT MASA PERSALINAN KALA I, II, III, DAN IV CREATED BY : MELIA ADHA PUTRI
DETEKSI DINI PENYULIT PERSALINAN Alat untuk mendeteksi komplikasi yang terjadi pada persalinan adalah : Partograf Kardiotokografi
Kardiotokografi atau Fetal Monitor adalah alat untuk memeriksa kondisi kesehatan janin. Pemeriksaan nya dapat dilakukan pada usia kehamilan 7-9 bulan dan pada saat persalinan
Penyulit Kala I & Kala II 1. Persalinan lama Masalah : a. Fase laten lebih dari 8 jam b. Persalinan telah berlangsung selama 12 jam/lebih tanpa kelahiran bayi
Faktor-faktor Penyebab Persalinan Lama: 1. His Tidak Efisien 2. Faktor Janin 3. Faktor Jalan Lahir
Penanganan Nilai dengan segera keadaan umum ibu hamil dan janin (termasuk tanda vital dan tingkat hidrasinya). Kaji kembali partograf, tentukan apakah pasien berada dalam persalinan Nilai frekuensi dan lamanya His Perbaiki keadaan umum dengan : dukungan, perubahan posisi, (sesuai dengan penanganan persalinan normal) Berikan cairan, dan penuhi nutrisi Upayakan buang air kecil (kateter bila perlu).
2. Fase Laten Memanjang (Prolonged Latent Phase) Jika fase laten lebih dari 8 jam dan tidak ada tanda-tanda kemajuan lekukan penilaian ulang terhadap serviks Jika tidak ada perubahan pada pendataran atau pembukaan serviks dan tidak ada gawat janin, mungkin pasien belum inpartu. Lakukan penilaian ulang setiap 4 jam
3. Fase Aktif Memanjang Jika tidak ada tanda-tanda CPD atau obstruksi, dan ketuban masih utuh, pecahkan ketuban Nilai His Jika his adekuat (3 kali dalam 10 menit dan lamanya > 40 detik) pertimbangkan disproporsi, obstruksi, malposisi/mal presentasi Lakukan penanganan umum untuk memperbaiki his dan mempercepat kemajuan persalinan
4. Distosia kelainan tenaga (His) a. His hipertonik b. His hipotonik c. His yang tidak terkoordinasi
HIS HIPERTONIK Definisi: His yang terlalu kuat dan sering dimana tidak ada kesempatan untuk relaksasi. Berakibat: a. Partus presipitatus b. Asfiksia intra uteri – kematian janin
HIS HIPOTONIK(INERSIA UTERI) Definisi: His yeng bersifat lemah, pendek, dan jarang, terbagi: a. Inersia uteri primer (bila sejak semula sudah lemah) b. Inersia uteri sekunder (his pernah cukup kuat kemudian melemah)
HIS YANG TIDAK TERKOORDINASI Definisi; Tidak ada koordinasi his menyebabkan sulitnya kekuatan otot rahim untuk meningkatkan pembukaan. Penyebab: a. Usia terlalu tua. b. Pimpinan persalinan d. Rasa takut dan cemas.
4. Distosia karena kelainan presentasi dan posisi kepala A. Presentasi puncak kepala disebut juga presentasi sinsiput. Terjadi bila derajat deflexinya ringan sehingga UUB merpkan bagian terendah
B. PRESENTASI MUKA Dimana kepala dalam kedudukan defleksi maksimal dan muka merupakan bagian terendah menghadap ke bawah Diagnosis : Palpasi ____dada teraba seperti punggung Auscultasi_____jelas di daerah dada dan dapat pula teraba bagian2 kecil janin
Etiologi Ditemukan pada panggul sempit atau bayi besar Multiparitas Kelainan janin seperti anensefalus
C. PRESENTASI DAHI Kedudukan kepala berada diantara fleksi maksimal dan defleksi minimal sehingga dahi merupakan bagian terendah.
D. POSISI OKSIPITALIS POSTERIOR PERSISTENT UUK tidak berputar ke depan, tetap di belakang Etiologi : otot-otot panggul yang sudah lembek pada multigravida Penanganan : vakum
Penyulit Kala III & IV 1. Atonia Uteri Atonia uteri dapat terjadi pada ibu hamil dan melahirkan dengan faktor predisposisi (penunjang ) seperti : Overdistention uterus seperti: gemeli makrosomia, polihidramnion, atau paritas tinggi. Umur yang terlalu muda atau terlalu tua. Multipara dengan jarak kelahiran pendek Partus lama / partus terlantar Malnutrisi. Penanganan salah dalam usaha melahirkan plasenta, misalnya plasenta belum terlepas dari inding uterus.
Gejala Klinis: · Uterus tidak berkontraksi dan lunak · Perdarahan segera setelah plasenta dan janin lahir (P3).
Penanganan Atonia Uteri (Penanganan Umum) Mintalah Bantuan. Segera mobilisasi tenaga yang ada dan siapkan fasilitas tindakan gawat darurat. Lakukan pemeriksaan cepat keadaan umum ibu termasuk tanda vital. Jika dicurigai adanya syok segera lakukan tindakan. Jika terjadi syok, segera mulai penanganan syok.oksigenasi dan pemberian cairan cepat, Pastikan bahwa kontraksi uterus baik: Lakukan pijatan uterus untuk mengeluarkan bekuan darah. Bekuan darah yang terperangkap di uterus akan menghalangi kontraksi uterus yang efektif. berikan 10 unit oksitosin IM Lakukan kateterisasi, dan pantau cairan keluar-masuk. Periksa kelengkapan plasenta Periksa kemungkinan robekan serviks, vagina, dan perineum. Setelah perdarahan teratasi (24 jam setelah perdarahan berhenti), periksa kadar Hemoglobin:
2. RETENSIO PLASENTA Penyebab a. Plasenta belum lepas dari didnding uterus b. Plasenta sudah lepas tetapi belum dilahirkan (disebabkan karena tidak adanya usaha untuk melahirkan atau karena salah penanganan kala III) c. Kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta d. Plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab vili korealis menembus desidua sampai miometrium-sampai dibawah peritoneum (plasenta akreta-perkreta)
Penatalaksanaan Jika plasenta terliahat dalam vagina, mintalah ibu untuk mengejan. Jika anda dapat merasakan adanya plasenta dalam vagina, keluarkan plasenta tersebut. Pastikan kandung kemih sudah kosong. Jika diperlukan, lakukan katerisasi kandung kemih Jika plasenta belum keluar, berikan oksitosin 10 Unit IM Jika plasenta belum dilahirkan setelah 30 menit pemberian oksitosin dan uterus terasa berkontraksi, lakukan penarikan tali pusat terkendali Jika traksi tali pusat terkendali belum berhasil, cobalan untuk mengeluarkan plasenta secara manual. Jika terdapat tanda-tanda infeksi (demam, secret vagina yang berbau), berikan antibiotik
Tanda-Tanda Syok Syok Awal Terbangun, sadar, cemas Denyut nadi agak cepat (110 permenit atau lebih) Pernapasan sedikit lebih cepat (30 tarikan nafas permenit atau lebih) Pucat Tekanan darah rendah-ringan (sistolik kurang dari 90mmHg) Pengeluaran urine 30cc perjam atau lebih
2. Syok lanjut Bingung atau tidak sadar Denyut nadi cepat dan lemah Napas pendek dan sangat cepat Pucat dan dingin Tekanan darah sangat rendah Pengeluaran urine kurang dari 30cc perjam
Penanganan syok hemoragik Yang penting dilakukan bidan adalah : Siapkan diri dengan keyakinan bahwa kita telah benar mendeteksi penyebab syok Lakukan penanganan dengan cepat dan tepat Jaga jalan nafas dengan posisi dan melonggarkan pakaian Berikan oksigen 100% kira – kira 51/menit melalui jalan nafas Berikan infuse NaCl 0,9%, RL, dekstran, plasama, dsb dengan memasang tekanan vena
Penanganan syok septic Ibu harus mendapatkan cukup cairan dengan larutan garam 0,9 %,RL Bicarbonate natrikus untuk menghindari asidosis metabolic
TERIMA KASIH