KARAKTERISTIK TAHAP PERKEMBANGAN REMAJA Kelompok VII : 1. Veronika Ina Kuma (2014016007) 2. Yohanes Ancis B. Kedang (2014016018 ) 3. Hastiti Priyani (2014016031) 4. Amuran Wenda (2014016001) La Herfin (2014016026) Hermawanto (2014016022)
A. Pengertian Remaja Remaja dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa latin adolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan atau dewasa”. Perkembangan lebih lanjut, istilah adolescence sesungguhnya memiliki arti mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock,1991). Istilah adolescence, seperti yang dipergunakan saat ini, mempunyai arti yang lebih luas, mencakup kematangan mental, emosional, Sosial, dan fisik.
Piaget (121) mengatakan; ”Secara psikologi, masa Remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarkat dewasa, usiadimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada pada tingkatan yang sama, sekurang- kurangnya dalam masalah baik integrasi dalam masyarakat (dewasa) mempunyai banyak aspek efektif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber. termasuk juga perubahan intelektual yang mencolok. Tranformasi intelektual yang khas dari cara berpikir Remaja ini memungkinkannya untuk mencapai integrasi dalam hubungan social orang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode perkembangan”.
B. Karakteristik Remaja Beberapa karateristik yang terjadi pada masa remaja sebagai berikut: 1. Perkembangan Biologis Perubahan fisik yang terjadi pada remaja terlihat pada saat masa pubertas yaitu meningkatnya tinggi dan berat badan serta kematangan sosial. Diantara perubahan fisik itu, yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh (badan menjadi semakin tinggi). Selanjutnya, mulai berfungsinya alat-alat reproduksi (ditandai dengan haid pada wanita dan mimpi basah pada laki-laki) dan tanda-tanda seksual sekunder yang tumbuh (Sarwono, 2006:52).
Perry&Potter (2005:690) mengungkapkan bahwa empat fokus utama perubahan fisik adalah : 1. Peningkatan kecepatan pertumbuhan skelet, otot dan visera. 2. Perubahan spesifik-seks, seperti perubahan bahu dan lebah pinggul. 3. Perubahan distribusi otot dan lemak. 4. Perkembangan sistem reproduksi dan karakteristik seks sekunder. Pada dasarnya perubahan fisik remaja disebabkan oleh kelenjar pituitary dan kelenjar hypothalamus. Kedua kelenjar itu masing-masing menyebabkan terjadinya pertumbuhan ukuran tubuh dan merangsang aktifitas serta pertumbuhan alat kelamin utama dan kedua pada remaja (Sunarto & Agung Hartono, 2002:94).
2. Perkembangan Kognitif Menurut Piaget (dalam Santrock, 2002:15) pemikiran operasional formal berlangsung antara usia 11 sampai 15 tahun. Pemikiran operasional formal lebih abstrak, idealis, dan logis daripada pemikiran operasional konkret. Piaget menekankan bahwa remaja terdorong untuk memahami dunianya karena tindakan yang dilakukannya penyesuaian diri biologis. Secara lebih nyata mereka mengaitkan suatu gagasan dengan gagasan lain.
Mereka bukan hanya mengorganisasikan pengamatan dan pengalaman akan tetapi juga menyesuaikan cara berfikir mereka untuk menyertakan gagasan baru karena informasi tambahan membuat pemahaman lebih mendalam. Remaja berpikir lebih abstrak dibandingkan dengan anak-anak misalnya dapat menyelesaikan persamaan aljabar abstrak. Remaja juga lebih idealistis dalam berpikir seperti memikirkan karakteristik ideal dari diri sendiri, orang lain dan dunia. Remaja berfikir secara logis yang mulai berpikir seperti ilmuwan, menyusun berbagai rencana untuk memecahkan masalah dan secara sistematis menguji cara pemecahan yang terpikirkan. Dalam perkembangan kognitif, remaja tidak terlepas dari lingkungan sosial. Hal ini menekankan pentingnya interaksi sosial dan budaya dalam perkembangan kognitif remaja.
3. Perkembangan Sosial Potter&Perry (2005:535) mengatakan bahwa perubahan emosi selama pubertas dan masa remaja sama dramatisnya seperti perubahan fisik. Masa ini adalah periode yang ditandai oleh mulainya tanggung jawab dan asimilasi penghargaan masyarakat. Santrock (2003:24) mengungkapkan bahwa pada transisi sosial remaja mengalami perubahan dalam hubungan individu dengan manusia lain yaitu dalam emosi, dalam kepribadian, dan dalam peran dari konteks sosial dalam perkembangan. Membantah orang tua, serangan agresif terhadap teman sebaya, perkembangan sikap asertif, kebahagiaan remaja dalam peristiwa tertentu serta peran gender dalam masyarakat merefleksikan peran proses sosial- emosional dalam perkembangan remaja.
John Flavell (dalam Santrock, 2003:125) juga menyebutkan bahwa kemampuan remaja untuk memantau kognisi sosial mereka secara efektif merupakan petunjuk penting mengenai adanya kematangan dan kompetensi sosial mereka. Pencarian identitas diri merupakan tugas utama dalam perkembangan psikososialadolescence. Remaja harus membentuk hubungan sebaya yang dekat atau tetap terisolasi secara sosial (Potter&Perry, 2005:693). Pencarian identitas diri ini meliputi identitas seksual, identitas kelompok, identitas keluarga, identitas pekerjaan, identitas kesehatan dan identitas moral.
C. Tahap-tahap Perkembangan Masa Remaja Menurut konopka (Pikunas, 1976) masa remaja ini meliputi: a. remaja awal: 12-15 tahun; (early adolescence) Seorang remaja pada tahap ini terheran-heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan itu. Kepekaan yang berlebih-lebihan ini ditambah dengan berkurangnya kendali terhadap “ego” menyebabkan para remaja awal ini sulit mengerti dan dimengerti orang dewasa.
b. Remaja madya; 15-18 tahun; (middle adolescence) Remaja sangat membutuhkan kawan-kawan. Ada kecendrungan “narcistic”, yaitu mencintai diri sendiri, dengn menyukai teman-teman yang punya sifat-sifat yang sama dengan dirinya. Selain itu ia berada dalam kondisi kebingungan. Remaja harus membebaskan diri dari Oedipoes Complsx (perasaan cinta pada diri sendiri dari pada masa kanak-kanak) dengan mempererat hubungan dengan kawan-kawan dari lain jenis.
c. Remaja akhir: 19-22 tahun. (late adolescence) Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian 5 hal, yaitu: 1. Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek. 2. Egonya yang mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru. 3. Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi 4. Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain. 5. Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya(private self) dan masyarakat umum (th public).
Sementara salzman mengemukakan, bahwa remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung (dependence) terhadap orang tua kearah kemandirian (independence), minat-minat seksual, perenungan diri, dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika.
Saran Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja menimbulkan berbagai konflik batin maupun psikis. Orang tua harus benar-benar memahami konsekuensi perubahan pada remaja. Sementara itu, guru dapat dijadikan tempat konseling untuk remaja sebagaimana peran guru dan sebagai guru yang menghadapi permasalahan remaja senantiasa memberikan bimbingan atau konseling yang baik atau yang tidak memojokkan remaja tersebut dalam masalah yang dihadapinya.
Daftar Pustaka Izzaty, rita eka, dkk. (2008). Perkembangan Pesreta Didik. UNY Press http://rudisiswoyo89.blogspot.com/2013/11/karakteristik-perkembangan-remaja.html di unduh hari, jumat, 13 maret 2015 pukul 16.00 WIB http://descaholic.blogspot.com/2012/02/makalah-perkembangan-masa-remaja.html di unduh hari jumat, 13 maret 2015 pukul 16.20 WIB https://dianmutiarach.wordpress.com/2012/12/12/makalah-pertumbuhan-dan-perkembangan-remaja di unduh hari jumat, 13 maret 2015 pukul 16.40 WIB