SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI “YAYASAN PHARMASI” SEMARANG 2017/2018 Formulasi Dan Evaluasi Masker Gel Peel Off Ekstrak Teh Hijau ( Camellia sinensis ) dengan basis PVA (Polivinyl Alcohol) SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI “YAYASAN PHARMASI” SEMARANG 2017/2018
Pendahuluan Teh hijau merupakan nama dari salah satu jenis tanaman teh yang dipetik serta mengalami proses pemanasan untuk pencegah oksidasi, nama ilmiah dari teh hijau adalah Camellia Sinensis. Teh hijau dapat Menyejukkan kulit. Teh hijau merupakan antiseptik alami untuk mengatasi gatal dan bengkak-bengkak. Teh hijau dapat melindungi kulit (Anonim, 2007).
Klasifikasi Daun teh Hijau (Camellia Sinensis) Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Class : Angiospermae Subclass : Dicotyledonae Ordo : Theales Family : Theaceae Genus : Camelia Spesies : Camellia sinensis (L) (Djiman dkk, 1995).
Manfaat Tumbuhan Menjaga kesehatan kulit Khasiat Green tea untuk mengatasi jerawat Sebagai minuman diet Mencegah radikal bebas Mengatasi kulit berminyak Mengatasi/ mencegah nafas tidak sedap Anti alergi Menghilangkan kekusaman pada kulit Melindungi kulit dari paparan sinar matahari langsung Mengatasi kulit kering Menjaga kelembaban kulit (Anonim, 2004)
Kafein Kafein ialah senyawa kimia yang dijumpai secara alami di didalam makanan contohnya biji kopi, teh, biji kelapa, buah kola (cola nitide) guarana, dan mate. Teh adalah sumber kafein yang lain, dan mengandung setengah dari kafein yang dikandung kopi. (Casal et al.2000) Salah satu penangkap efek buruk dari radikal bebas adalah senyawa antioksidan. Teh hijau merupakan bahan alami yang banyak digunakan dalam industry makanan maupun industry kosmetik. Karena teh hijau memiliki kandungan polifenol dan tanin yang cukup tinggi, sehingga banyak digunakan sebagai penangkal radikal bebas (Tranggono, 2009).
Kafein ialah alkaloid yang tergolong dalam keluarga methylxanthine bersama sama senyawa tefilin dan teobromin, sebagai perangsang sistem saraf pusat. Pada keadaan asal, kafein ialah serbuk putih yang pahit (Phytomedical Technologies, 2006) dengan rumus kimianya C6 H10 O2, dan struktur kimianya 1,3,7- trimetilxantin. (Farmakologi UI, 1995) Struktur Kafein
Ekstraksi Ekstraksi merupakan suatu proses penyarian suatu senyawa kimia dari suatu bahan alam dengan menggunakan pelarut tertentu. Ekstraksi bisa dilakukan dengan metode yang sesuai dengan sifat dan tujuan ekstraksi. Pada proses ekstraksi ini dapat digunakan sampel dalam keadaan segar atau yang telah dikeringkan terlebih dahulu, tergantung pada sifat tumbuhan dan senyawa yang akan di isolasi (Anonim, 2011).
Soxhletasi Soxhletasi merupakan penyarian simplisia secara berkesinambungan, cairan penyari dipanaskan sehingga menguap, uap cairan penyari terkondensasi menjadi molekul – molekul air oleh pendingin balik dan turun menyari simplisia dalam klongsong dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah melewati pipa sifon. Pada proses ekstraksi daun teh hijau digunakan metode ekstraksi panas dengan alat soxhlet menggunakan pelarut etanol 96%v/v. Pemanasan dilakukan pada suhu 70– 80oC selama 3 hari. Proses ekstraksi dilakukan hingga serbuk simplisia tersari sempurna yang ditandai dengan jernihnya pelarut yang menetes dari kondensor kelabu alas bulat. Ekstrak cair yang diperoleh kemudian dikentalkan dengan rotavapor sehingga bebas pelarut dan dipekatkan pada tangas air hingga diperoleh ekstrak kental.
SKRINING FITOKIMIA Berdasarkan penapisan fitokimia daun teh hijau memiliki senyawa polifenol yang berkhasiat sebagai antioksidan. Adanya senyawa polifenol ditandai dengan adanya perubahan warna dari kuning menjadi biru hitam akibat terjadinya reaksi antara gugus fenol dengan larutan besi (III) klorida Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan instrumen spektrofotometri uv-visible pada panjang gelombang maksimum 516,0 nm
Kosmetik adalah bahan-bahan yang digunakan untuk memberikan dampak kecantikan dan kesehatan bagi tubuh. Kosmetika dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-19, pemakaian kosmetika mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga untuk kesehatan (Tranggono, 2007). Masker Masker kecantikan adalah masker wajah yang digunakan untuk tujuan kecantikan wajah. Masker wajah adalah sediaan kosmetik untuk perawatan kulit wajah. Salah satu jenis masker wajah adalah masker wajah gel (Irawati dan Sulandjari, 2013).
Masker gel atau disebut juga masker gel peel off merupakan sediaan kosmetik perawatan kulit yang berbentuk gel dan setelah diaplikasikan kekulit dalam waktu tertentu hingga mengering, sediaan ini akan membentuk lapisan film transparan yang elastis, sehingga dapat dikelupaskan. Masker gel peel off memiliki banyak keunggulan dibandingkan masker jenis lainya itu gel segera mencair jika berkontak dengan kulit dan membentuk satu lapisan. Absorpsi pada kulit lebih baik dari pada krim. Gel juga baik dipakai pada lesi di kulit yang berambut sedangkan krim baik di pakai pada lesi kering. Berdasarkan sifat dan komposisinya, sediaan gel memilliki keistimewaan di antaranya mampu berpenetrasi lebih jauh dari krim, sangat baik dipakai untuk area berambut dan disukai secara kosmetika, sediaannya berbentuk gel yang sejuk mampu merelaksasikan dan membersihkan wajah secara maksimal dengan mudah (Morris, 1993).
Formulasi Ekstrak Teh Hijau 0,0158 % PVA 14 % HPMC 10 Gliserin 10 Nipagin 0,15 Air Suling ad 100
Analisis Bahan (Shanty septiani dkk. 2012) Polivynyl alcohol (PVA) Polivynyl alcohol larut dalam air. Pada konsentrasi 12% -15% dapat di hasilkan gel yang dapat di sebarkan yang di gunakan khususnya sebagai preparat kosmetik. (Shanty septiani dkk. 2012) Salah satu keunggulan PVA di antaranya dapat membuat gel yang dapat mengering secara cepat. Selain itu film yang terbentuk sangat kuat dan elastis sehingga memberikan kontak baik antara obat dan kulit (disperse system, vol.II).
HPMC Hidroxyprophyl methyl cellulosa (HPMC) Merupakan geling agent semi sintetik turunan selulosa. HPMC merupakan turunan metil sellulosa mudah larut dalam air panas HPMC dapat membentuk gel yang jernih dan bersifat netral (Rowe et al. 2009). Gliserin Pemerian : cairan seperti sirup, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, manis di ikuti rasa hangat, higroskopik. Kelarutan : dapat campur dengan air dan dengan etanol (95%) Gliserin berfungsi sebagai humektan yang memiliki kemampuan untuk mengikat air (hidrasi), sehingga sediaan menjadi tetap lembab dan tidak kering. (Shanty Septiani dkk, 2012).
Nipagin Sinonim : Metil paraben Pemerian : Serbuk hablur, halus putih, hamper tidak berbau, tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar, diikuti rasa tebal. Kelarutan : Larut dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) p ( FI III, 1979). Metil paraben berfungsi sebagai pengawet, pengawet di perlukan dalam formulasi gel mengingat bahwa tingginya kandungan air dalam sediaan gel yang dapat menyebabkan terjadi kontaminasi mikroba.
Cara Pembuatan PVA didispersikan dalam akuades dengan pengadukan yang konstan dan didiamkan hingga suhu kira-kira 40°C (Campuran 1). HPMC dikembangkan dalam akuades kemudian diaduk dengan menggunakan magnetic stirrer dan didiamkan selama 10 menit (Campuran 2). Gliserin dicampurkan dengan ekstrak teh hijau (Campuran 3). Metil paraben dilarutkan dalam akuades (Campuran 4). Campuran 1, 2, 3 dan 4 dicampurkan dan diaduk hingga homogen.
Evaluasi Sediaan Masker Gel Masker gel di uji kestabilannya dengan mensiklus antara dua temperature 5°C dan 35°C. Evaluasi kesetabilan meliputi pengamatan organoleptik, Viskositas, waktu mengering, pH dan daya sebar. 1. Pengamatan organoleptik Dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perubahan warna,bentuk,dan bau yang terjadi. 2. Waktu mengering Dilakukan dengan mengamati waktu yang diperlukan sediaan untuk mengering, yaitu waktu dari saat mulai dioleskannya masker wajah gel pada kaca hingga benar-benar terbentuk lapisan yang kering (Vieira et al., 2009). 3. pH Dilakukan dengan menggunakan stik pH universal yang dicelupkan ke dalam sampel gel yang telah diencerkan. Setelah tercelup dengan sempurna, pH universal tersebut dilihat perubahan warnanya dan dicocokkan dengan standard pH universal (Tranggono, 2007).
4. Daya sebar Dilakukan untuk mengetahui kecepatan penyebaran gel pada kulit saat dioleskan pada kulit. Gel yang baik membutuhkan waktu yang lebih sedikit untuk tersebar dan akan memiliki nilai daya sebar yang tinggi (Madan and Singh, 2010). 5. Viskositas Pengujian viskositas Bertujuan untuk menentukan nilai kekentalan suatu zat. Semakin tinggi nilai viskositasnya maka semakin tinggi tingkat kekentalan zat tersebut (Martin et al.,1993)
Uji Klinik 1. Uji Iritsi Kulit Pada pemeriksaan uji klinik dilakukan uji iritasi kulit dari sediaan dengan metoda uji tempel tertutup terhadap 10 orang panelis. Uji ini dilakukan pada lengan bagian atas dalam dengan diameter 2 cm2 selama 3 x 24 jam. Hasil menunjukkan bahwa masker mengiritasi kulit ditandai dengan muncul warna merah dan gatalgatal pada kulit panelis.
Uji Klinik 2. Uji Aktivitas Pelembab Uji dengan menggunakan alat skin detector RoHs S G 5-E pada lengan bawa 3 panelis. Pemberian sediaan sebanyak dua kali dengan selang waktu 7 hari. Pengukuran kelembaban kulit dilakukan sebelum dan sesudah pemakaian masker gel.
Konsep Pembuatan
Kemasan
Terima kasih...