ANGGARAN BAHAN BAKU Pertemuan ke 4.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Manajemen Persediaan ROSIHAN ASMARA.
Advertisements

PERENCANAAN DAN PENGAWASAN INDUSTRI
Manajemen Persediaan Oleh : Ida Ayu Wilis ( ) Veronica Rafika
Economical order quantity = EOQ
INVENTORY SYSTEM Rosad Ma’ali El Hadi
INVENTORY (Manajemen Persediaan)
PERTEMUAN 6 : MANAJEMEN PERSEDIAAN
MANAJEMEN PEMBIAYAAN RUMAH SAKIT
Manajemen Persediaan Pertemuan ke-10.
INVENTORY (Manajemen Persediaan)
Buku Nugroho Widjajanto Bab XVI
Inventory.
INVENTORY (Manajemen Persediaan)
INVENTORY MANAGEMENT Persedian merupakan bagian dari asset lancar dengan proporsi 18 persen dari total asset dan 42 persen dari asset lancar. Oleh karena.
Economic Order Quantity (EOQ)
Faktor produksi By : Widya Pratiwi..
PERTEMUAN 7 ANGGARAN PERSEDIAAN.
Sistem Informasi Manufaktur
Pertemuan XI Manajemen Persediaan
Manajemen Investasi dan Pasokan Julius Nursyamsi
INVENTORY (Manajemen Persediaan) By: Andri Irawan S.Pd
KOMP. PERANGGARAN 2 Dr. Kartika Sari
PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN
MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan : stok dari elemen-elemen/item-item untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang. Heizer & Rander.
MANAJEMEN PERSEDIAAN.
By. Ella Silvana Ginting, SE, M.Si
BAB 6 PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PEMBELIAN & PENGGUNAAN BAHAN BAKU
Pengadaan Logistik Farmasi RS
Definisi dan Fungsi Persediaan
MANAJEMEN PERSEDIAAN Oleh: Ferina Nurlaily.
MANAJEMEN PERSEDIAAN Heizer & Rander
INVENTORY (Manajemen Persediaan)
MANAJEMEN PERSEDIAAN PERSEDIAAN: BENTUK PERSEDIAAN:
Economic Order Quantity (EOQ)
Manajemen persediaan.
Manajemen persediaan.
“Manajemen Persediaan”
Metode Pengendalian Persediaan Tradisional
MANAJEMEN PERSEDIAAN (Inventory Management)
MANAJEMEN PERSEDIAAN DASAR MANAJEMEN KEUANGAN, MANAJEMEN, 3 SKS.
MODUL X TEKNUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN MATERIAL
BAB 18 MANAJEMEN PERSEDIAAN
SIKLUS PENGELUARAN.
PENGANTAR SISTEM LOGISTIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
MANAJEMEN PERSEDIAAN INVENTORY MANAGEMENT.
Rosyeni Rasyid dan Abel Tasman
Siklus Piutang Dagang Tingkat piutang perusahaan dalam suatu periode bisa dipecah ke dalam dua hal: (1) Besarnya piutang rata-rata, dan (2) Rata-rata periode.
SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR
PERSEDIAAN INDEPENDEN (INDEPENDENT INVENTORY)
MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB - 6 by
Anggaran Tenaga kerja Pertemuan ke 5.
INVESTASI DALAM PERSEDIAAN BARANG (INVENTORY)
Akuntansi untuk Perusahaan Pemanufakturan
HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2016
Manajemen Persediaan (Inventory Management)
Manajemen persediaan.
Economic Order Quantity (EOQ)
SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR.
Manajemen Persediaan Manajemen Keuangan 1.
INVESTASI DALAM PERSEDIAAN DAN PIUTANG
MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)
Managemen Pengendalian Persediaan (Inventory Management and Control)
Rakhma Diana Bastomi, SEI, MM
ECONOMIC ORDER QUANTITY. Dalam suatu periode, perusahaan akan melakukan beberapa kali pembelian bahan baku atau barang dagangan. Pada saat pembelian bahan.
Perencanaan Teknis dan Sistem produksi
Manajemen Persediaan Pertemuan ke-10.
MANAJEMEN PERSEDIAAN Fungsi dan tujuan persediaan KEPUTUSAN DALAM MANAJEMEN PERSEDIAAN BIAYA DALAM KEPUTUSAN PERSEDIAAN MODEL EQONOMIC ORDER QUANTITY
Inventory Management SCM-5
MANAJEMEN PERSEDIAAN KELOMPOK VI 1.ALPIAN ABDULLAH 2.RANGGA WALI ARIA SAPUTRA 3.DAVE DARELL 4.YANG HARSI RAHMAT.
Transcript presentasi:

ANGGARAN BAHAN BAKU Pertemuan ke 4

Pendahuluan Pada umumnya perusahaan menggunakan cara tradisional dalam mengelola persediaan. Yaitu dengan cara memiliki persediaan minimal untuk mendukung kelancaran proses produksi.

Disamping itu perusahaan juga memperhitungkan biaya persediaan yang paling ekonomis yang dikenal dengan istilah Ekonomi Order Quantity (EOQ)

Perusahaan manufaktur pada umumnya memperhitungkan tiga macam persediaan, yaitu : Persedian bahan baku Persediaan barang dalam proses Persediaan barang jadi

Tingkat perputaran (trun over) ketiga jenis persediaan tersebut adalah sebagai berikut : Perputaran bahan baku (Raw material turnover) yaitu bahan baku yang digunakan dibagi rata-rata persediaan bahan baku. Perputaran barang dalam proses (Work in process turnover) yaitu harga pokok produksi dibagi dengan rata-rata persediaan barang dalam proses ) Perputaran barang jadi (Finished goods turnover) yaitu harga pokok penjualan dibagi rata-rata persediaan barang jadi atau hasil penjualan dibagi rata-rata persediaan barang jadi

Dalam perusahaan dagang juga harus dihitung perputaran barang dagangan yaitu dengan model : Harga pokok penjualan dibagi rata-rata persediaan barang dagangan Atau 2. Penjualan bersih dibagi rata-rata persediaan barang dagangan.

Besar kecilnya nilai persediaan bahan baku dipengaruhi oleh : Estimasi dan perencanaan volume penjualan. Estimasi dan perencanaan volume produksi. Estimasi dan kebutuhan bahan baku yang digunakan dalam proses produksi Biaya order pembelian. Biaya penyimpanan Harga bahan baku.

Dalam pengelolaan bahan baku dibutuhan dua unsur biaya variabel utama yaitu : Biaya pesanan (procurement cost atau set up cost). Biaya penyimpanan (storage cost atau carrying cost) Yang termasuk biaya pesanan antara lain adalah : Biaya proses pemesanan bahan baku, Biaya pengiriman pesanan. Biaya penerimaan bahan baku yang dipesan. Biaya untuk memproses pembayaran bahan baku yang dibeli.

Yang termasuk biaya penyimpanan (penggudangan) adalah : Biaya untuk mengolah bahan baku (biaya penimbangan dan menghitung). Biaya sewa gudang. Biaya pemeliharaan dan penyelamatan bahan baku. Biaya asuransi. Biaya pajak. Biaya modal.

Manajemen harus menghitung biaya yang paling ekonomis pada setiap jumlah barang yang dibeli (pesan) Tenik perhitungan ini lazim disebut Ekonomic Order Quantity (EOQ) Dimana : R : Requirement of raw material (jumlah bahan baku yang dibutuhkan) S : Set up cost (Biaya pesanan setiap kali pemesanan) P : Price (harga bahan baku persatuan ) I : Inventory (biaya penyimpanan persediaan yang umum- nya dinyatakan dalam persentase dari nilai rata-rata persediaan bisa juga dinyatakan dalam nilai uang (Rp)

Contoh : Seorang manajer ingin menghitung biaya yang paling ekonomis jika diketahui jumlah bahan baku yang dibutuhkan selama satu periode adalah 1.200 unit dan biaya pemesanan untuk setiap kali pesan adalah Rp 15 dan harga bahan baku per unit Rp 1 dan biaya penyimpanan 40 % Dengan demikian diketahui angka 300 unit setiap pesanan, berarti dalam satu tahun dilakukan 4 kali pesanan

Perhitungan biaya persediaan yang paling ekonomis Keterangan : Perhitungan biaya persediaan yang paling ekonomis Keterangan : *Rp 200 = ( 400 x Rp 1 )/2 **Rp 45 = 3 kali pesan @ Rp 15 persekali pesan ***Rp 80 = 40 % x 200 nilai persediaan rata-rata Frekwensi Pemesanan 3 x 4 x 6 x Jumlah bahan baku yang 400 unit 300 unit 200 unit Nilai persediaan rata-rata *Rp 200 Rp 150 Rp 100 Biaya pesanan **Rp 45 Rp 60 Rp 90 Biaya penyimpanan ***Rp80 Rp 40 Jumlah biaya persediaan Rp 125 Rp 120 Rp 130

Jika biaya penyimpanan dinyatakan dalam rupiah per unit ( misalnya Rp Jika biaya penyimpanan dinyatakan dalam rupiah per unit ( misalnya Rp. 0,1) maka EOQ dapat dihitung

Dalam pengelolaan persediaan bahan baku perusahaan harus mempunyai persediaan besi (safety stock) yaitu suatu jumlah persediaan bahan baku yang harus selalu ada didalam gudang untuk menjaga kemungkinan terlambatnya bahan baku dipesan. Disamping itu perusahaan juga harus memperhitungkan penggunaan bahan baku selama waktu menunggu datangnya bahan baku (lead time). Saling hubungan safety stock dengan lead time dapat dihitung titik pemesanan kembali (re- order point)

Contoh : Lead time 6 minggu dan kebutuhan bahan baku tiap minggu 50 unit dan safety stock ditentukan 40 % dari kebutuhan selama lead time, re-order point adalah sebagai berikut : Re-order point(ROP) = (6x50)+40%(6x50)=420 unit Safety stock juga dapat ditentukan berdasarkan kebutuhan bahan baku dalam beberapa minggu misalnya dalam 5 minggu, maka : Re-order Point(ROP) = (6x50)+(5x50)=550 unit

Yang berhak menentukan besarnya safety stock dan lead time adalah Manajer pabrik berdasarkan pengalaman dari waktu-ke waktu dan pengetrapan teori dalam praktek produksi. Pada hakikatnya praktek produksi menentukan teori produksi. Oleh sebap itu walau jenis produksi sama, prakteknya belum tentu sama, dan teori untuk memecahkan masalah juga tidak sama

Persediaan model jit (just in time) Dalam kegiatan industri manufaktur, pengelolaan persediaan dapat dilakukan dengan dua model : Just in time (JIT) atau Tepat Pada Waktunya (TPW). Model tradisional

Model JIT adalah model yang menempatkan pemasok sebagai mitra bisnis sejati ; mereka didik dibina, dan diperlakukan sebagai bagian dari perusahaan yang memasok bahan bakunya. Model tradisional adalah model yang menempatkan pemasoknya sebagai mitra bisnis sementara karena perhitungan untung rugi diterapkan pada mereka, sehingga perusahaan yang menggunakan model ini akan mengalami gonta ganti pemasok dalam hal ini dapat menggangu proses produksi

Pengertian JIT adalah persediaan dengan nilai nol atau mendekati nol, artinya perusahaan tidak menanggung biaya persediaan. Bahan baku akan tepat datang pada saat yang dibutuhkan dan model ini tentunya pemasok adalah pemasok yang setia dan profesional. Dengan model ini terjadi efisiensi biaya persediaan bahan baku.

JIT atau TPW adalah bertujuan mengubah budaya perusahaan Peningkatan kualitas diseluruh perusahaan (Company wide quality improvement = CQI), yaitu usaha organisasi terbaik dari atas kebawah. Setiap orang adalah pakar bagi perkerjaannya sendiri dengan berfikir kolektif dan kreatif

Berfikir kolektif artinya mengumpulkan informasi dari bawah kemudian mengolahnya secara ilmiah, hasilnya dijadian informasi relevan untuk mengambil keputusan Berfikir kreatif artinya informasi masa depan sebagai peluang dan risiko yang diolah secara ilmiah hasilnya berbagai alternatif informasi untuk pengambilan keputusan.

Perancangan bisnis harus dimulai dari rancangan produk sampai ke purna jual. Oleh sebab itu perancangan harus mengetahui dan memahami : Spesifikasi pelanggan. Spesifikasi penjualan. Spesifikasi proses produksi

Jika produk gagal, maka tim perancangan harus meninjau ulang proses perancangan dan harus menemukan penyebab kegagalan antara lain : Apakah materialnya yang salah. Metode kerja yang salah. Tenaga kerjanya yang salah Alat kerjanya yang salah Pelanggannya yang salah Pelayanan purna jual yang salah. Cara menjualnya yang salah Cara distribusi yang salah Cara promosi yang salah Kebijakan harga yang salah

Perbedaan sistem Just in time dengan sistem safety stock Sistem (JIT) Sistem Safety Stock (Barat) Mengutamakan proses produiksi Melalui pengendalian terpadu Mengutamakan hasil akhir (output) Melalui pemeriksaan (inspeksi) Mengutamakan kerja tim Mengutamakan kerja individu Kontrak jangka panjang dengan pemasok, dan diperlakukan sebagai mitra bisnis sejati yang loyal (kerjasama) Kontrak jangka pendek dengan pemasok, dan diperlakukan sebagai pesaing Berusaha terus menerus menghilangkan penyimpangan Toleransi terhadap penyimpangan Kepusaan pelanggan melalui pelayanan purna jual Kepuasan pelanggan melalui harga dan kualitas produk

Anggaran bahan baku versus aktual Anggaran bahan baku dibandingkan dengan aktual bahan baku baik dalam pembeliannya maupun dalam penggunaannya. Hasil perbandingan itu akan menghasilkan berbagai varian antara lain : Varian pembelian bahan. Varian kuantitas bahan. Varian bauran bahan. Vaarian hasil bahan.

Contoh Sebuah perusahaan pembuat semen memiliki data bahan baku sebagai berikut ; pabrik memiliki biaya standar untuk satuan per 100 ton produk jadi yaitu bahan baku A 55 ton, B 44 ton dan C 11 ton, Harga standar bahan baku per ton A Rp 43,B Rp. 35, C Rp.25. Pembelian bahan baku A 2.000 ton @ Rp 44, B 1.200 ton @ 37, dan C 500 ton @ Rp 24, sedangkan bahan baku yang digunakan dalam proses produksi adalah A 1.870 ton B 1.100 ton, dan C 440 ton; penyimpanan bahan baku dicatat padasaat pembelian bahan baku. Kenyataannya yang terjadi saat ini di pabrik dalam (periode akuntansi satu tahun) adalah bahwa output rill yang dihasilkan adalah 3.234 ton seman jadi siap dijual dipasar.Diminta menghitung varian bahan baku.

Kuantitas standar (unit) Kalkulasi Biaya Standar Material (Jenis) Kuantitas standar (unit) Harga standar (Rp) Total biaya (Rp) Biaya Per unit (Ro) A 55 43 2.365 B 44 35 1.540 C 11 25 275 Jumlah 110 4.180 Biaya per unit total berdasarkan input 110 unit (4.180/110) 38,00 Biaya per unit total berdasarkan output 100 unit (4.180/100) 41,80

Perhitungan penyimpangan harga bahan baku Material Janis Beli Unit Harga Standar (Rp) Harga Aktual (Rp) Varian Harga (Rp) Total Varian A B C 2.000 1.200 500 43 35 25 44 37 24 1 2 +1 -2.000 -2.400 +500 Jumlah penyimpangan harga pembelian bahan baku Keterangan : (-) artinya tidak menguntungankan (unfavorable) (+) artinya menguntungkn (favorable) - 3,900

Berdasarkan Standar Output Perhitungan penyimpanan bauran bahan baku (Material Mix Variance) Perhitungan penyimpangan hasil bauran bahan baku (Material Yiel Variance) Berdasarkan output = (3.410/110)x 100 = 3.100 unit Aktual output = 3.234 unit Penyimpangan (menguntungkan) = 134 unit Nilai penyimpangan = 134 x Rp 41,80 = Rp. 5.601,20 (+) menguntungkan Material (Jenis) Digunakan Quantitas Standar Quantitas Berdasarkan Standar Output Varian Quantitas Harga Standar Total Varian (Rp) A B C 1.870 1.100 440 55/110 x 3.410 = 1.705 44/110 x 3.410 = 1.364 11/110 x 3.410 = 341 165 +264 -99 43 35 25 -7.095 +9.240 -2.475 Jumlah 3.410 Jumlah varian bauran bahan baku -330

Digunakan berdasarkan Perhitungan penyimpangan kuantitas bahan baku (MATERIAL QUANTITY VARIANCE) Aktual output sebesar 3.234 unit seharusnya menggunakan bahan baku sebayak 3.557,4 unit. Standar kuantitas bahan baku untuk A=55/110x3.557.4=1778,70unit; B=44/110x3,557,4=1422,96; C=11/110x3,557,4=355,74 . Perhitunggan Penyimpangan Bahan Baku Material Yield Varian + Material Mix Variance +5601,20+(-330)=Rp 5..271,20 (menguntungkan atau favorable) Catatan : (-) tidak menguntungkan (+) menguntungkan Material (jenis) Digunakan quantitas Standar Quantitas Digunakan berdasarkan Aktual Output Varian Quantitas Total (Rp) A 1.870 55/110x3.557,4=1.778,70 -91,30 -9.325,9 B 1.100 44/110x3.557,4=1.422,98 +322,96 +11.303,6 C 440 11/110x3.557,4= 355,74 -84,26 -2.106,5 Jumlah 3.410 3.557,40 +5.271,2

Perhitungan Penyimpangan Bahan Baku Catatan : (-) tidak menguntungkan (+) menguntungkan Keterangan (Rp) Penyimpangan harga pembelian bahan baku (tm) Penyimpangan hasil bahan baku (m) Penyimpangan bauran bahan baku (tm) 3.900,00 5.271,20 330,00 Jumlah penyimpanan bahan baku (m) 1.041,20

SEKIAN & TERIMAKASIH Selanjutnya Anggaran Tenaga Kerja