Rencana Program Karya Prioritas
Mengamalkan Pancasila dalam Katekese Kebangsaan: Mengamalkan Pancasila dalam terang iman Katolik
Bentuk kegiatan: Kaderisasi/Semiloka bagi Pelayan Pastoral Paroki Pelaksanaan kegiatan: dilaksanakan per Dekenat. Setiap paroki mengirimkan 10 wakil Waktu dan tempat: Pusat Pastoral Samadi Klender, 2 hari untuk masing-masing Dekenat (Sabtu- Minggu)
Tujuan Program Karya Prioritas Menyadari Memikirkan Melaksanakan arti penting pengamalan Pancasila dalam terang iman Katolik cara mewujudkan pengamalan Pancasila dalam terang iman Katolik pengamalan Pancasila dalam terang iman Katolik di paroki masing-masing
Materi (Bahan Ajar) Program Karya Prioritas Membangun toleransi (kerukunan) Memperjuangkan Tegaknya Hak Asasi Manusia Mencintai Tanah Air (Patriotisme) Bertanggung-jawab di bidang politik Membela dan berbelarasa pada orang miskin 2 Asas Menghormati Martabat Manusia (Kej 1:26-27) Mengasihi sesama seperti diri sendiri (Mat 22:37-40)
Program Karya Prioritas Timeline Program Karya Prioritas Apr 17 – Feb 18 Penyusunan Modul Pemesanan tempat Mar – Apr 2018 Sosialisasi Program Karya Prioritas Perencanaan bersama Dekenat Mei – Ag 2018 Pelaksanaan Semiloka Evaluasi
Tidak mudah menyusun modul (buku) seperti ini, sebab: Ambiguitas konteks masyarakat dalam Alkitab Keterlambatan sikap Gereja terhadap ke-bhinneka-an Praktik kehidupan yang tidak konsisten
Presiden Soekarno, menyampaikan bahwa gotong royong merupakan “jiwa” masyarakat Indonesia pada sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada tahun 1945. Maka setelah memeras Pancasila menjadi Trisila, beliau memerasnya lagi menjadi Ekasila, yang tak lain adalah Gotong Royong. Filosofi Gotong Royong dalam berbagai versi lokalnya seperti: Gugur Gunung dan Sambatan (Jawa), Song-osong Lombhung (Madura), Sabilulungan (Jawa Barat), Ngayah (Bali), Pawodha (NTT), Helem Foi Kenambai Umbai (Papua), Bari (Maluku utara), Alang Tulung (Aceh), Ammossi (Sulawesi Selatan), Mapalus (Sulawesi Utara), Paleo (Kalimantan Timur), Hoyak Tabuik (Sumatera Barat), Siadapari (Sumatera Utara), Pela Gendhong dan Masohi (Maluku), Batobo (Riau), Nganggung (Bangka Belitung), Pelarian (Jambi), Sakai-sambaian (Lampung), Nyempolo (Kalimantan Selatan), Hileiya (Gorontalo), dst.
Dr. Yudi Latif, ketua Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP Pancasila) menulis dalam bukunya: “Semua sila (dalam Pancasila) dipersatukan oleh cinta kasih. Semangat cinta kasih itulah yang dalam kata kerjanya disebut Bung Karno dengan istilah “gotong royong”. (Yudi Latif, Revolusi Pancasila, 2017, hal. 44) "Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?“ Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.“ (Mat 22: 36-40; bdk. GS 24).