KELOMPOK DALAM ORGANISASI CHAPTER 4 DR. M. IMAM MUTTAQIJN,MM
MENGAPA MANUSIA BERKELOMPOK Menurut Luthans (2006: 514), jika ada kelompok dalam organisasi, maka anggotanya: Termotivasi untuk bergabung Merasa bahwa kelompok adalah tempat untuk saling berinteraksi dan sebuah kesatuan unit. Memiliki berbagai kontribusi dalam proses organisasi (yaitu beberapa orang memiliki kontribusi dalam hal waktu atau energi lebih dari yang lainnya). Memiliki berbagai pendapat yang disetujui maupun tidak disetujui melalui berbagai bentuk interaksi.
TEORI PEMBENTUKAN KELOMPOK Five stage group development model menurut Robbins, Judge (2008: 359): Pembentukan (forming): memiliki karakteristik besarnya ketidakpastian atas tujuan, struktur, dan kepemimpinan kelompok tersebut. Tahap ini selesai ketika para anggotanya mulai menganggap diri mereka merupakan sebagai bagian dari kelompok. Timbulnya konflik (storming stage): para anggota menerima keberadaan kelompok tersebut, tetapi terdapat penolakan terhadap batasan-batasan yang diterapkan kelompok tersebut terhadap setiap individu. Terdapat konflik siapa yang akan mengendalikan kelompok tersebut. Ketika selesai terdapat hirarki yang jelas atas kepemimpinan. Normalisasi (norming stage): menunjukkan kekohosifan, tahap ini selesai ketika struktur kelompok tersebut menjadi solid dan telah mengasimilasi serangkaian ekspektasi umum definisi yang benar atas perilaku anggota. Berkinerja (peforming): struktur telah sepenuhnya fungsional dan dierima. Energi kelompok telah berpindah dari saling mengenal dan memahami menjadi mengerjakan tugas yang ada. Pembubaran (adjourning stage): pada tahap ini kelompok tersebut mempersiapkan diri untuk pembubarannya. Respon dari anggota bervariasi ada yang bergabung lainnya merasa tertekan atas kehilangan persahabatan dan pertemanan.
JENIS-JENIS KELOMPOK Robbins, Judge (2008:356) mengklasifikasi kelompok sbb: Kelompok formal: kelompok kerja yang ditugaskan dan didefinisikan oleh struktur organisasi. Kelompok informal: kelompok yang tidak berstruktur formal maupun secara organisasional timbul sebagai respons terhadap kebutuhan akan kontak sosial. Kelompok komando: kelompok yang terdiri atas individu-individu yang melapor secara langsung kepada seorang manajer. Kelompok tugas: mereka yang bekerja bersama untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Kelompok kepentingan: mereka yang bekerja bersama untuk mencapai suatu tujuan dengan kepentingan masing-masing. Kelompok persahabatan: mereka yang berkumpul bersama karena mereka memiliki satu atau lebih persamaan karakteristik.
HAL-HAL MENGENAI KELOMPOK Robbins, Judge (2008) menjelaska hal-hal mengenai kelompok: Peran: serangkaian pola perilaku yang diharapkan dikaitkan erat dengan seseorang yang menempati posisi tertentu dalam sebuah unit sosial. Norma: standar-standar perilaku yang dapat diterima dalam sebuah kelompok yang dianut oleh para anggota kelompok. Status: sebuah definisi atau pangkat yang didefinisikan secara sosial yang diberikan kepada kelompok atau anggota kelompok orang lain. Ukuran, kelompok yang lebih kecil cenderung cepat dalam menyelesaikan tugas daripada kelompok yang lebih besar, tetapi jika kelompok terlibat dalam pemecahan masalah, kelompok besar lebih baik daripada kelompok kecil. Kekohesifan: tingkat dimana para anggota kelompok saling tertarik satu sama lain dan termotivasi untuk tinggal di dalam kelompok tersebut.