Hakikat sistem sumber dalam pelayanan kesejahteraan sosial Sumber merupakan konsep dasar yang sering digunakan dalam praktek pekerjaan sosial seperti halnya kebutuhan, masalah atau situasi. kemampuan berfungsi sosial dan masalah sosial bergantung pada keseimbangan pertukaran sumber-sumber antara orang- orang dengan lingkungannya.
Pada kenyataannya di dalam masyarakat sumber-sumber terbagi-bagi secara tidak merata. Hal ini dikarenakan distribusi sumber-sumber dalam masyarakat hanya sekelompok kecil orang-orang berkuasa yang menguasai sumber, sementara sebagian besar penduduk lainnya yang miskin dan melarat juga membutuhkan sumber-sumber namun tidak dapat menjangkau .
PENGERTIAN SISTEM SUMBER Sumber adalah segala sesuatu yang memiliki nilai , sesuatu yang berada dalam simpanan atau telah tersedia, dimana orang dapat menggali dan menggunakan sebagai alat sehingga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan atau memecahkan masalah. ( Max Siporin , 1975 : 22 ).
Sumber pelayanan kesejahteraan sosial adalah asset yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan atau menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesejahteraan sosial. Asset ini dapat berupa daya, dana, barang, jasa, peluang jalur atau informasi yang dikuasai dan dapat digunakan secara syah untuk keperluan pelayanan kesejahteraan sosial (Holil Soelaiman : 1991).
Agar dapat menyediakan pelayanan- pelayanan kesejahteraan sosial secara efektif, maka para pekerja sosial perlu memiliki pengetahuan keahlian mengenai seluruh bidang-bidang sumber sosial, serta ketrampilan-ketrampilan membantu orang dengan memberikan penghargaan atas martabatnya.
Manfaat sistem sumber bagi pelayanan kesejahteraan sosial adalah 1) Menunjang dan mendukung kegiatan pelayanan kesejahteraan sosial 2) Untuk mengefektifkan kegiatan pelayanan kesejahteraan sosial. 3) Memenuhi kebutuhan dan pemecahan masalah bagi lembaga pelayanan kesejahteraan sosial
Siporin (1975 : 22-25) membedakan jenis-jenis SKS berdasarkan kategori sebagai berikut : Sumber Internal dan Eksternal Sumber internal adalah sumber yang berada pada diri klien sendiri. Sumber ini dapat berupa kecerdasan, imajinasi, kreativitas, kepekaan, motivasi, semangat, karakter moral, kekauatan fisik, stamina, energi, kemenarikan (attractiveness), pengalaman hidup, keyakinan agama dan pengetahuan atau kemampuan tertentu yang dimiliki klien (Dubois dan Miley, 1992; Lawton, 1980). Sumber eksternal adalah sumber yang berada di luar diri klien yang dapat berbentuk harta kekayaan, prestise, pekerjaan tetap, saudara yang kaya, teman yang berpengaruh atau hak mendapatkan jaminan pensiun.
Sumber Offisial dan Non-Ofisial Sumber offisial pada dasarnya merupakan tokoh- tokoh formal yang memiliki kompetensi khusus, seperti pekerja sosial, kepala desa, polisi, pengacara, atau lembaga yang dianggap dapat mewakili masyarakat, seperti badan-badan pelayanan kesejahteraan sosial, sekolah, rumah sakit. Sumber non-offisial menunjuk pada lembaga- lembaga informal, seperti keluarga, kerabat, tetangga yang biasanya memberikan dukungan emosional atau material pada keadaan-keadaan tertentu. Sumber offisial dan non-offisial juga dapat berasal dari diri klien sendiri, misalnya pekerjaan atau jabatan formal klien (sumber offisial), atau pengetahuan, keterampilan, sikap, harta kekayaan klien (sumber non-offisial).
Sumber Manusia dan Non-manusia Sumber manusia adalah orang, baik dalam pengertian individual maupun kolektivitas, yang memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk memecahkan masalah. Sedangkan sumber non-manusia dapat berupa barang, benda atau materi, sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan dalam memenuhi kebutuhan tertentu.
Adapun jenis-jenis SKS menurut McNeil dan King adalah : Sumber kesehatan (health resources), seperti rumah sakit, PUSKESMAS, klinik gigi, klinik mental. Aspek-aspek yang perlu diidentifikasi dari sumber ini adalah : Kebijakan-kebijakan, praktek-praktek dan keterbatasan-keterbatan pelayanan. Praktek-praktek admisi/pendaftaran (elijibilitas dan daftar tunggu) Jarak dari masyarakat.
Sumber Kesejahteraan (welfare resources), seperti lembaga pelayanan kemanusiaan, organisasi sosial, LSM, dan pusat-pusat pelayanan sosial lainnya. Kebijakan-kebijakan, praktek-praktek dan keterbatasan-keterbatan pelayanan. Praktek-praktek admisi/pendaftaran (elijibilitas, daftar tunggu, drop-out setelah intake, pelayanan jangka pendek). Jarak dari masyarakat.
Sumber Pendidikan (educational resources), seperti sekolah formal, sekolah kejuruan dan lembaga-lembaga pendidikan lainnya. Kebijakan--kebijakan, praktek-praktek dan keterbatasan-keterbatan pelayanan. Program-program yang ditawarkan. Biaya dan prosedur-prosedur pembayaran. Lokasi.
Sumber perumahan (housing resources), baik yang dikelola oleh pemerintas maupun swasta. Kondisi dan stock perumahan. Ketersediaan unit-unit perumahan yang secara khusus mengatur pelayanan bagi kelompok- kelompok sasaran tertentu. Keterlibatan pemilik atau penyewa rumah dalam menentukan kebijakan.
Fasilitas Rekreasi (recreation facilites), baik yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta. Pusat-pusat pelayanan rekreasi Tempat-tempat rekreasi, seperti taman, gelanggang remaja. Pelayanan-pelayanan khusus bagi kelompok-kelompok sasaran tertentu.
Sumber-sumber tambahan Lembaga dan sistem peradilan Lembaga-lembaga advokasi bagi masyarakat (sumber : Domodifikasi dari Netting, Kettner, dan McMurty, 1993 : 86).
Sedangkan Dubbois & Milley membagi ruang lingkup sebagai berikut : Sumber personal yaitu segala sesuatu yang ada dalam diri manusia seperti motivasi, kecerdasan, kemampuan, pengalaman, ketrampilan dll Sumber Interpersonal yaitu berkaitan dengan interaksi atau hubungan dengan sesame manusia seperti keakraban, pertemanan, persaudaraan, kasih sayang dll Sumber Kemasyarakatan yaitu Organisasi pelayanan sosial, dana, pelayanan, pembinaan, Sarana dan prasarana dan fasilitas/alat-alat kegiatan
Allan Pincus dan Minahan membagi ruang lingkup sistem sumber kesejahteraan social menjadi tiga : Sistem sumber informal atau alamiah, seperti : keluarga, kerabat, sahabat atau tetangga. Sistem sumber formal yaitu sistem sumber yang tersedia hanya oleh karena menjadi anggota atau melalui ke anggotaan dari suatu organisasi, misalnya : Serikat Pekerja. sistem sumber kemasyarakatan yaitu sistem sumber yang terbuka untuk umum yang memerlukannya seperi sekolah, rumah sakit, panti asuhan, panti werdha dan lain-lain.
STRATEGI PENDAYAGUNAAN SKS SEMUA JENIS SUMBER-SUMBER DI ATAS MEMILIKI SATU ATAU LEBIH DARI NILAI-NILAI BERIKUT INI : NILAI PSIKIS, SOSIAL, EKONOMIS DAN POLITIS, YANG DAPAT DIGUNAKAN DALAM PRAKTEK PEKERJAAN SOSIAL. NAMUN DEMIKIAN, TIDAK SEMUA SUMBER SECARA OTOMATIS MAMPU DIMANFAATKAN, KARENA DALAM SITUASI DAN KONDISI TERTENTU TERJADI HAL-HAL BERIKUT INI :
SUMBER YANG DIBUTUHKAN TIDAK TERDAPAT ATAU TIDAK DIKETAHUI KEBERADAANNYA, ATAU MESKIPUN ADA, SUMBER TERSEBUT TIDAK DAPAT MENYEDIAKAN PELAYANAN YANG DIPERLUKAN. SUMBER YANG DIPERLUKAN MUNGKIN TERSEDIA, NAMUN ORANG TIDAK MENGETAHUI BAGAIMANA MENJANGKAU DAN MENGGUNAKAN SUMBER TERSEBUT. KARENANYA, SESEORANG MUNGKIN TIDAK MAU MENGGUNAKAN SUMBER TERSEBUT KARENA BERTENTANGAN DENGAN KEPERCAYAAN YANG DIYAKININYA
PROSES PENDAYAGUNAAN SKS ANALISIS KEBUTUHAN. MENGUMPULKAN DATA DAN INFORMASI MENGENAI KEBUTUHAN KLIEN. APA KEBUTUHAN KLIEN? DIMANA KEBUTUHAN KLIEN ITU DAPAT DI PENUHI? DAN BAGAIMANA KEBUTUHAN TERSEBUT DI PENUHI? IDENTIFIKASI SUMBER. MENEMUKAN DAN MENENTUKAN SUMBER YANG SESUAI DENGAN KEBUTUHAN KLIEN. MOBILISASI SUMBER. MENGGALI SUMBER DAN ATAU MENGHUBUNGKAN SUMBER DENGAN KLIEN. SELANJUTNYA MEMANFAATKAN SUMBER TERSEBUT DALAM PROSES PEMENUHAN KEBUTUHAN KLIEN. MANAJEMEN SUMBER. MENGATUR PENGALOKASIAN DAN PENGGUNAAN SUMBER AGAR PROSES PEMENUHAN KEBUTUHAN KLIEN BERHASIL SECARA OPTIMAL DAN MELEMBAGA.