KONSEP PENATAAN RUANG PERMUKIMAN ISLAMI

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
GAMBARAN UMUM KOTA SURABAYA
Advertisements

Puslitbang Permukiman 1 BAHASAN POTENSI EMISI CO 2 PADA PRODUKSI BAHAN BANGUNAN RUMAH PERKOTAAN.
PROSES DAN MEKANISME PENYUSUNAN RTRW KABUPATEN
KOTA, WILAYAH HINTERLAND dan SISTEM KOTA-KOTA
KOTA, WILAYAH HINTERLAND dan SISTEM KOTA-KOTA
GAMBARAN UMUM KOTA BANJARMASIN
KONDISI FISIK  Luas dataran total ± 150 KM² pada ketinggian M (DPL)  Kemiringan tanah rata-rata 0-5º ke arah Barat  Ketinggian tanah berkisar.
Klasifikasi/Pengelompokan/ Penggolongan/Stratifikasi
Apakah Desa itu? Merupakan satu bentuk pemukiman di daerah yang berada di luar batas perkotaan. (Sugihen, 1996). Sedangkan pedesaan adalah tempat dimana.
Bab 3 INTERAKSI DESA DENGAN KOTA
APLIKASI PENUNJANG PENERIMAAN ZAKAT PADA MASJID JAMI’ ALAKHYAR MENGGUNAKAN MICROSOFT VISUAL BASIC 6.0 DAN Ilman Miqdad for further detail, please.
Perencanaan Tata Guna Lahan
ISU-ISU PERENCANAAN KONTEMPORER PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
PLPBK Desa Karamat Mulya
KONSEP PENATAAN RUANG PERMUKIMAN ISLAMI
PERENCANAAN WILAYAH REGIONAL PLANNING
KOTA, WILAYAH HINTERLAND
MORFOLOGI DAN STRUKTUR RUANG KOTA
Pengaruh Kebudayaan Asing dalam Arsitektur Indonesia Pertemuan
Setiawargi Menata Diri
NEXTBACKMENU PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PengantarProsesPerencanaan NEXTBACKMENU PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN.
Sejarah Kota Pertemuan 1
MASALAH DAN ISUE-ISUE PEMBANGUNAN PERTANIAN (1)
TATA LETAK BANGUNAN DAN PERANCANGAN RUANG TERBUKA
KLASIFIKASI JALAN Klasifikasi jalan menurut fungsinya dapat digolongkan menjadi: Jalan Arteri, yaitu jalan yang melayani angkutan jarak jauh dengan kecepatan.
TIPOLOGI PERDESAAN NUR ENDAH JANUARTI.
Daya Tarik dan Daya Dorong Kota-Desa
Urbanisasi dalam Perencanaan Wilayah.
PRODUKSI & PERDAGANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Kesehatan Lingkungan Pemukiman
Faktor-Faktor yang Menentukan Lokasi
Pemahaman dan Analisis Iklim Mikro
Spatial approach & perencanaan
TIPOLOGI DESA NEXT BACK MENU
Negara Maju Negara Berkembang
ARAH DAN PRINSIP PEMERINTAHAN DI DAERAH NEXT BACK MENU
Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Lingkungan Hidup Di Kelurahan Bambankerep RW 04 Kecamatan Ngaliyan Semarang Kelompok, Muhammad Baihaqi ( ) Hidayatun.
KEGIATAN EKONOMI PENDUDUK BERDASARKAN PENGGUNAAN LAHAN
Pemanfaatan Sumber Daya ALAM
PEMBANGUNAN DESA NEXT BACK MENU Pengantar Proses Perencanaan
KONSEP DAN KARAKTERISTIK KOTA SERTA PROSES PEMBENTUKANNYA
PEMANFAATAN TANAH PERKOTAAN (Individual VS Kolektif)
SISTEM PANCA WILAYAH (SPW) Five Division System
Pola Pengembangan Desa
TEORI LOKASI EKONOMI REGIONAL Oleh :
Rantau Binuang Nangroe Aceh Darussalam
PENATAAN RUANG DESA PANTAI
Kegiatan Perdagaangan Teori Christaller
PENGENALAN TIPOLOGI DESA
FALSAFAH DAN KOMPONEN FISIK DESA
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL
THEATRE GALLERY AND TRAINING OPERA
METROPOLITAN CIREBON Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan, dan Kabupaten Majalengka Di susun oleh : aditiYA RAMDANI – BALEBAT.
Kebutu han air.
Urbanisasi dan Kontra Urbanisasi
KONSEP PENATAAN RUANG PERMUKIMAN ISLAMI
KULIAH KERJA NYATA PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (KKN PPM) UNIVERSITAS ISLAM MAJAPAHIT 2018 PERENCANAAN KONSEP MINI PLAN GUDANG PRODUKSI CHIPS PORANG.
PERUMAHAN MARJINAL IDENTIFIKASI LOKASI KAWASAN KUMUH “KELURAHAN SUANGGA” ANGGOTA ; 1.SYAHRUL HIDAYAT 2.AHMAD RAHARDI RAMELAN 3.MUH.FATURAHMAN 4.MARDIANA.
CITY BRANDING KOTA BANDUNG
Reviewer Eko Budi Setiawan, S.Kom
WILAYAH PERKOTAAN Dr. Wiwik Sri Utami, MP
POLA PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN SALURAN DRAINASE Studi kasus : Perumahan Pondok Ungu Permai, Kelurahan Kaliabang Tengah,
POLA KERUANGAN DESA UKB GEO XII-01.
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH. “ 2 1.Struktur Organisasi 2.Pembagian Kerja 3.Timeline Kerja 4.Latar Belakang 5.Isu Kab Lebak 6. Isu BWP 3 7. Tujuan Sasaran.
Urbanisasi dalam Perencanaan Wilayah.
TATA GUNA LAHAN DAN TRANSPORTASI. 1. Pendahuluan Untuk melestarikan lingkungan perkotaan yang layak huni, keseimbangan antara fungsi- fungsi tersebut.
Agenda 21 Perumahan dan Permukiman Pertemuan 12
I. Rencana Perkuliahan. Penilaian Akhir 1. Kehadiran: 10 % 2. Tugas kecil/diskusi/presentasi: 10 % 3. UTS: 25 % 4. Tugas Besar: 30 % 5. UAS: 25 %
RDTR Tata ruang untuk investasi. Analisis pengembangan kawasan  Analisis ekternal yang mempengaruhi pengembangan kawasan 1.Arahan pengembangan kawasan.
Transcript presentasi:

KONSEP PENATAAN RUANG PERMUKIMAN ISLAMI NEXT BACK MENU UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG i PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Morfologi dan Tata Ruang Desa KONSEP PENATAAN RUANG PERMUKIMAN ISLAMI

NEXT BACK MENU UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG i PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Morfologi dan Tata Ruang Desa Latar Belakang Pada umunya ilmu-ilmu perencanaan wilayah dan kota sangat dipengaruhi oleh Konsepsi Barat (Kristen) sebagai latar belakang para pencetus teori-teori terkait. Ilmu perencanaan baru berkembang pada abad 20, dan masih kurang perhatiannya dari para peneliti Islam yang memiliki dispilin ilmu perencanaan wilayah dan kota.

Pembobotan Penataan Ruang NEXT BACK MENU UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG i PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Morfologi dan Tata Ruang Desa

Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami NEXT BACK MENU UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG i PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Morfologi dan Tata Ruang Desa Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami

Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami NEXT BACK MENU UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG i PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Morfologi dan Tata Ruang Desa Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami

Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami NEXT BACK MENU UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG i PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Morfologi dan Tata Ruang Desa Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami

Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami NEXT BACK MENU UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG i PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Morfologi dan Tata Ruang Desa Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami

Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami NEXT BACK MENU UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG i PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Morfologi dan Tata Ruang Desa Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami

Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami NEXT BACK MENU UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG i PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Morfologi dan Tata Ruang Desa Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami

Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami NEXT BACK MENU UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG i PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Morfologi dan Tata Ruang Desa Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami

Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami NEXT BACK MENU UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG i PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Morfologi dan Tata Ruang Desa Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami

Alternatif Pola Tata Ruang Permukiman yang Islami NEXT BACK MENU UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG i PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Morfologi dan Tata Ruang Desa Alternatif Pola Tata Ruang Permukiman yang Islami

Lingkungan Perumahan Kota Lingkungan Perumahan Islami NEXT BACK MENU UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG i PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Morfologi dan Tata Ruang Desa Asumsi Dasar Penentuan Besar Standar Untuk Perencanaan Lingkungan Permukiman Islami Dibandingkan Dengan Penentuan Besar Standar Untuk Perencanaan Lingkungan Perumahan Kota No. Unsur Pembentuk Ukuran Lingkungan Perumahan Kota Lingkungan Perumahan Islami 1 Sumber Hukum Petunjuk perencanaan kawasan perumahan kota, DPU, 1987 Al-Quran Al Hadits Petunjuk Perencanaan Kawasan Perumahan Kota, DPU, 1987 2 Struktur Administrasi Pemerintahan : a. 1 RT 30-50 rumah (terdiri dari 150-250 penduduk) dengan asumsi 1 rumah = 5 jiwa) a. 40 rumah (terdiri dari 200 penduduk) dengan asumsi 1 rumah = 5 jiwa b. 1 RW b. Terdiri dari 8-10 RT = 240-500 rumah = 1.200-2.500 jiwa b. Terdiri dari 7 RW 7 RW x 200 jiwa = 1.400 jiwa 7 RT x 40 rumah = 280 rumah c. 1 kelurahan atau lingkungan permukiman c. terdiri dari 10-12 RW = 2.400-6.000 rumah = 12.000-30.000 jiwa c. Terdiri dari 7 RW 7 RW x 1.400 jiwa = 9.800 jiwa 7 RW x 280 rumah = 1.960 rumah d. 1 Kecamatan Terdiri dari 4-6 lingkungan/ kelurahan = 9.600-36.000 rumah =48.000-180.000 jiwa Terdiri dari 7 Kelurahan 7 Kel x 9.800 = 68.600 jiwa 7 kel x 1.960 = 13.720 rumah Sumber : Hasil Analisis Nia Kurniasri, ST. 1998

Perbedaan Signifikan Antara Kota Modern Konvensional dengan Kota Tradisional Muslim No. Kota Modern Konvensional Kota Tradisonal Muslim 1 Organisasi Penggunaan Lahan Organisasi penggunaan lahan sangat tergantung pada kekuatan pasar. Pada wilayah pusat-pusat bisnis dan perdagangan maka nilai lahan dan penggunaan lahan sangat tinggi. Semakin jauh dari pusat bisnis dan perbelanjaan maka nilai lahan dan penggunaan lahan semakin rendah. Organisasi penggunaan lahan sangatt tergantung pada kekuatan religius. Wilayah pusat adalah mesjid pusat, penggunaan lahan antara mesjid pusat dengan mesjid lokal adalah sangat tinggi dan semakin dekat ke pusat ibadah penggunaan lahan dan nilai lahan menurun. 2 Kepadatan Penduduk Semakin mendekati pusat CBD dan pusat perbelanjaan, maka kepadatan penduduk semakin tinggi Mesjid sebagai pusat orientasi. Kepadatan penduduk mencapai puncak pada wilayah antara masjjid pusat dnegan masjid lokal, semakai mendekati pusat ibadah kepadatan menurun dengan porsi penurunan berbeda sesuai dengan tingkat jenjang mesjid. 3 Ciri Perencanaan dan Perancangan Pusat orientasi dan pusat aktivitas adalah CBD dan pusat perbelanjaan Orientasi perencanaan dan perancangan materialistik dan mekanistik Pusat orientasi dan pusat aktivitas adalah mesjid Orientasi perencanaan dan perancangan ”Riligius Oriented dan Spiritual Forces”, sebagai permujudan Kholafatullah fil ard dan aplikasi penciptaan manusia hanya untuk beribadah kepada ALLAH SWT 4 Bentuk Kota ”Bentuk Kota” akibat dari kekuatan pasar (market forces), maka kota tersebut berbentuk piramida, semakin mendekati CBD akan semakin tinggi kepadatan bangunannya dan nilai lahan semaki tinggi. Di wilayah hinterlandnya terdapat daerah industri yang nilai lahannya terendah. ”Bentuk Kota” akibat kekuatan spiritual (Spiritual forces), maka kota tersebut berbentuk seperti terlihat pada gambar 1. Pada pusat tempat ibadah nilai lahan sangat rendah, pada wilayah sekeliling mesjid kepadatan bangunan dan nilai lahan tinggi merata, sedangkan pusat komersial dan jasa menyebar merata. Pada lapisan berikutnya kepadatan bangunan rendah, diikuti oleh industri rumah tangga (kerajinan tangan) dan industri yang tidak mengganggu atau tidak mencemari. Sumber : The Role of The Mosque in Muslim city Design, 1996

NEXT BACK MENU UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG i PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Morfologi dan Tata Ruang Desa Perbedaan “Bentuk Kota antara Modern KOnvensional dengan Kota Tradisonal Muslim (Gambar 1)

NEXT BACK MENU UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG i PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Morfologi dan Tata Ruang Desa Renaissance, Pola Kota Ideal Berdasarkan Skema Magis Dan Ideal (Gambar 2)

NEXT BACK MENU UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG i PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Morfologi dan Tata Ruang Desa Asimilasi Hirarki Tempat Pusat dengan Konsep Struktur Sarang Lebah (Gambar 3)