Pertemuan 25 Lendutan dan Putaran Sudut pada Balok diatas 2 Tumpuan

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Syarat Untuk menentukan balok Conjugate
Advertisements

Pertemuan 23 Titik Berat Benda dan Momen Inersia
Pertemuan 7 METODE DISTRIBUSI MOMEN
Gaya Geser Pada Penampang Beton Prategang Pertemuan 12
Pertemuan 3 Mencari Titik Berat Penampang Majemuk
Pertemuan 23 Metode Unit Load
Pertemuan 24 Diagram Tegangan dan Dimensi Balok
Matakuliah : S0512 / Perancangan Struktur Baja Lanjut
Pertemuan 26 Lendutan dan Putaran Sudut pada Balok Kantilever
Pertemuan 05 dan 06 Keseimbangan
Pertemuan 5 Balok Keran dan Balok Konsol
Pertemuan 15 Flexibility Method
Pertemuan 10 Gaya – gaya dalam
Pertemuan 07 Keseimbangan pada Konstruksi Rangka Kuda-Kuda
Pertemuan 21 Tegangan Geser, Lentur dan Normal
Pertemuan 13 IKATAN TEMBOK
Pertemuan 8 METODE DISTRIBUSI MOMEN
Pertemuan 21 Stiffnes method
Matakuliah : R0022/Pengantar Arsitektur Tahun : Sept 2005 Versi : 1/1
Pertemuan 26 Conjugate Beam Method
1 Pertemuan 25 Mathrix laboratory Matakuliah: S0114 / Rekayasa Struktur Tahun: 2006 Versi: 1.
Pertemuan 1 Pengantar Mekanika Bahan
Pertemuan 14 Hukum Castigliano I
Pertemuan 13 Hukum Castigliano I
Pertemuan 8 Analisis Balok Menerus
1 Pertemuan 7 Diferensial Matakuliah: R0262/Matematika Tahun: September 2005 Versi: 1/1.
Matakuliah : R0262/Matematika Tahun : September 2005 Versi : 1/1
Pertemuan 10 Reaksi pada Balok Gerber
Pertemuan 03 dan 04 Keseimbangan
Pertemuan 3 – Metode Garis Leleh
Pertemuan 24 Metode Unit Load
Pertemuan 4 MOMEN DAN KOPEL
Pertemuan 01 Dasar-Dasar Mekanika Teknik
Pertemuan 09 s.d. 14 Gaya Dalam
Pertemuan 19 Besaran dan Sifat Batang (Secara Grafis)
Pertemuan 5 GAYA-MOMEN DAN KOPEL
Matakuliah : R0262/Matematika Tahun : September 2005 Versi : 1/1
Pertemuan 5 METODE DISTRIBUSI MOMEN
MENGHITUNG LENTURAN DENGAN METODE BALOK-BALOK KECIL
Pertemuan 17 Tegangan Lentur dengan Gaya Normal yang bekerja Sentris
Pertemuan 10 ANALISA GAYA PADA KERANGKA BATANG
Pertemuan 6 Jari-jari girasi
CONTOH SOAL (SINGULARITY METHODE)
TEORI CASTIGLIANO UNTUK MENGHITUNG DEFLEKSI
Pertemuan 03 Macam Perletakan dan Stabil / Labilnya Konstruksi
PERENCANAAN KEKUATAN BATAS Pertemuan 04
Matakuliah : S0024/Mekanika Bahan Tahun : September 2005 Versi : 1/1
CONTOH SOAL INTEGRAL GANDA
Pertemuan 11 Struktur Pelengkung 3 Sendi
Pertemuan 8 SFD DAN BMD PADA BALOK
Pertemuan 3 Metode Gaya Dan Metode Perpindahan
Pertemuan 12 Konstruksi komposit
Pertemuan 18 Besaran dan Sifat Batang (secara analitis)
Pertemuan 16 Tegangan pada Balok (Tegangan Lentur Murni)
Pertemuan 20 Tegangan Geser
Matakuliah : S0024/Mekanika Bahan Tahun : September 2005 Versi : 1/1
Pertemuan 17 Konstruksi Rangka Batang
Pertemuan 9 Algoritma Program Analisis Balok
Pertemuan 3 Diferensial
Matakuliah : R0262/Matematika Tahun : September 2005 Versi : 1/1
Pertemuan 12 Energi Regangan
Pertemuan 19 Tegangan Lentur dengan Gaya Normal yang bekerja Eksentris
MENERAPKAN ILMU STATIKA DAN TEGANGAN
Pertemuan 11 Torsi dan Tekuk pada Batang
Pertemuan 3 Pembebanan Rangka Atap
Pertemuan 6 METODE DISTRIBUSI MOMEN
Pertemuan 20 Sambungan Batang Kuda-Kuda
Pertemuan 25 Conjugate Beam Method
Prategang Pada Struktur Statis Tak Tentu Pertemuan 13
DEFLEKSI ELASTIS BALOK METODA MOMEN AREA. Teorema bidang-momen 1 Sudut dalam radian atau beda kemiringan antara dua garis singgung pada kurva elastis.
Transcript presentasi:

Pertemuan 25 Lendutan dan Putaran Sudut pada Balok diatas 2 Tumpuan Matakuliah : R0262/Mekanika Teknik Tahun : September 2005 Versi : 1/1 Pertemuan 25 Lendutan dan Putaran Sudut pada Balok diatas 2 Tumpuan

Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Menerangkan lendutan yang terjadi pada sistem struktur dengan metode conyugated

Outline Materi Metode konyugated Bidang-bidang momen dan titik beratnya Bidang momen dianggap sebagai beban

Metode Konyugat Mendeferensial persamaan lendutan dengan baik memberikan hubungan berikut : E.I.y = lendutan E.I.dy/dx = kemiringan E.I.d2y/dx2 = momen = M E.I.d3y/dx3 = geser = V = dM/dx E.I.d4y/dx4 = beban = dV/dx = d2M/dx2

Mx = ½ qx2 l y q kg/m

Hubungan antara lendutan, kemiring-an dan momen sama seperti hubung-an antara momen, geser dan beban. Cara ini memerlukan penggambaran bidang momen karena bidang momen akan dianggap sebagai beban fiktip. Jadi secara singkat cara ini dapat dikatakan sebagai berikut : Gambar bidang momen Anggap bidang momen sebagai beban dengan cara menentukan titik beratnya, yaitu melalui luasan bidang momen tersebut. Tentukan reaksi (Rx`) akibat beban fiktip.

 adalah besaran putaran sudut yang terjadi sama dengan besar gaya lintang/reaksi baru (Rx`) dibagi dengan E.I  adalah besaran lenturan yang terjadi sama dengan statis momen dari luas bidang momen yang dianggap sebagai muatan terhadap potongan yang ditanyakan dibagi E.I

Bidang-Bidang Momen Sederhana dengan Titik Beratnya Segitiga sembarang a b 1/3 (l + a) L 1/3 (l + b) Pab l L = Pab 2

Segitiga empat l L = l . h max h max

Segitiga siku-siku L = ½ l . h max h max 2/3 l 1/3 l

Parabola cekung L = 1/3 l . h max 3/4 l h max = ½ q l 2 1/4 l

Parabola cembung h max 1/8q(2l ) 2 L = 1/3 b h max 5/8 l 3/8 l a b

Parabola (pangkat 3) h max =1/6 q l 2 L = 1/4 b h max 1/5 l 4/5 l a b